Istri Kedua Sang Presdir

Istri Kedua Sang Presdir

last updateLast Updated : 2025-02-10
By:  DLaksanaOngoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
14 ratings. 14 reviews
30Chapters
1.5Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Synopsis

Terpaksa menjadi wanita malam, Cantika Putri Maharani rela menjual tubuhnya demi melunasi hutang orang tuanya. Pertemuan dengan Galvin Chandra Hermawan, membuat Rani terpaksa menyepakati perjanjian menjadi istri kedua hanya demi sebuah keturunan. Pernikahan yang seharusnya berjalan sepuluh bulan, harus berakhir dengan perasaan cinta yang tumbuh secara tiba-tiba. Akankah Rani bisa menahan perasaannya? Di saat hubungan mereka terhalang oleh istri pertama?

View More

Chapter 1

Bab 1. Tawaran

“Kamu sangat memuaskan, Sayang. Aku akan kembali minggu depan, kamu harus bersiap,” ucap seorang Pria berbadan tinggi dengan tubuh sedikit gempal.

“Kembalilah, akan aku tunggu,” jawab wanita seksi berbaju ungu dengan nada manja.

Pria itu pun tersenyum lalu meninggalkan kamar VIP setelah pakaian yang ia gunakan rapi seperti semula.

“Sungguh melelahkan sekali malam ini,” gumam wanita yang masih betah berbaring di atas ranjang.

Tidak lama, ponsel yang ia letakan di nakas berdering.

“Di mana kamu, Rani?” tanya wanita paruh baya di seberang sana.

“Masih di kamar. Kenapa memangnya?”

“Keluarlah, cepat. Datang ke ruanganku, sekarang!” titahnya dengan nada tinggi.

Wanita yang di panggil Rani pun beranjak dari ranjang dengan malas.

“Pasti akan di omelin lagi!” gerutunya dengan memungut pakaian seksinya yang masih berserakan di lantai.

Rani keluar dari kamar VIP lalu berjalan ke arah ruangan yang di tuju. Setelah sampai ia pun membuka pintu dan masuk begitu saja.

“Ada apa, Mam?” tanya Rani kepada wanita paruh baya yang sedang duduk di kursi kebesarannya.

Wanita itu memutar kursinya menghadap ke arah Rani yang berdiri dengan menunduk.

“Ini bayaran kamu malam ini,” kata wanita itu dengan melemparkan satu amplop cokelat yang berisi uang.

“Apa ini tidak salah, Mami?” Rani bertanya sangat polos.

“Tentu saja tidak. Itu untukmu, Rani. Karena jasamu semakin hari semakin bagus. Pertahankan, jika kamu tetap ingin berpenghasilan besar,” ucap Mami Vega dengan senyuman yang lebar.

Rani mengangguk. “Siap, Mami. Apa aku boleh pulang sekarang?”

“Tent—,” jeda Mami Vega saat pintu ruangannya terbuka.

“Ada apa, Lukas?” tanya Mami dingin.

“Nyonya, ada dua pria yang ingin menyewa jasa di sini. Yang satu sudah menemukan wanita pilihannya. Namun, yang satunya belum ada yang cocok. Padahal sudah 8 wanita yang saya kenalkan ke pria itu,” terang Lukas menunduk.

“Kriteria apa yang dia minta?” tanya Mami Vega dingin.

“Kurang tahu, Nyonya,” jawab Lukas menggeleng.

Vega tampak geram, membuat ia beranjak dari kursi untuk bertanya langsung kepada pria yang ingin menyewa jasa di tempatnya.

“Tunjuk, kamar berapa dia berada,” ucapnya kepada Lukas secara dingin.

“Hei, Rani. Kamu ikut saya!” titahnya lalu melangkah keluar dai ruangan.

Rani terkejut saat dirinya diajak untuk ikut bersamanya. Padahal ia sudah senang akan pulang lebih awal. “Astaga! Apalagi ini!” gumamnya kesal.

Sesampainya di kamar VIP nomor 7. Vega masuk bersamaan dengan Lukas dan juga Rani.

“Selamat malam, Tuan. Boleh saya tahu wanita seperti apa yang Anda cari?” tanya Vega tanpa basa basi.

