Share

Bab 143

Author: Elenor
Dani khawatir mereka akan tertabrak, jadi Dani mengikuti mereka sehingga bisa melindungi mereka jika ada orang yang tidak sengaja akan menabrak mereka.

Namun, saat ini jumlah orangnya terlalu banyak.

Baru saja main 1 jam lebih, mereka sudah ditabrak dua anak perempuan.

Tania sih masih aman, tapi Clara tidak, tubuhnya jatuh bertabrakan dengan Dani.

Tanpa pikir panjang, Dani langsung melingkarkan lengannya di pinggang wanita itu, lalu mengeratkan pegangannya dan mendekapnya erat dalam pelukannya.

Clara yang mendadak jatuh ke pelukannya langsung tertegun. Segera dia merasakan tidak enak, jadi ingin mendorongnya. Tapi kakinya terasa sakit.

Dani masih tidak melepasnya. "Apa pergelangan kakimu terkilir?"

“Sepertinya iya.”

Dani dengan cekatan memanggil staf dan minta mereka jaga Tania, sementara dia membungkuk dan menggendong Clara.

Clara kira dia akan minta staf untuk membantunya.

Tapi tiba-tiba dia digendong oleh Dani. Dia pun sedikit bingung, lalu dia menolak, "Turunkan aku dulu, aku..."

D
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 144

    Setelah Clara dan Dani selesai makan dan berkendara belum terlalu jauh, dia menerima panggilan dari Raisa."Clara, kamu di mana? Aku hampir mati kelelahan, datang jemput aku makan malam dong."Clara tidak mengatakan dia sudah makan. "Kamu di mana?""Kawasan Pancawarna," kata Raisa, "Di sini ada rumah kuno yang dibangun beberapa tahun lalu. Pagi-pagi aku ke sini bareng bibi untuk lihat properti. Capek banget.""Oke."Setelah menutup telepon, Clara menyesuaikan navigasi dan menuju Kawasan Pancawarna.Lebih dari sepuluh menit kemudian, Raisa menelepon lagi. "Clara! Kamu tahu siapa yang kulihat di sini?"Clara terdiam.Baru-baru ini, satu-satunya hal yang bisa buat Raisa bicara dengan kesal tampaknya cuma..."Edward, Vanessa dan keluarganya! Dia bawa Keluarga Gori untuk lihat rumah!"Clara menatap lurus ke depan dan berkata "Iya" tanpa ekspresi di wajahnya.Biasanya ketika Edward dan Vanessa pergi keluar, mereka selalu bawa Elsa.Jadi, Edward tinggalkan Elsa sendirian di rumah hari ini ka

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 145

    Clara hanya bisa termenung.Sepuluh menit kemudian, Clara keluar dari kamar mandi.Setelah makan malam dengan Raisa, dia tiba-tiba ingin pergi ke panti rehabilitasi.Tetapi memikirkan kondisi ibunya dan kata-kata Pimpinan Panti bahwa dia tidak boleh bertemu dengan orang yang dikenalnya, Clara yang sudah mengendarai mobilnya sampai pintu masuk panti, pada akhirnya, mengurungkan niat dan kembali pulang.Ketika sampai di rumah, dia mengunci diri di kamar dan mulai melakukan urusannya sendiri.Entah berapa lama waktu telah berlalu.Ponselnya berdering lagi.Itu panggilan dari Edward.Clara melihatnya, meneruskan pekerjaannya, mengabaikannya.Telepon pun berhenti berdering.Beberapa menit kemudian, Edward menelepon lagi.Clara masih tidak menjawab.Setelah beberapa saat, Edward mengirim pesan: [Nenek minta kita datang untuk makan malam bersama.]Clara tidak mau menjawab.Di sisi lain, Edward yang melihat tidak ada jawaban, hanya bisa terdiam beberapa saat sambil memegang ponselnya.Pada sa

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 146

    Setelah menutup telepon, Clara pun kembali bekerja.Menjelang jam sembilan malam, setelah pikirannya dipenuhi dengan pekerjaannya, suasana hatinya jadi makin membaik.Pada saat itu, Dylan menelepon."Mau keluar?"Setengah jam kemudian, Clara sudah tiba di bar.Dylan keluar menemuinya di pintu dan bertanya, "Kamu mau minum sesuatu?"Clara berhenti sejenak dan berkata, "Oke."Dylan mencondongkan tubuhnya dan meliriknya. "Suasana hatimu sedang buruk?""Sekarang sudah baikan."Dylan tidak bertanya apa-apa lagi dan memesan koktail biru dengan kandungan alkohol rendah untuknya.Clara pun memegang minuman di tangannya, menyesapnya sedikit demi sedikit sambil mendengarkan Dylan yang sedang mengobrol dengan teman-temannya.Baik dia maupun Dylan tidak menyadari kalau ada seseorang yang mengawasi mereka dari lantai atas.Agra: "Ternyata itu dia dan Dylan."Pria di sebelahnya mengikuti tatapannya dan berhenti ketika dia melihat Clara.Agra memperhatikannya dan tersenyum: "Kamu suka dia?"Temannya

