"Tarina Febriyana, akhirnya ketemu juga," kata Irani Mayangkari dengan senyuman puas, namun juga kecewa dan penuh sesak di hati.
Irani akhirnya menemukan akun media sosial milik perempuan yang sudah menjadi selingkuhan suaminya."Huh, perempuan seperti dia saja kamu jadikan selingkuhan mas, harusnya kamu bisa mencari perempuan yang setara denganku atau lebih tinggi dariku supaya aku memiliki tandingan yang pas," ujar Irani pada dirinya sendiri.Setelah mengetahui perselingkuhan suaminya itu, tentu saja yang pertama kali Irani rasakan adalah sakit hati, kecewa dan ingin marah atau menghancurkan semua benda-benda di kamar miliknya tepat di depan suaminya untuk menyalurkan emosinya. Atau selain itu dia juga bisa menemui perempuan yang sudah menjadi pelakor itu, menjambaknya lalu menuangkan air keras padanya. Atau yang lebih di atasnya lagi dia juga bisa menyantetnya sebagai balas dendam.Sayangnya Irani tidak seperti itu. Baginya itu sama saja merendahkan dirinya jika ia menampakkan emosi dan mengotori tangannya untuk melakukan kekerasan pada orang lain, bahkan meskipun pada orang yang sudah menyakiti hatinya sekalipun.Malam hari Aditya yang merupakan suaminya pun pulang setelah seharian bekerja di kantor."Udah pulang mas? Sebentar aku panasin dulu ya makan malamnya," ujar Irani pada suaminya."Iya sayang aku mandi dulu."Seperti biasanya, Irani selalu menyambut suaminya dan menyiapkan keperluan Aditya meskipun dia tahu laki-laki itu sudah berkhianat padanya.Irani bahkan berniat akan melakukan tugasnya sebagai seorang istri dengan lebih baik lagi setelah ini. Bukan untuk tujuan karena tidak ingin kehilangan Aditya, melainkan supaya suaminya itu kelak akan menyadari tanggung jawab dan pelayanan terbaik yang Irani berikan sebelum perempuan itu pergi dari rumah Aditya."Aku bisa saja meracunimu karena kamu sudah menyakitiku mas, tapi tenang saja, hak untuk mengambil nyawa manusia itu hanya Tuhan yang punya," pikir Irani saat dia menyiapkan makanan untuk Aditya.Jangan tanya soal perceraian setelah Irani tahu suaminya berselingkuh, perempuan itu sudah pasti akan meninggalkan Aditya dan tidak akan menerimanya lagi. Tapi bukan sekarang, tunggu sebentar lagi."Gimana? Enak makanan istri kamu?" tanya Irani sambil pura-pura tersenyum."Enak, meskipun aku udah makan di luar, makanan kamu tetap harus masuk di perutku," jawab Aditya mengakui kepandaian Irani dalam memasak.'Bagus, setelah ini kamu tidak akan menikmati makanan yang aku buat lagi mas,' batin Irani."Mishka udah tidur?" tanya Aditya menanyakan anak semata wayangnya.Irani tersenyum heran mendengar itu. "Seperti biasa mas, kalau kamu pulang lebih awal dan tidak menemui perempuan itu dulu, kamu masih bisa melihat Mishka sebelum dia tidur."Jawaban Irani membuat Aditya kehilangan selera makannya. Dia tidak suka Irani membahas Tarina.Irani pun tahu suaminya mulai terdeteksi kesal padanya. "Aku kan cuma bercanda Mas, tenang aja," ujar Irani lagi.Selesai makan, mereka pun istirahat di kamarnya. Irani melanjutkan aktivitasnya kembali untuk men-scroll akun medsos Tarina.Perempuan itu menemukan foto-foto Tarina di F******k dengan gaya yang menurutnya sangat tidak pantas."Waaoow, bentar deh mas aku mau tanya," ujar Irani tiba-tiba.Aditya pun menoleh pada istrinya "kenapa?""Jadi kamu selingkuh sama