Pengawal Setia Eve ternyata Billionare

Pengawal Setia Eve ternyata Billionare

Oleh:  Say sheeva  Baru saja diperbarui
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Belum ada penilaian
92Bab
934Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Eve Gianitra Wijaya merupakan putri tunggal dari keluarga yang sangat terpandang, dimana pun ia pergi selalu saja dalam pengawasan pengawal suruhan Papahnya-Sapoetra Wijaya. Hingga suatu hari reputasi Eve yang sudah terlanjur melekat sebagai gadis baik-baik dan dari keluarga orang terpandang, hancur seketika karena sebuah skandal dimana dirinya tidur dengan pengawal setianya-Arsenio Phoenix, rupanya semua itu merupakan jebakan yang dilakukan mantan kekasihnya dulu-Emir Ansel. Alhasil, Eve menjadi bahan gunjingan hingga akhirnya di usir dari mansion. Di titik terpuruknya, Arsenio bersumpah dan bertanggung jawab akan membalaskan dendam Eve. Hingga akhirnya terkuak jika Arsenio adalah penerus perusahaan sangat mentereng yang sedang menyembunyikan identitas.

Lihat lebih banyak
Pengawal Setia Eve ternyata Billionare Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
Tidak ada komentar
92 Bab
Jebakan untuk Eve dan Arsenio
Senyum Eve mengembang puas, saat Arsenio menerima gelas dari tangannya lalu menenggaknya sampai habis, meskipun itu dengan terpaksa. Keduanya saling menyecap anggur pada gelasnya masing-masing, sampai tak sadar telah mengabiskan hampir satu botol. "Tubuhku rasanya aneh sekali, Arsenio. Tolong." Eve beringsut mendekat pada pengawal pribadinya itu yang masih berusaha untuk menahan kesadarannya. Sial, anggur yang disediakan oleh Ansel tadi telah dicampur obat perangsang dengan dosis tinggi. Saat ini, Eve bahkan tidak bisa membendung hasratnya lagi. "Maaf, Nyonya. Apa yang ingin Anda lakukan?" Arsenio mundur selangkah, meskipun ia juga merasa ada yang aneh dalam dirinya. "Aku butuh kamu. Tolong, puaskan aku," Eve berbisik di telinga Arsenio. Kecupan lembutnya membuat Arsenio berjingkat, menciptakan gelenyir aneh di sekujur tubuhnya. “Sadarlah, Nyonya.” tegur Arsenio yang masih berusaha sekuat tenaga untuk mengendalikan diri. “Aku sudah tidak bisa menahannya lagi, tolong aku.” Pinta E
Baca selengkapnya
Diusir dari mansion dan kecurigaan Eve terhadap Arsenio
Pikirannya yang tengah pusing memikirkan masalah ini, malah ada satu panggilan yang berdering terus tiada henti, sehingga dengan terpaksa membuatnya harus menjawab, “Halo, ada apa?” tanya Arsenio mengawali obrolannya. “Gawat bos! Lihat berita sekarang juga,” jawab anak buahnya menunjukkan suatu kepanikan. “Apanya yang gawat? Bicara yang jelas! Jangan membuat saya bertambah pusing!!” tanya Arsenio kesal. Bukannya menjawab, anak buahnya malah menutup panggilan secara sepihak. Arsenio sangat kesal dibuatnya, sehingga melempar ponsel mahal berlogo buah ke tempat tidur. Karena penasaran, akhirnya Arsenio menghidupkan televisi yang ada di kamar hotel namun ternyata tidak ada sinyal, sehingga banyak channel yang hilang. “Arrghhh! Apa sih beritanya?” teriak Arsenio juga membuang remote. Setelah itu, ada panggilan dari ayahnya Eve-Saputra Wijaya, tidak ada keberanian dalam dirinya untuk menjawab panggilan itu sehingga ia memilih membiarkannya saja. Ting… suara pesan dari ponsel Arsenio d
Baca selengkapnya
Mencari tahu siapakah Arsenio
