Share

31. Perempuan Berbaju Senada

Sejak dirinya pulang ke rumah, jangankan nafsu makan atau ingin beraktivitas bergabung dengan keluarga besarnya, yang ada Dea rebahan sepanjang waktu.

"Hmh ...."

Semua mulai terasa memuakkan, tapi entah mengapa hati Dea masih saja enggan menyingkirkan perasaan itu kepada Daffa. Padahal kurang sakit bagaimana lagi setelah dirinya dibuat malu setengah mati siang tadi?

Hati Dea sekeras batu meski seorang Nana sudah mengutarakan rasa jengkelnya dengan mengatakan sumpah serapah tak akan pernah lagi mau membantu Dea dalam usahanya PDKT kalau itu kepada Daffa.

Baginya si gay itu terlalu arogan dan sangat tidak laki.

"Haih ...." Dea hanya bisa menghela napas dalam-dalam, kemudian menutup wajahnya dengan sebuah bantal.

Ingin menangis saja, tapi urung sebab rumah ini banyak CCTV berjalannya, maka apa pun yang ia perbuat saat ini pasti akan terlaporkan ke Pak Jhon. Bisa-bisa membuat acara lamarannya semakin dipercepat lagi.

Dea akhirnya duduk, mengambil posisi tegak di kursi berbantal empuk itu
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status