Tarina itu sejak kapan mas? Sejak dia unggah foto ini bukan?" tanya Irani secara langsung.Perempuan itu lalu menunjukkan foto-foto Tarina pada suaminya."Kamu tuh apa-apaan sih-""Iyaaaa foto-foto ini dia unggah tahun 2021," ujar Irani menyela pada ucapan suaminya. "Oowh itu artinya 2 tahun yang lalu ya mas? Terus pose ngangkang kaya gini kamu yang nyuruh bukan? Atau dia sendiri?" tanyanya lagi.Mendengar itu Aditya merasa tidak nyaman, dia memang berselingkuh dengan Tarina, namun saat ini dia masih mempertahankan pernikahannya dengan Irani meskipun perempuan itu sudah tahu beberapa bulan yang lalu."Cerita aja gapapa lah mas, biar aku tahu gimana kok kamu bisa jadiin perempuan itu sebagai selingkuhan kamu? Sejak kapan? Biar jelas. Aku kan tahu kamu selingkuh juga baru-baru aja.""Irani diem ya kamu! Jangan cari-cari media sosial dia," tegas Aditya. "Buat apa?" tanya Aditya mulai meninggikan suaranya.Irani tersenyum miring, dia pikir harusnya dia yang marah karena sudah dikhianati, namun malah Aditya yang emosi akibat pertanyaan itu."Santai aja deh mas, bisa kan bicara baik-baik? Aku itu cuma tanya loh, ga ngelakuin apa-apa. Gitu aja kamu marah, gimana kalau aku kasih dia pelajaran?"Irani merasa sangat senang bisa membuat Aditya emosi seperti ini. Lagipula semua ini salah Aditya, dan Irani hanya mengikuti alur dari permainan pengkhianatan terhadapnya."Lagipula kamu tuh ga bisa ya mas cari selingkuhan itu yang berkelas dikit? Cari yang diatas aku lah mas, perempuan-perempuan yang jadi pemilik perusahaan, anak miliarder atau apa gitu? Biar sekalian kamu puas dan ga malu kalau mau nyakitin aku-""Rani STOP IT!" Aditya berteriak pada Irani dan sempat membuat Irani sedikit goyah, namun ia berusaha tenang dan menguasai keadaan.Irani justru tersenyum mendengar suaminya membentaknya. "Sabar dong mas, kamu kan udah nyuruh aku sabar dengan perselingkuhanmu ini kan? Kenapa sekarang jadi emosi sendiri? Aku cuma kasih saran aja kalau mau cari selingkuhan atau simpanan atau istri kedua atau istri pengganti buat aku carilah yang berkelas bukan yang kerjaannya cuma ngangkang-ngangkang kaya gini doang."Telinga Aditya seperti terbakar mendengar ucapan-ucapan Irani yang menurutnya sudah kelewat batas."Keterlaluan kamu ya?" Aditya sudah hendak melayangkan tangannya pada wajah Irani namun dia mengurungkannya."Kenapa berhenti Mas? Ayo teruskan! Kamu mau melakukan kekerasan kan? Ayo tampar aja!" suruh Irani tanpa rasa takut pada Aditya.Perempuan itu sudah menduga kalau Aditya tidak akan mampu melakukannya."Perselingkuhan yang kamu lakukan tidak akan aku maafkan tapi kekerasan yang kamu lakukan sudah pasti akan aku pidanakan mas," tegas Irani dengan berani.Menang benar, Irani tidak akan segan-segan membuat Aditya masuk ke dalam penjara jika laki-laki itu sampai melakukan kekerasan fisik padanya.Soal perselingkuhan? Irani sudah mempunyai rencana tersendiri untuk masalah itu."Kamu jangan berani usik hidup Tarina, masalahmu itu cuma sama aku," ungkap Aditya."Loh kenapa? Aku baru nemuin media sosialnya aja kamu udah kepanasan aja mas? Ini baru awal loh, sesuatu yang kamu mulai untuk kamu pertarungkan denganku ayo lakukan saja. Kamu pikir aku akan takut dan merasa menderita setelah kamu khianati?"Aditya agak terkejut dengen respon dan gertakan Irani yang ia