Share

Dilupakan

Intan menangisi dirinya, kehampaan serasa merenggut seluruh jiwanya. Ditepi danau kecil berair jernih itu Intan meraung menyesali apa yang dilihatnya.

"Andaikan aku datang kemarin mungkinkah akupaku kesempatan untuk berbicara? Aku ingin membicarakan Bastian. Seorang anak yang telah menunggu sekian lama!"

Intan tak sanggup memikirkannya.

"Baskoro, aku bahkan tidak pernah lupa sedetik pun." Intan menangis sejadinya.

Sementara itu Baskoro masih dalam kebingungan. Wanita yang selama ini dicarinya bahkan hadir disaat yang tidak tepat. Karena bingung dia hanya berjalan mondar-mandir di dalam kamarnya. Hingga Wulan masuk dan melihat ketegangan  Baskoro di wajahnya. Tetapi Baskoro justru berlari keluar dan menyambar motor trail milik Waluyo. Berusaha mengejar Intan yang sudah melaju.

Intan mengerem mendadak ketika sebuah motor mendahuluinya dan berhenti tepat didepannya. Dia mengenali pria bermotor itu, tapi Intan tak menyangka Baskoro akan menyusulnya sejauh ini.

Baskoro membuka pintu mobil dan menarik Intan keluar dengan kasar lalu menghimpitnya di sisi mobil.

"Nona Intan Wijaya, apa yang anda lakukan di sini?!" Baskoro membentak Intan. Meskipun terkejut Intan berusaha tenang.

"Mengapa diam saja?  Pastinya Anda sengaja datang dihari seperti ini untuk mengacaukan saya hah?!" Intan melihat manik mata Baskoro tak perduli seberapa marahnya pria dihadapannya ini. Intan sangat rindu, bahkan manik mata itu selalu dilihatnya didalam diri Bastian.

Air mata Intan berderai seperti ditumpahkan, tapi haruskah semua itu dijelaskan ?! Disaat semua itu sudah berakhir.

"Apa yang kau lakukan hah?!" Sekali lagi Baskoro menghardiknya dan bahkan mencengkram kedua lengannya.

"Apakah kamu sudah melupakanku ?" lirih Intan. Diapun menahan rasa sakit dalam cengkeraman Baskoro.

"Tentu saja! Aku sudah membuang semua masa lalu yang terlalu pahit itu. Aku sudah melupakan semuanya tentang dirimu. Jadi pergilah dan jangan pernah menemuiku.!"

"Kalau begitu, apakah kamu sudah melupakan pernikahan kita ?!" Intan berkata-kata dengan sangat memelas.

Baskoro melepaskan cengkraman tangannya. Tapi sorot mata kemarahannya tidaklah reda.

"Aku bisa melupakanmu, tapi aku tidak bisa melupakan bagaimana kamu menipuku. Berpura-pura menjadi gadis miskin dan berpura-pura bahagia disampingku. Aku bahkan tertipu bertahun tahun lamanya lalu membuatku hampir gila ?!" Suara Baskoro lebih mirip dengan geraman serigala.

"Hahhh!" Baskoro menghantam mobil dengan kap rendah itu yang cukup membuat Intan berjingkat karena terkejut.

Intan menerawang, mengingat kejadian lima tahun yang lalu. Bagaimana dia diseret dan dipukuli ayahnya. Lalu disekap didalam jet pribadi milik ayahnya lalu dibuang disebuah Villa di Australia. Dan penderitaan yang dirasakannya bertambah lagi setelah mengetahui bahwa dirinya hamil. Dia harus berjuang mati matian untuk menyembunyikan bayi mungil itu. Syukurnya seluruh penghuni Villa menyelamatkannya dengan membawa  bayi mungil itu secara sembunyi-sembunyi dan mengasuhnya.

Bagaimana mungkin Baskoro melihatnya sebagai orang yang lari setelah menipunya?

"Intan, apa yang terjadi di antara kita telah berakhir. Bahkan ayahmu dengan sukarela memberikan selembar surat cerai dengan memalsukan tanda tanganku!" 

"Baskoro, itu hanyalah keinginan Ayahku. Tapi bagaimana denganku? Apa artinya aku ini bagimu? Surat cerai itu hanya palsu, tidak akan merubah apapun pada kita!"

"Tidak! Kamu lihat bukan? Kamu lihat bagaimana aku telah menikahi wanita lain. Kamu hanyalah orang yang telah aku lupakan. Pergilah!"

Intan menghiba, menangis dengan tangisan yang menyayat. Tapi Baskoro tak perduli. Dia hanyalah seorang wanita yang telah dilupakannya. Dia hanyalah mantan. Tidaklah lebih dari itu.

Baskoro melangkah pergi, menstarter motor trail itu dan berlalu dari hadapan Intan.

Tak kuasa mendapat perlakuan Baskoro Intan menangis di dalam mobil itu. Sebagai seorang wanita Ia merasa sangat bersalah. Ia gagal dan terlambat menyelamatkan segalanya.

