Dinikahi Gus Misterius

Dinikahi Gus Misterius

Oleh:  Ratu Halu  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
8 Peringkat
40Bab
9.2KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Menikah tentunya tidak hanya melulu soal cinta dan hubungan ranjang, tetapi menikah adalah menyatukan rasa, menyatukan dua pemikiran yang berbeda untuk menjadi satu tujuan. Anisa, wanita bercadar yang semula hidupnya selalu ceria kini berubah menjadi sebaliknya setelah dia menikah dengan seorang Gus muda yang notabene nya hasil perjodohan kedua keluarga. Pada awalnya, Anisa berpikir menikah dengan pilihan orang tua pasti akan mendapatkan yang terbaik, karena dia yakin pasti semua orang tua ingin anaknya bahagia, akan tetapi setelah semuanya dia jalani, semua dugaannya salah, hidupnya menjadi banyak masalah dan juga air mata menjadi saksi disetiap harinya. Ada apa dengan pernikahan Anisa? Apakah dia akan tetap melanjutkan pernikahan tersebut? Atau lebih memilih untuk menjadi janda asalkan bahagia?

Lihat lebih banyak
Dinikahi Gus Misterius Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
rosi kudo
lama banget update nya,,,,, udah pinisirin bingits nih
2023-10-06 14:51:28
1
user avatar
Icha Qazara Putri
Wah kira-kira mau di bawa kemana tuh Marwah sama Gus Yusuf??
2023-07-22 21:25:34
1
user avatar
Endah Spy
ceritanya sangat menarik .. semangat terus ya thor
2023-05-23 20:12:30
2
user avatar
Emeli Emelia
lanjut dong thorrr
2023-05-16 23:52:11
1
user avatar
Emeli Emelia
lanjut Thorr ceritanya bagus dan juga penasaran
2023-05-16 23:51:00
1
user avatar
Zakiya Paundra
ceritanya bgus
2023-04-10 21:58:37
2
user avatar
Zakiya Paundra
novel nya menguras emosi
2023-04-08 15:21:59
1
user avatar
Erni Erniati
masuk rak dulu ya.........
2023-03-17 17:50:50
3
40 Bab
Bab 1 : Pernikahan Sandiwara
“Saya terima nikahnya dan kawinnya Anisa Azahra Khumaira binti Abdul Qodir Jaelani dengan maskawin nya yang tersebut dibayar tunai.”Hari ini, hari dimana aku dan pria itu akan bersatu dalam ikatan suci pernikahan. Aku yang tak mengenalnya, harus ikhlas menerima perjodohan ini. Keinginan orang tua tak bisa ku tolak.Aku masih di dalam kamar bersama umi dan calon ibu mertua, menunggu ijab kabul selesai. Aku mendengar suara lantang itu menggema begitu indah menyentuh hati ini.SAH.Mendengar ijab dan qabul itu membuat hati dan pikiran ini tak dapat bereaksi dengan seimbang. Pikiranku menolak sedangkan hatiku begitu tersentuh akan dirinya.Aku dan pria itu sudah sah menjadi sepasang suami—istri sehingga sudah halal untuk dipertemukan. Umi dan mertuaku menuntun tangan ini, ke luar dari kamar.Kini, aku dan dia berdekatan. Aku belum berani menatapnya, apalagi mencium punggung tangannya, hanya bisa memperhatikan kedua kakinya saja.“Ning, kamu ini bagaimana, sih? Ini suami kamu didiemin. Ayo
Baca selengkapnya
Bab 2 : Wanita Lain Diantara Kita
Setelah selesai salat subuh, aku sebagai seorang istri harus sudah siap siaga di dapur untuk berkutat dengan alat dapur beserta bahan-bahannya.Selalu mengingat apa yang selama ini umi katakan, jika seorang istri selalu bangun lebih awal daripada suami lalu dia menyiapkan sarapan yang terbaik untuk suaminya, akan ada kebaikan untuk keduanya.Belum tahu apa saja yang dia suka dan tidak disukai, memang benar uminya belum pulang lagi ke Kudus tapi aku sangat malu untuk bertanya padanya apa makanan kesukaan suamiku.“Masak apa, ya, pagi ini? Aku takut dia nggak suka sama yang aku masak,” ucapku sambil melihat isi kulkas.Menatap wortel, dan daging ayam menjadi semakin bingung harus masak apa, mau bertanya pun rasanya malu.“Hmm.”Ku dengar deheman seorang wanita, langsung ku lihat ke arah sumber suara ternyata wanita itu? Apa dia belum pulang? Tidur di mana dia semalam, jadi penasaran.“Kamu ....” aku tidak boleh menegurnya, pura-pura tak tahu apa-apa.“Aku Marwah, Mbak. Ada apa subuh-sub
Baca selengkapnya
Bab 3 : Punya Niat Apa?
