Share

6

last update Last Updated: 2025-05-01 10:00:48

"Yang Mulia, Ibu Suri telah kembali ke istana dari kampung halaman," kata Mei. 

"Sepertinya aku harus memberi salam pada Ibu Suri. Kapan beliau sampai?" tanya Ruyan. 

"Ibu suri sampai di istana tadi malam. Para selir lainnya sudah bergantian mengunjungi ibu suri," kata Mei. 

Ini pertama kalinya Ruyan akan bertemu dengan ibu suri. Saat Ruyan sampai di istana untuk pertama kalinya, ibu suri belum kembali dari kampung halamannya. 

Ruyan merasa dia harus memberi ibu suri sesuatu. Dia tidak bisa datang ke tempat ibu suri tanpa membawa apa-apa. Tapi dia tidak tahu apa yang harus dia berikan.

"Apa kau tahu apa yang disukai oleh ibu suri?" tanya Ruyan. 

"Seingat saya Ibu Suri sangat suka dengan teh," kata Mei. 

"Baiklah. Bawakan aku daun rosemari, bunga linden, daun sage, kulit jeruk, dan air panas. Dan juga alat-alat untuk meracik teh," kata Mei. 

***

Ruyan berjalan ke Paviliun Giok Agung, paviliun milik Ibu Suri, setelah dia selesai meracik teh. Ruyan berjalan ke paviliun itu bersama dengan Mei yang membawa nampan berisi teh yang sudah diracik oleh Ruyan.

Ruyan berhenti di depan pintu utama paviliun itu dan melapor pada pelayan yang berjaga di sana. Pelayan itu masuk ke dalam untuk memberi tahu ibu suri tentang kedatangan Ruyan. Beberapa saat kemudian pelayan itu kembali dan membiarkan Ruyan dan Mei untuk masuk ke dalam. 

Begitu Ruyan masuk ke dalam, Ruyan langsung melihat ada Yuyan di sini. Ruyan yakin pasti akan ada drama lagi kali ini. 

Ruyan harus bersujud kepada ibu suri. Namun, kali ini dia sangat tidak ingin melakukannya karena Yuyan duduk di tepat di sebelah ibu suri. Sebenarnya dia tidak mau bersujud di depan Yuyan tapi mau bagaimana lagi?

"Xi Ruyan memberi salam kepada Yang Mulia Ibu Suri. Semoga Yang Mulia Ibu Suri selalu diberkahi kesehatan dan umur yang panjang," kata Ruyan sambil bersujud. 

"Bangunlah," kata Ibu Suri Ning Yuhe. 

"Terima kasih, Yang Mulia," kata Ruyan. Ruyan segera bangkit berdiri. 

Sementara itu, Yuyan melihat Ruyan dengan tatapan sombong. Yuyan merasa punya kuasa di sini karena Yuyan merasa ibu suri menyayanginya.

"Duduklah," kata Yuhe. Ruyan langsung duduk di salah satu tempat duduk yang ada di ruangan ini. 

"Yang Mulia, saya membawakan teh yang bisa membuat Yang Mulia merasa lebih tenang. Saya takin Yang Mulia pasti merasa sangat lelah setelah menempuh perjalanan," kata Ruyan. 

Ruyan mengambil cangkir berisi teh dari nampan yang dibawa oleh Mei. Ruyan menyerahkan cangkir itu pada Yuhe. Yuhe mengambil cangkir itu lalu menyeruput teh itu. Yuhe langsung tersenyum setelah merasakan teh itu. 

"Aku belum pernah merasakan teh ini. Dari mana kau mendapatkan resep ini?" tanya Yuhe.  

"Mendiang ibu saya sering membuatkan teh tersebut pada saya saat saya masih kecil," kata Ruyan. 

Ruyan merasa senang karena ibu suri menyukai teh yang dia bawa. Terlebih lagi ibu suri meminum teh dari cangkir itu hingga habis. 

Sementara itu, Yuyan sangat kesal karena Yuhe menyukai teh buatan Ruyan. Dia merasa bahwa Ruyan kali ini juga merebut perhatian ibu suri darinya. 

"Apa kau punya resep racikan teh yang lainnya?" tanya Yuhe penasaran. 

"Saya miliki beberapa resep racikan teh dari Kerajaan Yunxi," kata Ruyan. 

