Beranda / Rumah Tangga / SALAH MEMILIH SUAMI / Tidak Diakui Istri oleh Suami

Share

SALAH MEMILIH SUAMI
SALAH MEMILIH SUAMI
Penulis: lasminuryani92

Tidak Diakui Istri oleh Suami

Penulis: lasminuryani92
last update Terakhir Diperbarui: 2022-12-27 19:47:35

"Wan, bukannya itu istrimu?" teman Mas Irawan menggerakkan dagunya, memberitahunya agar melihatku yang sudah berdiri tidak jauh dari meja makan siang mereka.

Mas Irawan mengangkat wajahnya dan memandang, aku melempar senyum dengan kotak makanan yang masih dipegang.

Hari ini Mas Irawan lupa membawa bekal makan siangnya, hingga aku mengantarnya ke kantor, dan bertanya pada satpam.

"Bukan lah!' jawaban Mas Irawan membuat langkahku terhenti saat mendekat untuk memberikan bekal ini. "Kamu tahu kan masakan istriku enak, dan bajuku selalu rapi dan bersih, masa dia bisa melakukan itu untukku tapi tidak bisa mengurus dirinya sendiri," jelas suamiku pada teman-temannya.

Perlahan aku memundurkan kaki, mungkinkah Mas Irawan malu mengakuiku sebagai istrinya di hadapan teman-teman kantornya ini, karena pakaian yang kukenakan jelek dan aku tidak bersolek? Tadi terlalu buru-buru, aku tidak tahu kalau ternyata kotak bekal Mas Irawan tertinggal.

"Terus, kamu kapan ngenalin koki hebatmu itu? aku mau memperkenalkannya pada istriku agar dia bisa belajar banyak," sahut lelaki lain yang duduk di sampingnya.

Mas Irawan melihatku dan berdehem, "Segera, aku akan mengenalkannya pada kalian. Awas ya, jaga mata!" celotehnya di sambut gelak tawa yang lain.

Mas Irawan terus memberiku kode untuk pergi, mataku masih menatap matanya, melangkah mundur perlahan, masih tidak percaya kalau yang mengatakan itu adalah suamiku sendiri.

Air mata ini masih kutahan, tidak ingin menangisi laki-laki seperti itu, aku sudah melakukan tugasku sebagai istri dengan baik, melayaninya setiap hari, tapi justru ia malu memilikiku.

Aku berbalik dan hendak pergi.

'Brank!' Tubuhku menabrak nampan minuman yang di bawa pramusaji. Semua minuman itu membasahi tubuhku hingga dalaman yang kupakai menerawang.

"Maaf Mbak, saya tidak sengaja," ucap pegawai itu sembari berjongkok memunguti pecahan gelas.

"Ngapain juga orang jelek berkeliaran di sini?" teriak salah satu teman Mas Irawan.

Aku melirik pada laki-laki yang sedang sibuk mengocek minuman di gelasnya, Mas Irawan pura-pura tidak melihat dan mendengar semua yang terjadi padaku.

"Meski dalamnya kentara, tidak bisa membuatmu menjadi wanita seksi mbak," timpal suara yang lain.

Aku sudah tidak tahan, tidak ada yang peduli padaku di dalam sini, kotak makan siang ini membuatku dipermalukan seperti orang gila, aku sudah tidak ada harganya di mata mereka. Sebelum pergi aku berjalan cepat ke arah meja makan Mas Irawan.

'Brugh!' aku menyimpan kotak makan itu di hadapannya.

"Habiskan makan siangmu, dan segera urus perceraian kita!" bentakku padanya.

Mas Irawan mengangkat wajah dan memandangku.

Seketika semua hening, semu mata kini tertuju pada kami.

"Hahaha ... perempuan gila, sudah tidak punya malu mengaku-ngaku orang lain sebagai suamimu!" Seorang perempuan tiba-tiba berjalan ke arah kami.

"Maaf sayang, aku lupa membawakanmu makan siang, hingga kamu harus beli di luar," lengannya bergelayut manja di leher suamiku.

Matanya menatapku sinis, lengan mulusnya mengetuk-ngetuk meja agar menyuruhku pergi, tentu aja aku tahu wanita itu, dia adalah sahabatku sendiri.

"Hahahahaha ...." orang-orang tertawa dan mencemooh tingkahku.

Aku tidak ingin mengatakan atau berbuat apapun, di mata mereka kini akulah yang mengada-ngada.

