Sang Penggoda Bayaran

Sang Penggoda Bayaran

Oleh:  Nebula  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Belum ada penilaian
16Bab
599Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

"Singkirkan perempuan itu dari hidup anakku." Tumpukan uang dalam koper yang kini tersuguh di depan mata membuat Laura bersiul. Uh, halo sayang-sayangku. Tangannya dengan jari berkuteks merah merayap kearah koper, menjamah lembaran uang yang tak sabar dibawa pulang olehnya. Laura tersentak, menahan diri agar tak merengut masam saat koper tersebut dijauhkan dari jangakuannya. "Apa kau yakin bisa membuat mereka berpisah? Keduanya sudah bersama sejak kecil. Dan menjalin hubungan sedari SMA hingga sekarang." Tawa renyah Laura mengudara. Menyelipkan anak rambut ke belakang telinga, ia condongkan tubuh kearah calon partner bisnisnya itu. "Tenang saja, tak ada yang bisa menolak pesona seorang Laura." Yakinnya sembari mengedipkan satu mata. Menelan ragu, wanita paruh baya itu menyodorkan sebuah foto. Target yang harus Laura taklukan agar uang seratus juta jatuh kepelukannya. Senyum yang sedari tadi merekah seketika layu, ketika kedua netranya menemukan bahwa target tersebut merupakan orang yang paling ingin ia hindari di muka bumi!

Lihat lebih banyak
Sang Penggoda Bayaran Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
Tidak ada komentar
16 Bab
Prolog
"Putus? Bukankah kalian sudah bersama selama lima tahun?" Jemari lentik berkuteks merah itu mengelus seduktif dada bidang pria yang kini mendekapnya.Mendongakan kepala hingga tatapan mereka bertemu, Laura mengukir senyum muram, "kau ingin mengakhiri hubungan yang sudah terjalin selama lima tahun, demi wanita yang baru kau kenal kurang dari dua minggu sepertiku?""Kau berbeda Sekar." Pria itu menatap penuh damba, lalu mengecup punggung tangan Laura yang membuatnya nyaris hilang akal. Apa wanita dalam pelukannya ini adalah penyihir? Dia mampu menjeratnya hanya dalam waktu singkat. Bahkan membuatnya berani menjanjikan sebuah komitmen, setelah nanti mengakhiri hubungan dengan wanita yang masih menyandang status sebagai kekasihnya selama lima tahun terakhir.Harus diakui dia memang brengsek. Sekali pun memiliki kekasih tak membuatnya lepas dari para wanita lainnya. Tapi sebagian besar hanya dianggapnya sebagai bentuk senang-senang menghilangkan penat. Tidak lebih.Tak ada satu pun dari pa
Baca selengkapnya
1. Membuat Kesepakatan
Jari telunjuknya mengetuk-ngetuk meja hingga menimbulkan bunyi konstan. Sementara tangan satunya menjadi penyangga dagu. Laura mulai bosan. Sudah lima belas menit pantat semoknya menempati kursi disebuah private room restoran ternama. Tapi sosok yang ditunggu tak juga memperlihatkan batang hidungnya.Hadeh, belum apa-apa sudah ngaret. Gimana mau membuat kesepakatan?Baiklah, jika lima menit lagi masih belum datang. Laura tak akan segan angkat kaki dari tempat ini.Bodo amat uang seratus juta gagal mengisi rekeningnya agar kian chubby. Mood Laura sudah terjun payung sekarang.Melirik penunjuk waktu yang melingkari pergelangan tangan kirinya, Laura mulai lelah menunggu.Sudahlah! Batalkan saja. Lebih baik rebahan di kontrakannya ketimbang duduk sampai pantat panas.Bye! Seratus juta.Laura baru saja mencangklongkan tas kebahu kanannya, lalu bangkit dari tempat duduknya. Saat pintu tiba-tiba saja terbuka. Menginterupsi pergerakannya yang hendak pergi.Mengejap, Laura membeku di tempatny
Baca selengkapnya
2. Terkepung Resah