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 147

    Tentu saja dia hanya bercanda.Gimana mungkin Dylan biarkan Clara bayar tagihan?Terlebih lagi, dia juga khawatir Prof akan tahu dirinya bawa Clara ke bar untuk minum. Jadi setelah kembali ke bar untuk bayar tagihan, dia langsung pergi bersama Clara.Keesokan siangnya.Clara pergi ke vila Prof Nian untuk menjemputnya.Setelah Prof Nian naik mobil, dia bertanya, "Prof, kita mau pergi ke mana?"Prof Nian pun memberikan sebuah alamat.Setengah jam kemudian, mereka tiba di sebuah restoran, Clara serta Prof Nian dibawa ke sebuah ruang VIP.Ketika mereka membuka pintu, tampak sudah ada dua orang yang duduk di dalam.Mereka adalah dua pria paruh baya dengan aura yang mengesankan.Melihat mereka masuk, keduanya berdiri dan berkata, "Akhirnya, kalian sampai.""Gunawan Wijaya, Henry Listanto." Prof Nian memperkenalkan mereka dengan ekspresi datar, seperti biasanya. "Muridku, Clara Hermosa."Clara pernah melihat mereka di berita.Yang satu memegang posisi yang sangat penting di militer, dan yang

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 148

    Setelah makan, Clara baru saja kembali ke rumah ketika Dylan meneleponnya.Setelah mengetahui apa yang Prof Nian ingin lakukan, dia berkata, "Gunawan dan Henry? Aku kenal mereka."Lalu dia menambahkan, "Ngomong-ngomong, Doni itu putranya Gunawan. Padahal ayahnya begitu hebat, tapi aku heran kenapa putranya malah nggak pintar nilai orang."Clara tidak menyangka Doni Wijaya adalah putra dari Gunawan Wijaya.Tapi itu bukan urusannya.Pada hari Selasa, mobil tanpa pengemudi X-Tech menjalani uji coba pertama, Clara dan Dylan pun berangkat ke X-Tech pagi-pagi sekali.Ketika mereka tiba, Doni, Agra dan lainnya telah tiba.Melihat mereka, dia hanya melirik sebentar lalu mengalihkan pandangan.Dylan juga tidak sudi melihat mereka, jadi dia bawa Clara untuk melakukan pengujian.Melihat semua persiapan awal telah dilakukan dan staf belum berniat memulai pengujian, Dylan bertanya, "Kenapa kalian belum mulai?"Pak Candra: "Pak Edward bakal datang untuk lihat langsung situasi pengujian. Begitu beli

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 149

    Dia bahkan tidak melirik Clara.Jelas saja, permintaan maafnya tidak untuk dirinya.Perhatian Doni tidak tertuju pada Clara, jadi dia tentu saja tidak peduli dengan detail ini. Dia menjawab, "Hanya beberapa menit saja, nggak masalah.""Pak Doni sungguh pengertian." Dylan berdiri dan berkata dengan nada dingin, "Sekarang semua sudah lengkap, jadi jangan buang-buang waktu lagi. Ayo kita mulai."Edward lalu menambahkan dengan sopan, "Sekali lagi, kami minta maaf, Pak Dylan."Dylan mendengus dingin, menarik Clara dan meninggalkan ruang rapat terlebih dahulu.Melihat Dylan memeluk Clara dengan erat, Edward melihatnya, tapi langsung membuang muka, jelas tidak peduli.Namun, Dani melirik mereka berdua beberapa kali lagi.Di antara kelompok itu, Edward dan Vanessa yang menjadi pusat perhatian.Ketika mereka tiba di jalur pengujian, staf melaporkan dengan hormat, "Pak Edward, Bu Vanessa, kami sudah siap."Sikap ini jelas memperlakukan Vanessa sebagai istri bosnya.Edward: "Mari kita mulai.""Ba