Aku muak, berbalik dan hendak pergi, tapi salah satu kaki lelaki itu menjegalku hingga ...Brugh ...! Tubuhku tersungkur di atas lantai.

Hatiku menjerit, kenapa mereka begitu kejam memperlakukanku seperti ini? Dan suamiku yang harusnya menjaga kehormatanku sebagai istrinya, tidak membelaku sama sekali.

Sesaat suasana hening, lalu ....

Gelak tawa itu kembali terdengar riuh. Rasanya aku ingin mati saja atau pura-pura pingsan. Namun, tiba-tiba suara langkah sepatu datang menghampiri, "Bangunlah! kenapa kamu tidur di sini?" ucapnya seraya menolongku berdiri.

Aku bangkit dengan kedua tangan yang disatukan di dada agar tidak terlalu terlihat dalamnya. Lelaki berjas abu itu membuka pakaiannya dan menutupi tubuhku.

"Begini cara kalian memperlakukan perempuan!?"bentaknya menggelegar, memenuhi ruangan yang tiba-tiba sepi, tidak ada lagi terdengar gelak tawa mereka, semua orang yang kami lewati memberi hormat.

Siapa laki-laki ini?

Langkah kakinya tiba-tiba berhenti, tubuhnya kembali memutar, "Pak Irawan, setelah ini masuk ruangan saya!"

Apa? mungkinkah laki-laki ini adalah atasannya Mas Irawan?

Senyumku yang hilang, kini mengembang. Yakinkah kamu masih bisa bekerja disini, Mas? setelah aku menceritakan semuanya pada bosmu? kurasa kamu akan segera kehilangan jabatan yang membuatmu malu memiliki istri sepertiku ini.

"Saya panggilkan taksi ya," ucap lelaki itu penuh kehangatan, ia masih berjalan di sampingku hingga kami sampai di trotoar.

"Tidak perlu Pak, terimakasih, saya bisa melakukannya sendiri, mungkin Bapak sedang sibuk." Tolakku lembut.

"Tidak apa-apa Mbak, maafkan atas tindakan tidak bertanggung jawab karyawan saya, setelah ini saya aka memanggil mereka." Kentara sekali dari ucapannya ia sangat kesal.

"Sekali lagi, terimakasih Pak," aku berhenti, menghadapnya dan merengkuhkan tubuh, sebagai tanda terimakasihku karena telah ditolong di saat yang sangat tepat.

"Bukankah ini Mbak Kirana?" tanyanya ragu.

Aku mendongakkan wajah, siapa laki-laki ini hingga mengenalku? kulihat wajahnya, tapi tetap tidak bisa kukenali.

Aku menautkan dua alis, berpikir keras untuk mengenali wajahnya, tetapi tetap saja tidak ingat.

"Mungkin Mbak Kirana lupa, karena kita baru bertemu satu kali, saya Haidar, suamina Anna," suara lembutnya diselingi kekehan tawa pelan, mungkin karena geli melihat wajahku yang berkerut.

"Ouh Mas Haidar suami Anna, ya Allah Mas, bagaimana kabar Anna? sudah lama kami tidak bertemu." Raut wajahku berubah bahagia, tidak menyangka bertemu dengan mereka.

Anna adalah sahabat baikku, namun kami berpisah saat Anna memilih Sekolah yang berbeda. Enam tahun lalu, aku datang ke pesta pernikahannya dan mungkin pada hari itu aku bertemu dengan Mas Haidar, tapi kenapa hari ini aku bisa lupa, dan ternyata Mas Irawan adalah karyawan Mas Haidar, betapa dunia terasa begitu sempit.

"Alhamdulillah Mbak, Anna sekarang sedang mengandung anak ke-2 kami, sudah memasuki usia kehamilan yang ke-7," senyum bahagianya tersungging.

"Ouh ya ampun, saya ingin sekali bertemu," jawabku terharu, Anna sudah punya dua anak sedangkan aku satu pun belum.

"Boleh sekali Mbak." Mas Haidar memberikan kartu namanya. "Mainlah ke rumah, Anna akan sangat senang dikunjungi Mbak Kirana."

"Baik Mas, dengan senang hati."

"Oh ya, maaf sebelumnya, apakah Pak Irawan adalah suami, Mbak Kirana?" wajah Mas Haidar sedikit mendongak padaku.

Aku hanya mengangguk pelan tanpa mampu bersuara, malu sekali rasanya diperlakukan seperti itu oleh suami sendiri di hadapan orang yang dikenal.