Melemparkan diri ke atas tempat tidur. Laura terlentang, sembari menatap langit-langit kamarnya.Mengembuskan napas gusar. Gadis itu meraih foto seorang pria yang akan menjadi targetnya.Dari sekian banyak makhluk penghuni bumi. Kenapa harus pria itu?! Kenapa harus Darius Bhalendra, bos galaknya? KENAPA?!Dan yang lebih gila. Laura sudah membuat kesepakatan dengan Ratu—wanita paruh baya yang baru diketahuinya merupakan ibu dari bosnya."Cari mati gue. Astaga Laura! Otak lo pasti ketinggalan pas tadi ketemuan sama emaknya si bos." menjambaki rambutnya sendiri, Laura terus mengocehkan kegusarannya.Tumpukan uang di dalam koper membuat pikiran Laura tumpul. Tapi setelah menginjakan kaki di kontrakannya, nyali Laura seketika menciut. Kesadarannya yang sempat lenyap terhipnotis uang seratus juta, akhirnya kembali. Apalagi setiap melihat foto Darius yang di dapatkannya dari Ratu tadi."Ke dukun aja kali ya, biar bos galak gue langsung klepek-klepek." anggap saja Laura memilih jalur express
Baca selengkapnya
3. Tetangga Baru
Orang bilang, cinta datang karena terbiasa. Maka Laura akan membuat Darius terbiasa dengan keberadaanya, bukan hanya sebagai sekretaris pria itu di kantor. Tapi juga seorang wanita yang bisa menggeser tahta kekasih pria itu di hatinya.Atas bantuan Ratu, yang menyetujui rencana yang Laura ajukan. Di sinilah dirinya sekarang. Kepayahan menggeret koper besarnya memasuki sebuah apartemen mewah yang tak pernah dibayangkannya akan menjadi tempat tinggalnya, selama misi berlangsung.Sepertinya Ratu tak memedulikan harus merogoh kocek tambahan demi melancarkan misi yang tengah Laura emban.Wanita paruh baya itu benar-benar terobsesi meluluhlantakan hubungan asmara putranya, dengan wanita yang tak direstuinya."Kamu bisa menempati unit apartemen yang bersebelahan dengan Darius." Orang kaya memang beda. Hanya selang satu hari usai pertemuan keduanya dengan Ratu, mendiskusikan rencana untuk memulai pendekatan dengan Darius. Wanita paruh baya itu mencetuskan ide kepindahan ini. Bahkan mengirimk
Baca selengkapnya
4. Menjadi Pengganggu
Minggu pagi adalah kesempatan Laura bercumbu lebih lama dengan kasurnya. Tapi berbeda dengan minggu pagi kali ini. Dia sudah bersiap dengan celana training dan kaus yang dirasa nyaman untuk berolahraga. Mengikat rambut panjangnya menjadi kunciran tinggi yang bergoyang mengikuti gerak kepalanya. Laura bersiap melanjutkan misinya.Berbekal informasi dari Ratu, yang mengatakan Darius suka mengikuti car free day untuk berolahraga. Laura memasang alarm lebih pagi agar tak kesiangan.Selesai bersiap. Laura mengisi perut dengan sebungkus roti. Dia belum sempat berbelanja, jadi tak banyak stok makanan di apartemen barunya.Dari balik celah pintu yang sedikit terbuka, Laura mengawasi tetangga unit sebelahnya. Dia yakin Darius belum keluar dari sarangnya. Karena Laura terus mengawasi sejak tadi.Dan ketika target yang dinantikan akhirnya keluar. Laura segera bergerak.Menutup pintu apartemennya, sembari terburu-buru mengejar Darius yang terbalut pakain olahraga. Bahkan dari arah belakang. Pria
Baca selengkapnya
5. Pemantik Emosi
"Sepertinya kalian dekat," celetukan itu membuat pergerakan Darius yang hendak memasang sabuk pengaman sempat terinterupsi beberapa detik. Mencerna maksud dari kata-kata yang dilontarkan Regina padanya.Mengela napas, Darius tak segera memberi jawaban. Pria itu memilih melanjutkan aktivitasnya yang sempat tertunda untuk memasang sabuk pengaman. Walau tau wanita di sampingnya tengah menekuk wajah masam."Tentu saja kami dekat," balas Darius kemudian. Tapi mungkin dia memilih kata-kata yang kurang tepat. Karena jawaban yang disuguhkan menambah kadar kekesalan kekasihnya. "Laura sekretarisku, ingat?" Tambahnya sebelum Regina memuntahkan kemarahan."Apa hubungannya?""Tentu saja ada, Na. Kami bekerjasama di kantor. Beberapa kali dia ikut makan siang bersamaku saat menemui klien. Atau jika sedang malas keluar untuk mencari makan. Aku biasanya meminta tolong pada Laura memesankan makanan. Dan memberitaunya beberapa hal yang aku kurang suka. Juga makanan yang menajdi pantangan untuk aku maka
Baca selengkapnya
6. Termakan Umpan