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 150

    Ketika dia meninggalkan X-Tech dan masuk ke mobil, Dylan masih marah.Dia sepertinya teringat sesuatu dan tanya pada Clara, "Ngomong-ngomong, siapa perempuan yang pakai jas dan berdiri di belakang Vanessa itu? Kulihat dia seperti nggak suka lihat kamu. Apa kamu kenal dia?"Clara: "Sepupunya Vanessa."Dylan pun terdiam."Edward nggak cuma izinkan Vanessa datang ke X-Tech, tapi dia bahkan terima anggota keluarganya juga ke X-Tech? Kalau terus seperti itu, sekalian saja ubah nama pemiliknya jadi Keluarga Gori."Clara juga merasakan hal yang sama.Tapi dia hanya jawab, "Iya."Mengingat besarnya cinta Edward pada Vanessa, mungkin saja suatu saat dia akan memberikan X-Tech padanya.Jadi wajar saja dia biarkan Keluarga Sanjaya bekerja di X-Tech.Dylan sangat marah hingga tidak sanggup lanjut bicara lagi. Makin dibicarakan, dia hanya akan makin marah.Malam harinya, untuk mengevaluasi hasil situasi pengujian mobil kerja sama antara perusahaan Edward dan Dylan, Clara dan Dylan pulang ke rumah l

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 151

    "Oke."Pada Sabtu pagi, Clara pulang ke Kediaman Keluarga Hermosa untuk makan bersama dan bertanya tentang situasi proyek baru pamannya.Setelah memastikan tidak ada masalah, Clara merasa lega.Sekitar jam dua siang, dia melaju menuju ke perkemahan.Saat Clara tiba, Dani dan Tania juga telah tiba.Orang-orang yang dibawa oleh Dani membantu mendirikan tenda dan pemanggang untuk barbeku.Baru-baru ini, turun salju selama beberapa hari dan gunung-gunung tertutup salju.Ketika melihatnya datang, Tania langsung menghampirinya dan menariknya sambil mengatakan bahwa dia ingin membuat manusia salju bersamanya.Clara dulu sering membuat manusia salju dengan Elsa.Tidak sulit bagi Clara untuk membuat manusia salju.Tak lama kemudian, mereka membuat manusia salju kecil.Tania bahkan secara khusus menyiapkan syal untuk manusia saljunya itu. Setelah membuat manusia salju, dia berlari untuk meminta pengasuhnya mengambilkan syal itu dan wortel.Dani berjalan menuju arah Clara.Clara melihatnya dan ti

Latest chapter

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 266

    Dalam kasus itu, Elsa kemungkinan besar akan melewati tahun baru di Keluarga Anggasta.Nenek Hermosa di dalam hatinya enggan berpisah dengan Elsa, dan juga merasa sedih untuk Clara.Hati Clara merasa tenang, lalu dia menghibur Nenek Hermosa dengan berkata, "Nenek, aku baik-baik saja, yang penting Elsa bahagia."Tetapi Nenek Hermosa mengira dia memaksakan senyumnya hanya karena tidak ingin membuatnya khawatir.Nenek Hermosa menghela napas dan tidak menyebutkannya lagi.Setelah sarapan, Clara, Arini dan Nenek Hermosa pergi membeli barang-barang untuk perayaan Tahun Baru Imlek.Jalan-jalan di pusat perbelanjaan dihiasi dengan lampu-lampu dan lagu-lagu Tahun Baru yang familiar dan terdengar di mana-mana, menciptakan suasana Tahun Baru yang meriah.Mengenai barang-barang perayaan, Bibi Arini dan yang lainnya sebenarnya sudah membeli beberapa.Mereka sudah punya banyak barang di rumah, dan hari itu hanya untuk memeriksa dan melengkapi kekurangannya.Anak-anak sudah terlihat di jalan mengenak

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 265

    Pesta koktail Morti Group diadakan tiga hari setelah pesta koktail perusahaan Dani.Malam itu, Dani tiba cukup awal.Mungkin karena Vanessa, Edward, Doni dan yang lainnya tidak hadir, jadi tidak ada hal besar yang terjadi di pesta koktail Morti Group.Ada cukup banyak tamu malam itu.Clara dan Dylan sangat sibuk dan tidak punya banyak energi untuk memberi perhatian khusus pada Dani.Di tengah pesta koktail, mereka melihat Dani mengobrol dengan Bagas, dan kemudian mereka tiba-tiba menyadari Dani tidak pergi lebih awal.Padahal, pesta koktail Keluarga Gori juga diadakan malam itu.Mereka semua mengira Dani datang begitu awal karena dia berencana untuk pergi di tengah acara dan menghadiri pesta koktail Keluarga Gori.Tidak disangka...Dylan merasa sangat puas dan tidak dapat menahan diri untuk berkata, "Apa artinya menghargai kerja sama dengan Morti Group? Lihat, ini adalah contohnya. Kalau Doni itu... Ckck, aku bahkan nggak minat membicarakannya."Clara juga sedikit terkejut.Karena Dani