"Kenapa bisa begini, Mbak? Anna bercerita kalau Mbak Kirana adalah seorang Manager di bagian produksi?" tanyanya heran, sembari melihat penampilanku yang acak-acakan.

"Heh ...!" Gigiku sedikit menyungging, mengingat betapa dihormatinya aku dulu, bekerja sebagai satu-satunya manager perempuan di salah satu perusahaan terbesar di Indonesia. "Iya Mas, awalnya, saya melepaskan kehidupan itu karena ingin seperti Anna yang fokus pada keluarga, tetapi ternyata saya salah memilih suami," jelasku canggung.

"Saya pastikan mereka akan mempertanggung jawabkan perbuatannya! Mbak Kirana jangan khawatir."

"Terimakasih Mas, saya permisi dulu, tubuh saya dingin." Aku sedikit menggigil. "Jas ini biar saya kembalikan pada Anna setelah dibersihkan."

"Iya, silahkan Mbak. Hati-hati!"

Sekali lagi aku merengkuhkan tubuh sebelum masuk ke dalam taksi, Anna sungguh beruntung mendapat suami seperti Mas Haidar, pintar sekali ia memilih ayah dari anak-anaknya.

Bersambung ....

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • SALAH MEMILIH SUAMI   Part 40 (Tamat)

    Atha~Aku mengepal dan meremas rasa sakit, lelaki bajingan itu telah berani menyakiti istriku! Selama ini aku membiarkannya karena masih menganggapnya teman, tapi kali ini dia benar-benar menunjukkan sifat kegilaannya. Aku sungguh tidak menyangka dia bisa melakukan hal sekeji itu pada Kirana, perempuan yang bahkan pernah ia cintai.Aku tidak pernah berpikir bahwa ada cinta seperti itu, melukai wanitanya sendiri hanya karena cintanya tak berbalas."Lacak keberadaan Ihsan dan keempat lelaki itu sekarang! Aku tidak akan membiarkannya lepas setelah apa yang mereka lakukan pada Kirana!" sentakku pada semua pegawai IT kantor."Aku ingin membuat perhitungan dengan kepalan tanganku sendiri! dia pikir bisa menguji cinta dan kesetiaanku pada Kirana dengan cara seperti ini? sungguh Ihsan benar-benar bodoh!""Apa maksudnya Pak?" seseorang bertanya karena merasa heran dengan pemikiranku."Hm!" Aku berdecak."Ihsan melakukan sebuah siasat agar aku merasa jijik pada Kirana dan mencampakannya. Dia ti

  • SALAH MEMILIH SUAMI   Part 39

    "Kiran.""Iya sayang."Atha memicingkan matanya."Why?""Hanya belum terbiasa," jawabnya sembari mengelus rambutku lembut."Hari ini kita akan melihat rumah yang dibelikan Ayah, jam sepuluh aku jemput ya?" ucapnya lagi. Ia masih sibuk menata dasi yang dikenakan. Aku mendekat dan memberi sentuhan, memukul manja dadanya yang bidang."Rumah ini dan rumah kamu gimana?" tanyaku tanpa menatap."Kamu suka tinggal di sini?" Aku menggangguk dua kali."Lihat saja dulu rumahnya, mungkin kamu lebih suka. Kirana Tufatu Zahra bisa tinggal di mana saja, tidak masalah asal sama aku," jawabnya dengan barisan gigi yang putih."Aku berangkat dulu ya, hati-hati. Jangan bukakan pintu untuk sembarang orang," pesannya sebelum pergi. Aku mengambil punggung tangan dan menciumnya lembut. Atha memandang sesaat sebelum ia mengecup keningku dan melangkah menuju mobil.Aku melihat ia menghidupkan mobilnya, dan menatap lewat kaca spion. Apa yang beda hari ini? rasanya ada sesuatu yang kurang nyaman dihati saat me

  • SALAH MEMILIH SUAMI   Part 38

    “Aku harus pergi ke kantor sebentar, ada urusan yang tidak bisa didelegasikan sama yang lain,” ucap Atha mendekatkan wajahnya, hanya beberapa inci saja jarak kami sekarang.Aku mengerucutkan bibir, ini hari pertama pernikahan kami. Atha tidak bisa mengajukan cuti meski pemilik perusahaan.“Hanya sebentar saja, aku akan segera kembali,” rayunya lagi sembari mencubit pipi.“Iiii. Sakit!” Mataku melotot. Atha tergelak sembari berlari kekamar untuk mengambil kunci mobil.Ponsel yang kusimpan di atas meja bergetar pelan, sengaja hanya digetarkan tanpa suara agar punya waktu privasi dengan Atha, malah pesan group aku senyapkan.Pesan WhatsApp sampai penuh, chat teman-teman yang menyampaikan selamat juga berbaris rapi, apalagi group kantor sampai ribuan komentar, entah apa yang sedang mereka bahas, Aku kurang tertarik. Dari deretan pesan itu kulihat ada nama Ihsan di barisan paling atas.[Selamat atas pernikahannya ya Kirana, maaf kalau sikapku telah mengecewakanmu. Baru kali ini aku mencin

