Pembalasan Sang Pewaris

Pembalasan Sang Pewaris

last updateTerakhir Diperbarui : 2024-12-04
Oleh:  Laluna TanOn going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Belum ada penilaian
13Bab
263Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Usai dua tahun pengabdian pada Alan dan keluarganya tak di anggap, Elena memutuskan untuk melawan namun dirinya berakhir di depak dengan kasar dan diceraikan secara tidak ramah. Elena yang merasa harga dirinya dicabik-cabik, mengangkat dagunya angkuh dan memutuskan kembali ke identitas aslinya sebagai pewaris. Tekadnya bulat untuk membalas perlakuan mereka setimpal!!

Lihat lebih banyak

Bab 1

1. Kegaduhan

"Mas ... tolong ambilkan obat ...."

Suhu tinggi memicu hawa panas yang terus menyeruak dari dalam tubuh Elena. Ia menarik selimut hingga membungkus sempurna sekujur tubuhnya yang bergetar hebat. Gigi-giginya bergemeletuk diluar kendali si empunya.

Paras cantik Elena yang menawan itu kini terlihat pucat. Ia melirik suaminya yang tengah larut dalam mimpi di sebelahnya.

"Mas?" panggil Elena lagi dengan suara parau.

Namun, Alan tak mengindahkan panggilan itu, ia malah membalikkan badan membelakangi Elena.

Melihat itu, Elena mendudukkan paksa tubuhnya dan memberanikan diri mengguncang bahu Alan perlahan.

"Mas!"

Alan yang merasa terusik menepis lengan Elena kasar. "Kamu gak punya kaki ya?! Merepotkan sekali!" gerutunya.

"Aku gak kuat," ucap Elena bergetar.

Alan berdecak kesal menatap Elena ia bangkit terduduk dengan menyandar di kepala ranjang. "Kamu tahu ini sudah larut malam? Waktunya istirahat, kamu malah menyuruhku ini dan itu!!" Matanya menyorot penuh kejengkelan.

Elena mendengus. "Aku tidak enak badan karena kehujanan saat pulang bekerja, Mas. Aku juga lelah kalau terus-menerus di forsir untuk bekerja siang dan malam!!" seru Elena yang mulai geram.

Alan tersenyum miring. "Memang begitu tugas seorang istri!! Lakukan saja dengan baik, jangan mengeluh! Aku capek!"

Kali ini Elena terpaksa menatap Alan ke matanya. "Kamu capek apa, Mas? Bukannya kamu tidak punya kesibukan lain selain bermain game online?!"

Rahang Alan mengeras mendengar ucapan Elena. Matanya mengkilat tajam menatap istrinya liar.

Plakk!!

Gamparan keras membuat Elena tersungkur di atas ranjang, sontak ia memegangi pipinya yang terasa panas dengan mata bergetar. Sudut bibirnya terasa perih diiringi aroma besi yang menjalar di indera pengecapnya.

Elena dapat mendengar deru nafas Alan yang memburu.

"Apa maksudmu?!" tanya Alan geram.

Elena meraih keberanian dari dalam dirinya dan bangkit menatap lurus Alan. "Sikapmu selalu seperti ini, Alan!! Apa kamu tidak bisa berusaha menjadi lebih berguna?!" Akhirnya Elena menyuarakan hatinya.

Ia benar-benar geram dengan sikap Alan yang sangat tidak menghargainya. Elena tak hanya melakukan semua pekerjaan rumah, tapi juga bekerja di kantor! Namun, pria itu malah sibuk main game dan tidak mau bergerak saat dibutuhkan pertolongan!

Alan menggertakkan geraham, tangannya mengepal kuat. "Jangan kurang ajar kamu, Elena!"

"Bukannya itu fakta, Mas?! Semenjak di-PHK kamu selalu hidup sesuai dengan keinginanmu sendiri!!" ungkap Elena dengan mata menyipit.

Alan yang tak terima menatap nyalang istrinya lantas menyambar leher Elena dengan cengkraman kuat. "Lalu mau kamu apa? Maksudmu apa mengungkit itu semua, HAH?!"

"A-alan!!" Suara Elena tercekat, matanya memerah dan berair menahan sesak. Ia berupaya keras untuk melepas lengan Alan di lehernya. Namun, tenaganya tak cukup kuat.

"Kamu juga tahu alasan aku di-PHK itu karena apa! Wajar kalau aku di rumah seharian. Kamu tidak perlu menyinggungku soal itu!!" berang Alan.

Ia tak menghiraukan Elena yang megap-megap berusaha mengumpulkan udara melalui mulutnya. Kaki Elena meronta mencari tumpuan agar ia bisa terlepas, namun tak sengaja malah menendang gelas yang berada di atas nakas.

Praaakkk!!

Alan semakin mengeratkan cengkeramannya dan menekan tubuh Elena. "Lebih baik kamu diam dan jangan banyak bicara! PAHAM?!" tegasnya.