Sepi meraja. Merayap dan memerangkap dua sosok di dalam mobil yang kini melaju dengan kecepatan sedang. Melalui ekor mata. Laura mencuri pandang kearah Darius. Aroma pria itu menguar kuat, bahkan mengalahkan pengharum mobil. Bukan. Yang menyerbu indra penciuman Laura bukan sesuatu yang membuatnya mual. Justru sebaliknya. Aroma pria itu membuat jantungnya berdegup genit. Kok bisa, orang yang baru selesai olahraga justru menguarkan aroma seksi begini? Sebenarnya sudah terendus setiap Laura berdekatan dengan Darius. Tapi sewaktu di luar masih agak samar. Dan ketika terperangkap berdua dengan pria itu di dalam mobil. Aromanya kian menjadi-jadi. Pantas saja Regina hobi menggelayuti pria itu. Astaga! Fokus! Kenapa pikirannya jadi melantur kemana-mana? Apa aroma tubuh Darius memiliki efek samping mengacaukan pikiran seseorang? Atau hal tersebut hanya berlaku untuk Laura? Aneh. Biasanya dia memiliki imun dan kebal terhadap pria tampan. Buktinya tak pernah kepincut para pria kliennya
Baca selengkapnya
7. Menempeli Darius
Bahkan dalam mimpi sekali pun, Laura tak pernah membayangkan, apa yang saat ini tengah dilakukannya bersama Darius. Benar-benar bisa terjadi.Pria yang selalu memasang wajah serius. Bahkan garang saat menemukan hal yang menurutnya tak sesuai standar versi dirinya ketika mengurusi pekerjaan, akan bertransformasi bak monster yang begitu ditakuti.Tak terkecuali dengan Laura yang enggan berurusan dengan pria itu di luar persoalan pekerjaan.Sayangnya, takdir menuntun Laura untuk lebih banyak melibatkan diri pada pria yang kini diam-diam dia foto. Ck! Bagaimana bisa seorang pria yang tengah mendorong troli belanja bisa tampak begitu keren? Darius lebih mirip seperti seorang model yang tengah melakukan pemotretan dengan background rak-rak barang yang ada di super market.Pria itu mendorong troli belanja di sampingnya. Mengikuti kemana pun langkah Laura menyusuri setiap rak barang yang tengah ditujunya."Bapak nggak capek?""Capek?" dengan kening mengernyit bingung, Darius menatap gadis y
Baca selengkapnya
8. Mengacaukan Kencan
"Loh, Pak Darius? Mau nonton juga?" memasang wajah terkejut, Laura menyapa bosnya. Tentunya pria itu tak sendiri. Ada wanita berambut sebahu yang menggelayut manja dilengan Darius. Tawa bahagia yang sejak tadi mengudara seketika luruh. Mendapati sosok Laura yang menyapa kekasihnya."Iya Lau, kamu mau nonton juga?"Terkekeh sembari menyelipkan anak rambut ke belakang telinga, Laura memberi anggukan, "iya dong, Pa. Ke bioskop ya mau nonton. Masa nyuci baju?""Sayang, kita makan dulu yuk, filmnya masih satu jam lagi kan? Aku laper," menggoyang-goyangkan lengan Darius yang berada dipelukannya, Regina berusaha mencuri atensi kekasihnya.Ada rasa tak rela melihat perhatian pria itu terbagi untuk wanita lain."Sayang ...." Regina kembali merengek mendapati Darius tak segera menggubrisnya."Yasudah, ayo," jawab Darius, kemudian beralih menatap Laura yang sejak tadi memerhatikan interaksi mereka, "hm, Lau, saya duluan, ya. Selamat menonton.""Ah, oh, iya Pak, terima kasih. Bapak juga selamat
Baca selengkapnya
9. Pemeran Tambahan
"Loh, Pak Darius?"Suara itu bak pemantik ledakan dikepala Regina. Setelah susah payah memperbaiki moodnya. Kini kembali luluh lantak karena keberadaan Laura.Astaga ..., dari sekian banyak film yang terputar di gedung bioskop ini, kenapa harus menonton film yang sama dengannya serta Darius?Bagaimana caranya menjauhkan wanita itu?!Dan lagi, tunggu!A—apa yang wanita itu lakukan?! Kenapa menempati kursi di sisi kanan Darius? Sementara Regina sudah lebih dulu menduduki kursi bagian kiri pria itu.Jadi sekarang, posisi Darius berada di tengah-tengah."Kamu menonton ini juga?""Iya Pak, penasaran dari kemarin tapi masih maju-mundur soalnya belum dapat waktu yang tepat. Akhirnya kesampaian juga. Eh, nggak nyangka Bapak nonton film yang sama. Tau gitu kan, tadi barengan masuk ke sininya."Enak saja! Dia kira Regina sudi?Tentu tidak!Dengan wajah tertekuk kesal, Regina mempererat pelukannya dilengan Darius. Lagipula untuk apa kekasihnya itu melakukan sesi ramah tamah pada Laura?Tidak bia
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status