Share

Bab 8

Author: Hanami Senja
(Sudut pandang orang ketiga.)

Hari itu, Yuda juga menyadari ada yang tidak beres dengan Yulia, jadi dia diam-diam mengikutinya.

Pada akhirnya, dia mendengar sendiri kebenaran yang mengejutkan.

Yuda tidak tahu bagaimana dia bisa berjalan keluar dari laboratorium. Yang dia tahu hanyalah hari itu hujan sangat deras.

Saat dia kembali ke rumah, seluruh tubuhnya sudah basah kuyup, tapi dia sama sekali tidak merasa kedinginan.

Dia menatap jari-jarinya yang gemetar dan teringat akan jasad dingin yang baru saja dia sentuh.

Begitu dingin, dinginnya menusuk hingga ke tulang.

Dia duduk di sofa, menatap rekaman di ponselnya dengan ekspresi penuh penderitaan.

Di satu sisi, dia marah karena telah dibohongi. Di sisi lain, orang itu adalah adik yang telah dia manja dan sayangi selama bertahun-tahun.

Dia menenggak habis sebotol anggur, lalu mendongak dan melihat foto pernikahannya yang tergantung di dinding di depannya.

Dalam foto itu, Citra tidak menatap ke arah kamera, melainkan menoleh dan menatapnya
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Nyawaku Untuk Obatmu   Bab 9

    Yulia ditangkap dan dipenjara.Namun, kedua orang tuaku tidak sempat berduka, apalagi menyelamatkannya.Berita menghebohkan tentang putri keluarga terpandang yang membunuh kakaknya langsung menduduki puncak berita hiburan.Keluarga Cahyadi yang melihat luka-luka di wajah jenazah lewat siaran berita dan mendengar namanya disebut, seketika sadar bahwa mereka telah dipermainkan oleh Keluarga Suryanata.Kali ini, mereka tidak menunjukkan belas kasihan sedikit pun. Dalam semalam, mereka langsung membuat Keluarga Suryanata bangkrut.Para penagih utang dan wartawan memadati pintu rumah hingga tak ada celah sedikit pun, membuat kedua orang tuaku yang sudah lanjut usia tak berani keluar rumah.Batu dilempar hingga memecahkan kaca jendela, dan makian dari segala arah masuk ke telinga mereka tanpa henti.Tak lama kemudian, ayahku terkena stroke, namun ibuku tak berani membuka pintu untuk memanggil ambulans.Akhirnya, ayah meninggal dunia.Ibu memeluk jenazahnya sambil menangis sampai nyaris pings

  • Nyawaku Untuk Obatmu   Bab 8

    (Sudut pandang orang ketiga.)Hari itu, Yuda juga menyadari ada yang tidak beres dengan Yulia, jadi dia diam-diam mengikutinya.Pada akhirnya, dia mendengar sendiri kebenaran yang mengejutkan.Yuda tidak tahu bagaimana dia bisa berjalan keluar dari laboratorium. Yang dia tahu hanyalah hari itu hujan sangat deras.Saat dia kembali ke rumah, seluruh tubuhnya sudah basah kuyup, tapi dia sama sekali tidak merasa kedinginan.Dia menatap jari-jarinya yang gemetar dan teringat akan jasad dingin yang baru saja dia sentuh.Begitu dingin, dinginnya menusuk hingga ke tulang.Dia duduk di sofa, menatap rekaman di ponselnya dengan ekspresi penuh penderitaan.Di satu sisi, dia marah karena telah dibohongi. Di sisi lain, orang itu adalah adik yang telah dia manja dan sayangi selama bertahun-tahun.Dia menenggak habis sebotol anggur, lalu mendongak dan melihat foto pernikahannya yang tergantung di dinding di depannya.Dalam foto itu, Citra tidak menatap ke arah kamera, melainkan menoleh dan menatapnya

  • Nyawaku Untuk Obatmu   Bab 7

    “Pak Polisi, apakah Anda sudah selesai dengan penjelasan kasus ini?”Polisi tampak sedikit bingung, tapi tetap mengangguk.Yuda mengangguk dan mengeluarkan sebuah flashdisk kecil dari tasnya.“Kalau begitu, giliran saya.”“Saya ingin melaporkan Yulia Suryanata atas praktik bisnis ilegal dan dugaan pembunuhan berencana.”Apa?!Orang tuaku langsung berbalik dan menatapnya dengan tidak percaya.Namun Yuda sama sekali tidak menjelaskan dan langsung memutar file audio itu.Begitu dia menekan tombol putar, suara tajam Yulia terdengar.“…Siapa yang menyuruhmu membunuhnya?!”“…Dua miliar untuk menanggung hukuman untukku!”Audio itu hanya tiga atau empat kalimat, tapi rasanya seperti melewati satu abad.Semua mata tertuju pada Yulia yang berdiri di pintu.Dia berdiri terpaku, air mata masih tersisa di pipinya dari tangisan baru-baru ini.Namun, tidak ada kesedihan di matanya, hanya rasa ketidakpuasan dan dendam yang mendalam.“Jadi... kamu sudah mendengar semuanya?” Yulia menatap tajam pria di