Pria itu mendongak ke arah wanita paruh baya yang berdandan begitu menor dan juga glamor. Lalu kedua netranya melihat ke arah pria yang tadi menawarkan beberapa wanita dan juga wanita yang terdiam berdiri di dekat pintu.

“Saya mau dia,” tunjuknya ke arah Rani.

Vega pun menyunggingkan bibirnya lebar. “Tentu, Tuan. Rani ke sini,” panggilnya lembut.

Rani mau tak mau mendekat ke arah dua orang itu.

“Kenalkan ini Rani. Dia wanita spesial di sini, jika Anda ingin bersamanya. Harga dia cukup mahal,” terang Vega memancing pria di hadapannya itu.

“100 juta?”

Vega membelalak saat pria itu menawarkan harga sendiri. “Iya, Tentu. Kalau Anda sanggup?”

Rani menggeleng pelan. “Mami itu ter—,”

“Diam kamu! biar ini urusanku,” sela Vega berbisik dengan menatap Rani secara tajam.

Rani pun hanya bisa mendengkus kesal tanpa membantah.

“Terima kasih, Tuan. Semoga malam ini Anda puas, dan bahagia,” kata Vega setelah mengambil cek yang sudah di tanda tangani oleh pria itu.

Vega mendekat ke arah Rani sebelum melangkah keluar. Lalu berbisik, “Berikan dia yang terbaik, kalau sampai dia tidak puas. Kamu bakal tahu akibatnya!” ancamnya lalu melangkah ke arah pintu keluar, diikuti oleh Lukas di belakangnya.

Kini di kamar VIP nomor 7, tinggallah Rani seorang diri bersama pria paruh baya yang duduk sembari memandangnya. Meski usia pria itu sudah matang, tetapi ketampanannya masih sangat terlihat bak anak muda.

“Siapa namamu?” tanya Pria itu kepada Rani yang menunduk.

“Cantika Putri Maharani, panggil saja Rani,” jawabnya dengan memosisikan duduknya sebaik mungkin.

“Nama yang cantik. Baiklah saya tidak suka berbasa basi, jadi kita langsung saja—,” jeda pria itu karena Rani tiba-tiba sudah berada di hadapannya.

Pria itu pun dibuat salah tingkah oleh sikap Rani yang langsung agresif. Saat Rani hendak mencium ke arah bibir. Pria itu langsung mendorong Rani agar menjauh.

“Tolong jangan seperti ini!” kata Pria itu dengan merapikan jasnya seperti semula.

Rani tentu saja terkejut. “Apa maksudnya?”

“Duduklah, aku ingin menawarkan sesuatu untukmu,” sahut pria itu membuat Rani semakin tak mengerti.

Rani pun menurut duduk di tempat semula. Kedua tangannya sengaja ia melipat di atas kedua d**anya.

“Aku butuh seorang anak. Apa kamu bersedia memberikan aku anak?”

“Anak?” Pria itu mengangguk.

Rani tertawa kencang kali ini. “Tuan, aku di sini hanya memberikan kenikmatan, bukan memberikan anak!” ujarnya terheran.

“Aku tahu, tetapi di sini aku membutuhkan anak. Akan aku bayar selama kamu mau mengandung anakku,” ucap pria lagi.

“Mengandung?” Membayangkan saja Rani sudah tidak sanggup.

“Aku tidak mau,” tolak Rani.

“Aku bayar 1 Milyar,” kata Pria itu memberi tawaran.

Rani membelalak saat mendengar nominal itu. “Apa? 1 Milyar?” Sungguh tidak bisa membayangkan mendapat 1 Milyar hanya dalam semalam.

Namun, Rani teringat perkataan pria itu yakni harus mengandung anaknya. Rani pun kembali menggeleng.

“Aku tetap tidak mau, Tuan. Maaf, aku bukan pabrik anak! Kenapa tidak meminta saja ke istri Anda?” Rani bertanya sinis.

Pria itu terdiam. Lalu menghembuskan napasnya secara pelan dan berkata, “Istriku tidak bisa hamil,” jawabnya lirih.

