On CEO's Bed

On CEO's Bed

Oleh:  Yellowflies  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
1 Peringkat
147Bab
4.6KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Alyssa terjebak kasus hutang yang melilit ayahnya. Secarik surat yang ditinggalkan sang ayah membawa Alyssa pada sosok Assa, pria kaya raya yang kehidupannya penuh bahaya. Alyssa terjebak dalam kehidupan asing tak dikenalnya, membawanya pada sebuah petunjuk tentang keberadaan sang ayah. akankah Alyssa bertahan bersama Assa untuk menemukan ayahnya?

Lihat lebih banyak
On CEO's Bed Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Yellowflies
Hai! Terimakasih untuk yang sudah baca ceritaku. Jangan lupa berikan dukungannya.
2023-09-22 08:03:45
2
147 Bab
1. Bad Day
Malam yang berkuasa memeluk Alyssa dalam lelahnya langkah-langkah yang diayun menuju kediamannya. Angin malam berhembus tak tahu diri, hingga Alyssa merapatkan coat lusuhnya. Nafas yang keluar berkali-kali adalah nafas lelah yang meski dihembuskan ternyata tak mampu mengurangi beban hidupnya. Saat kakinya berhenti di depan rumah, Alyssa melihat tiga orang pria berbadan besar berdiri di sana. Ada perasaan takut dalam diri Alyssa ketika mata ketiga pria itu menatapnya. Waswas dalam dirinya, namun Alyssa tetap melangkah mendekat.“Kalian siapa?” tanyanya takut-takut. Mata-mata mereka menatapnya dengan garang. Alyssa memberanikan diri menatap mereka agar tak mudah diintimidasi. Salah satu dari mereka dengan tato Naga di lengan kirinya menghampiri Alyssa. “Apa kau putri dari Samuel Moore?”“I-iya. Kalian siapa?”“Kami datang untuk mengambil uang yang ayahmu janjikan tiga hari yang lalu.”Mata Alyssa awas memperhatikan ketiganya. Rasanya ingin kabur, tapi badan-badan besar mereka rasanya
Baca selengkapnya
2. Hello Alyssa
Hampstead, Bishops Avenue terasa sangat lengang ketika kaki-kaki lelah Alyssa menyusurinya. Sudah sangat larut malam memang untuk mencari sebuah alamat. Alyssa sudah hampir kehabisan daya ketika mencocokkan setiap nomor rumah di sana. Jarak dari rumah ke rumah lainnya cukup memakan tenaga.“Nomor tiga sembilan sudah, berarti setelah ini nomor empat puluh,” Alyssa berbicara pada dirinya sendiri mengingat setiap nomor rumah yang dilewatinya.Tak ada satu pun rumah yang kecil di sini. Lebih pantas disebut mansions dari pada rumah. Ada juga yang rupanya seperti istana, atau gereja yang megah. Alyssa berhenti di depan pagar rumah dengan nomor empat puluh. Pagar yang menjulang tinggi sementara rumah di dalamnya terletak sangat jauh dari pandangan Alyssa.Dua penjaga berdiri di balik pagar. Pakaian mereka serba hitam dengan alat komunikasi di telinga. Alyssa yakin masing-masing dari mereka menyembunyikan pistol di balik jaket kulit yang dikenakan. Alyssa melihat dirinya kini seperti kelinci
Baca selengkapnya
3. Trap
Suara Assa terdengar seperti sebuah rayuan manis dari penyair yang membaca setiap untaian kata-kata cinta yang melenakan hati pendengarnya. Rupa parasnya seperti lukisan nyata yang dicipta seniman paling handal di muka bumi. Senyum tipisnya serupa Oase di tengah gurun.Alyssa terpana untuk sesaat, tapi seluruh kewarasannya kembali membawa Alyssa berpijak pada kenyataan bahwa tujuannya menemui Assa adalah untuk membereskan hutang-hutang ayahnya. “Se-selamat pagi Tuan,” balas Alyssa dengan terbata-bata.Assa tersenyum tipis melihat kegugupan Alyssa. “Duduklah, kita bicarakan apa yang ingin kau sampaikan sambil sarapan.”Alyssa setuju, dan Helga segera menarik kursi untuk Alyssa duduk berhadapan dengan Assa. Setelahnya Helga menepuk tangannya, lalu beberapa pelayan datang membawakan sarapan untuk mereka. Lagi-lagi Alyssa dibuat takjub dengan tempat yang sekarang diinjaknya.Aneka makanan untuk sarapan tersaji. Alyssa disuguhi wafel dengan taburan gula halus, madu dan juga potongan str
