PASIEN NOMOR SEMBILAN

PASIEN NOMOR SEMBILAN

last updateTerakhir Diperbarui : 2022-02-22
Oleh:  Ris ManiceOn going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel4goodnovel
10
35 Peringkat. 35 Ulasan-ulasan
10Bab
1.9KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Sinopsis

Ini adalah cerita tentang pasien nomor sembilan yang datang padaku murni sebagai pesakitan. Allsya, remaja yang terlahir dari keluarga berada tapi tak bisa menikmati bahagia. Ditempa oleh keadaan yang memaksanya untuk dewasa sebelum waktunya. Diusianya yang masih belia ia mencari tentang keadilan, perbedaan laki-laki dan perempuan, dan pembedaan perlakuan. Ketika di penghujung SMP--masa sibuknya ujian, berhasil menemukan jawaban. Patriarki. Selain dari buku yang dibacanya, ia juga mendapatkan pemahaman dari Ersya--mahasiswa yang sedang KKN di desanya. Menjalin kedekatan. Mengajari banyak hal setiap malam, berbagi perhatian, dan juga memberi perlindungan layaknya sepasang kakak-beradik. Tiga bulan sudah, tiba masanya Ersya harus pulang. Tugasnya telah usai dan harus kembali menyelesaikan studynya di kota asal. Tentu saja Allsya tak baik-baik saja setelah perpisahan. Terciptanya kebersamaan membuatnya merasa kehilangan. Terlebih ketika mimpinya dipaksa mati oleh sang ayah dengan jeratan sebuah perjodohan. Ketika ia datang padaku memberanikan diri bercerita tentang sekelumit hidupnya sebagai upaya penyembuhan diri, maka mata hatiku merubah cara pandang tentangnya. Menebas segala prasangka yang sempat tercipta karena kesaksianku yang tidak utuh. Keputusannya datang padaku adalah momentum terbaik untuk melengkapi bagian rumpang yang sering mengundang pikiran yang bukan-bukan serta kesimpulan tanpa rujukan. Namun secara tidak langsung ia mengajakku bermain-main dalam labirinnya. Bahkan bukan lagi bersifat ajakan melainkan paksaan karena ini menyangkut tanggung jawab profesi. Baiklah, dengan bantuan diary sebagai saksi bisu sang pemiliknya yang dibiarkan aku baca, kesaksian seorang lelaki yang sangat kupuja, serta mataku sendiri yang menyaksikan beberapa bagian hidupnya, aku susun benang merah dari hidup seorang pasien nomor sembilan. Silahkan, saksikan saja kinerjaku ini!

Lihat lebih banyak

Bab 1

Prolog

Ketika selesai menutup pintu kamar kecil yang ada di dalam ruangan, telah kudapati sosok yang menunggu di sofa beludru yang berseberangan dengan tempatku duduk, hanya dipisahkan oleh meja kaca yang diatasnya terdapat namaku beserta gelar P,Si. di belakangnya.

Punggung rapuh di depan sana sama sekali tak bereaksi meski heels yang kupakai sangat tak mungkin untuk tidak mengeluarkan suara. Namun, detik kemudian kepalanya sekilas menengok menyadari kehadiranku.

Hah! 

Aku memicingkan mata, mencoba mengenali. Wanita itu ...!

Sikapku memang berlebihan, tidak seharusnya berlaku demikian. Maka buru-buru mengendalikan diri–menghampiri.

Segera kubaca daftar pasien yang tergelatak di meja. Menyusuri setiap nama.

Allsya–nama yang sering digumamkan seseorang. Dan sekarang sebagai pasien dengan nomor urut sembilan. Tak habis pikir!

Apa motifnya datang kemari? Memberitahu bahagianya di atas sakit orang lain? Mengumumkan kemenangannya? Berbagai praduga negatif lainnya memeneuhi isi kepala. 

Wanita ini, sumber patah hati. Entah pelet macam apa yang digunakannya, hingga lelaki yang kucintai–teman dari dini tak mampu menganggapku yang selalu menamani.

Dan kabarnya, lelaki yang kucintai itu melangsungkan lamaran dua hari yang lalu.

Aku menggeleng. Stop, jangan bawa masalah personal. Ini urusan pekerjaan, maka harus profesional! Tegasku pada diri sendiri.

"Apa yang membuatmu datang kemari, Nona?" Kulemparkan pertanyaan pertama yang tak lupa dengan selarik senyuman agar membuatnnya nyaman. Itu adalah sebagai keharusan, meski saat ini aku melakukannya dengan penuh sandiwara agar tak terlihat kalah di hadapannya. Sedangkan tanganku yang berkuku panjang ini sangat gatal untuk mencabik seonggok tubuh wanita yang telah sepuluh tahun lalu menjadi duri dalam daging.

Tak menyahut sama sekali, membiarkan pertanyaan itu menggantung di udara.

Raganya terlihat kosong dengan pandangan yang menerawang, mungkin menyusuri segala sudut kenang. Namun yang pasti, isi kepala itu terlalu sesak.

Apa yang terjadi dengannya? Aku mulai penasaran. Apakah dua hari lalu gagal lamaran?

Mati-matian aku membujuk hati yang terbakar amarah untuk sedikit mengasihani. Berbagai rapal kalimat untuk menyadarkanku dari kegilaan ini. Menyugesti diri untuk tetap dalam kendali. Harga diri sebagai profesi menjadi pertaruhan saat ini.

Sempat beberapa menit disergap sunyi. Tak ada tanda-tanda akan membuka suara, apalagi hanya sekedar menjawab tanya.