Betapa takutnya hamba saat ini ya Allah, bagaimana jika nanti semuanya tahu sedari tadi aku dengan sengaja mendengarkan mereka berdua berbicara.Tidak ada maksud lain selain ingin tahu apa saja yang Gus Yusuf lakukan di belakangku, tak ada niat buruk apalagi tidak sopan.“Ning, kamu kenapa? Ayo,” ajak Gus Yusuf.“Eh, iya,” jawabku langsung mengikuti langkahnya.Sampai selesai makan pun ternyata wanita itu masih belum pulang juga dari rumah, kalau saja aku tidak takut pada orang tua, dan tidak peduli dengan dosa, pasti sedari tadi aku sudah mengusirnya, agar tak menganggu lagi.Menganggu di rumah, sih, tak masalah karena pintu rumah selalu terbuka untuk tamu, tapi menganggu rumah tanggaku? Jangan harap aku diam saja, paling-paling aku hanya berusaha diam tapi beraksi.Di dalam kamar saat ini, kami hanya berdua saja, tidak mungkin juga, kan, Marwah mengikuti sampai ke kamar? Memangnya dia siapa?“Ning, koleksi buku kamu banyak sekali, suka atau sering baca?” tanya Gus Yusuf.“Hmm, dua-d
Baca selengkapnya
Bab 4 : Seperti Apa Suamiku Itu?
Tidak pernah terbayangkan olehku sebelumnya, setelah ku pakai pakaian itu, ternyata bukan hanya lekuk tubuh saja yang terlihat jelas, melainkan kemaluan ku oh tidak mungkin, mana bisa ku pakai seterusnya? Bagaimana nanti jika Gus Yusuf datang dan tidak bisa menerima penampilan ku yang seperti sekarang.Buru-buru ku ingin mengganti kembali pakaian yang tadinya sangat terbuka menjadi pakaian seperti semula, memang lebih nyaman menggunakan gamis syar'i dibandingkan pakaian seperti itu, sangat tidak percaya diri saat memakai nya.Ku dengar ketukan pada pintu, betapa terkejutnya aku. Bagaimanapun juga pakaian aneh itu masih ada di atas tempat tidur dan tentunya sangat berantakan, dengan cepat ku langsung merapikan nya dan sebisa mungkin menyembunyikan semua pakaian tersebut di tempat yang cukup aman, tidak mungkin siapapun bisa menemukan nya.Setelah ku buka pintu kamar, ku dapati bahwa pria yang sudah bergelar sebagai suami kini tengah menatapku dengan tatapan yang sulit sekali untuk diar
Baca selengkapnya
Bab 5 : Suami Misterius
Ada banyak pertanyaan yang sudah ku pikirkan sebelumnya, tetapi kenapa setelah ingin membahas nya aku tidak bisa seberani itu kepadanya. Malam ini, hal baik yang sudah seharusnya dilakukan pun tidak terjadi lagi, aku tidak menjawabnya, dan dia pun tak lagi memaksa untuk melakukan apapun.Selain hanya saling diam, kami tak ingin membahas nya lagi. Ku biarkan saja dia merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur, aku hanya ingin sedikit mengurangi kecemasan terhadapnya, dengan cara tak terlalu banyak berbicara saat berada di dekatnya.“Ning ... kemarilah, kenapa kamu masih saja berdiri di situ? Masih marah pada saya?” tanya Gus Yusuf.“Aku? Marah? Nggak mungkin, Gus.”“Lalu? Apa yang membuatmu seperti ini sekarang, jika tidak ada kemarahan, lantas apalagi? Katakan, jika memang kamu sedang marah,” tanyanya, sangat menuntut kali ini.Menuntut seperti ingin segera dijawab olehku, hanya saja rasanya masih malas untuk kembali berbicara dengan seseorang yang sudah membuatku semakin meningkatkan t
Baca selengkapnya
Bab 6 : Tatapan Yang Berbeda
“Loh, kalian berdua ternyata ada di sini, Umi bingung tadi mencari kalian berdua, kirain sudah berangkat.”Kami terkejut karena kedatangan umi yang secara tiba-tiba seperti itu, aku tidak tahu lagi harus bagaimana setelah ini, bertanya pun rasanya sudah percuma.Agar tak terlihat seperti orang yang sedang bermasalah, ku alihkan pembicaraan sebelum semuanya benar-benar kacau, bisa saja nanti umi menginterogasi lebih jauh lagi daripada sekarang, lebih baik sedia payung sebelum hujan, berjaga-jaga sebelum hal-hal yang tak diinginkan terjadi.“Umi ... ini katanya Gus eh suamiku maksudnya, ada yang ingin dibicarakan dulu sebelum berangkat,” sahutku sedikit gelagapan.“Apa itu? Sebaiknya bicarakan nanti saja saat di perjalanan, Umi bukan apa-apa, coba lihatlah ... di luar sudah mulai mendung, walaupun masih pagi, kan, sebaiknya jangan menunggu hujan deras, kurang aman di jalan nya.”Benar memang apa yang umi katakan, keselamatan di perjalanan jauh lebih penting sekarang, jangan sampai aku l
Baca selengkapnya
Bab 7 : Dua Persamaan
