OBSESI SANG MILIARDER

OBSESI SANG MILIARDER

last updateLast Updated : 2023-12-25
By:  ReineeOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
4 ratings. 4 reviews
10Chapters
3.9Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Abidzar Aidan Adhitama, seorang miliarder yang belum lama ditinggal oleh pasangan hidupnya, tak sengaja dipertemukan kembali dengan seseorang dari masa lalu. Rasa kesepian membuatnya lupa bahwa Binar bukan lagi gadis kecil yang dulu sangat mengaguminya. Binar telah berkeluarga dan tumbuh menjadi sosok wanita yang menjunjung tinggi sucinya sebuah ikatan pernikahan. Namun Abidzar justru semakin terobsesi. Segala cara dia lakukan untuk bisa mendapatkan perhatian dan cinta Binar kembali. Bahkan dia tak segan menyakiti orang-orang yang ada di sekitar Binar.

View More

Chapter 1

OSM - 1

Tujuh belas tahun lalu aku tak pernah menganggapnya ada. Bahkan, aku sering memilih untuk pura-pura tidur di dalam kamar rumah pakde saat dia dan beberapa teman sebaya sengaja datang untuk mengajakku bermain. Aku tahu Binar menyukaiku dari teman sekelas kami yang mulutnya bocor kemana-mana. Anak ketua RT di kampung kakak papa tempat aku dititipkan untuk ber-Sekolah Menengah Tingkat Pertama itu, entah kenapa senang sekali mengirimkan benda-benda aneh untukku yang dititipkan lewat budhe.

"Ini kue bikinan Binar sendiri loh, Bi. Kamu nggak mau coba nih? Enak loh." Budhe selalu menggoda dengan kalimat sama sembari mencomot sepotong kue kering dari toples yang disodorkannya padaku.

Memang sih aku akui, makanan-makanan yang dikirimkan Binar biasanya baunya sangat menggoda. Tapi aku gengsi untuk menyentuhnya.

Tak hanya makanan, dia juga sering memberikan benda-benda yang menurutku sangat norak. Buku cerita, pensil atau pulpen yang bentuknya membuat alisku berkerut, gantungan kunci, dan masih banyak lagi. Namun sedikitpun, benda-benda itu tak pernah ingin kusentuh. Aku ingat, budhe selalu menyimpan rapi benda-benda pemberian Binar itu di sebuah kotak kayu, lalu menaruhnya di atas lemari pakaianku waktu itu. 

Entah bagaimana nasib benda-benda itu sekarang. Aku sangat jarang berkunjung ke rumah itu lagi sejak lulus SMP dan papaku memasukkanku ke salah satu SMA elit di ibukota. Terakhir kali, kami ke sana saat pakde meninggal. Itu pun sudah beberapa tahun silam.

Belasan tahun kemudian, sosoknya tiba-tiba muncul di kantor tempatku menjalankan roda bisnis bernilai milyaran. Penampilannya sudah sangat jauh berubah. Aku hampir tak mengenalnya lagi andai dia tak memanggilku dengan nada yang sama seperti dulu.

Aku yang sedang sangat terluka dan kesepian, tiba-tiba seperti menemukan obat. Entah kenapa, mendadak begitu kurindukan sosok masa kecil itu. Lebih gila lagi, aku sampai berpikir andai waktu bisa diputar. Mungkin jika Binar yang menjadi pendampingku, aku tak perlu merasakan sakit seperti ini.

Sayangnya, aku sudah sangat terlambat. Gadis kecil yang dulu pernah memujaku itu ternyata sudah tak ada lagi. Dia sudah pergi entah kemana, tapi aku bertekad untuk membawanya kembali. Bagaimanapun caranya, Binar harus menjadi milikku.

(Abidzar Aidan Adhitama)

*

Di saat hidup sedang berat-beratnya. Rumah tangga sedang diguncang masalah demi masalah, aku malah dipertemukan dengan Abidzar dengan status dudanya. Pria dari masa lalu yang pernah sangat ku puja itu hadir dalam sosok pria dewasa yang nyaris sempurna.