Pengabaian. 

Namun, berikutnya aku baru menyadari dengan seiringnya luruhlah dinding batu yang menyelimuti hati. Salah satunya, hal seperti inilah yang kusuka dari konsepsi ilmu jiwa. Sebagai remote control untuk wajar dalam berekspresi. Dengan kata lain sangat berguna untuk menangani diri, secepatnya mengendalikan pada realita yang pernah atau sedang dihadapi.

Bukankah pengabaian ini tidak terjadi untuk pertama kalinya?

Bahkan bukan untuk pertama kalinya juga mendapati seseorang yang enggan berbicara, padahal mereka sudah paham tujuannya datang.

Perlu menunggu beberapa detik lagi untuk mengajukan pertanyaan kedua sekaligus menarik perhatiannya dengan tatapan sengaja agar merasa diperhatikan.

Namun, detik itu pula kepalanya menoleh lalu menggeleng. Mata itu menyiratkan keraguan bahkan ketakutan. 

Yeah, paham betul apa maksudnya. 

Dengan datangnya kemari, mereka sudah tak punya lagi pendengar akan ceritanya. Sejak itu terjadi, mereka akan menutup diri. Entah sengaja karena menurutnya manusia lain sudah tak dapat dipercaya atau karena dirinya sendiri hilang percaya diri. Semuanya mereka simpan rapat-rapat sendirian, tak pernah sedikit pun berbagi. Hingga lelah dan kewalahan, mereka butuh pendengar.

Kuselami legamnya manik yang membingkai  mata bulatnya itu. Namun pupilnya sangat kecil dan redup bahkan tersamarkan oleh bayangan bulu mata lentiknya. Permukaan matanya yang bening bak kristal itu tak mampu menghadirkan binar. Sarat akan kesakitan.

Aku tertawa kecil, bukan ingin menertawakannya sungguhan karena terlihat sebagai pesakitan, tetapi mencoba mengendurkan otot-otot wajah agar terlihat ramah.

"Segala sesuatu pasti punya alasan, Nona," ucapku memberi pengertian. "Bahkan datangnya Anda kemari dalam keadaan sadar," lanjutku sediplomatis mungkin.

Masih dengan lekat menatap netranya, aku mencoba meyakinkan. Tersenyum tulus bersimpati.

"Ssaa-kit." Suaranya tercekat juga terdengar begitu sesak.

Yeah, dia datang kepadaku memang murni sebagai pesakitan. Bahkan dalam keadaan sangat kacau dan memprihatinkan. Sunghuh kasihan! 

Bahu itu mulai berguncang. Rapuh kemudian luruh. Entah kemana dirinya yang dulu. Hilang atau terjebak? Aku tak mengenalnya dalam kondisi sekarang. 

"Bicaralah! Saya tidak akan menyela selagi tidak diminta," tawarku akhirnya. 

Dan aku pun segera menyiapkan segenap perlengkapan untuk merekap catatan tentangnya. Kemudian segera memposisikan diri sebagaimana yang harus aku lakukan: mendengarkan. 

Tentang cemburu yang mungkin saja akan menyergap ketika lelaki pujaan hadir dalam cerita pasien di depanku ini dengan begitu manis, itu urusan nanti. Jangan khawatir, aku akan menghabisinya. Sebab satu hal yang pasti, dalam keadaan ini aku benar-benar netral. Kemarahan yang sempat mengendap itu telah menguap, entah karena tuntutan profesional atau memang sepotong hati tergelitik kasihan

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

10
100%(35)
9
0%(0)
8
0%(0)
7
0%(0)
6
0%(0)
5
0%(0)
4
0%(0)
3
0%(0)
2
0%(0)
1
0%(0)
10 / 10.0
35 Peringkat · 35 Ulasan-ulasan
Tulis Ulasan
user avatar
Ayzahran
Keren ceritanya! lanjut Thor!
2022-01-18 03:19:08
1
user avatar
Ken Andra
ceritanya fresh bgt..good job kka
2021-08-11 18:17:37
1
user avatar
Demong
Bagus kak..
2021-08-01 20:22:30
1
user avatar
Luluk masluhah
Keren kak, jangn lupa sub balik ya
2021-07-29 13:19:08
1
user avatar
youarestarsx
Menarik nihh, next thorr
2021-07-29 11:03:58
1
user avatar
Raffa Raffa
Lanjuutt,, gasss
2021-07-29 10:52:07
1
user avatar
Wiselovehope
Seru, menarik, dan mantap ...️...️...️
2021-07-28 21:21:18
2
user avatar
Azled
Aku mampir, next kilat dong...
2021-07-24 21:27:55
1
user avatar
N Mustika
Haaiiii Nilam Hadiiiir ...
2021-07-24 14:39:05
1
user avatar
Ira putri ujr
Semangat author ...aku menunggu jangan digantung wkwk
2021-07-24 13:32:14
1
user avatar
M. Kuswandi
Nice.......
2021-07-24 09:41:09
1
user avatar
Elis Elis
Asyik banget bacanya ...️ next dong Thor...
2021-07-24 09:28:29
1
user avatar
Siti
Next cepet dong... semangat ya buat nulisnya...
2021-07-24 08:51:40
1
user avatar
Ris Manice
Luvv luv banget...️ next kilat dong Thor...
2021-07-24 08:42:19
1
user avatar
Randria
Next Thor .........
2021-07-24 02:58:26
1
  • 1
  • 2
  • 3
10 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status