Andaikan dia datang beberapa hari sebelum ini, andaikan tadi dia sanggup mengatakannya meskipun terlambat, andaikan....Bahkan tak bisa sepatah katapun ia akan sanggup bercerita kepadanya tentang apa yang dihadapinya selama ini.

###

"Mommy...kenapa Mommy menangis?" Bastian mengusap pipi mommynya.

"Tidak apa apa sayang, mommy tidak menangis."

"Tapi Mommy, mata Mommy selalu merah dan keluar air mata, apa Mommy menangis karena tidak menemukan Daddy ?"

Intan diam seribu bahasa. Letih itu belum hilang bahkan setelah dua hari berlalu. Semangat hidupnya seakan memudar. 

Didalam ingatannya, melihat Baskoro yang telah sangat berubah. Kulit wajahnya yang dulu putih berseri , sekarang telah berubah hitam tak terawat. Dikanan kiri rahang nya ditumbuhi rambut-rambut brewok yang lebat. Sorot matanya yang dulu penuh cinta sekarang menggelap penuh kebencian.

Dan kenyataan dia telah menikah membuatnya frustasi. 

"Mommy..." Bocah itu memeluk ibunya penuh rasa kasihan. Ia bahkan tak pernah melihat ibunya menangis seperti ini. Tentu saja membuat bocah itu ikut menangis " mommy..."

"Maafkan Mommy sayang..." Intan memeluk erat putranya. Intan hanya belum siap berjuang untuk saat ini. Intan hanya belum tahu apa yang akan dilakukannya...

####

Baskoro termenung memikirkan kejadian dua hari yang lalu, ditepi hutan di ruas jalan menuju desanya. Wanita dengan rambut blonde yang dulu dikenalnya. Dulu yang selalu dia rindukan, tetapi kini sekaligus rasa benci telah menguasainya.

Wanita itu membuatnya hampir mati lemas karena dia pergi begitu saja. Tak ada khabar berita. Kecuali sebulan yang lalu bahwa dirinya adalah pewaris tunggal pemilik saham terbesar Wijaya Group. 

Baskoro telah menganggap semua itu selesai walaupun dia sangat menyesali dengan apa yang dilakukan Intan terhadapnya, Baskoro telah memaafkan Intan. Tetapi memaafkan tidaklah membuat dirinya lupa dengan rasa sakit itu.

"Aku tak bisa Intan, aku tak mengerti untuk apa kamu menemuiku?" bisik hatinya.

Wulan membuka pintu kamar dan mendekati Baskoro. Ditangannya segelas teh manis dan singkong rebus dipiring. Terukir senyum di bibirnya karena melihat Baskoro yang sibuk membolak balik sebuah buku.

"Minum teh dulu mas..." Tegurnya. Wulan hanya melihat raut muka itu tampak tegang. Mungkin buku itu membuat Baskoro berfikir keras, fikirnya.

Baskoro melirik sebentar. 

"Letakkan saja ditempat itu..." Ia sedang tidak ingin minum teh sekarang.

"Lusa, aku akan kembali ke Jakarta. Ada urusan pekerjaan yang mendesak." Wulan menata piring singkong rebus itu lebih dekat dengan Baskoro.

"Aku mengerti. Aku mohon, semua ini tidaklah menyulitkan mu,"

Baskoro menarik nafas panjang.

"Dan..." 

"Katakan saja..." Baskoro memandang gadis itu.

"Meskipun ini pernikahan palsu, apakah tidak ada kemungkinan untuk kita  benar-benar saling menyukai?" kata Wulan ragu-ragu.

Baskoro memejamkan mata. Dia ingin mempersempit jangkauan pikirannya yang semakin kacau. Ucapan gadis sungguh terlalu dini diucapkan.

Sedikit ragu Baskoro tersenyum.

"Aku tak bisa menjanjikan apapun saat ini, seperti yang kamu ketahui kita hanya terikat sebuah perjanjian di atas kertas. Maafkan aku,"

Tampak raut Wulan sedikit kecewa. Tapi Baskoro memang tidak bisa memutuskan apapun. 

"Aku tahu, mungkin tidak sekarang. Aku tahu kamu memandangku sebagai wanita hina karena kejadian ini. Tetapi aku juga tidak bisa membohongi diri sendiri bahwa sebenarnya sejak lama aku sudah menyukaimu."

Wulan mengatakan perlahan, kedua tangannya meremas pakaiannya.

"Wulan, izinkan aku untuk menenangkan diri terlebih dahulu. Biarlah semua berjalan seperti ini. Kita akan tahu setelah menempuh beberapa waktu, kita butuh waktu Wulan..."

Baskoro butuh waktu, butuh waktu untuk melupakan Intan. Tapi dia tidak bisa melupakan cinta yang terluka. Meskipun terluka dan cacat dia bahkan masih bernama cinta.

Entah mengapa ketika Intan mendatanginya Ia merasa marah. Ia merasa marah karena datang disaat dia telah menikah. Seharusnya dia datang sebelum ini. Tapi kini...semua sudah terlambat bukan?

..

Komen (1)
goodnovel comment avatar
angeelintang
intaaan ya ampun banyak harta tp kisah cintanya menyakitkan banget mana ada anak pula
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status