Baca selengkapnya
4. Assa Zachary
Assa Zachary Welsh adalah seorang pewaris tunggal Welsh Company yang sudah sangat lama menginginkan seorang Alyssa. Gadis yang selalu memenuhi mimpi-mimpinya. Tepat di depan matanya kini Alyssa berbaring dengan tenang setelah dokter datang dan merawatnya lagi.“Helga! bisakah kau menggantikan pakaiannya dengan pakaian tidur agar dia bisa beristirahat dengan nyenyak?"Helga menghela lelah nafasnya. Sejak kedatangan Alyssa, tuan mudanya itu belum juga pergi ke perusahaan untuk bekerja. Ketika Alyssa pingsan di depan mansions Assa langsung memerintahkan pengawalnya membawa Alyssa ke rumah yang ada di belakang mansion dan meminta dokter keluarganya untuk datang tanpa tetapi. “Baiklah tapi, setelah ini Anda harus berjanji untuk pergi ke kantor, Tuan Muda.”“Bukankah ada ayah di sana? Lalu untuk apa aku datang?”Assa tidak bisa dibujuk seperti anak kecil yang jika diiming-imingi permen maka, akan langsung menurut. Helga sudah kehabisan alasan untuk disampaikan pada tuan besarnya perihal pu
Baca selengkapnya
5. Mansion
Daun-daun bergoyang saling bergesekan begitu angin menyapa mereka. Sesekali ranting yang sudah terlalu panjang itu mengetuk-ngetuk kaca. Mengusik lelapnya Alyssa. Kembali terbangun dalam keadaan yang jauh lebih. Tidak lagi merasakan denyutan hebat seperti semula di kepalanya.Alyssa menggerakkan kepalanya ke kiri melihat pada ranting yang mengetuk-ngetuk kaca jendelanya. “Apa kau ingin masuk? Sebaiknya jangan, jika kau masuk sepertinya tidak akan bisa keluar.”Alyssa frustasi hingga mengajak ranting pohon bicara. Pelan-pelan dia bergerak bangun, bersandar pada kepala ranjang lalu melihat tangannya yang kembali ditusuk jarum guna menyalurkan cairan ke tubuhnya.Dua pelayan masuk dengan mendorong troli makanan. Membawanya mendekat pada Alyssa. “Kalian siapa?”Salah satu dari mereka menjawab. “Kami pelayan Anda, Nona.”“Maksudku, nama kalian siapa?”“Saya Bertha, dan dia adalah Diana. Kami ditugaskan untuk menjaga dan merawat Nona.”“Termasuk mengganti pakaianku ini?” tanya Alyssa lagi s
Baca selengkapnya
6. Nasib Alyssa
Assa menarik nafas, lalu menghembuskan perlahan berusaha untuk tenang menghadapi kaburnya Alyssa. Pria itu benar-benar tak habis pikir dengan Alyssa. “Dia belum jauh, Argo perintahkan semuanya untuk mencari Alyssa. Bagi menjadi dua tim, gunakan juga anjing pelacak.”“Baik Tuan Muda!” Argo bergegas melaksanakan perintah Assa. Dia keluar dari mansion dan menghampiri para penjaga. Mereka langsung rapi berdiri tegak siap menerima perintah dari Argo. “Kita bagi menjadi dua tim. Cari Alyssa di hutan dan juga perkebunan, bawa beberapa anjing pelacak. Pastikan Alyssa ditemukan sebelum malam.”“Siap!”Karena begitu sudah terlatih mereka langsung bisa membagi tim, menyebar sesuai dengan apa yang diperintahkan. Sementara Assa tengah duduk di ruang tamu sambil mengganti sepatunya. Argo geleng kepala melihat tingkah tuannya itu.“Di luar mereka sedang tergesa mencari Alyssa, tapi Anda masih santai begini?”Assa berdiri, melepas jasnya. “Kamu pikir akan nyaman masuk ke hutan dengan sepatu kerja. M
Baca selengkapnya
7. Sangkar Emas