Rani tetap acuh tak mendengarkan. “Sekarang mau Anda apa, Tuan? Aku sudah tidak ada waktu, aku lelah, aku butuh istirahat,” gerutunya kesal.

“Aku ingin kamu memberikan aku anak. Hanya itu saja, setelah kamu menyetujui, kamu bebas mau melakukan apa pun,” ucap Pria itu tetap kekeh.

Rani pun mendengkus. “Maaf, aku ti—,”

“Akan aku beri 2 Milyar untukmu. Bagaimana?” sela Pria itu lagi.

Jujur saja, Rani sangat terkejut mendapat tawaran lebih tinggi lagi. Di sisi lain hatinya menjadi bimbang, antara mau menerima atau tidak.

“Hanya anak? Apakah setelah anak itu lahir, aku bisa bebas?” tanya Rani serius.

Pria itu mengangguk. “Tentu saja.”

Rani semakin galau saat ini. Namun, tawaran 2 Milyar untuknya sangat menggiurkan. Apalagi dia masih menanggung hutang kedua orang tuanya ratusan juta.

Tanpa berpikir panjang. Rani mengulurkan tangan kanannya ke hadapan pria itu. “Aku terima tawaran Anda, Tuan. Aku mau mengandung anakmu!”

Pria itu mengukir bibirnya lebar. “Ini kartu namaku. Temui aku di hotel Golden Star, besok jam 7 malam,” ucapnya dengan memberikan satu kertas kecil berwarna hitam dan koper kecil berwarna silver.

“Lalu ini uang untukmu karena sudah menerima tawaranku,” sambung pria itu.

Rani memasukkan kartu nama itu ke dalam tas kecilnya. Ia lebih tertarik dengan isi koper berwarna silver. Setelah membukanya, kedua matanya langsung menghijau melihat banyak lembaran uang berwarna merah dan biru.

“Oh, my good. Aku kaya raya!” gumamnya lirih.

“Ingat, Nona. Jangan lupa besok malam. Persiapkan dirimu, karena kita akan menikah,” kata pria itu lalu beranjak dan meninggalkan kamar VIP.

“Apa? Menikah?”

