Share

Siapa Wanita Itu?

last update Terakhir Diperbarui: 2023-07-01 19:13:57

Nyonya Ann hanya tersenyum mendengar pertanyaan Emily. Ia sama sekali tidak berniat untuk ikut campur dalam urusan Peter kali ini.

ā€œKau membuat Nona Tricia tidak nyaman dengan pertanyaanmu itu, Em,ā€ tegur Nyonya Ann.

Gadis kecil itu menoleh ke arah Tricia dengan cepat.

ā€œApakah aku begitu, Nona Tricia?ā€

Napas Tricia seakan terhenti. Ia merasa tatapan Emily menusuk tepat ke dadanya.

ā€œKalau begitu, aku minta maaf, Nona Tricia. Aku tidak bermaksudā€”ā€

ā€œOh, tidak, Em. Santai saja. Maksudkuā€”ā€

Tricia benar benar merasa serba salah. Ia tidak biasa berada dalam keadaan seperti ini.

ā€œBiarkan dia meminta maaf,ā€ ujar Peter, membuat Tricia menatap ke arahnya.

ā€œKau tidak boleh bertanya hal pribadi yang melewati batas, Green,ā€ tambah Peter. Ia meletakkan sepotong pie ke atas piring Emily.

Peter mengambil satu potongan lagi dan langsung memasukkannya ke mulut. Ia terlihat sangat menikmati.

ā€œKau mau memaafkan aku kan, Nona Tricia?ā€ tanya Emily dengan wajah memohon.

ā€œHm, ya. Tentu saja. Itu bukan masalah sama sekali.ā€

Tricia berusaha meredakan kecanggungan yang mendera. Ia tidak mau gara gara dirinya, suasana di rumah ini menjadi rusak.

ā€œAku harus pulang sekarang,ā€ ujar Tricia.

ā€œAstaga. Kenapa terburu buru sekali, Nona. Bahkan kau belum mencicipi pie blueberry buatanku,ā€ ujar Nyonya Ann, mencegah kepergian Tricia.

ā€œAh, ya. Sebenarnya aku harus pergi, ada urusan penting sekali pagi ini.ā€

Tricia menggaruk ujung hidungnya perlahan. Tentu saja ia berharap kebohongannya tidak diketahui.

ā€œMakanlah dulu, baru aku akan mengizinkanmu pergi dari sini,ā€ lanjut Nyonya Ann.

Tricia memaksakan diri tersenyum. Sesekali ia melirik ke arah Peter. Laki laki itu sama sekali tidak peduli dengan keberadaannya. Peter masih sibuk menikmati makanan yang ada di meja.

ā€˜Dia tidak menatapku sama sekali? Astaga. Bisa bisanya sikapnya berbeda seratus delapan puluh derajat ketika berada di atas ranjang semalam.’

Tricia mengumpat dalam hati. Ia tidak suka melihat tingkah Peter, ketika dirinya bersusah payah mengendalikan perasaan dan juga sikapnya setelah pergulatan mereka semalam, dan laki laki itu dengan mudahnya berubah dingin kepadanya saat ini.

ā€œNah, sekarang makanlah dulu, Nona. Jangan pikirkan hal lainnya,ā€ ujar Nyonya Ann. Ia mengisi piring Tricia dengan pie buatannya.

ā€œAku masih membuat zuppa sup. Tunggulah,ā€ tambah wanita itu. Tricia hanya bisa mengangguk sambil tersenyum tipis.

Tricia tidak berhasil menolak keinginan Nyonya Ann. Ia pun memilih pasrah sambil menikmati semua hidangan yang disajikan untuknya.

Tiga puluh menit telah berlalu dan Tricia telah memenuhi perutnya hingga terasa sangat kenyang.

ā€œMungkin aku bisa gemuk jika tinggal bersamamu, Nyonya Ann,ā€ ujar Tricia, ia tersenyum tulus, memuji masakan Nyonya Ann.

ā€œKalau begitu, kau tinggallah di sini, Nona Tricia. Badanmu kurus sekali,ā€ sela Emily.

Tricia tertawa terbata bata karena ia bingung harus memberi jawaban apa kepada gadis kecil itu.

ā€œAku tidak keberatan,ā€ sambar Peter, tetapi tetap tidak menatap ke arah Tricia.

Tricia bersyukur Peter tidak menatapnya karena ia sadar jika raut wajah pasti memerah, menahan gerakan kupu kupu yang mulai kembali bergerak dalam perutnya.