  • Nyawaku Untuk Obatmu   Bab 6

    Yuda mengamuk dan berteriak histeris, tapi dia tidak berani melangkah maju untuk memastikan kebenaran yang begitu dekat dengannya.Polisi datang dengan cepat, semuanya terkejut luar biasa, dan segera menghubungi dokter forensik untuk pengambilan bukti.Setelah menutup telepon, polisi yang memimpin mencubit hidungnya dan melangkah maju untuk mengangkat kain putih dari wajahku.Melihat wajahku yang dipenuhi belatung, Yuda seperti tersambar petir, lalu ambruk ke tanah tanpa bergerak.Dia tersandung-sandung menuju ranjangku, menggenggam tangan kurusku dan menangis keras.“Citra, kamu bercanda denganku, kan…? Jangan menakut-nakutiku… Ini cuma coba obat saja, kenapa kamu bisa mati?! Aku nggak percaya! Aku benar-benar nggak percaya!”Aku berdiri di samping, mengangkat tangan untuk menyentuh pipinya, tapi tanganku lewat begitu saja.Dulu, saat Yuda menangis, aku akan menghapus air matanya, tapi sekarang aku tidak bisa lagi menyentuh air matanya.Aku juga tidak ingin menyentuhnya lagi, air mata

  • Nyawaku Untuk Obatmu   Bab 5

    Dari luar pintu, ayah dan ibu berjalan masuk sambil merangkul lengan Yulia dengan penuh kasih sayang.Mereka tampak jauh lebih gemuk dari sebelumnya.Wajah mereka terlihat segar dan bersinar, dan sorot mata mereka memancarkan kebahagiaan.Yulia mengenakan gaun mahal, dan saat mengangkat tangan untuk merapikan rambutnya, cincin di jari manisnya berkilau mencolok.Namun, wajahnya tidak menunjukkan kebahagiaan, di matanya tersembunyi kebencian yang mendalam.Yuda menatapnya dan menghela napas, lalu mengangkat tangan dan menepuk pelan bahunya untuk menenangkannya.“Yulia, jangan ngambek lagi. Cincin itu kuberikan padamu hanya sebagai hadiah karena kamu telah sembuh, jangan salah paham.""Bagiku, kamu hanyalah adik Citra dan juga adikku. Tapi istriku selamanya adalah Citra, tidak ada satu orang pun yang bisa menggantikan posisinya."Mendengar itu, wajah Yulia langsung berubah garang, ia menepis tangan Yuda dan berteriak tajam, "Kau menganggapku adik?! Memangnya ada kakak yang mencium adik p

  • Nyawaku Untuk Obatmu   Bab 4

    Orang tuaku menoleh ke samping, baru pada saat itu mereka menyadari keberadaanku, wajah mereka tampak agak canggung.Namun setelah mendengar apa yang kukatakan, ibu marah dan berkata, “Apa yang kamu bicarakan?! Ini hanya uji coba obat biasa, jangan ngomong yang tidak-tidak seperti itu!”Ayah juga menatapku dengan dingin.“Kamu mau membatalkan lagi, ya? Dengar, kontraknya sudah ditandatangani. Kamu sebaiknya masuk dengan patuh. Setelah penelitian obatnya selesai, kami akan datang menjemputmu pulang.”Yuda juga dengan lembut menggenggam tanganku.“Sebentar saja, cuma satu bulan. Setelah kamu keluar, apa pun yang kamu mau akan kubelikan.”Aku memandangi kedua orang tuaku, lalu melihat Yuda, akhirnya menghela napas dan menarik tanganku.Lalu aku berbalik dan melangkah masuk ke laboratorium dengan tekad bulat, tanpa sedikit pun rasa keterikatan terhadap mereka.Apa yang disebut uji coba obat itu sebenarnya tidak normal. Eksperimennya sangat menyakitkan, tubuhku setiap hari terasa seperti di

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status