  • SALAH MEMILIH SUAMI   Part 37

    Pemandangan yang menakjubkan! lelaki di hadapanku saat ini terlihat bak malaikat tak bersayap, bulu alis teduh, lekuk wajah sempurna, dan hati yang menawan. Sungguh aku tak salah memilihnya menjadi imam untuk menuju surga-Nya.“Mau sampai kapan, kamu memandangku seperti itu?” ucapnya pelan tanpa membuka mata.“Bagaimana kamu tahu, aku sedang menatap, kalau matamu saja tidak terbuka?” jawabku, seraya membelai lembut, lengkung hidungnya yang indah. ‘Kamu adalah ciptaan Tuhan yang diberikan kelebihan dalam rupa,' batinku.“Aku tidak memerlukan bola mata untuk melihat bidadari, karena ia sudah bersatu dalam jiwaku,” jawabnya perlahan, sembari membuka kelopak mata.“Kamu adalah salah satu ciptaan Tuhan yang sempurna Kirana.” Tangan Atha membelai lembut rambutku yang mengurai menutupi kening. Bahkan kami saling memuji satu sama lain.“Shalat berjamaah yuk.” Atha bangkit dan berdiri dengan celana pendek tanpa menggunakan atasan alias telanjang dada, bulu-bulu halus di dada bidangnya membuat

  • SALAH MEMILIH SUAMI   Part 36

    Aku menatap sosok yang baru di depan cermin, perempuan yang sama dua tahun lalu, tapi hari ini lebih terlihat dewasa dengan binar bola mata yang bahagia. Tidak ada keraguan dalam tatapannya, tidak seperti dua tahun lalu ketika memakai riasan yang senada untuk acara yang sama, namun hatinya entah ada di mana.“Kamu sudah siap sayang?” tangan Ayah menyentuh pundak, aku berbalik untuk menatapnya.“Ayah, Insya Allah sekarang Kirana tidak salah memilih lagi,” ucapku pelan, menahan hawa panas dalam kantung mata.“Anak Ayah sekarang sudah lebih dewasa, pengalaman pahitmu bisa menjadi pelajaran yang terbaik dalam memilih pasangan lagi,” Ayah memegang erat puhu tangan, meyakinkan kalau aku sudah memilihnya dengan pertimbangan yang lebih dewasa dan matang.Ayah memapahku untuk berjalan, keluarga dan sahabat terdekat sudah menunggu di ruang tamu. Mas Haidar dan Khaira pun tampak duduk manis di tengah-tengah mereka.Aku menegakkan pandangan, melihat calon suamiku yang sudah berdiri untuk menyamb

  • SALAH MEMILIH SUAMI   Part 35

    Aku mengangkat wajah, setelah tertunduk cukup lama untuk memulihkan hati. Kutatap laki-laki yang ada di hadapanku sekarang, matanya sendu dengan wajah yang sedikit pucat, bibirku melengkung membentuk sebuah senyuman yang indah dan manis.“Ihsan adalah lelaki yang akan sulit untuk ditolak perempuan, termasuk oleh Kiran. Ia tampan, baby face, lembut, romantis, dan punya cukup materi,” jelasku, hal itu seketika membuat Mami tersenyum lebar, bibir pucat Ihsan pun sedikit lebih bernyawa dengan senyuman yang tergaris.“Tapi, sayangnya Kiran sudah memiliki satu pria seperti itu sejak 8 tahun silam, meski banyak yang hampir menyerupainya, ada hal yang tidak dimiliki orang lain dan hanya dimiliki olehnya saja. Atha seorang pria yang memiliki rasa cinta tanpa meminta, ia hanya cukup mencintai, memberikan kebahagiaan, bahkan melepas tanpa dendam. Ia membiarkan perempuan yang dicintainya memilih kebahagiaannya sendiri tanpa mengurangi rasa cinta yang dimilikinya, ia tetap menemani perempuan yang

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status