Share

16. Menikah

Setelah insiden baku hantam didepan pintu rumah keluarga Mahendra, kini diadakan pertemuan keluarga di ruang tamu yang tempatnya masih di kediaman mahendra. 

Setelah hening selama beberapa menit, akhirnya Putra selaku papah dari arya memulai pembicaraan. 

" Begini, sebelumnya saya minta maaf yang sebesar besarnya kepada Pak Surya atas kesalahan anak saya arya, saya tau jika kesalahan anak saya tidak bisa di tolerir lagi. Tapi akan saya pastikan jika anak saya akan bertanggung jawab untuk menikahi putri pak surya "

Surya masih diam, dengan mata yang masih menyorot tajam arya yang sedang memandang rania.

" Apa kalian bisa menjamin kebahagiaan anak saya? "

" Saya ga bisa janji buat bahagiain anak om, tapi saya akan berusaha untuk membahagiakan rania sepenuh hati saya om "

" Jika kamu menyakiti putri saya, saya pastikan kamu tidak akan saya ijinkan bertemu dengan anak dan cucu saya meskipun kamu memohon "

" Saya pastikan saya tidak akan menyakiti rania om dan akan menjaga anak kami "

" Pegang omongan kamu, saya tidak suka dengan lelaki yang melanggar omongannya "

" Saya usahakan om "

" Pak putra, silahkan panggilkan penghulu dan juga dua saksi. Saya mau mereka dinikahkan hari ini juga."

Rania yang sedari tadi diam menggeleng tak percaya, secepat inikah? 

" Ayah tapi.. "

" Tidak ada tapi tapian, perutmu akan membesar seiring berjalannya waktu. Lebih cepat lebih baik."

...... 

" Saya terima nikah dan kawinnya Rania Surya Mahendra Binti Surya Mahendra dengan mas kawin Emas 15kg dan seperangkat alat sholat dibayar tunai "

" Bagaimana para saksi? "

" SAH "

" SAH "

Rania mencium tangannya arya yang sekarang sudah resmi menjadi suaminya dan arya dengan gerakan slowmonya mencium kening rania. 

" Selamat ya nak, kalian berdua sudah resmi menjadi sepasang suami istri "

Pernikahan mereka diadakan tertutup dengan dihadiri keluarga besar dari arya dan juga rania. 

" Selamat ya arya, tante ga nyangka kamu bakal nikah secepet ini. Ranianya dijaga ya inget kandungannya masih rentan " Felly menyalimi keduanya. 

Yap, felly datang keacara pernikahan ponakannya. Awalanya dia memang kaget mendengar arya yang akan menikah, mengingat arya masih kelas 12 sma. Tapi dia ingat akan kesalahan yang dibuat ponakannya. 

" Makasih tante, arya bakal jaga rania sama anak arya ko "

" Bagus, itu udah kewajiban kamu "

....

Setelah pernikahan sederhana itu berlangsung mereka kembali berkumpul di ruang tamu, untuk membicarakan tempat yang akan ditinggali pengantin baru tersebut. 

" Jadi rania mau tinggal dimana nak? " faradillah mamah arya mengawali percakapan kali ini. 

" Hah? Emang gabisa tinggal disini aja ya mah? "

" Arya sama dia bakal tinggal di apart mah, pah, yah."

" Apa kamu yakin?, anak saya sedang hamil muda. Apa tidak terlalu beresiko? Dan lagi apa kamu bisa 24 jam berada di sisi anak saya? " Surya sedikit tak rela melepas putrinya. 

" Arya yakin yah, arya usahain untuk terus berada disisi rania "

" Yasudah, ayo sayang mamah bantu kamu beres beres dulu nanti keburu malem pindahnya. "

Rania mengangguk dan beranjak dari duduknya diikuti faradillah yang akan membantunya mengemas barang. 

Dan kini tinggalan ketiga pria yang masih saling diam. 

" Ayah titip rania sama kamu "

Surya menatap arya penuh harap, bisa dilihat dari matanya jika surya merasa sedih. 

" Arya bakal jaga rania yah, ayah jangan khawatir "

" Ayah ga main main soal ucapan ayah jika kamu menyakiti anak ayah "

" Arya usahain untuk selalu membahagiakan rania tanpa menyakitinya yah "

" Kamu harus ya, papah akan terus pantau kamu "

Suara derap langkah yang berirama mengalihkan atensi mereka, disana terlihat rania yang sudah siap dengan dua koper dan faradillah dengan satu totebag nya.

" Mau berangkat kapan? "

" Sekarang mah."

" Maaf, ayah gabisa ikut anter kamu ke apart ayah harus meeting dengan klien. " Surya berkata dengan raut wajah sendunya. 

" Ngga apa apa ko yah, nia pamit ya. Ayah jaga kesehatan. nia bakal kangen sama ayah,  nia bakal usahain buat sering sering kesini jenguk ayah, nia janji"

" Jaga diri kamu sama cucu ayah ya, maafin ayah belum bisa jadi ayah yang baik buat kamu " surya mengecup dahi putrinya dan langsung membawa putri kesayangannya untuk didekap. 