anggap sedikit lebih besar dari sebelumnya. "Lama-lama kamu udah mulai berani juga ya sama aku? Aku ini masih suamimu, kalau aku udah ga respect sama kamu, aku bisa aja ninggalin kamu," ancam Aditya berharap Irani akan takut padanya."Loh ayo mas, apa maumu? Tinggalin aku? Ayok lakukan saja! Kamu pikir aku akan mengemis untuk kamu pertahanin? Kamu cerain aku atau kamu tinggalin aku bersama wanita itu ga akan berpengaruh dalam hidupku, aku bisa menjalani hidup sendiri tanpa kamu, jangan kamu pikir aku selemah itu!"Sediktipun Irani tidak merasa takut atas ancaman apapun dari suaminya ini. Meskipun dia harus bercerai sekarangpun sebenarnya dia sudah sangat siap.Irani menyimpan sesuatu yang tidak Aditya ketahui selama ini. Untuk saat ini meskipun sakit hati, Irani tidak langsung meminta cerai dan menunggu Aditya saja yang menceraikannya karena masih ada rencana baru yang akan Irani lakukan.Bersambung."Aryaaan, Aryaaan, Aryan bangun dong ini udah siang. Mama mau nunjukin kamu hal penting. Ayo bangun dulu," suruh Bu Naya, mamanya Aryan.Pagi-pagi sekali bu Naya sudah terkejut melihat anaknya menjadi bahan pembicaraan orang-orang di media sosial."Apa sih Ma, hari ini Aryan libur Ma, bangun nanti juga gapapa," ujar laki-laki itu dengan malasnya."Ga, ga bisa. Kamu harus lihat ini dulu. Ini maksudnya apa? Coba kamu jelasin sama mama," pinta Bu Naya sambil menarik Aryan untuk bangun dan memperlihatkan ponsel miliknya.Dengan terpaksa Aryan pun bangun dan melihat berita tentang dirinya. "Kok bisa gini sih? Ini maksudnya apa? Aryan ga ngerti Ma," jawabnya bingung. "Kamu dituduh selingkuh sama Irani. Jadi Irani itu janda? Dia udah punya suami sebelumnya? Tapi kenapa mantan suaminya jadi ikut nyeret kamu juga dalam hal ini? Ini gimana maksudnya?" tanya Bu Naya panik."Laki-laki kurang ajar, dia yang aku temuin kemarin malam sama Irani Ma. Aryan ga nyangka dia malah bawa-bawa aku jadi sel
"Oh woow Irani, that's look so good. Akhirnya berani juga ya jalan-jalan sama selingkuhan setelah kamu cerai sama suami kamu?" tanya Tarina saat melihat Aryan dan Irani hendak makan malam di sebuah restaurant. Aryan mengerutkan keningnya tidak mengerti dengan ucapan perempuan yang tiba-tiba saja muncul dan mengatakan hal itu.Selang beberapa detik setelah itu Aditya menyusul Tarina dan mulai menatap Aryan dan Irani dengan tatapan yang membuat Aryan bingung."Ngakunya sok yang paling tersakiti dan memojokkan mas Aditya selingkuh sama aku, ga tahunya kamu sendiri juga selingkuh kan?" tanya Tarina lagi."Tunggu tunggu, ini maksudnya apa ya? Saya ga kenal sama kalian dan—""Oh ya? Ngapain mau coba-coba bersandiwara? Kalian itu sama-sama kotor—""Cukup Mas. Aku udah ga ada hubungan apapun dan ga mau berurusan apapun sama kamu ya. Kita udah selesai dengan semua masalah kita dan masa lalu kita. Jadi tolong jangan mengusik kehidupan aku apalagi nuduh dan fitnah aku hal yang ga bener," tegas