ā€œAku akan sangat senang jika hal itu benar benar terjadi,ā€ sambut Nyonya Ann, semakin membuat Tricia salah tingkah.

Tricia mencoba mengendalikan diri. Ia sadar jika harus kembali pada kenyataan, ia harus pulang.

ā€œAku sangat senang berada di antara kalian,ā€ jawab Tricia berbasa basi. ā€œTetapi, aku harus pulang.ā€

ā€œApakah kau akan ke sini lagi, Nona?ā€ tanya Emily, sambil menatap Tricia.

ā€œYa, tentu.ā€

ā€œSaat itu, bisakah kau tidak hanya bermain dengan ayahku? Tetapi juga meluangkan waktu untuk bermain bersamaku?ā€

Tricia merasa kesulitan bernapas menghadapi pertanyaan pertanyaan dari Emily.

ā€œYa. Emily,ā€ jawab Tricia.

ā€œBerjanjilah kepadaku.ā€

ā€œAku janji.ā€

Tricia tersenyum kemudian mengusap lembut kepala Emily. Entah kenapa ada rasa aneh yang Tricia rasakan dari sikap Emily. Rasa yang tidak dapat ia utarakan dengan kata kata.

ā€œKalau begitu, aku akan mengantarmu, Nona.ā€

Emily turun dari kursinya dan langsung menggenggam tangan Tricia. Tricia tersenyum, awalnya ia merasa khawatir jika Emily akan menolak dan membenci kehadirannya sebagai orang asing. Namun, hanya dalam beberapa saat, gadis kecil itu sudah memberikan sikap hangat kepada dirinya.

ā€œApakah kau akan kembali ke sini dalam waktu dekat?ā€ tanya Emily sambil berjalan dan menggandeng tangan Tricia.

ā€œHmm ...ā€ Tricia tidak berani memberi jawaban.

ā€œAku harap, kau serius dengan janjimu, Nona Tricia,ā€ ujar Emily saat mereka tiba di depan pintu. Mereka berdiri dan terdiam di sana.

ā€œYa, Em. Aku akan mengatur waktu agar kita bisa bermain bersama.ā€

ā€œSecepatnya?ā€

Emily mengulurkan jari kelingkingnya kepada Tricia.

ā€œYup. Secepatnya.ā€

Mereka berdua pun tersenyum saat jari kelingking mereka bertautan.

Emily meraih gagang pintu dan membukanya, kemudian mereka berdua melangkah ke luar.

Tricia dan Emily berdiri di teras rumah sambil menatap sebuah mobil yang baru saja berhenti di depan pagar.

Seorang wanita memakai topi yang hampir menutupi wajah, turun dari mobil itu. Wanita itu berjalan cepat menuju teras rumah Peter dan duduk menggunakan lutut di depan Emily.

ā€œEmily. Astaga, bagaimana kabarmu, Nak?ā€ tanya wanita itu sambil memeluk Emily.

Emily meronta, mencoba melepaskan diri dari pelukan wanita itu. Namun, wanita itu semakin memeluk Emily dengan erat membuat Tricia kebingungan.

ā€œDaaad,ā€ teriak Emily sambil terus memberontak.

Peter segera muncul di teras karena teriakan Emily.

ā€œLepaskan Emily,ā€ tegas Peter.

Tricia menatap ketiga orang yang berada di depannya secara bergantian dengan bingung.

ā€œDad. Tolong aku,ā€ ujar Emily yang mulai menangis.

ā€œLivy! Astaga. Kau membuat Emily ketakutan.ā€

Peter menarik tangan Livy kemudian mengambil Emily dari pelukan wanita itu. Livy berdiri dan menatap Peter dengan kesal.

ā€œTeriakmulah yang membuatnya takut, Peter. Apa kau tidak sadar?ā€

Livy menunjuk wajah Peter karena emosi.

Emily berlari ke dalam pelukan Nyonya Ann yang baru saja muncul. Tanpa menunggu lama, Nyonya Ann menggendong Emily ke dalam rumah.

ā€œApa yang membuatmu ke mari, Livy?ā€ tanya Peter, ia melipat kedua tangannya di depan dada sambil menatap tajam ke arah Livy.

ā€œTentu saja aku ingin bertemu dengan Emily. Apa lagi?ā€

ā€œPergi dari sini.ā€

ā€œKau tidak bisa melarangku bertemu dengannya, Peter.ā€

ā€œKenapa? Kenapa aku tidak bisa?ā€

ā€œTentu saja karena diaā€”ā€

Livy tidak bisa melanjutkan kata katanya.

