Share

bab 87:

Author: Bang JM
last update Last Updated: 2025-05-23 12:02:12

🥳

Lian Tian memandang Guru Xian, matanya penuh tekad. "Kami siap untuk ujian berikutnya."

Guru Xian mengangguk pelan. "Ingatlah, ujian ini adalah perjalanan panjang. Dunia baru ini akan selalu menguji kalian, dan hanya mereka yang mampu menjaga keseimbangan dalam diri mereka yang akan bertahan."

Kabut kegelapan mulai surut, memberi mereka sedikit ruang untuk bernafas. Namun, mereka tahu ini hanyalah permulaan dari perjalanan yang jauh lebih berat. Lian Tian melangkah maju dengan keyakinan, meskipun bayangan yang menyelimuti mereka masih bisa dirasakan.

Guru Xian berjalan di belakang mereka, matanya tetap tajam mengamati setiap gerakan. "Kalian telah menghadapi bayangan dalam diri kalian, tetapi ujian ini belum berakhir. Masih ada satu ujian terakhir yang harus kalian hadapi."

Lian Tian berbalik, matanya menatap serius. "Apa ujian itu, Guru?"

Guru Xian menghela napas. "Ini adalah ujian terbesar. Kalian akan dihadapkan pada pilihan yang aka
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pemilik Kitab Seribu Bayangan   102:Lembah Wuhen dan Ujian Darah Pertama

    Lembah Wuhen dan Ujian Darah Pertama------Kabut pagi menggulung pelan saat Bo Ren dan Mei Lin melintasi perbatasan menuju selatan. Lembah Wuhen, yang dahulu menjadi lokasi perang berdarah antar sekte, kini sunyi seperti kuburan tua. Hanya bisikan angin yang memeluk pepohonan kering di kanan-kiri jalan setapak.Mei Lin menatap peta dari gulungan bambu. “Kita hampir sampai. Lembah itu tersembunyi di balik Tebing Sepi, tiga li lagi ke arah barat.”Bo Ren mengangguk. Jubah hitamnya basah oleh embun, namun langkahnya mantap. Sejak menerima gulungan dari Ren Bai, ia merasa seperti berada di atas benang tipis yang menghubungkan dua jurang: warisan Lian Tian… dan kehancuran yang disemai para mantan muridnya.“Jika ini jebakan,” kata Mei Lin lirih, “mereka akan menyerang sebelum matahari terbit.”Bo Ren tak menjawab. Namun tangannya menggenggam gagang pedang pendek di pinggang kirinya, pedang peninggalan klan Feng.---

  • Pemilik Kitab Seribu Bayangan   101:Tanda Pertama dari Perpecahan

    Tanda Pertama dari Perpecahan------Langit di atas Yan Shui berubah kelabu. Angin laut tak lagi membawa kesejukan, melainkan aroma kekacauan yang belum terjadi. Burung-burung camar berputar rendah, seakan menyuarakan firasat buruk yang tak dapat mereka pahami.Bo Ren keluar dari Rumah Arsip Tertutup dengan mata yang lebih tajam dari sebelumnya. Tubuhnya seolah memancarkan hawa berbeda—bukan kekuatan, melainkan kedalaman. Di dalam dirinya, teknik yang tertulis dalam Bayangan Tak Bernama mulai menyatu perlahan.Mei Lin berjalan di sampingnya, gelisah."Ada sesuatu yang berubah dalam dirimu," katanya.Bo Ren hanya menoleh sedikit. “Warisan Lian Tian bukan sekadar teknik. Itu adalah fragmen dari pikirannya. Aku mulai mengerti... kenapa ia menghilang dari dunia.”Mereka menuruni jalan menuju pelabuhan, saat seorang anak laki-laki datang berlari, napasnya tersengal.“Tuan Bo Ren! Ada seseorang mencarimu di pasar barat!”

  • Pemilik Kitab Seribu Bayangan   100:Warisan yang Terpecah

    : Tiga bulan telah berlalu sejak penutupan Gerbang ke-13. Langit tak lagi diliputi retakan cahaya, dan medan energi abnormal di sekitar Pegunungan Hua telah menghilang. Para tetua sekte di seluruh negeri menganggap bencana itu telah berlalu. Tapi bagi Bo Ren, malam-malam sunyi masih dihantui oleh kilasan cahaya tubuh Yue Lang yang menghilang dalam ritual pengorbanan.Di kedalaman perpustakaan kuno Kuil Tiga Cahaya yang mulai direnovasi, Bo Ren duduk bersila, membuka satu demi satu naskah yang ditinggalkan Lian Tian. Setiap lembaran terasa seperti bisikan dari masa lalu—catatan, diagram formasi roh, bahkan fragmen-fragmen ajaran yang tidak pernah ia ketahui sebelumnya.“Kenapa semua ini seperti puzzle yang belum selesai?” gumamnya.Suara langkah ringan mendekat. Mei Lin muncul, mengenakan jubah putih lembut. Di tangannya, sebuah gulungan tua dari perpustakaan timur.“Kau harus lihat ini,” katanya sambil menyerahkan gulungan itu.