Pagi-pagi sekali Irani menyiapkan keperluan Mishka sekolah, menyiapkan bekal dan melakukan aktivitasnya sebagai ibu yang baik.Perempuan itu mengantar Mishka ke sekolah sebelum dirinya pergi ke rumah Aryan untuk menjaga Pari."Ibu hari ini ga pulang malam lagi kan?" tanya Mishka saat dalam perjalanan ke sekolah."Iya sayang, nanti ibu usahakan pulang cepat ya, Mishka mau apa? Mau ditemenin main, nonton atau jalan-jalan malam?" tanya Irani dengan senang hati."Emm nonton terus sama jalan-jalan aja deh sambil nyobain makanan-makanan baru," pinta bocah itu.Irani hanya tersenyum dan mengiyakan apa yang Mishka minta. Semoga saja dirinya bisa pulang cepat hari ini. Lagipula sepertinya tidak banyak yang harus ia kerjakan di rumah Aryan. Irani disuruh untuk menyeleksi beberapa baby sitter untuk Pari dan men-training mereka.Aryan minta Irani tidak sembarangan dalam memilihkan baby sitter untuk Pari. Semoga saja ia bisa mendapatkan seperti yang Pari minta. "Irani," panggil bu Naya mamanya A
Hari ini kabar duka datang dari keluarga Aryan, pada akhirnya Pari harus kehilangan ibu kandungnya, Karin. Sedangkan ayah Pari yaitu Dion masih harus berjuang untuk melewati masa kritisnya.Naya, mamanya Aryan sangat shock karena menantunya meninggal dunia dan Dion harus menjadi duda, Pari juga harus kehilangan sosok ibu di usia yang masih bayi.Aryan mencoba untuk menguatkan ibunya dan meyakinkannya bahwa semua akan baik-baik saja dan Pari akan tetap mendapatkan sosok ibu yang akan selalu menyayanginya. Sampai sekarang Dion belum sadar juga, Naya tidak bisa membayangkan bagaimana hidupnya nanti jika sampai Dion juga pergi meninggalkannya."Maa, mas Dion pasti sembuh. Dia harus sembuh untuk Pari, mama ga boleh berpikiran yang engga engga ya," tutur Aryan mencoba menenangkan ibunya.Hari-hari berlalu Aryan juga mengkhawatirkan kondisi ibunya karena terlalu banyak pikiran, perempuan itu sampai harus sakit juga.Irani yang kebetulan hari ini ada di rumah Aryan pun tidak hanya menjaga P
Di rumah sakit terpaksa Irani harus ikut menunggu Pari karena bayi itu ternyata harus dirawat. Aryan tidak tahu apa-apa, mamanya Aryan juga sudah sangat lelah karena usianya yang sudah tua dan memikirkan anak serta cucunya yang harus mendapat musibah seperti ini.Sesuai permintaan Naya yang menyuruh laki-laki itu supaya meminta Irani menjadi baby sitter Pari untuk sementara, maka hari ini ia berusaha mengatakan itu dan membujuk Irani."Berapapun gaji yang kamu minta akan aku kasih," jelas Aryan."Ya masalahnya bukan itu Pak, menjadi baby sitter yang harus selalu ada di dekat Pari hampir 24 jam. Lalu bagaimana dengan anak saya?" tanya Irani memikirkan Mishka yang juga membutuhkan sosoknya sebagai seorang ibu.Aryan terdiam mendengar itu. "Kamu bisa tetap pulang, saya akan tetap cari baby sitter lain buat gantian jaga Pari," jawab Aryan memberikan solusi untuk masalah yang masih mengganjal di hati Irani."Ya masalahnya ini tuh mama yang minta, aku sama mama udah pusing sama semua keada
Di sebuah cafe elit yang ada di kota dimana Tarina tinggal, perempuan itu malam ini menghabiskan waktunya dengan beberapa teman barunya di sana.Tarina mencoba untuk mencari teman baru setelah teman-teman lamanya merasa tidak suka dengan hubungannya bersama Aditya setelah mereka mengetahui semuanya.Tapi untung saja Tarina bisa segera mendapatkan teman baru dan tidak akan kesepian jika ditinggal Aditya kerja."Yang jadi masalah itu cuma Mishka anaknya mas Aditya," jelas Tarina saat sedang curhat dengan temannya.Apalagi masalah dalam kehidupan Tarina jika bukan Mishka? Dirinya sering bertengkar dengan Aditya hanya karena Mishka atau Irani."Anak kecil itu masih saja menetap di pikiran Aditya dan aku seolah ga bisa menghilangkannya," keluhnya lagi. "Mengalahkan Irani itu hal yang mudah tapi ternyata mengalahkan bocah kecil itu ternyata sulit juga," lanjutnya.Teman-teman Tarina pun menanggapi kalau solusi untuk semua itu hanya ada satu yaitu Tarina harus segera memiliki anak sendiri ka
