Share

Bab 265

Penulis: Danira Widia
Mendengar itu, ekspresi Andrew mulai melunak. Dia bertanya, "Kenapa Caitlin nggak kasih kabar sama sekali?"

"Tenang saja, Ayah. Aku punya cara supaya dia yang mendatangiku," jawab Vania dengan penuh keyakinan.

Andrew memandangi putrinya, lalu menghela napas sebelum berucap, "Vania, jangan salahkan Ayah karena tega memukulmu. Pada akhirnya, semua ini juga demi kamu. Kalau Keluarga Tanaka stabil, kamu akan lebih terhormat ketika nikah sama Jason. Benar, 'kan?"

Bagaimana mungkin Vania tidak menyadari maksud ayahnya? Setelah satu tamparan, sekarang dia diberi gula-gula. Hanya saja Vania tahu, kekayaan keluarga adalah syarat mutlak kalau dia ingin menikah dengan penuh kebanggaan.

"Aku mengerti," jawab Vania dengan tegas.

"Minta ibumu untuk bantu kamu bersiap. Siang ini, kamu kembali bekerja seperti biasa. Jangan sampai orang-orang berpikir kamu takut dan sengaja menghindar," pinta Andrew.

"Ya." Vania mengangguk tanpa berani membantah.

Setelah Andrew pergi, Risma datang membawa alas bedak de
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (11)
goodnovel comment avatar
Yudek Noklik
bodoh nya janice otak udsngnys gsk kelar kelar dari pada mikir jauho jason ya cari bukti vania selingkuh sama aryacahyadi dan ungkap itu konspirasi mereka
goodnovel comment avatar
Tiny Pratiwi
kenapa tokoh perempuan ini begitu bodoh...tdk belajar setelah hidup ke dua.
goodnovel comment avatar
Bintang Palestin
seperti jualan seblak mungkin ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 1126

    Rensia mengangkat telepon itu.Meskipun tidak dalam mode pengeras suara, semua orang tetap bisa mendengar dengan jelas suara Anwar yang marah. "Rensia, kamu gila ya? Kamu sudah buat bukti palsu, kamu bisa dipenjara."Bibir Rensia terlihat pucat, tetapi dia tetap tersenyum dengan bangga. "Oh? Yang mau bunuh aku itu Yosep, apa ada hubungannya dengan Keluarga Karim? Aku hampir saja dibunuh, polisi juga melihatnya. Ini namanya ... bukti kuat. Kalau kamu merasa aku buat bukti palsu, silakan tunjukkan buktinya."Terdengar jelas Anwar menarik napas dalam-dalam. "Rensia, aku tahu apa yang kamu pikirkan. Kamu sudah kembali ke Grup Karim, kenapa kamu masih harus begini?"Mendengar nada bicara Anwar yang mulai lembut, Rensia malah merasa jijik. Dia mendengus dan berkata, "Ayah, kamu sedang merekam ya? Aku juga merekamnya kok."Saat memanggil ayah, nada Rensia terdengar sangat menyindir.Melihat Anwar yang berada di seberang telepon langsung diam karena niatnya sudah ketahuan, Rensia tertawa dan b

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 1125

    Saat polisi menyebutkan nama rumah sakit, Arya langsung tahu tujuan Rensia adalah mencarinya. Jika tidak, Rensia tidak mungkin akan memilih hotel yang dekat dengan rumah sakit tempatnya bekerja. Rensia pasti memikirkan pengobatan darurat di rumah sakit terdekat."Aku akan segera ke IGD dan sekalian hubungi keluarganya," kata Arya."Baik," balas polisi.Setelah itu, Arya berlari ke IGD sambil menelepon Jason.Sekitar lima menit kemudian, ambulans tiba di IGD.Mempertimbangkan identitas Rensia, Arya langsung mengambil alih perawatan Rensia setelah menjelaskan situasinya ke polisi. Saat sedang memakai sarung tangan, dia makin yakin semua ini adalah jebakan yang dirancang Rensia. Dia menggunting pakaian Rensia dan memperlihatkan luka di pinggang Rensia yang untungnya tidak terlalu dalam.Saat menjahit luka Rensia, Arya bercanda, "Nona Besar, kalian main apa sih di atas ranjang? Lempar pisau sambil tutup mata?"Wajah Rensia agak pucat, tetapi tatapannya sangat dingin. "Kamu percaya nggak ka

