PERSELINGKUHAN ISTRI PENGUSAHA

PERSELINGKUHAN ISTRI PENGUSAHA

By:  Mllapngst  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
5 ratings
46Chapters
4.3Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Sara Damayanti, seorang gadis yang haus akan kasih sayang. Benar saja, meskipun tinggal bersama orang tua kandungnya sendiri, ia harus merasakan peran sebagai anak tiri. Tidak ada kata bahagia di dalamnya, yang ada hanyalah duka. Ketika memasuki usia dewasa, Sara bertekad mencari informasi tentang siapa dirinya sebenarnya. Ia pun nekad pergi ke kota orang, untuk menjalankan misinya. Di tengah perjalanan misinya, ia bertemu dengan seorang pria tampan dan kaya raya, ia bernama Amar. Pria yang begitu dingin, namun juga memiliki cinta yang tulus. Perjalanan cinta mereka terbilang mulus sampai dengan ke jenjang pernikahan. Kehidupan mereka bisa dikatakan bahagia, sampai pada akhirnya Sara menghadirkan orang ketiga di dalam rumah tangganya. Amar yang mengetahui hal tersebut, hatinya sangat hancur. Cinta di dalam dirinya menumbuhkan kebencian yang mendalam. Amar pun bertekad membuat kehidupan istrinya hancur sehancurnya, karena ia pikir hukuman mati pun tidak akan cukup mengimbangi rasa sakit karena dikhianati. Lantas, apakah Amar tega melihat Sara menderita? Lalu apakah Sara benar-benar telah mengkhianati Amar? Atau ini hanya sebuah konspirasi belaka? Yang jelas ada sebuah rahasia yang belum terpecahkan.

View More
PERSELINGKUHAN ISTRI PENGUSAHA Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Mei Wibowo
Beh... Gila sih... Thor, please kasih Sara happy ending ya... suka deh
2022-01-25 15:57:44
2
user avatar
Selene21
Masukkan pustaka dulu, nanti baru lanjut baca. Semangat berkarya, Kak!
2022-01-19 20:25:04
1
user avatar
Mllapngst
Minta review, dan sarannya ya kak...
2022-01-19 20:01:57
1
user avatar
Kak Lola
ceritanya keren, gaya bahasanya jg bagus. ditunggu up bab selanjutnya ......
2022-01-14 06:38:22
1
user avatar
Zelwa Aldama
Semangat nulisnya ...
2022-01-10 17:05:17
1
46 Chapters
BAB I
Pukulan keras seketika menyentuh tubuh seorang gadis kecil berusia sembilan tahun.              “Bukan. A ... aku tidak melakukannya, Ma.”    Dari bilik kamar di sebuah rumah, terlihat anak kecil tengah meyakinkan sesuatu kepada ibunya. Gadis kecil itu terlihat sangat mungil. Ia mengenakan pakaian bermotif polkadot, ditambah penampakan pita merah muda yang menghiasai rambutnya, membuat dirinya terlihat begitu menggemaskan.               “Sudah, ngaku saja! Kamu yang memakan ikan di meja itu, kan?” tanya perempuan paruh baya yang berdiri tepat di depan gadis kecil tersebut. Tatapan matanya begitu sinis, bola mata yang berbentuk bulat sempurna, seakan mau keluar dari kerangkanya, ditambah kerutan di dahinya, membuat gadis kecil tersebut makin merasa ketakutan.               “Argh, sakit!” Gadis kecil terseb
Read more
BAB II
          Sara tidak menemukan satu pun fotonya di dalam buku itu. Ia semakin yakin bahwa orang tua kandungnya, tidak pernah menganggapnya ada. Terlepas dari rasa sakit hatinya, ia tetap melanjutkan untuk membuka buku tersebut sampai tuntas.  Hingga pada akhirnya, ia sampai di halaman paling akhir. Dia  menemukan sebuah informasi tentang kelahirannya. Sara Damayanti, dilahirkan di Klinik Bunda Mulia, Bidan Anik Masruroh, Surabaya. Hanya tulisan itu yang ia temukan.           Mungkin itu adalah kalimat biasa bagi orang lain, tetapi tidak bagi Sara. Tulisan tersebut bisa ia jadikan sebagai petunjuk untuk menjawab semua pertanyaan yang ada di benaknya selama ini.  ‘Bagaimanapun caranya, aku harus pergi ke sana,' ucapnya dalam hati. Sara jelas-jelas mempunyai tekad yang kuat untuk pergi ke klinik itu. ** Keesokan harinya, Sara mengemasi beberapa pakainnya untuk di bawa ke Su