Tiba di rumah Arsenio, Eve sejujurnya cukup nyaman berada di sini, terlebih suasana di perumahaan yang sangat hening dengan jarak rumah satu dengan yang lainnya berjauhan dengan udara yang sangat sejuk. Untuk ukuran rumah seorang pengawal, rasanya sangat mustahil sekali, karena rumah Arsenio luas bahkan mewah. “Kamu tinggal sendirian?” tanya Eve setelah puas memperhatikan sekeliling. “Lebih tepatnya ada pekerja yang membantu saya merawat rumah ini, Nyonya, Mari saya antar ke kamar tamu supaya anda bisa bebersih setelah itu makan,” ajak Arsenio membawa Eve ke lantai atas, kamar yang sudah disiapkan rupanya berdekatan dengan kamar Arsenio. “Ada baju saya di dalam lemari, sementara pakai itu dulu, nanti akan saya belikan beberapa pakaian untuk anda,” ucap Arsenio sebelum melangkahkan kakinya pergi dari kamar tamu. Eve mengedarkan pandangan dengan berjuta pertanyaan yang masih bertumpuk di kepalanya, seorang pengawal pribadi memiliki rumah mewah, terlebih lagi ini adalah Kawasan perum
Baca selengkapnya
Terungkap
Siapa Arsenio? Arsenio saat ini tengah fokus berkutat di laptop sembari sebelah tangannya memegang ponsel yang terus berada di telinga, menandakan jika saat ini tengah bertelepon dengan seseorang. Karena rasa penasaran yang sangat besar, Eve nekat untuk menguping. “Masalah skandal kemarin, saya yakin jika semua ini jebakan, berita yang beredar susah sekali untuk dibungkam! Hal itu membuat saya murka, apa harus saya sendiri yang turun tangan? Kalian membungkam berita begini saja tidak bisa! Saya tidak mau ada orang lain yang tahu siapa saya sebenarnya, apalagi Papah! Jadi saya beri waktu sepekan ini, semua berita antara saya dengan Eve sudah hilang tanpa jejak, mengerti?” gertak Arsenio sangat geram setelah itu mematikan ponselnya. “Kamu sebenarnya siapa?” tanya Eve dari belakang yang membuat Arsenio terkejut. “Se-sejak kapan anda ada di sana, Nyonya?” tanya balik Arsenio terkejut. “Sejak daritadi, jelaskan pada saya, siapa kamu sebenarnya, Arsenio? Sejak pertama kali tiba di rumah
Baca selengkapnya
Mengembalikan nama baik
Kini semuanya menjadi terang, Arsenio adalah bos dari gangster yang baru saja ia temui. “Jadi, kamu adalah pengawal yang tengah menyembunyikan diri? Rumah, mobil, ponsel mewah, itu semua bukan karena gajimu menjadi pengawal, kan?” tanya Eve masih penasaran. “Tidak tepat jika membicarakannya saat ini, ada hal penting yang harus kita selesaikan,” jawab Arsenio membuat Eve kesal. Di dalam perjalanan, Eve terus diam dengan tatapan kosong, melihat hal itu, Arsenio memikirkan apakah tindakannya memberi pelajaran pada Ansel serta memberitahu semuanya kepada Eve adalah hal yang benar. “Apakah anda merasa menyesal, Nyonya?” tanya Arsenio memecah keheningan di dalam mobil. “Sangat, saya sangat-sangat menyesal, terlebih menyesali sudah sangat mencintainya yang pada akhirnya membuat saya patah hati dengan sangat,” jawab Eve dengan sendu. Arsenio hanya bisa diam karena yang dibicarakan Eve adalah permasalahan hati, sangat susah baginya untuk mengatur Eve harus memiliki perasaan kepada siapa, k
Baca selengkapnya
Melepas Marga Wijaya
“Pah! Apa Papah tidak melihat perjuangan kami membuktikan ini semua tidaklah mudah! Eve pikir dengan terbukanya semua ini membuat pemikiran Papah terhadap kami sedikit lebih baik! Kami dijebak, Pah! Skandal yang terjadi bukanlah atas dasar suka sama suka! Ternyata semua sia-sia saja! Harta serta martabat adalah hal paling penting di dalam hidup Papah!!!! Eve anak kandung Papah!!! Kenapa dengan teganya Papah seperti ini? Kurang apa Eve selama ini? Sejak kecil sampai dewasa selalu saja menuruti apa kata Papah bahkan setiap gerak gerik Eve selalu diawasi seperti CCTV berjalan!! Hanya karena satu kesalahan yang sengaja dilakukan orang lain untuk menghancurkan keluarga ini, membuat Papah menutup mata semua itu!!! Seorang Saputra Wijaya yang terkenal berwibawa, dihormati serta disegani banyak orang, hanyalah tampak luar saja! Penilaian orang-orang rupanya tidak didasari dengan sifat asli seorang Saputra Wijaya yang sebenarnya!!!!” pekik Eve dengan penuh kekecewaan dan air mata. “Jaga ucapan
Baca selengkapnya
Curiga terhadap Arsenio