"Kau harus sering-sering datang ke sini dan membuatkan teh untukku," kata Yuhe. Sebagai penggemar teh, Yuhe pastinya penasaran dengan resep racikan teh dari Kerajaan Yunxi. 

"Dengan senang hati, Yang Mulia," kata Ruyan. Ruyan sangat senang saat mendapat respon positif dari Yuhe. 

"Yang Mulia, sebaiknya Anda jangan terlalu percaya padanya," kata Yuyan dengan nada kesal. 

"Kenapa?" tanya Yuhe. 

"Bisa saja wanita itu adalah mata-mata dari Kerajaan Yunxi," kata Yuyan. 

Ruyan menghela napas panjang. Dia tahu bahwa drama Yuyan akan segera dimulai sekarang. Ruyan sepertinya sudah bisa menebak mau dibawa ke mana drama Yuyan kali ini. 

"Kalau Selir Xi adalah mata-mata, seharusnya Kaisar bisa langsung tahu," kata Yuhe. 

"Siapa tahu dia pandai bersandiwara," kata Yuyan. 

Ruyan hanya diam saja. Dia sudah malas untuk menanggapi tingkah Yuyan yang tidak akan ada habisnya. 

"Kenapa kau diam saja? Kalau kau diam saja, itu artinya perkataanku benar," kata Yuyan sambil berjalan ke arah Ruyan. Yuyan berdiri tempat di depan Ruyan. Yuyan menatap Ruyan seakan-akan sedang menantang Ruyan untuk berkelahi.

"Berhentilah mengganggu Selir Xi, Yuyan. Kau sudah mengganggu Selir Xi selama berbulan-bulan," kata Lianyi, selir agung, sambil masuk ke dalam ruangan ini. 

Yuyan merasa sakit hati karena Lianyi malah membela Ruyan. Yuyan pikir seharusnya Lianyi membela dirinya dan bukan selir baru itu. Yuyan menghentakkan kakinya karena merasa sangat kesal dan kecewa.

"Selir He, bukankah sikap Anda itu sangat tidak sopan di hadapan Ibu Suri?" tegur Ruyan. 

Sementara itu, Lianyi membungkuk pada Yuhe. Setelah itu Lianyi duduk di sebelah Ruyan. 

"Berisik! Kau tidak berhak menasihati aku!" teriak Yuyan. 

"Selir He—" 

Perkataan Ruyan terhenti karena Yuyan menampar pipi Ruyan dengan keras. Ini sudah kedua kalinya Yuyan menampar Ruyan seperti ini. Yuhe dan Lianyi sama sekali tidak menduga bahwa Yuyan bisa melakukan hal tersebut pada Ruyan, terlebih lagi di hadapan mereka berdua.

"Yuyan," panggil Yuhe dengan tegas.

"Apa?!" Yuyan membentak Yuhe tanpa sadar karena emosinya yang memuncak. Mereka semua yang ada di ruangan ini langsung terdiam. Mereka terkejut karena Yuyan berani membentak ibu suri. 

"Sejak kapan ada perempuan liar di harem Kaisar?" tanya Yuhe dengan marah. 

Melihat Yuhe marah, Lianyi langsung berlutut di hadapan Yuhe. "Ini salah saya karena tidak bisa mendidik para selir dengan baik," kata Lianyi. 

"Selir He, lebih baik And minta maaf pada—" 

"Aku tidak sudi," kata Yuyan, memotong perkataan Ruyan. Ruyan hanya bisa menghela napas lagi. 

Yuhe semakin marah karena perkataan Yuyan. Yuhe merasa bahwa Yuyan harus benar-benar dihukum dengan benar kali ini atas ketidak sopanannya. 

Yuhe memberi isyarat pada para pelayannya untuk membawa Yuyan keluar dari sini. Tentu saja Yuyan tidak terima diseret keluar begitu saja. Yuyan terus memberontak dengan berteriak dan meronta-ronta. Namun, Yuyan kalah jumlah. Akhirnya, Yuyan berhasil dibawa keluar dari ruangan ini dengan paksa. 

"Selir Shang," panggil Yuhe.

"Saya di sini, Yang Mulia," kata Lianyi. 

"Kurung Selir He selama tiga bulan di paviliunnya dan pastikan bahwa Bibi Rui selalu memberikan pelajaran tata krama padanya setiap hari," kata Yuhe. 

"Saya akan melaksanakan perintah," kata Lianyi. 