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Evie Edha
bab pertama udah bikin Terkejut dengan pekerjaannya
2024-10-05 01:11:14
1
user avatar
Indah Maikal
apa ceritanya masih bersambung yaa?? aplikasi oke....
2024-07-17 10:00:03
1
user avatar
Emily
suka ceritanya
2024-07-11 10:39:06
0
user avatar
Anugrah
ceritanya seru,,
2024-07-11 09:42:04
0
user avatar
F A L S Y A
bagus menarik ....
2024-07-11 07:40:05
0
user avatar
hi.shenaaa
Semangatt kakakkkkk
2024-06-30 18:45:00
1
user avatar
Queen_sha
lanjut thor
2024-06-27 07:28:19
1
user avatar
Hanind
rani bakalan kena masalah besar nih
2024-06-24 19:34:32
1
user avatar
Arta
belum up thor?
2024-06-24 19:30:58
1
user avatar
Hanind
lanjut thor
2024-06-22 08:05:21
1
user avatar
endah.endolita
bagus ....
2024-06-22 07:59:17
1
user avatar
Nissa
ceritanya menari....
2024-06-22 06:58:55
1
user avatar
Ziya_Khan21
aku datang kak ...... semangat ya ......
2024-06-21 20:03:34
1
user avatar
Arta
Mampir thor
2024-06-21 19:22:58
1
30 Chapters
Bab 1. Tawaran
“Kamu sangat memuaskan, Sayang. Aku akan kembali minggu depan, kamu harus bersiap,” ucap seorang Pria berbadan tinggi dengan tubuh sedikit gempal. “Kembalilah, akan aku tunggu,” jawab wanita seksi berbaju ungu dengan nada manja. Pria itu pun tersenyum lalu meninggalkan kamar VIP setelah pakaian yang ia gunakan rapi seperti semula. “Sungguh melelahkan sekali malam ini,” gumam wanita yang masih betah berbaring di atas ranjang. Tidak lama, ponsel yang ia letakan di nakas berdering. “Di mana kamu, Rani?” tanya wanita paruh baya di seberang sana. “Masih di kamar. Kenapa memangnya?” “Keluarlah, cepat. Datang ke ruanganku, sekarang!” titahnya dengan nada tinggi. Wanita yang di panggil Rani pun beranjak dari ranjang dengan malas. “Pasti akan di omelin lagi!” gerutunya dengan memungut pakaian seksinya yang masih berserakan di lantai. Rani keluar dari kamar VIP lalu berjalan ke arah ruangan yang di tuju. Setelah sampai ia pun membuka pintu dan masuk begitu saja. “Ada apa
last updateLast Updated : 2024-06-19
Read more
Bab 2. Digoda
Keesokan harinya. Sesuai perjanjian untuk bertemu di hotel Golden Star. Membuat Rani kini sudah bersiap akan berkunjung ke sana. Dia memakai pakaian terbaiknya, dengan memoles wajahnya secara natural. Namun, tetap terlihat berkharisma dan cantik. “Aku dengar kamu mendapat banyak uang semalam? Aku ingin meminta uang padamu?” cegah pria yang datang menemui Rani di kediamannya. “Aku akan melunasi, tetapi tidak hari ini. Hari ini aku sibuk, lusa aku akan ke tempatmu. Aku janji, semua akan ku lunasi!” timpal Rani memohon diberi waktu. “Alasan apalagi, hah? Aku ngga mau tahu, aku minta uangnya sekarang!” bentak pria itu emosi. Pria itu langsung mendorong Rani lalu menarik tasnya, ia membuka dan mengambil seluruh uang di dalam dompet Rani. Rani tak bisa memberontak selain pasrah. Setelah pria itu merampas semua isi di dompetnya, dia langsung pergi meninggalkannya begitu saja. Rani bahkan sampai tersungkur di lantai. Dia sudah muak diperlakukan kasar seperti ini. Ia sudah tidak tah
last updateLast Updated : 2024-06-19
Read more
Bab 3. Status Berubah
Pernikahan Rani dan Galvin sudah diselenggarakan secara tertutup. Rani bahkan masih tak menyangka kinu statusnya sudah berubah menjadi seorang istri. Meski kenyataannya dia hanya menjadi istri kedua. “Setelah selesai apa aku boleh pulang?” tanya Rani saat berada di dalam satu kamar hotel. Galvin yang fokus dengan benda pipihnya pun mendongak ke arah Rani yang berdiri di hadapannya. “Apa? Pulang? Buat apa? Kamu istriku sekarang. Jadi, aku minta kamu tetap di sampingku mulai detik ini,” timpal Galvin dingin. Rani pun membelalak tak percaya. “Tapi, Tuan. Ada beberapa hal yang ingin aku selesaikan. Aku janji setelah semua tuntas, aku akan kembali ke sini,” ucapnya penuh berharap. “Seberapa pentingkah hal itu untukmu?” tanya Galvin dengan beranjak dari kursi dan mendekat ke arah istri keduanya. Rani cukup gugup untuk menjawab. Dia tidak bisa memberitahu kenyataannya jika hal penting itu adalah menyangkut hutang kedua orang tuanya. Ia tidak ingin melibatkan Galvin ke dalam mas
