Share

Drama Pagi

Sinar mentari menyeruak masuk di sela-sela gordeng jendelaku, sinarnya membersit hingga menyentuh wajahku, yah rupanya ini sudah pagi dan Tuhan memberikan ku kesempatan untuk bangun di pagi ini. Aku melakukan rutinitas pagiku seperti biasa mandi pagi, mengenakan setelan untuk ke kantor yah seperti biasa.

Aku turun untuk sarapan dan menunggu Tom yang datang menjemputku untuk berangkat ke kantor. Namun tiba-tiba,

braaakkkk!

Seorang pelayan menabrakku dan menumpahkan cairan berwarna merah muda seperti detergen cair. Aku menghela nafas untuk menahan emosiku, pagi yang ku awali dengan ketenangan tiba-tiba terusik. Aku menoleh ke arah pelayan tersebut, yah wajah yang tidak asing, pelayan ini yang beberapa kali kerap mencari kesempatan untuk menggodaku, namun sumpah demi apa pun aku tidak pernah tergoda. Kepala pelayan terlihat berlari ke arahku,

"Maafkan saya tuan, saya akan mendisiplinkan pelayan ini!" Paman Jo terlihat membungkuk ke arahku.

"Pecat dia!" ucapku dan berlalu meninggalkan mereka, namun pelayan itu tiba-tiba menarik tanganku dan aku repleks menghentakannya, lalu sepersekian detik kemudian bak ratu drama ia bersimpuh memohon maaf dan tidak mau di pecat. Aku tidak ingin menggubrisnya dan berlalu meninggalkan mereka, terdengar samar suara Paman Jo,

"Kata-kata Tuan muda adalah titah bagi saya, maafkan saya kamu silahkan berkemas dan tinggalkan mansion ini segera, kamu kurang teliti atau sengaja sih? Apa pun alasan kamu Tuan sudah berkata demikian maka silahkan berkemas"

Aku mengganti pakaianku, ku lempar dan kembali membilas tubuhku karena deterjen cair itu. Pagi-pagi sudah memuakan, setelah selesai aku kembali turun dan menunggu sarapanku, ku ambil tab ku dan ku buka beberapa e-mail hingga berita terkini namun Tom belum juga datang, kemana dia sebenarnya? Tanpa konfirmasi apa pun ia berani tidak datang padahal jam sudah menujukan hampir pukul delapan.

"Paman Jo!"

"Iya Tuan" Paman Jo selalu terpogoh-pogoh jika ku panggil, rupanya Paman Jo sudah mulai tua.

"Apakah kita punya sopir di mansion ini?" Tanyaku yang tidak pernah menggunakan sopir selain Tom selama empat tahun ini, aku pun kurang memperhatikan isi mansion ini, jika ada orang yang pernah berkunjung empat atau lima tahun lalu mereka pasti akan bilang semua ini tidak berubah.

"Ada tuan, tapi pagi ini sedang mengantar istri saya ke pasar untuk membeli persediaan sayuran di mansion Tuan." Jawabnya.

"Ah, apa kita cuman punya satu sopir?" Tanyaku

"Iya tuan karena mantan sopir almarhum nyonya mengundurkan diri dia bilang enggak enak makan gaji buta."

"Okay, tolong siapkan mobil yang mana saja saya akan bawa sendiri" Ujarku.

Ini kali pertama setelah empat tahun aku membawa kendaraan sendiri, luar biasa bukan? Hah empat tahun lamanya aku tinggal di zona nyamanku sendiri, saat di lampu merah aku menerima telpon dari Tom,

"Haiiii ingat yah kamu belum bawa sekertaris baru buat udah berani bikin saya nyetir sendiri!" Teriakku sesaat setelah mengangkat telpon dari Tom.

"Iya sorry ini lagi nunggu Nadheera, mommy nggak ngebiarin aku pergi sebelum mendengar jawaban Nadheera"

"Hah gak kompeten masa jam segini belum datang?" Jawabku yah, satu point lagi berkurang dia di mataku setelah sekian point terjun bebas karena ia seorang wanita.

"Heiii dia seperti robot programnya dia datang ke rumah pul 09.00 jadi dia akan datang ke sini bagaimana pun kondisinya pada saat pukul 09.00" Jawab Tom.

"Ah bodo amat, saya tunggu di kantor jam 09.00!" Jawabku

"09.30" Tawar Tom

"09.15" Jawabku, jika ada yang mendengar percakapanku dengan tom mungkin mereka kira sedang tawar menawar ikan asin di pasar.

"Okay! Jawab Tom belum sempat telpon terputus tiba-tiba,

braaakkk!

"Hai, bangsat baru sehari bawa mobil sendiri sudah bikin masalah!" Jerit Tom yang mendengar tuannya menabrak sesuatu.

"Nadheera!" Ucapku saat melihat wanita tertatih tepat di depanku, namun tanpa menoleh ia kembali berjalan, aku tepikan mobilku dan mengejarnya, "Hei Nadheera!" Yah, akhirnya aku dapat mengejarnya.

"Maaf tuan, saya minta kartu nama anda saja saya terburu-buru harus ke rumah tuan saya, permisi!" Jawaban Nadheera membuatku terpaku. "Tuan" Ucapnya, "Anda sudah menyita 5 menit waktu saya" Ucapnya kembali dan aku segera memberikan kartu namanku, wanita itu mengambilnya dan segera berlalu pergi sambil terpincang-pincang namun jalannya kini lebih cepat, aku kembali ke mobilku. Dan terdengar suara ocehan Tom di sana, yah aku lupa mematikan telpon Tom

"Tom, saat Nadheera datang tolong pastikan dia baik-baik saja dan berikan pengobatan kakinya pasti terluka"

"Brengsek lo mencelakai Nadheera?" Kini tidak ada rasa hormat dalam kata-kata Tom, yah saat Tom marah atau khawatir bunyi yang keluar dari mulutnya lebih berisik dari alunan musik reog.