Yuhe menghela napas lalu berkata, "Sepertinya semua orang terlalu memanjakan Yuyan karena dia adalah selir paling muda."

***

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Mawar Berduri di Istana Kaisar   7

    Ruyan baru saja kembali dari Paviliun Giok Agung, kediaman ibu suri. Ruyan berada di Paviliun Giok Agung sejak makan siang hingga matahari terbenam.Saat Ruyan sampai di kediamannya, Ruyan melihat Shengli ada di sini. Shengli sedang duduk di salah satu tempat duduk sambil membaca laporan."Yang Mulia," kata Ruyan sambil membungkuk pada Shengli."Apa yang kau bicarakan dengan ibuku hingga kau lupa waktu seperti ini?" tanya Shengli."Saya diajak untuk berkeliling di kebun beliau," kata Ruyan. Shengli mengangguk setelah mendengar perkataan Ruyan."Maaf membuat Anda menunggu, Yang Mulia," kata Ruyan."Tak apa. Aku sendiri yang memutuskan untuk menunggumu. Ada yang ingin aku bicarakan padamu," kata Shengli."Baiklah, Yang Mulia," kata Ruyan.Shengli memberi isyarat pada Ruyan untuk duduk di sampingnya. Ruyan yang mengerti isyarat tersebut segera duduk di samping Shengli."

    Last Updated : 2025-05-01
  • Mawar Berduri di Istana Kaisar   8

    Ruyan baru saja bangun dari malam yang panjang bersama dengan Shengli. Kali ini Ruyan bangun lebih siang dari biasanya. Tentu saja saat Ruyan bangun, Ruyan mendapati bahwa dirinya hanya sendirian di kamar. Shengli sudah pergi pagi-pagi sekali untuk melakukan pekerajaannya sebagai seorang kaisar.Ruyan bangkit dari tempat tidur dan segera memakai pakaiannya. Ruyan berjalan ke arah jendela terdekat lalu membuka jendela tersebut. Ruyan melihat ke arah keluar dan menyadari bahwa hari benar-benar sudah siang, bukan pagi menjelang siang lagi.Mei yang berjaga di luar, melihat Ruyan sudah bangun dan membuka jendela. Mei segera masuk ke dalam kamar Ruyan lalu membungkuk pada Ruyan.“Selamat pagi, Yang Mulia,” kata Mei sambil membungkuk pada Ruyan.“Aku rasa ini bukan pagi lagi,” kata Ruyan.“Iya, Yang Mulia. Ini sudah tengah hari. Saya akan segera menyiapkan makan siang Anda,” kata Mei.“Baiklah,” kata Ruyan sambi

    Last Updated : 2025-05-02
  • Mawar Berduri di Istana Kaisar   9

    Ruyan berjalan ke sana kemari di dalam kamarnya sambil memikirkan apa yang harus dia lakukan sekarang. Dia bingung harus memulai menyiapkan menu hidangan pesta dari mana.Sementara itu, Mei berdiri di pojokan sambil melihat Ruyan mondar-mandir. Mei hanya diam saja dan tidak berniat untuk berkomentar apa-apa."Bisakah kau memberiku daftar hidangan pesta tahun lalu?" tanya Ruyan."Maaf, saya tidak bisa melakukan itu, Yang Mulia," kata Mei."Kenapa?" protes Ruyan."Daftar hidangan itu disimpan oleh Yang Mulia Permaisuri," kata Mei."Tidak bisakah kau mengingat apa saja yang mereka hidangkan tahun lalu?" tanya Ruyan."Maaf saya tidak bisa mengingatnya dengan jelas," kata Mei.Ruyan menepuk dahinya dengan frustrasi. Dia kembali jalan mondar-mandir sambil memikirkan makanan apa yang harus dihilangkan.Tiba-tiba, Shengli masuk ke dalam kamar Ruyan. Ruyan berhenti lalu membungkuk p