Alyssa menggeliat di atas tempat tidur, tapi sesuatu terasa membebani perutnya. Matanya melihat pada tangan kekar yang menjadi alasan berat di atas perutnya. Alyssa menyingkirkan tangan itu dengan kasar tapi, Assa kembali memeluknya. Lebih erat.“Lepaskan saya!”“Bukan kamu sendiri yang semalam minta dipeluk?”Mata Alyssa kian terbuka lebar. “Ahahaha! Itu tidak mungkin, saya tidak pernah meminta siapapun memeluk saya.”Assa melepaskan pelukannya, lalu bergerak untuk bisa duduk bersandar pada kepala ranjang. “Semalam kamu bermimpi, kamu menangis dan minta dipeluk.”Apa yang Assa katakan tidak bisa langsung dipercayai Alyssa, tapi pikirannya mengingat sesuatu. Semalam memang mimpi buruknya datang menghantuinya lagi setelah sekian lama tapi, apakah benar sampai menangis dan minta dipeluk. “Anda pasti mengarang cerita,” ujar Alyssa mengelak pernyataan Assa akan dirinya semalam.“Apa perlu aku tunjukkan rekaman kamera dari kamar ini?”Alyssa langsung duduk begitu mendengar ada kamera di
Baca selengkapnya
8. Kabur Lagi
Alyssa merasa kondisinya jauh lebih. Perutnya juga sudah diisi penuh. Alyssa masih mengibarkan bendera perang baik pada Helga ataupun pada Bertha dan juga Diana. Sejak pagi Alyssa sangat menyusahkan ketiganya. Mulai dari makan yang katanya tidak mau, tapi akhirnya Alyssa meminta makanan yang tidak ada. Mau tidak mau Bertha dan Diana meminta chef di rumah untuk memasak ulang, tapi Alyssa ingin mereka bertiga yang memasak.Entah itu soal rasanya ataupun soal porsinya. Selain soal makanan Alyssa juga protes perihal air yang disiapkan Diana untuk mandi. “Saya ingin mandi susu dengan taburan kelopak bunga mawar dan harus berjumlah seratus tangkai.”Diana memberitahu hal itu pada Helga, dan tentu saja apa yang Alyssa mau dituruti, tapi ketika bak mandi sudah siap seperti yang diminta, Alyssa lagi-lagi protes karena katanya airnya terlalu dingin. Alyssa ingin mandi dengan air hangat.Tujuannya jelas ingin membuat mereka lelah dengan tingkahnya lalu dibebaskan tapi, tentu saja hal itu tidak a
Baca selengkapnya
9. Tersesat
Ada seorang wanita baik hati yang mau meminjamkan Alyssa ponsel sehingga gadis itu bisa menghubungi Jane dan meminta tolong pada mantan pacar ayahnya itu untuk dijemput. Jane bersedia menjemput Alyssa. Sekarang Alyssa duduk di dekat bangku taman. Dia bersembunyi di antara pohon-pohon sebab takut Assa bisa menemukannya.Alyssa menunggu dengan cemas kedatangan Jane. Di setiap kali ada mobil melintas dia akan buru-buru bersembunyi tapi, mobil yang melintas kali ini adalah mobil Jane sehingga Alyssa keluar dari persembunyiannya. Jane menghentikan mobilnya di tepi jalan dekat taman.“Astaga! Alyssa!” seru Jane begitu keluar dari mobil dan mendapati Alyssa yang kacau.“Aku akan jelaskan tapi, tolong sekarang kita pergi dulu.”“Baiklah,” ujar Jane dan segera kembali masuk ke mobil. Jane benar-benar terlihat khawatir dengan kondisi Alyssa. “Apa kau sudah makan?”“Belum.”Satu-satu yang sekarang Jane pikirkan adalah memberi Alyssa makan. Mobilnya melaju cepat mencari restoran cepat saji yang m
Baca selengkapnya
10. Sementara
Assa duduk tenang di kursinya melihat pada rekaman kamera pengawas yang ada di beberapa jalan dan juga toko-toko. Setelah semalaman baru diketahui kini keberadaan Alyssa. Pria itu memerintahkan Sam dan Wolf untuk mengawasi Alyssa dari kejauhan. Dua orang itu melaporkan tentang dengan siapa Alyssa tinggal.Assa sedikit tenang begitu mendengar informasi tentang Dastan, Pria pemilik toko kelontong itu yatim piatu sejak kecil, dibesarkan oleh neneknya dan mengurus toko warisan orang tuanya. Tidak ada catatan kriminal tentang Dastan, hal itu yang membuat Assa tenang. Jadi untuk satu atau dua hari dia akan membiarkan Alyssa bebas dahulu.Fokus Assa sekarang adalah menyelidiki Jane dan juga tiga penagih hutang itu. Argo menemani Assa, juga memberitahu beberapa hal terkait orang yang tengah Assa selidiki. Seperti yang sudah-sudah mereka tidak akan melepaskan lawan dengan begitu mudah.“Jadi Jane adalah mantan kekasih Samuel yang sengaja dipacari untuk mencari informasi tentang kebakaran gudan
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status