 ā€œSebaiknya kau pergi dari sini, atau aku akan menghubungi wartawan tentang keberadaanmu di sini.ā€

Livy menatap marah kepada Peter.

ā€œKau egois, Peter!ā€ maki Livy, ia mengayunkan tangannya ke arah wajah Peter.

Peter berhasil menahan tangan Livy yang hendak menamparnya. Kini, ia menatap wanita itu dengan tatapan yang semakin menusuk.

ā€œBahkan menyebutnya pun kau tidak sanggup, Livy!ā€ ucap Peter sambil mengentakkan tangan Livy dengan kasar.

ā€œSebaiknya kau pergi dari sini sekarang juga, Livy. Sebelum emosiku semakin parah. Aku tidak akan pernah mengizinkanmu menyentuh Emily. Dia putriku. Hanya putriku!ā€

ā€œAku hanya ingin memeluknya, Peter. Sebentar saja. Kau tidak bisa serakah seperti ini.ā€

ā€œApa pun alasanmu, aku tetap tidak akan mengizinkan!ā€

ā€œPeter! Kau benar benar keterlaluan.ā€

ā€œAku tidak peduli apa pendapatmu tentang aku. Cepat pergi dari sini jika kau tidak mau besok muncul berita tentang skandal seorang diva terkenal melahirkan seorang anak dan menelantarkannya.ā€

Tricia masih berdiri di tempatnya semula. Ia mencoba menelaah apa yang sedang terjadi di hadapannya saat ini.

ā€˜Livy, wartawan, diva? Astaga. Pantas saja aku seperti mengenal wajah wanita ini. Dia adalah diva internasional. Pemilik suara merdu dengan lagu lagu yang selalu merajai tangga lagu di banyak negara. Tapi, tunggu. Sebentar. Peter tadi bilang apa? Melahirkan dan menelantarkan anak? Itu artinya, dia adalahā€”ā€

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Skandal Cinta Hot DudaĀ Ā Ā Pekerjaan Baru

    Tricia berdiri mematung di depan pintu sebuah rumah toko. Tricia tidak menyangka jika gedung yang baru saja selesai dibangun inilah yang meneleponnya kemarin. Tepat seperti yang Peter katakan padanya, satu hari setelah Tricia mengirimkan surat lamaran ke alamat e-mail yang Peter berikan, ia pun mendapatkan kabar melalui telepon dan memintanya datang ke alamat ini.Tricia mendekap erat tas yang ia bawa. Ada banyak keraguan dalam hatinya. Jika perusahaan yang telah lama berdiri di kota kecil ini saja selalu menolaknya, apa mungkin perusahaan yang baru ini bisa menerimanya?ā€œApa aku pulang saja, ya?ā€ ujar Tricia pada dirinya sendiri.ā€œNona Tricia?ā€ tanya seorang laki laki tua sambil membukakan pintu untuk Tricia. Tricia memberikan senyuman kaku sebagai jawaban.ā€œMasuklah. Kami sudah menunggumu sejak tadi.ā€Pada akhirnya, Tricia melangkah ke dalam kantor itu. Mendengar bahwa ia telah ditunggu sudah cukup membuatnya penasaran.ā€œDuduklah dulu, Nona. Aku akan membuatkan secangkir kopi untu

  • Skandal Cinta Hot DudaĀ Ā Ā Mencari Solusi

    Peter menahan diri saat sadar bahwa Tricia menghindari dirinya beberapa waktu belakangan. Ia pun tidak dapat menghalangi keputusan yang diambil wanita itu. Walau dalam hati, ia berani bersumpah jika dirinya berhak mendapat pendapat penjelasan.Peter sama sekali tidak menyangka jika siang ini Tricia muncul di hadapannya. Sejak pagi, tidak ada yang ia lakukan setelah mengantar Emily dan Miss Ann ke sekolah. Ia memutuskan membuat sebuah rumah kecil untuk seekor pudel yang diinginkan Emily.ā€œAku sangat merindukanmu, Tricia,ā€ ujar Peter sambil berbisik dan memberi waktu pada mereka untuk mengendalikan diri.ā€œMaaf. Aku tidak bermaksud menghindarimu,ā€ jawab Tricia.Peter mengecup kening wanita itu. Entah apa yang akan terjadi jika ia menuruti emosinya beberapa hari yang lalu. Ia merasa hampir gila dan berniat menerobos masuk ke rumah Tricia. Namun, ia sadar jika hal itu dilakukan, ia tidak jauh berbeda dengan Sean.ā€œAku tahu, kau masih membutuhkan waktu. Aku tidak bisa memaksakan kehendak ke