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 264

    Doni berkata dengan tenang, "Apa yang kalian berdua bicarakan?"Edward tersenyum lebar, "Kami belum sempat bicara."Doni mendengarkan dan belum sempat mengatakan apa pun, Clara bahkan tidak ingin menyapanya. Dia malah berjalan melewatinya dan pergi.Doni menatapnya, lalu mengalihkan pandangannya dan mendapati Edward sedang memegang dua minuman di tangannya, "Apa ini?"Edward berkata, "Ini minuman yang disiapkan secara khusus. Apa Anda mau mencobanya, Pak Doni?"Doni berpikir sejenak, "Cangkir satunya untuk Bu Vanessa?""Betul."Doni hendak berbicara ketika Edward tiba-tiba berkata, "Saya pergi dulu. Pak Doni, silakan dilanjutkan."Doni mengerutkan kening dan melihat ke arahnya pergi, dan mendapati bahwa Vanessa dan Dylan sedang berdiri bersama, dan Clara berjalan ke arah mereka.Doni tercengang.Edward terburu-buru pergi ke sana karena dia takut Vanessa akan diganggu oleh Clara dan Dylan, bukan?Memikirkan hal itu, Doni mengerutkan kening dan langsung berjalan ke sana.Vanessa sebenarn

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 263

    Melihat Edward dan Vanessa, mata Dani tertuju kembali pada Clara.Melihat ekspresi Clara yang tidak berubah sama sekali saat melihat mereka berdua, dia menundukkan kepalanya, tersenyum ringan, dan berkata, "Aku akan ke sana sebentar."Clara dan Dylan mengangguk.Dani baru saja mengobrol beberapa patah kata dengan Edward dan Vanessa ketika Doni tiba.Saat melihat Vanessa, Doni tanpa sadar berjalan ke arahnya.Vanessa melihatnya dan tersenyum, "Pak Doni.""Bu Vanessa."Doni akhir-akhir ini sangat sibuk dan dia sudah lama tidak bertemu dengan Vanessa. Ketika dia melihatnya sekarang, sekilas keterkejutan kembali terpancar di pandangannya. Dia menatapnya lagi beberapa kali sebelum menyapa Dani dan Edward.Morti Group sekarang menjadi mitra yang sangat penting bagi Wijaya Group.Setelah mengobrol sebentar dengan Dani, Doni pergi ke Dylan dan berinisiatif untuk menyapanya.Setelah menyapa Dylan, dia menyapa Clara dengan acuh tak acuh, "Bu Clara."Clara tersenyum namun tidak berkata apa-apa.U

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 262

    Vanessa melihatnya dan tidak peduli.Dani melunakkan sikapnya terhadap Clara hanya karena kerja samanya dengan Morti Group.Gading dan Vanessa memiliki pemikiran yang sama.Itu adalah ketiga kalinya Andrew melihat Clara.Dia berkata, "Jadi wanita itu adalah pacar Kak Dani?""Uhuk!" Gading hampir tersedak sendiri saat mendengar hal itu, "Pacar apa? Mereka nggak punya hubungan apa-apa, jangan bicara sembarangan."Andrew baru saja tiba di ibu kota dan tidak tahu banyak hal.Gading dan Vanessa sama-sama berpikir itu karena dia melihat Clara yang cantik, dan berdampingan dengan Dani, jadi dia pun menebak Clara adalah pacarnya Dani."Oke."Setelah Dani melihat wanita itu, perhatiannya selalu tertuju padanya.Jadi, Andrew pikir mereka berpacaran.Akan tetapi, meskipun mereka sekarang bukan pacar, Dani sepertinya memang menyukai wanita itu, bukan?Dani telah menyadari tatapan Vanessa dan Gading yang sedang memperhatikannya.Melihat rapat akan segera dimulai, dia pamit pada Clara dan hendak per