Read more
BAB III
Klinik Bunda Mulia. Hati Sara berdegup kencang, ketika melihat tulisan yang terpampang jelas di depan matanya. Selangkah demi selangkah ia berjalan, tujuannya semakin dekat. Ada rasa penasaran yang ingin segera ia temukan kebenarannya. Namum, juga ada perasaan takut akan kenyataan yang nantinya tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.  Suasana klinik tersebut benar-benar sepi, bahkan di bangku antrean depan hanya ada dua orang yang menunggu. Mungkin karena hampir seharian hujan turun, jadi banyak yang merasa malas untuk keluar rumah.         “Selamat siang! Ada yang bisa saya bantu?” tanya resepsionis  yang duduk di depan pintu pendaftaran. Ia menyapa Sara dengan ramah, lalu tersenyum hingga menonjolkan lesung pipinya yang membuatnya tampak manis.        “Iya, Mbak. Perkenalkan saya Sara. Sebenarnya, saya mau ketemu dengan Bidan Anik Masruroh, apa saya bisa sekarang?”
Read more
BAB IV
        ''Wah! Jawaban yang kamu berikan sangat berbeda dari pelamar lainnya. Nilai ijazah kamu, juga tidak buruk. Stabil di angka 8. Yang paling saya suka, kamu begitu percaya diri, dan sangat ramah,'' ucap Zea. Ia seperti sedang memberi sinyal yang positif untuk Sara.            “Jadi, keputusannya bagaimana, Mbak?” tanya Sara. Ia benar-benar tidak sabar untuk mendengar jawaban dari Zea. Meskipun Zea terlihat memujinya, Sara masih tidak berani menyimpulkan apa maksud dari pujiannya itu. Zea menepis bibirnya, lalu mengulurkan tangan. “Selamat! Kamu diterima di toko kue ini. Mulai besok, kamu sudah bisa bekerja,” jawab Zea dengan tersenyum ramah.             “Alhamdulilah. Terima kasih banyak, Mbak,” ucap syukur Sara karena ia bisa diterima kerja di toko kue tersebut.  Sara kembali termenung. Ada perasaan lega karena ia sudah mempunyai pekerjaan. Namun, d
Read more
BAB V
        “Kamu di sini anak baru, jadi harus berhati-hati. Kalau tidak tau, tanya. Jangan sampai kamu melakukan kesalahan  yang membuat pelanggan saya kecewa. Saya tidak suka kesalahan, apalagi kecerobohan,” kata Amar. Ia menatap tajam  wajah Sara. Meskipun ia memiliki bibir yang tebal, ia sangat pandai mengecam orang lain dengan sangat mudah.         “Baik, Pak, saya mengerti,” jawab Sara seraya menunduk.  ‘Dasar orang songong,’ gerutu Sara dalam hatinya. Sara tidak habis pikir dengan sifat bosnya yang begitu angkuh. Ternyata ekspektasinya terlalu berlebihan, ia pikir bosnya adalah orang yang baik hati dan ramah, kenyataannya  adalah orang terangkuh yang pernah ia temui.          “Pergilah, saya mau berbicara dengan Zea!” perintah Amar kepada Sara. Rupanya ia tidak ingin pembicaraannya dengan Zea didengar oleh orang lain. Lagi pula, Sara juga tidak berselera m
Read more
BAB VI
            Rumor mengenai keberadaan Sara membuat para pembeli banyak yang berdatangan, dan menarik simpati banyak orang, sudah sampai di telinga Zea. Raut wajahnya pun menggambarkan kecemasan tanpa sebab, sesekali berusaha menarik napas, lalu membuangnya. Bersikap biasa-biasa saja menjadi jalan ninja agar tidak terlihat cemas.           ‘’Bagaimana mungkin hanya karena seorang pelayan … apa dia mempunyai ilmu marketing yang jauh di atasku?’’ Tanya Zea pada dirinya sendiri, setengah tidak percaya dengan kenyataan yang ada di depannya. Keberhasilan Sara dalam menarik minat pembeli, menciptakan teka-teki khusus untuk Zea.           ‘’ Apa cuma karena dia cantik? ’’  Lagi-lagi ia bertanya pada diri sendiri. Tidak dapat dipungkiri, bahwa diam-diam dirinya juga mengakui kecantikan  Sara. Bahkan sesekali ia membandingkan dirinya sendiri dengan Sara. Namun tetap saja, ia tidak
