Share

26. Interogasi Menik.

"Banyak sekali pertanyaan yang ada di kepalaku, Rim. Sampai-sampai aku bingung. Pertanyaan yang mana dulu yang harus aku tanyakan padamu."

Menik menghempaskan pinggulnya pada kursi Sunday to Monday kafe. Kafe ini adalah kafe langganan mereka sejak SMA. Sampai sekarang tiada perubahan yang berarti di kafe ini. Kecuali bangunannya yang tambah modern dan juga ketersediaan wifi untuk pengunjung. Pak Barus, sang pemilik kafe ternyata cukup piawai mengikuti perkembangan zaman.

"Ya, apa yang terlintas di kepalamu saja. Tenang, bertanya apapun padaku tidak perlu bayar kok." Arimbi ikut duduk di hadapan Menik. Tas slempangnya ia letakkan di kursi sampingnya. Dengan begitu ia akan lebih leluasa mengobrol. Pengalamannya mengobrol dengan Menik itu tidak pernah sebentar. Istimewa mereka tidak berjumpa cukup lama. Akan banyak cerita dan gossip-gossip terbaru yang sudah ada di ujung lidah masing-masing.

"Baik. Kita pesan minuman dulu. Setelahnya kita akan berbincang sampai mulut kita berbusa." Men
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Cilon Kecil
untung aja ini Menik.tipe mantan yg ga banyak drama ya
goodnovel comment avatar
Cilon Kecil
untung aja ini Menik.tipe mantan yg ga banyak drama ya
goodnovel comment avatar
Tri Wahyuni
kmu jangan terlalu terbuka klo kmu dgn Esya itu nikah d atas kertas wslaupun menik itu sahabat mu juga .jangan sampe Esha tau klo menik tau soal k.u dn Esha pasti marah
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status