Share

Bab 12. Upss

Penulis: Mini Yuet
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-26 23:33:01

"Bagaimana kamu bisa meyakinkan Papa? Kondisimu seperti ini?" ledek Hung Mao.

Chen Fu menengok pada Felix dan Austin yang membuang muka seolah menutupi kebenaran

"Berarti malam nanti kalian tidur berdua."

"Apa Papa? Aku tidak bisa tidur dengan orang ini," sela Mei Yan.

"Dia kan suamimu?".

"Apa aku harus tidur di sini? Tidak! Mei Yan kamu harus pulang malam ini!" titah Chen Fu.

"Tidak. Aku mau temani Papa," sahut Mei Yan.

Mata Chen Fu melotot tapi gadis itu tidak peduli.

Setelah menarik nafas sebentar akhirnya Chen Fu memutuskan untuk tinggal.

Pria itu memang tidak terbiasa dengan hidup miskin. Vilanya sangat mewah. Penuh pelayanan sementara rumah Mei Yan atapnya terbuat dari seng juga pagarnya. Walau tetap saja menggunakan AC tetap saja banyak nyamuk.

"Papa aku tidak mau sekamar dengan dia," sungut Mei Yan.

"Kenapa kalian kan suami istri, harus satu kamar. Biar Papa segera punya keturunan."

"Maksudnya Papa, aku harus melayani dia? Aku tidak kenal dia. Tidak mencintai dia. Mei
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Sentuhan Hangat Tuan Muda   Bab 27. Tidak Terduga

    Mei Yan tidak menyangka kalau akan mempunyai suami seperhatian Chen Fu. Dia pikir suaminya itu dulu adalah anak seorang konglomerat yang bersifat dingin dan akan menghina dirinya sebagai seorang gadis desa. Apalagi ketika pertama kali dia datang Chen Fu tidak memandangnya. Mei Yan hanya istri kontrak yang menerima bayaran seratus ribu dollar untuk membayar utang-utang menggadaikan tanah dan restoran milik papanya Mei Yan waktu itu tidak berpikir sampai harus menjadi istri beneran. Yang ada hanya uang seratus dolar itu. Dia berniat kabur. Ternyata Chen Fu adalah suami yang protektif. Dia tidak ingin berpisah dengan wanita itu. Sejak bertemu dengan Mei Yan dari pernikahan menggantikan Wong Yee. Chen Fu sadar ada sesuatu yang lain di mata Mei Yan tapi entah apa. Mungkin cinta untuk pandangan pertama bagi gadis cengengesan kayak Mei Yan."Cepatlah mandi, Suamiku!" ucap Mei Yan melepaskan tangan Chen Fu yang memegangi dagunya. Dia kemudian beranjak dari ranjang itu mengambilkan kaos dan c

  • Sentuhan Hangat Tuan Muda   Bab 26. Menantu Tak Diinginkan

    "Hai Chen Yung, kita buat sembahyangan untuk menyambut kedatangan kakakmu," ucap Nyonya Chen kepada anaknya. Chen Fu sudah tau permainan mereka. Hingga dia mendengus kasar. "Tidak usah Mami, aku pulang dari bulan madu dengan istriku," ucap Chen Fu tegas. "Wow, bulan madu? Ke mana? Apa kalian ke Eropa? Kenapa kalian bulan madu tidak bilang-bilang? Apa kamu tega bulan madu dengan gadis desa ini?" tanya Nyonya Chen melotot pada Mei Yan. Gadis itu hanya diam sambil memainkan rambutnya. Dia masih syok baru terhindar dari tembakan maut sekarang harus menghadapi mulut ibunya Chen Fu. Tapi dia bukan gadis lugu seperti yang dimaksud Nyonya Chen. "Emang kenapa? Dia istriku. Pokoknya jangan ada yang mengganggu istriku ini. Dia sudah mengandung calon penerus Dinasty Group," ujar Chen Fu. "Apa... apa yang kamu bilang? Dia sudah mengandung? Kamu sudah bulan madu ya?" Nyonya Chen seolah tidak percaya. "Tolong terima dia sebagaimana tamu kehormatan di keluarga ini. Kalau ada yang berani menyen