  • Pemilik Kitab Seribu Bayangan   99:Pilihan Jiwa

    Petir terakhir menyambar puncak altar, menghancurkan sebagian pilar batu yang menopang Gerbang ke-13. Suara ledakan mengguncang lembah, dan para burung malam yang bersembunyi di pepohonan beterbangan dalam panik. Asap dan kilatan merah darah menari di udara seperti roh-roh yang belum menemukan kedamaian.Bo Ren menggenggam gagang pedangnya dengan erat. Napasnya terengah, matanya tak lepas dari sosok sang guru—Lian Tian—yang berdiri di atas altar, dengan bayangan gelap menyelubungi kakinya. Di sekeliling mereka, medan kekuatan saling berbenturan, menciptakan badai energi yang meremukkan bebatuan dan menggoyang pepohonan.“Aku tak peduli tentang perang para dewa,” gumam Bo Ren lirih. “Tapi kalau jiwa harus dikorbankan… biar aku saja yang mengakhirinya.”“Berhenti menjadi pahlawan bodoh!” Mei Lin menyeret tubuhnya yang penuh luka mendekat. Wajahnya pucat, tapi sorot matanya tetap tegas. “Aku yang memulai ritual penelusuran naskah terlarang. Se

  • Pemilik Kitab Seribu Bayangan   98:Murid Terakhir Lian Tian

    : Tiga makhluk berjubah asap melesat dari balik reruntuhan. Mereka mengeluarkan raungan bernada rendah, seperti dengung tanduk dari dunia arwah. Bo Ren segera berlutut, menggambar segel di tanah dengan darah dari luka di telapak tangannya, dan dalam sekejap, perisai cahaya berbentuk prisma terbentuk di depan mereka."Jangan biarkan mereka menyentuh kulitmu!" seru Bo Ren. "Itu makhluk Penenggelam Jiwa—sekali disentuh, jiwamu tercerabut perlahan."Mei Lin tak menjawab. Kedua tangannya sudah memegang gulungan mantra dari Perpustakaan Cahaya Keempat. Ia melemparkan gulungan itu ke udara, membacakan kalimat cepat dalam bahasa kuno. Dari gulungan itu, muncullah bayangan sepasang burung phoenix merah muda yang melesat menghantam dua makhluk asap. Ledakan sinar membutakan langit sesaat.Makhluk pertama langsung terurai menjadi gumpalan asap pekat. Tapi dua lainnya berputar, menghindar, dan mengendap di atas bebatuan. Dari tubuhnya muncul tangan-tang

  • Pemilik Kitab Seribu Bayangan   97:Tanah Kaisar Langit

    : Angin musim gugur menyapu lembah, membawa guguran daun-daun merah keemasan saat Mei Lin dan Bo Ren melangkah keluar dari gua tempat Perpustakaan Cahaya Keempat berada. Mereka kini melangkah ke utara, menuju wilayah yang dulu dikenal sebagai pusat kekuasaan Kaisar Langit—sebuah kerajaan besar yang lenyap ratusan tahun lalu tanpa meninggalkan pewaris maupun jejak yang jelas. Namun menurut gulungan penawar dan petunjuk Pemburu Jiwa, rahasia Gerbang Malam ke-13 tersembunyi di tanah itu.Di atas punggung kuda, Bo Ren membaca gulungan peta tua yang diberikan Tuan Mu sebelum mereka berangkat. "Menurut peta ini, kita harus menyeberangi Sungai Langit Retak sebelum mencapai reruntuhan kota Shanhai, bekas istana Kaisar Langit. Tapi jalan ini dikenal sebagai jalur terkutuk."Mei Lin menggenggam kendali kudanya. “Terkutuk atau tidak, kita harus ke sana. Jika Gerbang Malam benar-benar ada, kita tak punya pilihan.”Bo Ren memandangnya sejenak. “Kau yakin

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status