Jujur, hati kembali bergejolak. Apalagi, saat Abidzar yang dulu begitu sulit digapai kini justru begitu dekat. Bahkan memaksa masuk tanpa kendali. Tapi mungkinkah kutinggalkan keluarga yang telah menemaniku sekian lama hanya untuk pria kaya raya yang baru saja patah hati itu?

Aku yakin, Abidzar hanya sedang mencari pelampiasan atas kekecewaan hidup yang sedang dialaminya. Sayangnya, dia menjatuhkan pilihan konyolnya itu padaku dan aku bukanlah Binar yang pernah dikenalnya dulu.

(Binar Kanaya Shasmita)

Tujuh belas tahun lalu aku tak pernah menganggapnya ada. Bahkan, aku sering memilih untuk pura-pura tidur di dalam kamar rumah pakde saat dia dan beberapa teman sebaya sengaja datang untuk mengajakku bermain. Aku tahu Binar menyukaiku dari teman sekelas kami yang mulutnya bocor kemana-mana. Anak ketua RT di kampung kakak papa tempat aku dititipkan untuk ber-Sekolah Menengah Tingkat Pertama itu, entah kenapa senang sekali mengirimkan benda-benda aneh untukku yang dititipkan lewat budhe.

"Ini kue bikinan Binar sendiri loh, Bi. Kamu nggak mau coba nih? Enak loh." Budhe selalu menggoda dengan kalimat sama sembari mencomot sepotong kue kering dari toples yang disodorkannya padaku.

Memang sih aku akui, makanan-makanan yang dikirimkan Binar biasanya baunya sangat menggoda. Tapi aku gengsi untuk menyentuhnya.

Tak hanya makanan, dia juga sering memberikan benda-benda yang menurutku sangat norak. Buku cerita, pensil atau pulpen yang bentuknya membuat alisku berkerut, gantungan kunci, dan masih banyak lagi. Namun sedikitpun, benda-benda itu tak pernah ingin kusentuh. Aku ingat, budhe selalu menyimpan rapi benda-benda pemberian Binar itu di sebuah kotak kayu, lalu menaruhnya di atas lemari pakaianku waktu itu. 

Entah bagaimana nasib benda-benda itu sekarang. Aku sangat jarang berkunjung ke rumah itu lagi sejak lulus SMP dan papaku memasukkanku ke salah satu SMA elit di ibukota. Terakhir kali, kami ke sana saat pakde meninggal. Itu pun sudah beberapa tahun silam.

Belasan tahun kemudian, sosoknya tiba-tiba muncul di kantor tempatku menjalankan roda bisnis bernilai milyaran. Penampilannya sudah sangat jauh berubah. Aku hampir tak mengenalnya lagi andai dia tak memanggilku dengan nada yang sama seperti dulu.

Aku yang sedang sangat terluka dan kesepian, tiba-tiba seperti menemukan obat. Entah kenapa, mendadak begitu kurindukan sosok masa kecil itu. Lebih gila lagi, aku sampai berpikir andai waktu bisa diputar. Mungkin jika Binar yang menjadi pendampingku, aku tak perlu merasakan sakit seperti ini.

Sayangnya, aku sudah sangat terlambat. Gadis kecil yang dulu pernah memujaku itu ternyata sudah tak ada lagi. Dia sudah pergi entah kemana, tapi aku bertekad untuk membawanya kembali. Bagaimanapun caranya, Binar harus menjadi milikku.

(Abidzar Aidan Adhitama)

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Bumi Senja
lanjut dong kak
2023-01-14 20:35:01
0
user avatar
SriMulyastuti
kenapa semua tulisan dari penulis ini tamat. padahal kan belum
2021-10-27 07:14:15
0
user avatar
Misnie Al-Asqar
Lanjut kak..
2021-08-06 00:42:34
0
user avatar
Iis Gustin Herlena
saya penasaran dgn ceritanya plisss segera upload lg dunk...pngen tahu kisah di masa lalu sang tokoh
2021-06-05 21:19:41
3
10 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status