  • Sentuhan Hangat Tuan Muda   Bab 25. Pulang Ke Villa

    "Bagaimana Felix apakah aman?" tanya Austin berbicara dengan Felix melalui earphone. Felix berada di sebelah kiri mobil sementara Austin berada di sebelah kanan mobil . Chen Fu sudah sudah beberapa kali menjadi incaran para penjahat atau saingan bisnisnya. Karena dia adalah salah satu CEO muda yang punya gebrakan lain seolah menjadi ancaman bagi pebisnis lainnya di negara itu."Aman," sahut Felix. "Felix, apa kita bisa pulang?" tanya Austin lagi. "Segera tinggalkan tempat ini!" ucap Felix lagi. "Kamu masuk duluan ke dalam mobil, aku segera menyusul. Sambil jaga-jaga kalau ada tembakan yang lain," ucap Austin sambil mengamati keadaan. Felix kemudian masuk ke dalam mobil. Dia memakai sabun pengaman. Bersiap melaju dengan mobil Chen Fu. Di dalam Mei Yan masih memeluk Chen Fu. Selama hidupnya dia belum pernah mendengar suara tembakan peluru karena hidupnya di desa. Mei Yan tidak pernah punya musuh. Dia hanya sekolah di desa setelah itu dia tidak melanjutkan kuliah. Hanya sekolah mas

  • Sentuhan Hangat Tuan Muda   Bab 24. Berpisah Dengan Mei Yan

    Sore itu Chen Fu mau pulang ke rumah. Dia menyuruh Felix untuk mempersiapkan mobil yang diparkir jauh sekali ketika mau masuk ke desa kediaman Mei Yan. Sementara itu Mei Yan masih tidak bahagia ketika harus meninggalkan Papanya sendirian. Hung Mao terus membujuk Mei Yan agar ikut dengan suaminya. Apapun alasannya Mei Yan sudah menjadi istri dari Chen Fu. Orang tua itu menyadari kalau putrinya belum bisa pisah dengan papanya. Chen Fu tidak bisa pulang tanpa Mei Yan.Tidak ingin istrinya tinggal sendirian apalagi setelah hubungan pertama mereka mungkin saat ini Mei Yan sedang mengandung anaknya. Teringat dengan papanya yang sudah meninggal. Dia juga sangat sayang kepada papanya itu. Ketika dia masih berumur 20 tahun papanya sudah meninggal di rumah sakit sehingga dia meneruskan perusahaan milik Dinasti Group sampai umur 30 tahun. "Papa, Mei Yan pamit dulu ya," ujar Mei Yan memeluk orang tua yang sudah berkacamata itu. "Nanti aku akan menyuruh bibi untuk datang menjenguk Papa," tamba

  • Sentuhan Hangat Tuan Muda   Bab 23. Yang Sebenarnya

    Chen Fu terlibat dengan pembicaraan serius dengan kedua ajudannya di gudang rumah milik Mei Yan. Sore itu, Mei Yan bersiap akan ke kebun memetik sayur untuk makan malam empat orang. Hung Mao sudah membeli ayam. Hari ini akan memasak nasi ayam dan tumis kangkung dengan tausi atau kedelai fermentasi. Mei Yan mencoba mencuri dengar apa yang dibicarakan oleh suami dan kedua ajudan itu. Hingga tanpa sengaja menabrak tumpukan kardus di depan gudang. Ketiga pria tampan itu menoleh. Gegas Chen Fu beranjak dan menghampiri Mei Yan yang ada di depan gudang. "Hei, ada apa, Sayang?" tanya Chen Fu dengan muka panik. "Tidak apa-apa, Tuan. Aku hanya mau mengambil keranjang untuk memetik sayur," ucap Mei Yan sambil meringis. "Oh nanti aku suruh Austin untuk membantumu memetuk sayur. Oh ya nanti sore kita harus pulang ke rumah," tandas Chen Fu. Lebih mirip perintah yang memaksa. Mei Yan menatap Chen Fu sambil memoncongkan bibir. Ingin sekali Chen Fu kembali melumat bibir gadis itu. "Aku tidak mau

  • Sentuhan Hangat Tuan Muda   Bab 22. Tuan Putri Kesakitan

    Cukup lama Chen Fu menunggu di luar kamar mandi. Dia sangat gelisah tidak menyadari kalau saat ini dia berdiri di depan kamar mandi tanpa menggunakan kursi roda. Dia pun sudah tidak peduli yang ada di pikirannya hanyalah Mei Yan. Dia sangat menyesal karena telah meminta gadis itu melakukan sesuatu yang mungkin Gadis itu belum siap. Tapi dia merasa tidak pernah memaksa karena sudah menanyakan dulu kepada wanita itu. Kembali Chen Fu mengetuk pintu kamar mandi. "Mei, kamu tidak apa-apa kan?" teriak Chen Fu nunggu di depan kamar mandi. Mei Yan tidak menjawab. Dia hanya bersedih karena setelah hubungan semalam itu berarti dia memulai hidup dengan pria asing yang tidak begitu dikenalnya. Bagaimana latar belakangnya, sifatnya dan keluarganya. Apakah dia baik atau jelek. Chen Fu memberikan ruang pada Mei Yan untuk menenangkan diri. Dia berdiri bersandar di dinding kamar mandi sederhana. Meremas rambutnya yang sedikit gondrong. Artinya setelah hubungan semalam dia telah menitipkan beni

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status