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 1124

    Pria itu menatap Rensia dengan ekspresi tidak percaya. "Kenapa .,, kamu bisa tahu tujuanku?""Kamu datang-datang langsung panggil aku Nona Rensia, orang bodoh pun tahu kamu datang dengan niat tertentu," kata Rensia sambil mengeluarkan korek api dan menyalakan sebatang rokok di bibirnya. Setelah mengisapnya sekali, dia mengembuskan asapnya ke arah pria itu.Pria itu langsung tertegun. "Kamu nggak mabuk?"Rensia terus mengisap rokoknya. "Orang yang mengirimmu itu benar-benar nggak mengerti aku. Aku sudah duduk di posisi ini, mana mungkin minum dua gelas saja sudah mabuk."Ekspresi pria itu menegang. Dia mencabut pisau dari atas bantal dan menatap Rensia dengan tatapan penuh niat membunuh. "Jadi, kenapa? Kamu pikir kamu masih bisa keluar dari hotel ini? Aku sudah siapkan air mandimu di kamar mandi, pengering rambut pun sudah siap.""Persiapanmu memang lengkap, tapi ... bukan kamu yang menentukan," balas Rensia dengan tenang.Mendengar perkataan itu, pria itu tersenyum sinis. "Kalau Nona R

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 1123

    "Apa?" tanya Janice dengan heran."Saat dulu Keluarga Azhara menjual semua aset mereka yang ada di dalam negeri dan pindah ke luar negeri, sepertinya alasannya nggak sesederhana itu," kata Jason sambil membuka salah satu halaman di dokumen itu yang ternyata adalah berita di koran dua puluhan tahun yang lalu.[ Dua pengusaha kaya diculik saat sedang berlibur dan penculik tetap membunuh padahal sudah membayar tebusannya. ]Saat membaca seluruh isi artikel, Janice akhirnya melihat sebuah nama. "Moris.""Benar, ayahnya Bayu adalah salah satu dari dua pengusaha itu. Setelah kejadian itu, mereka semua langsung pindah ke luar negeri dan secara diam-diam lagi. Ada yang bilang mereka nggak sanggup menerima kejadian tragis itu karena sampai sekarang pun pelakunya masih belum tertangkap."Janice langsung mengerti maksud tersembunyi dari perkataan Jason. "Kalau keluarganya dibunuh, orang lain biasanya pasti akan cari pelakunya. Tapi, kenapa mereka malah kabur ke luar negeri?""Beritanya memang ngg

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 1122

    Saat Janice terbangun kembali, malam sudah larut dan dia merasa lapar serta lelah. Mengingat Louise dan Vega masih di rumah, dia pun merasa bersalah dan segera mengambil ponselnya. Namun, tak disangka, mereka malah sudah mengirim pesan padanya terlebih dahulu.[ Nggak perlu mengkhawatirkan kami, aku akan jaga Vega. ][ Mama, aku boleh pesan adik perempuan dulu nggak? ]Janice tidak tahu harus menangis atau tertawa."Nggak perlu khawatir, aku sudah telepon Louise dan Vega," kata Jason dari belakang.Saat berbalik, Janice melihat Jason berdiri di dalam kamar itu dengan tanpa mengenakan atasan.Kulit Jason basah karena uap air dan memperlihatkan luka-luka, sehingga dia sedang memerbannya. Saat memerban ke bagian pinggang, celana tidurnya agak melorot sampai memperlihatkan otot perutnya yang kencang dan otot inguinal yang mengarah ke suatu tempat. Celana tidur hitam membalut kedua kakinya yang panjang dan kuat, tetapi baju tidurnya sedang dipakai Janice.Melihat itu, tenggorokan Janice ter

  • Pembalasan sang Istri Tertindas   Bab 1121

    Hal ini juga yang menjadi salah satu alasan mengapa Vega memiliki masalah dengan jantung sejak lahir.Saat ini, kondisi Jason sangat rapuh, keesokan harinya suaranya langsung serak dan batuk jika terkena angin dingin. Kondisi Jason ini sebenarnya masih bisa disembuhkan, hanya butuh waktu perawatan yang cukup lama. Oleh karena itu, Janice sangat memperhatikan perubahan cuaca. Saat tadi melihat sudah hujan deras, dia langsung mengkhawatirkan Jason.Saat Janice meletakkan tangan yang masih dingin karena angin dan hujan dari luar ke keningnya, Jason langsung merasa sangat nyaman. Sama nyamannya dengan tatapan Janice yang perhatian. Dia menarik tangan Janice dan menempelkannya ke pipi, lalu berkata dengan muram, "Aku nggak apa-apa.""Ada urusan apa yang harus diselesaikan dengan begitu buru-buru? Nggak bisa istirahat sebentar?" keluh Janice sambil meletakkan kantong di tangannya ke atas meja.Jason mengernyitkan alisnya dan menatap wajah Janice, lalu berkata dengan tenang. "Memang ada satu

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status