    Last Updated : 2025-05-03
  • Mawar Berduri di Istana Kaisar   10

    Hari ini Ruyan pergi ke dapur istana untuk melihat kondisi di dapur istana untuk pertama kalinya. Ruyan pergi ke dapur istana dengan menggunakan cadar agar orang-orang di sana tidak begitu mengenali wajahnya.Orang-orang yang bekerja di dapur melihat Ruyan dengan penasaran siapakah selir yang datang ke tempat ini. Namun, ada juga yang sudah bisa menebak siapa selir yang datang itu.Ruyan berjalan masuk ke dalam dapur istana bersama dengan Mei. Beberapa saat kemudian, kepala dapur datang menghampiri Ruyan."Maaf, tapi siapa Anda?" tanya sang kepala dapur, Wang Fugui dengan wajah kesal. Fugui tidak pernah suka jika ada orang asing yang tidak bisa memasak memasuki wilayahnya alias dapur istana. Menurut Fugui, orang itu hanya akan mengganggunya saja saat melakukan pekerjaannya."Beliau adalah Yang Mulia Selir Xi. Yang Mulia Selir Xi diberi tanggung jawab untuk menyiapkan hidangan untuk pesta tahun baru," kata Mei."Anda tidak pe

    Last Updated : 2025-05-05
  • Mawar Berduri di Istana Kaisar   11

    Ruyan, Mei, dan Fugui langsung bergegas menuju ke gudang penyimpanan makanan. Sesampainya di sana, mereka langsung mencium bau yang sangat tidak sedap. Saat mereka menengok ke dalam, mereka melihat ada banyak tikus berkeliaran di dalam.Ruyan hanya bisa menghela napas panjang saat melihat tikus-tikus itu. Sementara itu, Fugui langsung pergi mencari orang yang bertugas untuk menjaga gudang bahan makanan."Yang Mulia, ini ...," kata Mei."Seseorang pasti merencanakan ini," kata Ruyan."Apa yang harus kita lakukan?" tanya Mei.Ruyan juga bingung harus berbuat apa untuk saat ini. Dia hanya bisa melihat tikus-tikus memakan bahan makanan di dalam gudang itu.Katanya bahan makanan yang ada di gudang itu adalah bahan makanan yang akan digunakan untuk hidangan pesta. Ruyan jadi merasa sedikit janggal dengan hal itu. Menu hidangan pesta belum ditentukan namun bahan makan sudah disediakan. Ruyan bahkan belum diberi a

    Last Updated : 2025-05-06
  • Mawar Berduri di Istana Kaisar   12

    Ruyan baru saja bangun dari tidur siangnya. Dia masih bermalas-malasan di atas tempat tidur. Dan tiba-tiba, Mei masuk ke dalam kamar Ruyan. "Yang Mulia, Yang Mulia Ibu Suri memanggil Anda," kata Mei. "Astaga ...," kata Ruyan sambil menguap. "Anda sangat banyak tidur akhir-akhir ini, Yang Mulia," kata Mei. Ruyan segera bangkit dari tempat tidur. Mei segera membantu Ruyan untuk berganti pakaian. Ruyan menguap lagi dan berusaha untuk mengumpulkan kesadarannya. Ruyan mengedipkan mata beberapa kali lalu mengusap matanya. Rasa kantuknya sangat luar biasa saat ini. Ruyan hanya pasrah saat Mei mendandaninya. Ruyan mempercayakan semuanya pada Mei karena dia terlalu mengantuk untuk peduli dengan penampilannya. "Sudah siap, Yang Mulia," kata Mei. Ruyan pun berjalan keluar dari kamarnya untuk pergi ke kediaman ibu suri di Paviliun Giok Agung. Ruyan masih mengantuk selama perjalanan dan tidak terlalu fokus memperhatikan jalannya. Ruyan hampir ditabrak oleh seekor anjing yang berlari namun

    Last Updated : 2025-05-07
  • Mawar Berduri di Istana Kaisar   1

    "Ruyan, kau harus pergi ke Kekaisaran Tianlong." Itu adalah kalimat yang selalu dinantikan oleh Ruyan selama ini. Ruyan sudah menantikan hari di mana dia bisa terbebas dari istana yang kejam ini. “Apakah saya boleh tahu apa alasannya, Ayah?” tanya Ruyan pada ayahnya sekaligus raja dari Kerajaan Yunxi. “Aku akan memberikan dirimu pada Kaisar Tianlong sebagai sandera untuk menghindari konflik dengan mereka,” kata Xi Yuefeng, sang raja. Ruyan sudah menduga hal ini akan terjadi. Dia sudah tahu bahwa dia pasti akan dibuang oleh ayahnya sendiri suatu hari nanti. Tapi, Ruyan sama sekali tidak merasa sedih akan hal tersebut. Ruyan justru merasa sangat bahagia saat dia tahu bahwa dia akhirnya terbebas dari orang tuanya. “Sandera? Apakah Anda menjual saya?” tanya Ruyan sambil menyembunyikan senyuman di wajahnya.“Kau tidak memiliki hak untuk protes. Setidaknya buat dirimu berguna untuk kami. Kerjaanmu hanya mengurung diri di kamar selama ini. Dasar putri tidak berguna. Besok, kau akan menge