Merasa belum puas, Alan menghentakkan tubuh ringkih istrinya ke lantai.

BRUKK!

Uhuk! Uhuk!

Elena terbatuk sambil memegangi lehernya yang terasa sesak. Tubuhnya gemetar dalam kengerian.

Tak berhenti di situ beberapa serpihan kaca dari gelas tadi mengenai telapak kakinya yang telanjang, Elena meringis menahan sakit sembari berusaha mencabut beling yang tertancap di kakinya.

Tiba-tiba, pintu terbuka kasar dari luar menampilkan seorang wanita paruh baya dengan rambut yang sudah memutih sebagian. "Ada apa ini?!"

Hening.

Tak ada jawaban dari Alan, sementara Elena masih berusaha untuk tetap tegar serta memegangi lehernya yang terasa nyeri.

Setelah kondisinya membaik, Elena beranjak menghampiri Ambar untuk menjelaskan situasi sebenarnya. "Mas Alan mencekikku, Bu! P-padahal aku hanya minta diambilkan obat," adu Elena berharap pembelaan.

Ambar mendelik sinis. "Halah, sakit sedikit sudah merengek! Kamu tidak lihat ini jam berapa? Biarkan anakku istirahat!!!”

Balasan dari mertuanya membuat Elena membelalakkan mata.

Apa mertuanya gila?! Anak itu baru saja hampir membunuhku dan dia sama sekali tak mempermasalahkan tindakan anaknya?!

"Kerjaan Mas Alan cuma bermain game online dirumah, Bu. Bagaimana denganku yang sibuk bekerja diluar maupun di dalam rumah? Lagi pula aku sakit karena kehujanan sebab putra ibu tidak menjemput ku tadi!" Elena berkata dengan raut wajah tak terima.

“Lagipula, hal yang wajar bagi suami untuk merawat istrinya kan? Yang tak wajar itu ketika seorang suami mencekik istrinya dengan brutal!” sambung Elena terengah-engah karena lelah. Tubuhnya masih sakit dan sekarang dia harus mendapatkan cobaan yang demikian tinggi. Membuatnya sama sekali tak bisa menahan luapan emosi.

Seketika darah Ambar mendidih mendengar itu. Matanya menyipit menatap Elena tak suka. "Oh, begitu ya? Kamu sudah bisa perhitungan sekarang?" tanya Ambar sarkas.

“Kamu boleh bersikap seperti itu saat dulu keluargamu masih jaya! Sekarang mereka sudah bangkrut, paham?! Kamu tak berhak mengatur perlakuan keluarga ini!”

Pernyataan Ambar lagi-lagi membuat Elena tak mempercayai apa yang ia dengar. Jadi, mereka semua dulu baik karena keluarganya masih jaya? Memuakkan!

Selama ini memang keluarganya yang mendukung operasional keluarga Alan karena memandang mereka sebagai besan. Namun, ternyata keluarga Alan hanya memanfaatkan keluarganya?!

Bibir Elena bergetar, ia berusaha keras menahan air mata yang hampir penuh tertampung di kedua matanya.

"Lalu, kamu ini pembawa sial!! Alan dipecat dan sulit mendapatkan pekerjaan karena kamu! Lagipula, kamu juga belum memiliki anak hingga hari ini?! Sudah jatuh miskin, mandul pula! Lantas apa fungsimu sekarang di rumah ini? Hanya menambah beban!!" sambung Ambar sambil mendengus kesal.

Belum lagi ketegangan di ruangan itu reda, tiba-tiba Baron dan Nyla muncul dengan muka bantal yang dihiasi rasa kesal.

"Ada apa sih berisik sekali. Tidak kenal waktu ya?!" tanya Baron.

"Tanyakan saja pada kakak iparmu ini! Selalu saja membuat ulah!" adu Ambar pada Baron.

Nyla yang sedang merapikan rambutnya jadi penasaran. "Memangnya kenapa, Bu?"

"Dia demam karena kehujanan dan merengek seperti anak kecil. Lemah sekali!" Ambar berkata sambil mendelik sinis pada Elena.

Mendengar itu, Baron angkat suara dan melayangkan tatapan kesal pada Elena. "Semenjak dia disini, rasanya rumah ini memang tak pernah damai, Bu. Dasar pembawa nasib buruk!!"

Seakan ingin menambah minyak dalam api, Nyla maju selangkah dan mengambil sejumput rambut dari pundak Elena. “Bagaimana dengan Valerie, Bu? Bukankah dia kandidat yang pas, seperti yang Ibu bilang kemarin?”

Perkataan Nyla membuat Elena bertanya-tanya. “Kandidat apa? Siapa Valerie?”

Mendengar itu, Nyla menjawab lagi. Kali ini sambil mengelus wajah Elena pelan. “Tentu saja calon istri Kak Alan yang baru. Lebih kaya daripada keluarga Wijaya yang sudah bangkrut!”

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
13 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status