Share

6. Bulan Madu?

"Apakah kamu tahu? Katanya ini pernikahan yang terburu-buru karena gosip-gosip tentang mempelai wanitanya," bisik salah satu tamu pada tamu yang lain.

"Serius? Aku pikir ini hanya desas-desus biasa saja," sahut tamu yang lain, dengan memalingkan wajah untuk melihat ke arah panggung pelaminan karena tertarik dengan perbincangan mengenai mempelai wanitanya.

"Tapi, sepertinya mereka berdua terlihat cukup bahagia di atas panggung, bukan? Terlepas dari semua itu." Tamu yang baru saja bergabung dalam percakapan, memberikan tanggapan.

Meskipun terdapat desas-desus dan gosip-gosip seputar pernikahan mendadak Lidya dan Ardiansyah, para tamu tetap menikmati pesta resepsi dengan suasana yang meriah dan menyenangkan.

Waktu itu, setelah kesepakatan bersama Lidya dengan Ardiansyah tercapai, atmosfer antara Lidya dan Ardiansyah menjadi tegang. Keduanya merasakan beban besar dari kesepakatan yang mereka buat, meskipun ini hanyalah sandiwara.

Tapi pesta pernikahan juga langsung dirancang, dan semuanya diserahkan pada kakek Hendra yang punya banyak "tangan" hingga tak perlu waktu lama untuk sebuah pesta pernikahan yang meriah dan mewah ini bisa terwujud.

"Haha, ya memang. Aku rasa semuanya diatur untuk membuat drama yang luar biasa!" bisik yang lain, tapi dengan tekanan.

"Tapi, lihatlah suasana di sini. Acaranya begitu meriah, semuanya tampak menikmati pesta ini, yang tentunya ditunggu-tunggu semua orang."

"Betul sekali. Terlepas dari semua spekulasi, pesta ini memang mengesankan. Semua terlihat begitu menyenangkan!"

Para tamu saling bertukar pandangan setuju, meskipun mereka membicarakan desas-desus seputar pernikahan mendadak Lidya dengan Ardiansyah. Namun nyatanya, para tamu juga menikmati suasana pesta resepsi yang begitu meriah.

Tapi mereka tetap saja membicarakan tentang gosip yang beredar tentang Lidya yang semakin santer terdengar. Bahkan, dari pihak produser yang digosipkan pacaran dengan Lidya, tidak juga memberikan klarifikasi.

Sepertinya, gosip ini justru menaikkan pamor produser tersebut. Namun sayangnya, produser tersebut tidak memperhitungkan dampak negatif yang dialami Lidya.

"Jangan banyak mencampuri urusan pribadi, deh! Urus tuh, urusan kalian sendiri!" sindir seseorang yang sedang membicarakan gosip tentang Lidya.

"Iya, ih! Segitunya menggoreng berita ini." Yang lain, ikut menanggapi.

"Paling juga berita busuk dari orang lain yang iri pada Lidya!" ejek yang lain.

Sejumlah tamu berusaha membela, mengklaim bahwa semua itu hanya fitnah yang tidak berdasar. Mereka menyerukan untuk tidak langsung percaya pada setiap gosip yang beredar, dan mendukung Lidya yang sekarang telah menikah dengan Ardiansyah.

Namun, di sisi lain, sebagai tamu juga menyuarakan kekecewaan mereka. Mereka mencibir Lidya, menyatakan bahwa artis seharusnya bertanggung jawab atas tindakannya dan tak layak dihormati jika gosip-gosip itu benar.

Apalagi dengan menikah dengan seorang CEO muda, yang tentunya memiliki banyak penggemar berat dengan harapan dipilih Ardiansyah sebagai pendamping.

"Ck! Gini amat pengen terkenal!" hujat tamu yang tidak suka.

"Iya, nih! Palingan buat naikin rating. Atau jangan-jangan ... emang sudah tidak laku?" sahut tamu lainnya.

Komentar-komentar yang negatif terdengar cepat diantara para tamu, membuat ragam opini yang tidak konsisten terkait bisik-bisik yang tengah mencoreng nama Lidya.

Sebuah polarisasi terlihat jelas di antara para tamu yang percaya pada integritas Lidya dan mereka yang langsung terpengaruh oleh gosip yang beredar, ditambah dengan pertanyaan para reporter yang memberikan pertanyaan kepada kedua mempelai.

***

Setelah acara resepsi selesai, suara musik perlahan mereda. Lidya dan Ardiansyah dikelilingi oleh tamu-tamu yang mengucapkan selamat dan berterima kasih atas undangannya.

Seiring dengan langkah mereka yang beriringan, Lidya dan Ardiansyah berjalan menuju pintu keluar. Sorotan kamera dan kilatan lampu flash media mengiringi langkah mereka, menciptakan suasana yang hening namun penuh perhatian.

"Selamat ya, Tuan Ardiansyah!"

"Selamat untuk kalian berdua, semoga langgeng!"

"Terima kasih atas kedatangan dan doanya, semoga kalian semuanya juga berbahagia."

Beberapa tamu terakhir menyampaikan ucapan selamat tinggal sambil memberikan senyuman kepada pasangan itu. Di luar, mobil pengantin sudah menunggu untuk membawa mereka ke rumah.

Lidya mencoba tersenyum meskipun hatinya penuh dengan kebimbangan dan kekhawatiran. Ardiansyah, dengan sikapnya yang tenang, memberikan pandangan singkat ke arah Lidya sebelum mereka memasuki mobil.

Mobil itu bergerak perlahan meninggalkan tempat acara. Suasana hening tercipta di dalam mobil, mereka berdua tenggelam dalam pikiran masing-masing, merenungkan apa yang akan terjadi selanjutnya setelah acara pernikahan yang rumit dan penuh drama itu selesai.

"Ehm, acara tadi... sungguh..." Lidya bergumam dengan suara ragu.

"Ya, sungguh melelahkan. Terlalu banyak orang, terlalu banyak kehebohan." Ardiansyah justru memotong dengan cepat.

Momen perpisahan setelah acara resepsi membuat perasaan cemas dan bingung untuk Lidya, yang kini harus menghadapi situasi yang semakin rumit setelah pernikahannya dengan Ardiansyah.

Lidya merasa cemas, karena ia akan menjadi istri dari seorang Ardiansyah. Seorang Pria yang pernah menjadi teman kecilnya, meskipun usia mereka terpaut lima tahun lebih tua darinya.

 "Ehm, benar. Dan, ehm, terima kasih atas... kerjasamanya hari ini." Lidya, mengucapkan terima kasihnya dengan buku gugup.

"Sama-sama." Ardiansyah menjawab dengan mengangguk singkat.

Mereka berdua kembali terdiam, dan suasana canggung terasa sangat berat bagi Lidya. Tapi ternyata itu tidak terjadi pada Ardiansyah yang terlihat biasa saja.

Atau, bisa jadi Ardiansyah juga merasakan hal yang sama. Tapi karena pria itu terbiasa menghadapi situasi yang sulit sekalipun, jadi tidak begitu tampak.

Lidya melirik ke arah "suaminya" berpikir untuk memulai pembicaraan. Ia mencoba untuk memecahkan keheningan yang membuatnya merasa tidak nyaman.

"Apa... apa yang kita lakukan setelah ini?" tanyanya gugup.

"Well, menurut tradisi, kita harus pergi berbulan madu, bukan?" jawab Ardiansyah dengan balik bertanya, tapi senyuman miring terkesan memberikan ejekan.

"B-bulan madu? Apa... apa yang kau maksud?" tanya Lidya dengan melotot karena terkejut.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status