Share

Bab 840

Author: Lilia
"Ayah, hari ini masih sibuk?" Najwa memberi salam dengan sopan, tampak manis dan patuh.

Faisal menggeleng. "Nggak terlalu."

Sekarang murid-muridnya sudah selesai belajar sehingga dia menjadi lebih santai. "Kenapa kamu kemari?" tanya Faisal, pura-pura tidak tahu sambil melangkah ke ruang dalam.

Najwa tersenyum, ikut masuk bersama Faisal. Di luar masih ada cukup banyak orang.

"Begini, kemarin aku pergi belajar ilmu medis ke kantor medis wanita. Waktu pulang aku bertemu dua sepupu perempuan Daud. Penampilan mereka sungguh menawan ...." Sambil berbicara, Najwa memperhatikan reaksi Faisal.

Wajah Faisal tampak agak bingung. Kemudian, dia mengangguk sesuai instruksi pengawal Daud. "Oh, sepupu jauh ya .... Memang sudah lama nggak berhubungan."

"Jadi, mereka datang karena Daud sekarang sudah jadi jenderal? Mereka mau numpang nama?"

"Tenang saja, kami cuma punya satu menantu. Para sepupu itu nggak akan bisa apa-apa."

Melihat reaksi Faisal, Najwa menduga sepupu itu mungkin rekayasa Daud. Najwa se
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 1009

    Sura, Reza, Rafi, bahkan Dika dan beberapa pengawal bayangan buru-buru mendekat. Manusia hidup bertarung melawan mayat parasit yang dahulunya adalah manusia.Dalam pertarungan mengerikan itu, Luis akhirnya tidak mampu bertahan lagi. Dia hampir mati di tangan mayat parasit.Darias menerjang maju, mencengkeram leher Luis sambil membuka sebuah botol dan berkata, "Lantas kenapa kalau kamu seorang kaisar yang agung? Pasti seru sekali melihat perutmu meledak menjelang kematian!"Sambil mengatakan itu, Darias berusaha menuangkan isi botol ke mulut Luis.Luis menatapnya dengan dingin. Dengan mengerahkan segenap kekuatan terakhirnya, dia langsung merobek jantung Darias dari dadanya. Pada saat bersamaan, Darias juga mati-matian menebarkan isi botolnya ke tubuh Luis."Hahaha! Kamu juga mati!" seru Darias dengan mata terbelalak. Detik berikutnya, dia ambruk ke lantai."Kaisar, Kaisar ...." Semua orang bergerak mendekat sambil menatap Luis dengan raut ngeri.Meski Darias sudah mati, para mayat para

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 1008

    Saat mereka mengejar mereka lebih jauh ke dalam, samar-samar terdengarlah suara pertarungan. Tak lama, mereka melihat Reza, Rafi, dan puluhan pengawal lainnya sedang bertarung melawan Darias dan beberapa orang bertopeng.Orang-orang bertopeng itu bergerak begitu lincah, seolah tidak merasakan sakit atau memiliki rasa takut. Seisi ruangan dipenuhi bau amis darah yang memualkan. Luis bahkan hampir muntah."Dika, kamu lindungi Kaisar di sini," pesan Sura sebelum memimpin para pengawal bayangan menyerbu maju.Dika ingin bertukar posisi dengan Sura, tetapi sebelum dia sempat mengatakan apa pun, Sura sudah pergi dan terjun langsung ke dalam pertarungan.Di tengah panasnya pertarungan, Darias meniup sebuah peluit. Suaranya melengking memekakkan gendang telinga. Segera setelahnya, terdengar suara raungan mengerikan seperti lolongan setan. Semua orang terguncang horor mendengar suara itu.Luis berkata dengan cepat pada Dika, "Pergilah, minta bala bantuan!""Tapi ...," ucap Dika ragu-ragu."Ngga

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 1007

    Darias tidak peduli apa yang terjadi pada dunia. Namun, Luis harus mati! Dia tersenyum dan berkata, "Ayahku sangat baik hati. Orang-orang bisu ini sangat sulit bertahan hidup, apalagi di luar sana. Jadi, dia menerima mereka semua di kediaman ini.""Oh, ternyata dia sebaik itu," sahut Sura, tersenyum sambil menatap Dika. Kemudian, dia kembali menatap Darias dan melanjutkan, "Kudengar kalian juga membeli banyak gadis pelayan, tapi sejak masuk ke sini, aku hanya melihat beberapa pelayan bisu, ke mana para gadis itu?""Mereka semua sudah dibebaskan," ujar Darias dengan lancar."Dibebaskan?" Sura menggeleng dan berucap, "Mustahil, nggak ada yang melihat mereka.""Tuan Sura, apa kamu datang untuk menginterogasiku?" tanya Darias sambil tersenyum."Tepat, rekan-rekanku ingin tahu," jawab Sura seraya mengangguk. Luis belum mengungkapkan jati dirinya, jadi dia hanya menyebutnya sebagai rekan.Atmosfer ringan di ruangan seketika berubah muram.Darias tersenyum canggung dan berkata, "Tuan Sura dat

