Share

Sebuah Kenyataan Pahit Atau Manis? 2

Dengan langkah gontai kuturunin anak tangga. Sesekali ku hapus bulir bening yang mengalir membasahi pipi. Meski aku mencoba kuat dan tak menangis tapi nyatanya aku tak sanggup. Kabar ini bagai batu besar yang menghimpit dada. Menyesakkan hingga menghirup udara saja seakan tak bisa.

"Zal, kamu baik-baik saja kan?" Mama memegang pundakku.

Ku letakkan bingkai dengan foto keluarga di atas meja. Mama diam dengan mata berkaca-kaca. Sementara Alia tampak kebingungan.

"Apa anak angkat itu, aku, ma?"ucapku parau.

Mama masih membisu, tapi air bah mulai turun hingga akhirnya membasahi pipi wanita berhati lembut itu. Diamnya adalah jawaban iya untuk pertanyaanku.

"Itu tidak benar kan, ma? Bang Rizal, kakak kandungku kan?" Alia mengguncangkan pundak mama. Mencari jawaban di balik diamnya wanita yang telah merawat kami.

"Iya, Rizal bukan anak kandung mama. Maafkan mama, nak, telah menutupi semua kebenaran ini dari dulu. Mama hanya...." Mama tak mampu melanjutkan kata-katanya. Hanya air mata y
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status