"Gak sengaja!"

"Lo gak tanggung jawab?"

"Dia buru-buru, tolong urus dan pastikan dia tidak berisik atau menuntut, dia tadi minta kartu nama soalnya."

"Ah, lo yah! kenapa juga gak lo anter ke rumah gue kalau dia memang buru-buru dan mengejar waktu?"

"Entahlah otak gue gak nyampe tadi" Jawabku sekenanya.

"Berengsek lo!" Umpat Tom.

"Gue pecat lo!" Jawabku

"Gue tunggu surat pemecatan lo" Jawabnya tidak ada rasa takut, yah begitu lah Tom saat kesal.

Sementara di mansion keluarga Adhitama tepat pukul 09.00 suasana terlihat sedikit tegang saat Nadheera masuk seperti biasanya, Tom memperhatikan Nadheera dari atas ke bawah entah apa dalam benaknya. Suasana masih hening dan Tom yang dingin dan kaku itu menghampiri Nadheera yang sifatnya tidak jauh beda dengan dia, tiba-tiba mata mommy mengikuti arah langkah Tom,

"Kamu tidak apa-apa?" Suara bariton Tom terdengar dingin.

'Waaawww Tommi Narendra Adhitama seperhatian itu kepada Nadheera? Apa aku izinin aja Nadheera jadi sekertaris Frans dan masukan ke perjanjian kalau Tom harus mendekati Nadheera, hohoho cerdas juga Jangan biarkan gosip kalau Tom dan Frans memang ada main itu benar-banar terjadi, mari kita lihat apakah Tom normal? Akan sangat seru es dari kutub utara ketemu es dari kutub selatan' Nadheera hanya memandangi Tom dan mengangkat sebelah alisnya seolah ia bertanya 'maksudnya?'

"Oh, tadi Tuan Frans menelphon kalau dia tidak sengaja menabrak kamu dekat lampu merah dan memintaku untuk mengganti rugi dan mengobati kamu" Kini kalimat Tom semakin panjang.

"Ffftttt" Suara kikikan sang Mommy mengintrupsi interaksi mereka berdua.

"Tidak-tidak lanjutkan" Ucap mommy dan di jawab dengan delikan Tom, namun Nadheera hanya menatapnya datar. 'Sungguh lucu Tom bahkan faham bahasa tubuh dan isyarat Nadheera'

"Kaki saya terasa sakit, setelah membacakan jadwal Nyonya dan mengantar nyonya ke kantor saya akan memeriksakannya." Jawab Nadheera yang sempat melirik kartu nama yang Frans berikan di sana tertera nama Frans jadi ia langsung faham saat tadi nama itu disebut oleh Tom, ia sering mendengar Nyonya Adhitama menyebut-nyebut nama Frans dan Tom. Tom sedikit terpaku, ini kali pertamanya mendengar suara lembut gadis itu walau terdengar sedikit angkuh.

"Biar saya antar untuk ganti rugi" Jawab Tom. Sang Mommy yang mendengar percakapan itu sedikit geli di buatnya.

"Terimakasih" Jawab Nadheera cukup ambigu apakah ia bersedia atau tidak?

"Sudah-sudah, Nadheera nanti Tom yang akan mengantar kita ke kantor dan antar kamu ke Rumah sakit"

"Baik nyonya" Jawabnya.

"Hari ini saya tidak mau mendengar jadwal apa pun, jadwal hari ini alihkan semuanya ke besok, tidak masalah besok padat pun karena mulai besok Tom yang akan mengurus semuanya" Nyonya Adhitama menjeda ucapannya dan di jawab dengan delikan oleh Tom. "Nadheera, Tom akan menggantikan saya, namun syaratnya kamu diminta untuk menggantikan Tom di sisi Frans, menurut kamu bagaimana?" Tanya Nyonya Adhitama. Nadheera tampak berfikir lalu ia menoleh ke arah Tom, Tom memandanginya penuh harap.

"Kenapa anda menjadikan saya syarat?" Tanya Nadheera kepada Tom.

"Saya yakin jika bukan saya yang di sisi Tuan Frans tidak ada sekertaris yang bisa melayaninya tapi setelah melihat kamu saya yakin hanya kamu bisa menggantikan saya." Nadheera lalu menatap Nyonya nya, namun Nadheera menangkap sesuatu yang tak biasa, Nyonya nya seperti sedang berbunga-bunga,

"Maafkan saya Nadheera saya merasa kalian cocok jadi senang melihat kalian berinteraksi, sebenarnya saya tidak mau kamu jauh dari saya, kalau kamu bersama Tom tentu akan memudahkan Tom dan kamu tetap bersama saya." Jawab Nyonyanya.

"Mommy, ingat janji adalah janji." Tegas Tom.

"Baik, Jika Nadheera setuju maka mommy juga setuju." Jawab Mommy.

Berat memang bagi Nadheera, namun apalah daya dia hanya seorang pekerja, sementara perusahaan itu memang harus di tempati pewarisnya, ia juga memperhatikan setahun ini kondisi nyonya Adhitama memang menurun dan mudah lelah.

"Baiklah saya setuju" Jawab Nadheera.

"Ah, kenapa kamu setuju?" rengek nyonya Adhitama.

"Mommy!" Tom tegas

"Okay, mommy akan tambah satu lagi syarat Tom! Akan Mommy tuangkan dalam surat perjanjian!"

Yah, pagi ini bagi Frans, Nyonya Adhitama, Tom, dan Nadheera berlalu begitu banyak drama. Apakah menjelang siang dramanya akan terus berlalu atau malah bertambah? Entahlah!

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status