Putri kecil nya sekarang sudah dewasa, bahkan sedang mengandung cucunya. Raisa pasti senang melihat putrinya yang tumbuh dengan cantik dan lembut sepertinya. 

" Jaga nia ya, ayah percaya sama kamu "

" Kita pamit yah, Assalamualaikum "

" Saya dan istri saya juga pamit pak surya, semoga kita bisa menjadi besan yang baik "

" Tentu Pak Putra "

" Assalamualaikum "

" Waalaikumsalam "

......

Mereka sudah sampai didepan pintu apart yang akan arya dan rania tempati. Rania memejamkan matanya sejenak mengatur nafanya yang tiba tiba terasa sesak. Karena setiap menginjakan kaki di apart rania selalu terbayang dimana kehormatan nya di renggut paksa. 

" Masuk "

Rania tersadar dari lamunannya ketika suara arya mengintrupsikan dirinya untuk memasuki pintu yang sudah terbuka.

Rania memasuki apart dengan langkah pelan, ini sudah ketiga kalinya dia menginjakan kakinya ditempat ini. Rania menelisik setiap sudut ruangan, baru kali ini dia bisa memperhatikan ruangan demi ruangan secara detail, karena kemarin dia memang tidak terlalu peduli dengan tempat ini. Tapi sekarang tempat ini yang akan menjadi tempatnya pulang. 

Apartemen arya terdapat di lantai 15, nomor 345. Didalamnya terdapat dua kamar yang sudah dilengkapi kamar mandi didalamnya, sisi kirinya terdapat daput yang cukup luas dan juga ruang tamu disisi kanan. Tak terlalu besar memang tapi nyaman. Ruangan ini mendominasikan warna putih dan abu sedangkan setiap kamar bernuansa gelap.

" Susun baju lo di lemari sebelah kanan, sebelah kiri buat baju gue "

Rania mengerjapkan matanya, dan mencoba mengartikan perkataan suaminya. 

" Em kita tidur sekamar? "

Arya mengangkat alisnya " Menurut lo? "

" Gatau "Rania menggeleng dengan muka polosnya

Arya berdecak, dengan tidak sabaran dia menarik dua koper rania dan langsung membuka resletinya. Tak menunggu lama arya langsung memasukan baju baju itu kedalam lemarinya. 

Ketika arya akan membuka koper kedua, tangan rania mencegahnya. 

" Jangan "

Arya menaikan satu alisnya seakan bertanya ' ada apa? '

" Emm bi-biar gue aja "

Arya tidak mendengarkan rania, dia malah membuka mini koper milik rania dan blushh

Wajahnya memerah sampai ke daun telinganya. Bagaimana tidak? Ketika dia membuka mini koper itu dia langsung melihat benda keramat perempuan, Cd dan Bra milik rania. 

Rania yang melihat itu membelalakan matanya denga mulut yang terbuka, dia langsung mengambil alih mini koper yang berada di tangan arya, wajahnya memerah karena malu. 

" Biar gue aja "

" O-oke, gue keluar "

Arya langsung beranjak keluar kamar, dan meninggalkan rania yang menunduk menahan malu. 

.....

 

Sedari tadi rania tidak melihay arya, padahal rania ingin meminta bantuan suaminya untuk mengantarkannya ke supermarket depan untuk membeli kebutuhan dapur. Rania mengelus perutnya yang sudah menunjukan perubahan, sedikit buncit. 

" Laper "

" Nih "

Rania terlonjak kaget melihat tangan yang menyodorkan plastik putih berisi makanan kepadanya, dia mengelus dadanya yang berdetak lebih cepat.

" Aryaa, gue kaget anjir"

" Sorry "

" Dari mana? "

" Beli makan sama cemilan buat lo, takut laper tengah malem. Oiya gue udah Stock susu hamil di dapur. Sebelum tidur jangan lupa minum "

" Iyah, makasih "

Rania membawa makanan itu kedepan televisi, disusul arya yang membawakan piring beserta minum untuk istrinya.

" Thank's "

Arya tidak menjawab, dia malah terfokus ke perut rania yang sudah sedikit terlihat. Apalagi sekarang rania hanya memakai dress tidur terusan selutut. 

Tangan arya mengelus lembut perut rania, rania yang tengah makanpun mematung. Dia merasakan adanya geleyar aneh saat arya menyentuh perutnya. Dan jangan lupakan perasaan bahagia yang sedang menyelimuti hatinya. 

" Hallo jagoan daddy "

Arya berkata tepat didepan perut rania, tak hanya itu dia juga menciumnya. 

Pipi rania memerah menahan malu, tapi tak berlangsung lama karena, 

" Heh ko daddy si, papih lah. Jangan daddy "

" Gue mau dipanggil daddy "

" Iss pokonya lo harus di panggil papih "

" Daddy atau ngga sama sekali " ucap arya final tak mau dibantah.

Rania diam tak bersuara, mendengar nada arya yang mulai berbeda rania paham arya tidak akan mau mengalah. 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status