last updateLast Updated : 2024-06-19
Read more
Bab 4. Ancaman
Galvin mengangguk pelan. Sementara Rani, ia menunduk takut. “Kenapa kamu baru memberitahuku, Mas?” Siska bertanya penuh emosi. “Bukankah ini yang kamu inginkan? Aku menikah lagi?” Galvin berbalik tanya membuat wajah Siska kelicutan. “Apa maksudmu?” Helena ikut angkat bicara. “Tanyakan sama menantumu, Bu,” tunjuk Galvin mengarah pada Siska. Helena pun menatap ke arah Siska meminta jawaban. Siska mengangguk lalu ia pun berkata, “Yang dikatakan mas Galvin benar, Bu. Aku menyuruhnya untuk menikah lagi. Karena aku tidak bisa memberinya anak. Tapi, yang jadi masalahnya kenapa harus diam-diam kamu menikah di belakangku, Mas. Apalagi kita tidak tahu asal usul dia dari mana!” Siska pun bicara jujur. Sontak Galvin dibuat tercengang saat Siska menanyakan asal usul istri keduanya. “Jawab Galvin? Dia dari keluarga mana? Apa setara dengan kita atau—,” “Yang terpenting dia orang baik,” sela Galvin memotong ucapan Helena, Ibu kandungnya. Siska mendecih. Ia melirik ke arah istri kedu
last updateLast Updated : 2024-06-19
Read more
Bab 5. Diketahui
Sementara itu, Rani yang di kamar pun berganti pakaian memakai baju yang menurutnya sopan. Ia keluar untuk menyapa keluarga sang suami. Tidak ada rasa penyesalan sedikit pun di hati Rani setelah apa yang terjadi di beberapa menit yang lalu. Lagi pula itu sudah menjadi kebiasaannya. Membuat ia merasa hal itu biasa saja. “Selamat pagi semua,” sapa Rani tersenyum. Namun, sayangnya tidak ada satu pun yang merespons. Galvin yang tersenyum tipis, akhirnya menarik tangan istri keduanya untuk duduk di sebelahnya yang kosong. “Duduklah, setelah sarapan kita langsung pulang ke rumah,” titahnya kepada Rani yang mengangguk pelan. Rani hanya menurut. Ia tak mempermasalahkan sikap keluarga dari suaminya itu. “Maksudmu pulang apa, Mas?” tanya Siska menimpali. “Kita kembali ke rumah, lagi pula sekarang sudah ada Rani yang menemani kamu,” sahut Galvin. Siska mendecih. “Aku tak sudi ditemani orang kaya dia!” tunjuknya mengarah pada Rani. “Jangankan tinggal serumah, dekat saja aku mera
last updateLast Updated : 2024-06-19
Read more
Bab 6. Kecemburuan Siska
“Kenapa kamu diam? Karena memang benar makanya kamu tidak berani berkutik?” tawa Siska sinis. “Kalo memang benar kenapa? Lagi pula yang menginginkan diriku, suamimu bukan aku!” jawab Rani spontan. Siska pun tak habis pikir. Jika Rani masih berani melawannya. “Ingat, Nyonya! Meski aku wanita malam. Tapi, aku yang akan mengandung anakmu!” timpal Rani lagi lalu pergi meninggalkan Siska yang terdiam mematung. Tentu saja, Siska menghentakan kakinya saking kesalnya kepada istri kedua suaminya itu. “Lama-lama aku jadi g*la gara-gara dia! Semua gagal total karena mas Galvin!” gumam Siska dengan pergi meninggalkan kamar Rani. Di dalam kamar. Rani menghela napas panjang. Sebenarnya, dia sedikit takut karena Siska sudah tahu dari mana ia berasal. Entah kenapa ia mempunyai firasat yang tidak enak. “Ku kira ancaman Marko paling menakutkan. Ternyata ini lebih menyeramkan dari yang dibayangkan! Astaga, bagaimana aku bisa hidup tenang selama 10 bulan ke depan,” sesalnya dalam hati. Ra
last updateLast Updated : 2024-06-22
Read more
Bab 7. Menerima Rani