Read more
BAB VII
        ‘’Mas, are you okay? Hallo!!’’        ‘’Oh ya, ini mbak uangnya!’’ Dengan segera Anda menyulurkan uang berwarna biru tua, yang ia ambil dari dalam dompetnya.Kali ini, matanya masih tidak bisa terpental dari wajah Sara. Meskipun Andra melamun, ia tetap sadar dan mendengar dengan jelas nominal yang Sara ucapkan tadi.          ‘’Terimakasih,’’ ucap Sara pada Andra dengan sedikit mengukir senyum di bibirnya.Mempunyai alis tebal berwarna hitam pekat, justru semakin menghiasi wajah Sara. Bagi Andra, setiap kali Sara tersenyum, setiap itu juga ia merasa jatuh hati berulang kali. Sebuah bibir yang memiliki warna merah merekah, membuat senyuman itu terlihat seperti bunga mawar yang baru saja mekar. Sebenarnya ada tanda tanya yang tertanam di benak Sara saat ini, mengenai sikap Andra yang seringka
Read more
BAB VIII
 Sara memberikan handphone itu kepada Andra, ia juga mengetahui kalau handphone yang ia temukan bukanlah barang murah, tentu saja ia sangat berhati-hati untuk menjaganya, sampai pemilik asli handphone tersebut datang untuk mencarinya.Sara bukanlah orang yang cacat teknologi,  ia sangat tahu bahwa brand terkenal yang berpusat di California itu, tentunya mempunyai harga belasan juta. Terlebih lagi handphone tersebut menyongsong type terbaru di kelasnya. Di lain sisi, Sara cukup pintar untuk menelitik sesuatu berdasarkan pengamatannya.Dengan lihainya, Andra sengaja mengecek handphone miliknya dengan detail, ia tidak mau Sara sampai curiga kalau sebenarnya dirinya hanya berpura-pura.              ‘’Aku akan membalas budi, dengan memberikan handphone yang serupa seperti yang kamu temukan,’’ tutur Andra
Read more
BAB IX
                ‘’Ada apa ini? Suara kalian kedengaran sampai dalam,’’ tanya Zea yang hadir diantara mereka.                ‘’Ini nih, Kak, salah satu karyawan di toko ini ada yang jadi pencuri,’’ ucap Ratri sambil melempar lirikan tajam kepada Sara, gadis tersebut seakan-akan memberi kode kakaknya bahwa yang ia maksud sebagai pencuri adalah seseorang yang berada di sampingnya itu.                ‘’Omong kosong! Hentikan omong kosongmu itu, apa yang kamu tuduhkan sama sekali tidak benar,’’ ucap Sara sambil mengangkat jari telunjuknya.  Zea menatap Sara dengan ketat, sepertinya ia ingin membaca pikiran Sara melalui kedua matanya. Sementara itu, kosentrasi Zea mend
Read more
BAB X
                ‘’Jika kamu tidak salah, lalu dari mana kamu mendapatkan handphone itu, Nona?’’ Amar rupanya tidak menelan mentah-mentah omongan dari Ratri, untung saja ia masih bisa berusaha adil, dan menjadi penengah mereka. Hebatnya lagi, dalam situasi seperti ini, ia masih bisa mempertahankan kewibawaannya dengan tidak mudah terpancing dengan hasutan orang.                Zea masih terdiam membeku, sorot matanya kali ini menggambarkan rasa kagum pada hatinya. Sifat Amar yang tegas, cara bicaranya yang tertata, semakin memperlihatkan bahwa ia adalah orang yang berpendidikan.‘’Saya mendapatkan Hp ini dari seorang pria, Pak! Dia adalah salah satu customer tetap toko ini. Kemarin handphone dia ketinggalan di sofa depan, dan aku tidak sengaja menemukannya. Selang beberapa jam,
Read more
DMCA.com Protection Status