    Last Updated : 2025-03-24
  • Mawar Berduri di Istana Kaisar   2

    Matahari baru saja terbit, para pelayan berbondong-bondong masuk ke kamar Ruyan untuk mendandani Ruyan agar terlihat sangat cantik. Hal ini sama sekali belum pernah terjadi sebelumnya. Ruyan belum pernah mendapatkan perlakuan yang begitu istimewa seperti ini setelah ibunya tiada. Ruyan tampak begitu cantik dengan tubuh yang berbalutkan gaun pengantin berwarna merah serta rambut yang dihias dengan sedemikian rupa. Tak lupa wajah Ruyan juga didandani agar terlihat lebih cantik.Sementara Ruyan masih bersiap di kamarnya, dua kereta kuda dan rombongan dari Kekaisaran Tianlong sudah sampai di area istana. Raja dan ratu kerajaan Yunxi sudah bersiap di depan pintu utama istana untuk menyambut kedatangan Kaisar Long Shengli. Shengli keluar dari kereta kudanya dan membuat pandangan semua orang tertuju padanya. Sosoknya yang terlihat sangat tampan, gagah dan berwibawa, membuat siapa saja yang melihatnya langsung merasa terintimidasi. Shengli memakai jubah kaisarnya yang berwarna merah, jubah

    Last Updated : 2025-03-24

Latest chapter

  • Mawar Berduri di Istana Kaisar   12

    Ruyan baru saja bangun dari tidur siangnya. Dia masih bermalas-malasan di atas tempat tidur. Dan tiba-tiba, Mei masuk ke dalam kamar Ruyan. "Yang Mulia, Yang Mulia Ibu Suri memanggil Anda," kata Mei. "Astaga ...," kata Ruyan sambil menguap. "Anda sangat banyak tidur akhir-akhir ini, Yang Mulia," kata Mei. Ruyan segera bangkit dari tempat tidur. Mei segera membantu Ruyan untuk berganti pakaian. Ruyan menguap lagi dan berusaha untuk mengumpulkan kesadarannya. Ruyan mengedipkan mata beberapa kali lalu mengusap matanya. Rasa kantuknya sangat luar biasa saat ini. Ruyan hanya pasrah saat Mei mendandaninya. Ruyan mempercayakan semuanya pada Mei karena dia terlalu mengantuk untuk peduli dengan penampilannya. "Sudah siap, Yang Mulia," kata Mei. Ruyan pun berjalan keluar dari kamarnya untuk pergi ke kediaman ibu suri di Paviliun Giok Agung. Ruyan masih mengantuk selama perjalanan dan tidak terlalu fokus memperhatikan jalannya. Ruyan hampir ditabrak oleh seekor anjing yang berlari namun

  • Mawar Berduri di Istana Kaisar   11

    Ruyan, Mei, dan Fugui langsung bergegas menuju ke gudang penyimpanan makanan. Sesampainya di sana, mereka langsung mencium bau yang sangat tidak sedap. Saat mereka menengok ke dalam, mereka melihat ada banyak tikus berkeliaran di dalam.Ruyan hanya bisa menghela napas panjang saat melihat tikus-tikus itu. Sementara itu, Fugui langsung pergi mencari orang yang bertugas untuk menjaga gudang bahan makanan."Yang Mulia, ini ...," kata Mei."Seseorang pasti merencanakan ini," kata Ruyan."Apa yang harus kita lakukan?" tanya Mei.Ruyan juga bingung harus berbuat apa untuk saat ini. Dia hanya bisa melihat tikus-tikus memakan bahan makanan di dalam gudang itu.Katanya bahan makanan yang ada di gudang itu adalah bahan makanan yang akan digunakan untuk hidangan pesta. Ruyan jadi merasa sedikit janggal dengan hal itu. Menu hidangan pesta belum ditentukan namun bahan makan sudah disediakan. Ruyan bahkan belum diberi a