Mendengar hal itu, Saputra hanya tertawa keras, ia menganggap perkataan mantan pengawal anaknya ini hanya sebuah lelucon. “Emir Ansel? Dia keturunan bangsawan, meskipun saya menantang dengan keras hubungan Eve dengannya, namun sangat mustahil pelakunya adalah dia, manfaatnya apa membuat skandal menjijikan seperti ini?” ejek Saputra Wijaya membuat Eve dan Arsenio saling menatap dengan tatapan yang tidak bisa diartikan. “Saya tahu jika ini terkesan konyol, tapi saya tidak asal menuduh seseorang jika tidak ada bukti yang kuat, sebentar, saya akan menelpon seseorang untuk mengklarifikasi ini semua,” ucap Arsenio dengan penuh ketenangan karena diirnya juga sudah mengantisipasi ini, dimana Saputra Wijaya tidak akan mudah begitu saja kepada orang lain meskipun melampirkan bukti kuat sekalipun.  Lalu Arsenio melakukan video call kepada salah satu anak buahnya yang tengah mengeksekusi Emir Ansel, di panggilan vide
Baca selengkapnya
Bertemu Saputra
Orang yang sedang ditunggu akhirnya siuman juga, melihat ada Saputra serta Arsenio, membuat Emir Ansel merasa gelisah. Hukuman yang baru sebentar terjadi saja sudah membuatnya seperti berada di ujung nafas, lalu apa kabarnya jika saat ini harus ada Saputra? “Saya sudah mendengar semuanya, perihal kamu adalah dalang dari semua ini, namun yang menjadi pertanyaan saya, apa yang membuatmu dengan beraninya membuat skandal itu?” tanya Saputra.Ingin berbicara namun rasanya sangat susah, bahkan nada bicaranya sama sekali tidak bisa dipahami lantaran mulut Emir dipenuhi oleh da-rah. Karena masih geram dengan mantan kekasih Eve, membuatnya ingin membalaskan dendam namun melalui cara membuat Saputra Wijaya murka. “Bisakah saya membantu menjelaskannya?” usul Arsenio lalu Saputra menganggukkan kepala. “Apakah anda ingat ketika Emir datang ke mansion anda lalu mengaku menjadi kekasih Nyonya Eve? J
Baca selengkapnya
Tinggal di Perancis
Hari yang ditunggu sudah tiba, kini Arsenio juga Eve sudah bersiap untuk terbang ke Perancis. Harapan Arsenio, di negara sana nantinya kehidupan mereka jauh lebih baik dan bisa terlepas dari bayang-bayang skandal yang telah merusak nama mereka.  Tiba di Perancis, Eve merasakan jika di sini dirinya menjadi manusia baru, dimana semuanya akan terjadi tanpa bayang-bayang ayah ataupun keluarga Wijaya, begitu juga dengan arti sebuah kebebasan yang selama ini dicarinya. “Aku akan mencari pekerjaan biar tidak merepotkanmu,” ucap Eve tiba-tiba mengejutkan Arsenio yang tengah fokus bermain ponsel.“Saya tidak pernah merasa direpotkan, jadi anda tidak perlu bekerja,” tolak Arsenio menatap Eve dengan dalam.“Aku tidak mau terus menyusahkanmu, Arsenio! Kamu sudah sangat baik terhadapku, padahal dulunya aku selalu mencaci maki dirimu, apa kamu tidak lelah terus menerus membantuku?” tanya Eve j
Baca selengkapnya
Tidak bisa melihat Eve kesusahan
Melihat pemilik toko dimana tempat Eve bekerja sudah pergi, kini Arsenio kembali datang. “Istirahatlah, Nyonya, biar saya yang menggantikan.” Ucap Arsenio ikut mendisplay barang.“Jangan! Aku bisa sendiri.” Tolak Eve.Arsenio tidak mendengarkan apa yang dikatakan Eve, terus saja dirinya mendisplay barang sehingga semua selesai. “Kamu kenapa sih susah sekali di kasih tau!” ucap Eve kesal.“Saya tidak tega melihat anda kesusahan seperti ini. Kalau anda tidak kuat menjalaninya lebih baik resign saja,” usul Arsenio yang ditolak mentah-mentah.“Jangan atur hidupku lagi, Arsenio! Kamu bukan pengawalku dan aku pun juga bukan majikanmu! Lagian kalau aku membutuhkan pengawal, tidak akan mampu membayarmu! Jadi, pulanglah! Biarkan aku memulai hidup dengan Eve yang baru!” pekik Eve merasa tidak nyaman terus menerus dibantu Arsenio. **** Pagi harinya, Eve mendapat jad
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status