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 1006

    Sura dan Dika menangkupkan tinju mereka dan berkata, "Kami mengerti, Kaisar."Namun, Dika berkata lagi, "Kaisar, biarkan saya dan Sura yang pergi. Kaisar nggak boleh mengambil risiko sebesar ini."Luis berkata, "Sejak meninggalkan medan perang, aku belum pernah menunjukkan tinjuku selain saat kudeta istana. Hari ini, aku ingin menanyakan jati diri Darias secara langsung dan mencari tahu alasannya begitu membenciku hingga tega mengorbankan begitu banyak anak-anak dan rakyat kecil. Dia pantas dicincang hingga mati!"Saat bicara demikian, kendi anggur di tangan Luis sudah hampir kosong. Dia melemparnya ke arah Sura dan berucap, "Ayo, jalan."Sura dan Dika melirik pengawal bayangan yang mereka pimpin masing-masing. Bila terjadi sesuatu, mereka siap melindungi Kaisar.Bunyi dentang terdengar ketika kunci gerbang kayu dibuka. Seorang pelayan berwajah tanpa ekspresi membuka pintu gerbang.Segera setelah mereka masuk, Darias berjalan keluar. Matanya sedikit menyipit saat melihat Luis. Kemudian

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 1005

    "Aku tahu segalanya. Iblis keji itu membuat sarang di bawah tanah, menyekap gadis-gadis perawan dan pemuda kuat, tangisan anak-anak itu ...." Air mata gadis itu mulai mengalir. Sambil memegangi kepalanya yang berdenyut sakit, dia berlutut dan memohon, "Tuan, kumohon selamatkan aku, selamatkan kami ....""Di bawah tanah mana?" tanya Arkan."Tepat di bawah sini," sahut gadis itu.Tenaga Rizal sepenuhnya terkuras. Tubuhnya ambruk lemas ke lantai. Tamatlah sudah riwayatnya.Reza menyeret Rizal ke samping gadis itu, memelototinya dengan tajam sembari mengancam, "Kalian berdua akan bicara bersama. Kalau kamu mencoba mengelabuiku, aku akan langsung melumpuhkanmu.""Aku nggak berani. Aku nggak akan menyembunyikan apa pun," kata Rizal dengan nada memelas. Dia pun membeberkan segala yang diketahuinya dengan detail.Setelah mendengar penuturannya, semua yang berada di sana bergidik ngeri."Selain pasukan mayat parasit di bawah tanah, apa Darias punya rahasia lain?" tanya Arkan.Rizal menggeleng d

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 1004

    "Guru, Perdana Menteri Arkan," sapa Rizal, sedikit terkejut. Mengapa Arkan datang ke sini?Arkan melirik Reza yang berdiri di sampingnya.Reza mengangguk. Rafi pun segera maju dan menyergap Rizal, lalu menyumpal mulutnya dengan kain."Uhmm ...." Rizal terbelalak linglung, tidak mengerti mengapa dia diperlakukan seperti ini. Tatapannya tertuju pada Wawan.Wawan berkata dengan alis berkerut, "Bajingan kecil, sebaiknya kamu mengaku dengan jujur sebelum disiksa."Reza beringsut ke sisi tempat tidur dan menyibak tirai. Di balik selimut, seorang gadis berbaring dengan tubuh berbasuh keringat dan wajah merah. Terlihat jelas bahwa dia telah dibius."Kenakan pakaianmu dan keluar!" perintah Reza sebelum berjalan keluar."Gadis itu dibius," kata Reza pada yang lain.Raut muram menggantung di wajah Wawan. Dia bisa menebak siapa gadis itu.Gadis itu gemetar ketakutan, tetapi tetap menuruti perintah untuk berpakaian dan keluar. Tubuhnya lemas tidak bertenaga dan langkah kakinya terhuyung-huyung.Waw

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status