“Aku tidak mau melepaskanmu! Asal kamu mau merahasiakan tentang Rani. Ini untuk kebaikan kita, Sayang. Rani berperan penting bagi anak kita nanti,” terang Galvin menenangkan istri pertamanya. Isak tangis Siska semakin pecah. Ia memang menginginkan seorang anak. Namun, ada rasa tidak terima jika anaknya nanti dikandung oleh wanita semacam Rani. “Aku mohon, kamu terima Rani. Bagaimana pun dia sudah rela mau memberikan anak untuk kita. Kamu mengerti ‘kan?” Galvin berkata kembali agar Siska paham. Anggukkan kecil pun Siska berikan kepada suaminya. Meski hatinya sebenarnya menolak keras, tetapi ia akan mencoba menerima Rani berada di keluarganya. “Maafkan aku, Mas. Aku terlalu egois. Sampai-sampai aku bersikap seperti ini,” sesal Siska lirih. Galvin yang masih memeluk tubuh istri pertamanya langsung merasa lega. Sebab, Siska sudah mau menerima Rani kali ini. “Tidak perlu meminta maaf. Ini semua salahku, harusnya dari awal aku memberitahumu. Akan tetapi, semua sudah terjadi,” ka
last updateLast Updated : 2024-06-23
Read more
Bab 8. Di Rumah Sakit
Galvin langsung membawa Helena ke rumah sakit terdekat dari kantor dibantu oleh asisten pribadinya. Setelah menempuh perjalanan kurang dari 20 menit. Kini mobil Galvin sudah sampai di halaman lobi rumah sakit. Lingga, asisten Galvin langsung membantu membukakan pintu mobil dan membantu mengangkat Helena ke atas brankar. “Lingga, tolong kamu handle dulu meeting hari ini. Aku akan menemani ibuku sampai sadar,” titah Galvin saat Helena sudah masuk ke ruang IGD. Sang asisten pun hanya mengangguk pelan. Setelah pamit kepada bosnya. Lingga langsung meninggalkan Galvin seorang diri di koridor rumah sakit. Galvin mendudukkan bokongnya di kursi tunggu dengan memijat pelipisnya secara pelan. Tak lama, seseorang datang tergesa-gesa menghampiri keberadaan Galvin. “Apa yang terjadi, Vin? Kenapa ibumu dilarikan ke rumah sakit?” tanya Frans tanpa basa basi. “Maafkan aku, Ayah. Ini semua salahku,” jawab Galvin dengan lesu. “Apa maksudmu, Galvin? Katakan dengan jelas!” hardik Frans menin
last updateLast Updated : 2024-06-24
Read more
Bab 9. Rasa Cemburu
Rani yang bingung akan pengusiran dari mertuanya itu hanya bisa terdiam dengan wajah polosnya. “Apa yang terjadi, Mas?” Siska yang baru saja datang dibuat bingung oleh ekspresi wajah ibu mertuanya yang tampak kesal. “Suruh wanita j*lang itu pergi, Siska! Aku tidak sudi melihat dia di sini!” usir Helena sekali lagi mengarah pada Rani. “Kamu belum tahu ‘kan?” tunjuk Helena dengan jari telunjuknya. “Ternyata wanita itu adalah wanita malam. Aku tahu dia mau dijadikan istri kedua pasti ingin memanfaatkan Galvin dan juga anaknya nanti,” imbuhnya menyindir. Galvin yang mendengar hal itu tidak terima dengan apa yang dikatakan oleh ibunya. Karena kenyataannya tidak seperti itu. “Ibu, yang Ibu katakan itu tidak benar!” bela Galvin dengan tegas. “Aku yang menginginkan Rani. Aku pula yang sudah menawarkan Rani untuk menjadi istri keduaku. Rani memang sempat menolak, tetapi aku memaksanya. Sebab, aku merasa Rani wanita yang pantas untuk memberiku seorang anak,” beber Galvin menjelaskan
last updateLast Updated : 2024-06-25
Read more
Bab 10. Kejadian Tak Terduga
Sepulang dari rumah sakit. Rani tampak senang karena ia sudah bisa diterima oleh keluarga Galvin seutuhnya. Ia juga sudah berjanji akan memberikan seorang cucu secepatnya kepada Helena. Rani bahkan akan meminta haknya kepada Galvin agar melakukan hubungan selayaknya suami istri. Karena Siska saat ke rumah sakit membawa mobil sendiri membuat Rani dan Galvin pulang hanya berdua. Rani tidak akan melewatkan kesempatan untuk bertanya kembali mengenai haknya. “Tuan, aku ingin bicara,” kata Rani dengan serius. Galvin pun sengaja menghentikan mobilnya agar bisa mendengarkan apa yang akan dibicarakan oleh istri keduanya itu. “Mau bicara apa?” tanya Galvin dengan memandang ke arah wajah Rani. “Aku....,” jeda Rani gugup. Namun, karena ia tidak bisa menunda lagi. Akhirnya ia memberanikan diri mencium bibir Galvin. Tentu saja, Galvin sangat terkejut oleh sikap Rani yang seberani itu. Ia pun mendorong tubuh Rani untuk menjauh. “Maaf, Rani. Apa yang kamu lakukan?” Galvin berkata de
last updateLast Updated : 2024-06-26
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status