  • Mawar Berduri di Istana Kaisar   10

    Hari ini Ruyan pergi ke dapur istana untuk melihat kondisi di dapur istana untuk pertama kalinya. Ruyan pergi ke dapur istana dengan menggunakan cadar agar orang-orang di sana tidak begitu mengenali wajahnya.Orang-orang yang bekerja di dapur melihat Ruyan dengan penasaran siapakah selir yang datang ke tempat ini. Namun, ada juga yang sudah bisa menebak siapa selir yang datang itu.Ruyan berjalan masuk ke dalam dapur istana bersama dengan Mei. Beberapa saat kemudian, kepala dapur datang menghampiri Ruyan."Maaf, tapi siapa Anda?" tanya sang kepala dapur, Wang Fugui dengan wajah kesal. Fugui tidak pernah suka jika ada orang asing yang tidak bisa memasak memasuki wilayahnya alias dapur istana. Menurut Fugui, orang itu hanya akan mengganggunya saja saat melakukan pekerjaannya."Beliau adalah Yang Mulia Selir Xi. Yang Mulia Selir Xi diberi tanggung jawab untuk menyiapkan hidangan untuk pesta tahun baru," kata Mei."Anda tidak pe

  • Mawar Berduri di Istana Kaisar   9

    Ruyan berjalan ke sana kemari di dalam kamarnya sambil memikirkan apa yang harus dia lakukan sekarang. Dia bingung harus memulai menyiapkan menu hidangan pesta dari mana.Sementara itu, Mei berdiri di pojokan sambil melihat Ruyan mondar-mandir. Mei hanya diam saja dan tidak berniat untuk berkomentar apa-apa."Bisakah kau memberiku daftar hidangan pesta tahun lalu?" tanya Ruyan."Maaf, saya tidak bisa melakukan itu, Yang Mulia," kata Mei."Kenapa?" protes Ruyan."Daftar hidangan itu disimpan oleh Yang Mulia Permaisuri," kata Mei."Tidak bisakah kau mengingat apa saja yang mereka hidangkan tahun lalu?" tanya Ruyan."Maaf saya tidak bisa mengingatnya dengan jelas," kata Mei.Ruyan menepuk dahinya dengan frustrasi. Dia kembali jalan mondar-mandir sambil memikirkan makanan apa yang harus dihilangkan.Tiba-tiba, Shengli masuk ke dalam kamar Ruyan. Ruyan berhenti lalu membungkuk p

  • Mawar Berduri di Istana Kaisar   8

    Ruyan baru saja bangun dari malam yang panjang bersama dengan Shengli. Kali ini Ruyan bangun lebih siang dari biasanya. Tentu saja saat Ruyan bangun, Ruyan mendapati bahwa dirinya hanya sendirian di kamar. Shengli sudah pergi pagi-pagi sekali untuk melakukan pekerajaannya sebagai seorang kaisar.Ruyan bangkit dari tempat tidur dan segera memakai pakaiannya. Ruyan berjalan ke arah jendela terdekat lalu membuka jendela tersebut. Ruyan melihat ke arah keluar dan menyadari bahwa hari benar-benar sudah siang, bukan pagi menjelang siang lagi.Mei yang berjaga di luar, melihat Ruyan sudah bangun dan membuka jendela. Mei segera masuk ke dalam kamar Ruyan lalu membungkuk pada Ruyan.“Selamat pagi, Yang Mulia,” kata Mei sambil membungkuk pada Ruyan.“Aku rasa ini bukan pagi lagi,” kata Ruyan.“Iya, Yang Mulia. Ini sudah tengah hari. Saya akan segera menyiapkan makan siang Anda,” kata Mei.“Baiklah,” kata Ruyan sambi

  • Mawar Berduri di Istana Kaisar   7

    Ruyan baru saja kembali dari Paviliun Giok Agung, kediaman ibu suri. Ruyan berada di Paviliun Giok Agung sejak makan siang hingga matahari terbenam.Saat Ruyan sampai di kediamannya, Ruyan melihat Shengli ada di sini. Shengli sedang duduk di salah satu tempat duduk sambil membaca laporan."Yang Mulia," kata Ruyan sambil membungkuk pada Shengli."Apa yang kau bicarakan dengan ibuku hingga kau lupa waktu seperti ini?" tanya Shengli."Saya diajak untuk berkeliling di kebun beliau," kata Ruyan. Shengli mengangguk setelah mendengar perkataan Ruyan."Maaf membuat Anda menunggu, Yang Mulia," kata Ruyan."Tak apa. Aku sendiri yang memutuskan untuk menunggumu. Ada yang ingin aku bicarakan padamu," kata Shengli."Baiklah, Yang Mulia," kata Ruyan.Shengli memberi isyarat pada Ruyan untuk duduk di sampingnya. Ruyan yang mengerti isyarat tersebut segera duduk di samping Shengli."