“Ning, ayo ... ke luar dulu, biar saya ajak kamu ke restoran dulu untuk makan siang,” ucapnya, aku yang masih bingung hanya mengangguk dan turun dari mobil sesuai dengan perintah nya.Mobil ditinggalkan begitu saja di pinggir jalan tadi, sedangkan kami memilih untuk makan siang terlebih dahulu agar tak terlalu merisaukan mobil lagi.“Kita mau makan di mana? Kamu saja yang pilih dan tentukan harus makan di mana,” titahnya.Aku sebenarnya ada keinginan tetapi itu semua ku urungkan terlebih dahulu, karena sangat ingin menghormati serta menghargai suamiku sebagai imam dalam rumah tangga kami, sudah sepantasnya dia ku berikan kenyamanan saat bersama.“Ning, ayo ... katakan ingin makan di mana? Katakan, saya benar-benar ingin kamu yang menentukan, ini perintah suami!”“BONCAFE PREGOLAN,” jawabku dengan tegas.“Baik, kita makan dan beristirahat terlebih dahulu sembari menunggu tukang memperbaiki mobil nya,” cecar Gus Yusuf, dia terlihat seperti sedang memikirkan hal lain, yang berbeda dari t
Baca selengkapnya
Bab 8 : Wewangian Aneh
Tak terasa sudah hampir zuhur, kami masih saja di tempat tadi, selesai makan pun tak ada kabar dari tukang yang sedang memperbaiki mobil, Gus Yusuf memutuskan untuk mencari musala ataupun masjid terdekat, menunaikan ibadah salat bersama.“Kamu tak apa-apa, kan? Kita mencari musala jalan kaki seperti ini?” Gus Yusuf ternyata bisa peka juga terhadap orang yang ada di dekatnya.“Ora apa-apa, sing penting aman, Gus.”“Terima kasih, Ning.”“Lagi pula kita niatkan untuk mencari rumah Allah, bukan sembarangan jalan kaki, Gus. Insya Allah pahala, lelah ataupun letih nya,” ucapku.“Kamu benar, ya sudah ... ayo, sebelum azan,” katanya.Pada saat kami terus berjalan kaki, entah kenapa ada sedikit keanehan lagi pada diri suamiku, bukan dirinya melainkan tubuhnya, saat ini aku sangat dekat dengannya, karena dia terus saja menggenggam tanganku, jadi ku bisa mencium aroma yang ada di tubuhnya.Parfum laki-laki seperti itu, kah? Aku belum pernah sebelumnya berdekatan dengan lawan jenis seperti ini se
Baca selengkapnya
Bab 9 : Ke Manakah Gus Yusuf?
Semenjak ku beritahu kidal itu sudah sejak kecil ku alami, Gus Yusuf hanya mengangguk dan tak lagi mencari tahu mengenai wewangian tersebut, apakah mungkin dia sudah tahu siapa orangnya? Namun, tak ingin ku marah, atau ada hal lainnya yang aku sendiri tidak tahu apa itu.“Saya akan segera kembali, sekarang harus menghubungi seseorang terlebih dahulu,” ucapnya, belum sempat ku menjawab dia sudah pergi begitu saja.Untuk pertama kalinya, pergi begitu saja di saat dirinya akan menghubungi seseorang, yang entah siapa orangnya, aku benar-benar tak ingin soouzon pada siapapun.Sembari menunggu, tak ingin menyia-nyiakan waktu dengan penantian sia-sia, aku buka buku yang kebetulan ada di dalam tas, lalu membaca nya agar tak terlalu hening selama menunggu nya.Buku yang saat ini ku baca adalah buku islami, judulnya saja sudah cukup membuatku penasaran ingin cepat-cepat membaca, karena ini buku baru yang belum sempat ku baca sebelumnya.Berjudul menjadi bidadari cantik ala islami, benar-benar b
Baca selengkapnya
Bab 10 : Kesetiaan Yang Dipertanyakan
Sampai menjelang sore lagi, ku tak bisa menemukan di mana keberadaan Gus Yusuf, jangan tanya sudah berapa kali ku menghubungi dirinya hari ini. Terlalu sering aku dikecewakan, membuatku semakin meragukan sosoknya, aku takut dengan seperti itu, akan ada banyak kesalahpahaman yang terjadi pada rumah tangga kami.Selepas salat ashar, aku masih heran dengan lelaki itu, dia begitu betah menunggu entah siapa sebenarnya yang dia tunggu, ku lihat dia belum pergi juga, apakah dia penjaga masjid dan semacamnya? Apapun alasannya, aku tak ingin tahu.“Hei, assalamualaikum? Bagaimana? Masih mau, kah, kamu menunggu seseorang yang tak mungkin datang lagi?” Aku terkejut, saat menyadari dia sudah kembali mendekat dan bahkan bertanya seperti itu kepadaku.Aku tanpa menatapnya pun tetap menjawab, “Tentu, waalaikumussalam.”“Kenapa tentu? Atau hanya karena dia suamimu? Maka dari itu rela menunggu yang tak pasti sendirian di sini? Lebih baik pulang sebelum malam.”“Maaf, sebelumnya. Terima kasih untuk itu
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status