LOGINKehidupan Luna Winterbourne terasa sangat memuakkan setelah ayahnya mempekerjakan Matteo Vicenzo sebagai bodyguardnya. Pria itu terlalu posesif, bahkan seolah tidak mengerti apa yang disebut privasi. Secara mengejutkan, suatu hal memalukan terjadi tepat di malam pertunangannya. Seseorang menjebaknya hingga Luna berakhir dalam satu ranjang dengan Matteo. Hal tersebut membuat ayah Luna murka, hingga berujung pada pengusiran dan pemecatan Matteo secara tidak terhormat. Ketika tidak ada lagi anggota keluarga yang menerimanya, Matteo menawarkan tempat untuk tinggal, yang jelas saja Luna terima, meski berat baginya untuk mempercayai bahwa bukan Matteo yang menginginkan kejadian memalukan itu terjadi. Seiring berjalannya waktu, Luna ahirnya mulai luluh dengan segala ketulusan Matteo. Cinta tumbuh di antara keduanya, sampai akhirnya Matteo mengakui siapa dia sebenarnya!
View MoreSudut pandang Luna ... Aku hendak memeluk Matteo yang berbaring di ranjang sebelah, namun ku dapati ranjang di sebelahku kosong. Seketika aku terjaga. Sayup-sayup ku lihat Matteo sedang berdiri di depan cermin dan membenarkan zipper mantel hitam miliknya. "Kau mau ke mana?" tanyaku dengan suara parau. Dia menoleh sekilas ke arahku. "Ayah memintaku untuk menemaninya bertemu para kolega," jawab Matteo sambil melihat kembali bayangan dirinya di cermin. Semenjak pernikahanku berlangsung, Ayah dan Matteo menjadi sangat akrab. Kehangatan dalam keluarga yang dulu ku dambakan kini menjelma menjadi nyata. "Tapi ini sudah malam, apakah tidak bisa kalian pergi lain waktu saja?" tanyaku. Matteo tampak menyugar rambut hitamnya, lalu menoleh ke arahku. "Ayah sudah terlanjur membuat janji temu. Bukankah tidak profesional jika Ayah membatalkan pertemuan malam ini hanya karena hari sudah larut malam?" Astaga, dia berulang kali memantaskan penampilannya. Dia selalu terlihat bertambah tampan
Sudut Pandang Luna ...Bugh! Mataku yang terpejam saat menanti kecupan bibir dari Adrian seketika terbuka lebar saat melihat kekasihku tersungkur di atas tanah. Seolah belum puas melihat Adrian kesakitan dengan pukulan yang baru saja ia daratkan di wajah tampan kekasihku, bodyguard bodoh itu kembali menghujani pukulan di perut Adrian. "Teo, hentikan!" pekikku yang berhasil membuat Matteo menghentikan pukulannya, hingga tangan pria itu terkepal di udara. Ah, lagi dan lagi. Bodyguard tak tahu malu itu menggagalkan ciuman pertama yang selalu aku nantikan dari bibir sexy Adiran. Dimana dan kapan pun dia selalu berhasil menggagalkan ciuman yang selalu aku harapkan, sekalipun aku sudah merencanakan adegan dewasa itu secara sembunyi-sembunyi. Dan apa lagi sekarang? Adrian pasti marah besar karena berpikir aku yang membawa bodyguard pilihan ayah saat bertemu dengannya di taman. Aku mendekati Adrian yang susah payah berusaha bangkit ke posisi duduk. Sentuhanku ke wajah Adrian yang memar
Honda Civic tua itu berhenti di depan rumah kontainer kecil di sebelah kiri jalan. Cat silvernya mulai pudar, dan suara mesinnya bergetar lirih—tanda usianya yang sudah tak muda lagi. Nico datang menjemput Rosaline di komplek rumah kontainer untuk warga dengan kelas perekonomian menengah ke bawah—tempat Rosaline dan Emily tinggal sebelum hidup mereka berubah karena Alexander. Rosaline keluar tergesa-gesa sambil mengunci pintunya. Tidak ada barang berharga di dalam rumah kecil itu, tetapi ia tetap khawatir persediaan makanan seminggu ke depan hilang dicuri orang. “Maaf aku mengabarimu mendadak. Sebenarnya… aku tidak ingin berurusan lagi denganmu. Tapi mengingat kondisi putriku—” Rosaline mencoba berbasa-basi, menutupi rasa malunya karena pernah bersikap kasar kepada Nico saat pernikahan Luna dan Matteo di Italia. Sebenarnya dia enggan bertemu pemuda yang telah mempermalukan dirinya dan Emily. Namun ia tetap menghubungi Nico untuk mengantarnya ke rumah sakit—semata karena dia tid
Sepasang pria dan wanita duduk di mobil polisi dengan gelisah. Emily tak henti tergugu semenjak dirinya diseret paksa oleh polisi memasuki mobil itu. Berbeda dengan dirinya yang meratapi nasib buruk dengan isak tangis, Adrian yang duduk disebelahnya tak berhenti mengumpat tentang gadis itu sepanjang perjalanan menuju kantor polisi. “Bodoh, bodoh, bodoh! Keputusan terbodoh yang telah ku lakukan hari ini adalah memenuhi panggilanmu, dasar wanita jalang!” geram Adrian dengan kedua mata melotot menatap tajam ke arah Emily. Kalau saja saat ini kedua tangannya tidak diborgol, dia tidak segan menghujani wajah Emily dengan pukulan bertubi-tubi. “Berhenti mengataiku jalang! Kalau bukan karena menuruti semua kemauanmu dan orang tuamu yang mata duitan, aku tidak akan berakhir seperti ini!” Emily memekik, suaranya terlalu parau karena tangis dan perasaan sesak di dada yang kian berat. Kedua polisi yang duduk di kursi depan saling menatap sesaat lalu memutar bola mata. Semua orang tahu, penyesa












Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.