"Makasih ya Ran, kalau ga ada kamu, saya ga tahu lagi mau ngurus Pari gimana," ujar Pak Aryan saat melihat Pari sudah tertidur lelap.Aryan sangat kasihan pada bayi mungil itu. Jika sampai Pari kehilangan ibunya, Aryan tidak tahu lagi harus bagaimana kedepannya.Mendengar ucapan terimakasih yang keluar dari mulut Aryan membuat Irani seakan tidak percaya kalau laki-laki itu memang mengucapkannya. Pasalnya Aryan seperti orang yang tidak akan pernah mengatakan maaf dan terimakasih di mata Irani, namun ternyata perempuan itu salah. Nyatanya Aryan juga manusia yang baik."Oh ya, kamu udah makan?" tanya laki-laki itu basa basi."Sudah pak, pak Aryan belum makan?" "Emm udah udah kok, saya cuma basa basi aja," jujurnya.Keduanya sama-sama terdiam dan tidak memiliki topik pembicaraan. Hari sudah semakin sore dan Irani harus kembali ke rumahnya karena Mishka pasti menunggu."Oh iya pak, saya harus pulang. Mishka pasti nungguin saya di rumah," pamit Irani karena dia pikir pekerjaannya untuk mem
Hari weekend membuat Tarina juga ingin menghabiskan waktu liburan bersama dengan Aditya, apalagi beberapa hari ini dirinya tidak sempat mengurung diri karena orang-orang yang berkomentar buruk tentang dirinya di media sosial.Aditya tidak mempermasalahkan hal itu, tapi ia ingin jalan-jalan dengan mengajak Mishka."Mas kenapa sih harus sama dia juga? Kamu ga capek ya kalau kita berdebat cuma gara-gara itu? Mishka kan udah pergi sama Irani, ya kita pergi sendiri lah," ujar Tarina dengan marah.Selalu saja itu masalahnya, Tarina tidak suka mengajak Mishka apapun alasannya. Dia pasti akan selalu berdebat dengan Aditya jika laki-laki itu berbicara tentang Mishka apalagi ingin mengajaknya. "Rin aku ga mau ya kamu terus-terusan kaya gini. Mishka itu anak aku, lagian aku itu tetep pilih kamu kok, kalau aku mau aku udah pergi ke rumah Irani sendiri dan jalan-jalan sama mereka. Nyatanya engga kan? Aku pilih dirumah sama kamu. Jadi ya udah lah jangan kaya gini. Emangnya kamu mau aku pergi sama
Setelah Bayu dan Bu Resti mengobrol, Irani bersantai dengan menikmati makanan yang bu Resti masak. Ia tidak peduli lagi dengan Aditya yang mau berkata apa lagi setelah semua iniBaru saja Bayu selesai bicara dengan ibunya, saat Irani hendak tidur, handphone miliknya tidak mau beristirahat juga karena terus berdering.Kali ini bukan dari Aditya, melainkan dari si bos paling atasan itu, siapa lagi kalau bukan Pak Aryan.Irani mengeluh kesal saat melihat nama itu tertera di layar miliknya. "Kenapa juga sih hari libur mesti nelpon gini?" tanyanya kesal.Ingin tidak diangkat, takut akan menjadi masalah ke depannya, apalagi pak Aryan si manusia yang menurutnya kaku itu selalu saja keras kepala. Tapi jika ia mengangkatnya sekarang, Irani tidak siap dengan kerjaan-kerjaan yang membuatnya pusing karena selalu salah di mata Pak Aryan."Hallo, lama banget sih kamu angkat teleponnya," omel suara yang tidak asing lagi di telinga Irani."Ya sabar dong pak, masih mending kan saya angkat," jawab Iran