  • Mawar Berduri di Istana Kaisar   6

    "Yang Mulia, Ibu Suri telah kembali ke istana dari kampung halaman," kata Mei."Sepertinya aku harus memberi salam pada Ibu Suri. Kapan beliau sampai?" tanya Ruyan."Ibu suri sampai di istana tadi malam. Para selir lainnya sudah bergantian mengunjungi ibu suri," kata Mei.Ini pertama kalinya Ruyan akan bertemu dengan ibu suri. Saat Ruyan sampai di istana untuk pertama kalinya, ibu suri belum kembali dari kampung halamannya.Ruyan merasa dia harus memberi ibu suri sesuatu. Dia tidak bisa datang ke tempat ibu suri tanpa membawa apa-apa. Tapi dia tidak tahu apa yang harus dia berikan."Apa kau tahu apa yang disukai oleh ibu suri?" tanya Ruyan."Seingat saya Ibu Suri sangat suka dengan teh," kata Mei."Baiklah. Bawakan aku daun rosemari, bunga linden, daun sage, kulit jeruk, dan air panas. Dan juga alat-alat untuk meracik teh," kata Mei.***Ruyan berjalan ke Paviliun Giok Agung, pav

  • Mawar Berduri di Istana Kaisar   5

    Sudah sekitar dua minggu sejak Ruyan berselisih dengan Yuyan. Hingga saat ini Yuyan terus mencoba untuk memprovokasi Ruyan. Namun, Ruyan mengabaikan Yuyan. Saat ini hari sudah malam. Ruyan sudah bersiap untuk tidur di kamarnya. Namun, Yuyan datang ke paviliunnya lagi. Yuyan sudah menyiapkan cara baru untuk memprovokasi Ruyan malam ini. Yuyan berada di halaman Paviliun Embun Pagi bersama dengan beberapa pelayannya. Dia membuat suara berisik dengan memukul benda-benda yang bisa membuat suara berisik dan berteriak-teriak tidak jelas.Niat Yuyan adalah membuat Ruyan memanggil penjaga untuk mengusir dirinya. Setelah hal itu terjadi, Yuyan akan melaporkan pada permaisuri bahwa dia diusir dengan sangat kasar oleh Ruyan. Tentu saja, dia akan memutar balikkan fakta dalam kejadian ini saat melapor pada permaisuri. "Yang Mulia, bukankah sebaiknya kita memanggil penjaga saja?" saran Mei. Mei sudah tidak tahan dengan kelakuan Yuyan selama beberapa hari terakhir ini. "Aku tidak bisa mendengarm

  • Mawar Berduri di Istana Kaisar   4

    "Yang Mulia, ada selir baru yang baru masuk istana. Dan dia sudah berani mempermalukan saya dengan memaksa saya berlutut padanya selama dua jam," kata Yuyan.Yuyan saat ini sedang berada di Paviliun Seruni Jingga, paviliun milik selir agung. Yuyan berada di sini karena dia ingin mengadu pada selir agung atas perbuatan Ruyan padanya. "Selir baru? Aku tidak tahu kalau ada selir baru," kata Selir Agung Shang Lianyi. "Yang Mulia Kaisar membawa selir baru dari Kerajaan Yunxi," kata Yuyan. "Sepertinya Yang Mulia Kaisar berencana memperluas wilayah dengan besar-besaran. Sebelumnya Yang Mulia Kaisar membawa putri dari Kerajaan Fengxu, lalu putri dari Kerajaan Lingxao, dan sekarang dari Kerajaan Yunxi," kata Lianyi. "Yang Mulia, wanita yang kali ini benar-benar sangat sombong. Padahal dia sangat jelek tapi dia sama sekali tidak sadar diri. Saya benar-benar tidak suka padanya," kata Yuyan. "Aku jadi penasaran padanya. Panggilkan dia ke sini," kata Lianyi pada seorang pelayannya. Pelayan y

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status