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 261

    Andrew berkata, "Semua orang tampaknya sangat menghormati kakakku."Karyawan yang mengantarnya masuk tersenyum dan berkata, "Tentu saja. Bu Vanessa sangat cakap dan semua orang di tim kami sangat menyukainya."Apalagi, karena hubungan antara Bu Vanessa dan Pak Edward, kesejahteraan harian tim mereka juga sangat terjamin.Tentu saja, dia tidak mengatakan bagian yang itu.Mendengar orang lain memuji kakaknya, Andrew tersenyum gembira dan merasa bangga.Namun, dia tidak berniat untuk mengganggu pekerjaan Vanessa.Dia berkata, "Bawa aku ke tempat lain saja.""Baik."Andrew dan karyawan itu berjalan keluar, lalu bertemu dengan Dani yang baru masuk.Karyawan yang mengantar Andrew buru-buru menyapa Dani, "Pak Dani."Dani mengangguk dan melirik Andrew di sampingnya. Dia melihat Andrew memiliki wajah yang agak kekanak-kanakan dan cara berpakaiannya tipikal pelajar pada umumnya. Dia tidak tampak seperti seorang karyawan. Dia langsung bisa menebak identitas Andrew.Tetapi dia tidak mengatakan apa

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 260

    Pembicaraan kerja sama dengan Pak Markus berjalan sangat lancar.Dua hari kemudian, kedua pihak menandatangani kontrak, dan Pak Markus sudah punya rencana lain, jadi dia meninggalkan kantor Morti Group.Setelah seharian kelelahan, Clara dan Dylan kembali ke ruang konferensi dan minum beberapa minuman hangat. Tepat saat mereka sedang beristirahat, Sarah datang dan meletakkan setumpuk tebal undangan di hadapan mereka sambil berkata, "Ini semua undangan ke pesta koktail akhir tahun yang kita terima dalam beberapa hari terakhir."Setidaknya ada tiga puluh undangan di sini.Undangan yang dikirim oleh Doni, Dani, Anggasta Group dan X-Tech juga ada di antaranya.Clara dan Dylan melihat dan menemukan Keluarga Gori juga telah mengirim undangan.Pada undangan yang mereka kirim, selain Dylan, nama Clara juga tertulis di sana.Dylan duduk di depan meja konferensi, memegang undangan yang dikirim oleh Keluarga Gori dan tersenyum, "Tampaknya perusahaan kita cukup menarik."Dibandingkan perusahaan mer

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 259

    Namun, Ervan dan yang lainnya sudah berbalik dan naik ke lantai atas, dan tidak melihat Dylan yang baru saja keluar dari mobil.Dylan menarik kembali pandangannya dan bergegas menghampiri Pak Markus.Setelah memberi salam kepada Pak Markus, mereka hendak naik ketika Edward tiba.Begitu dia turun dari mobil, Pak Markus melihatnya dan berkata dengan heran, "Pak Edward!"Edward melihat Clara dan Dylan, ekspresinya tidak berubah, dan dia menjabat tangan Pak Markus yang berjalan ke arahnya sambil tersenyum tipis, "Kapan Pak Markus sampai ke ibu kota?""Baru saja sampai." Pak Markus berkata sambil tersenyum, "Pak Edward terakhir kali bilang kita bisa makan malam bersama saat senggang. Kapan Pak Edward punya waktu? Bagaimana kalau malam ini..."Edward berkata, "Saya sibuk hari ini, bagaimana kalau lusa?""Oke, kalau begitu lusa."Melihat Edward dan Pak Markus mengobrol, Dylan mengerutkan bibirnya dan berbisik, "Baru setengah bulan merasa tenang, aku nggak sangka ketemu mereka lagi hari ini."

  • Pak Edward, Istrimu Ingin Cerai   Bab 258

    Tepat saat dia hendak maju untuk menyambut tamunya, dia melihat sosok yang dikenalnya muncul di belakang orang itu.Ketika melihat Ervan, ekspresi Clara tetap tidak berubah.Ervan tidak melihatnya, namun seorang anak laki-laki berusia sekitar delapan belas tahun di sampingnya melambaikan tangan dengan gembira ke arah seberang pintu keluar, "Mama, Kakak, ayah dan aku ada di sini!"Mendengar perkataan anak laki-laki itu, Clara tiba-tiba berhenti dan menyadari siapa dia.Saat menoleh untuk melihat, dia melihat Rita dan Vanessa seperti yang diduga.Rita dan Vanessa tersenyum, Andrew Gori berlari ke arah mereka dengan antusias.Pada saat itu, Markus Solari, mitra Morti Group, datang sambil tersenyum dan menyapanya terlebih dahulu, "Bu Clara."Clara mengendurkan kedua telapak tangannya yang terkepal, mengalihkan pandangannya, tersenyum dan menjabat tangan pria itu, "Pak Markus."Pada saat itu, Rita, Ervan dan yang lainnya akhirnya melihat Clara.Ervan mengerutkan kening.Senyum Rita sedikit

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status