  • Skandal Cinta Hot DudaĀ Ā Ā Kepanikan Tricia

    Tricia baru saja keluar dari sebuah kantor yang menangani beberapa toko di daerah tempat tinggalnya. Setelah beberapa hari, ia memutuskan keluar rumah dan mencari pekerjaan baru.Selama berada di rumah, ia tidak berkomunikasi dengan Peter. Tricia merasa memerlukan waktu untuk mengayunkan langkah baru setelah kejadian yang ia lakukan. Ia menahan diri saat melihat sosok Peter dari dalam rumahnya.ā€œSelalu ada sebab dan akibat dari semua keputusan yang dibuat. Aku pasti kuat dan mampu melewati semuanya saat ini,ā€ ujar Tricia sambil menggenggam erat tas bawaannya.Beberapa langkah kemudian, ponsel Tricia berdering. Ia mengambil ponsel itu dari dalam tas kemudian menjawab panggilannya.ā€œMama,ā€ ujarnya sebelum menekan tombol jawab.[Ya, Mom,] sapa Tricia.[Bagaimana kabarmu, Tricia?][Aku baik-baik saja, Mom.]Di dalam hati Tricia tidak berhenti berdoa berharap agar percakapan dirinya dan ibunya saat ini tidak berubah menjadi sebuah pertengkaran.[Apa kau masih memiliki uang untuk membiayai

  • Skandal Cinta Hot DudaĀ Ā Ā Menginginkan Kembali

    ā€œKau sudah gila, Livy?!ā€ teriak Ron sambil membanting daun pintu ruangan Livy.Wajah laki laki berbadan tinggi kurus dan berkulit pucat itu kini berwarna merah. Ia merasa kepala mau pecah karena baru saja menerima telepon berisi komplain dari berbagai pihak yang menjalin kerja sama dengan Livy.ā€œAku tidak tahu apa yang telah terjadi padamu beberapa hari belakangan ini. Sikapmu aneh. Aku coba memaklumi jika kau merasa lelah karena jadwal yang padat, tetapi kau tidak bisa melakukan hal ini, Livy. Konser tunggalmu sudah di depan mata dan dengan seenaknya kau mau batalkan begitu saja? Sinting!ā€Livy terdiam. Ia sama sekali tidak menoleh ketika Ron masuk ke ruangannya sambil marah marah. Livy tetap berdiri di samping jendela, menatap entah ke mana.ā€œLivy!ā€ panggil Ron dengan suara sangat keras. Ia berdiri di tengah ruangan sambil menatap penuh emosi ke arah Livy.ā€œApa lagi sekarang, Liv? Setelah konser tunggal ini, kau akan tour musik dunia. Itu pun akan kau batalkan?ā€Ron meremas rambut d

  • Skandal Cinta Hot DudaĀ Ā Ā Tekad Mandy

    ā€œSial!ā€Sean memaki sambil melempar ponselnya ke atas meja. Ia kesal karena Tricia masih saja menolak panggilan telepon darinya, bahkan tidak ada satu pesan pun yang dibaca oleh wanita itu.ā€œDia benar benar membuatku gila,ā€ omel Sean lagi.Mandy membuka pintu ruangan Sean. Ia membawa segelas kopi pagi hari ini.ā€œMasih terlalu pagi untuk marah marah, Sean,ā€ ujar Mandy sambil meletakkan kopi di meja atasannya itu.ā€œTricia. Wanita itu benar benar menyebalkan.ā€ā€œBeri waktu saja kepadanya. Mungkin saat ini dia masih marah kepadamu.ā€ā€œIni semua karena dirimu!ā€ bentak Sean.ā€œAstaga, Sean. Dewasalah. Kau yang merengek kepadaku dengan alasan dingin karena hujan. Kau benar benar tidak tahu diri, Sean,ā€ balas Mandy, kini ia tak peduli jika Sean adalah atasannya.ā€œSeharusnya kau tahu jika Tricia datang.ā€ā€œBagaimana caranya aku bisa mengetahui kekasihmu itu datang sementara kau sibuk di atas tubuhku? Kau pikir aku ini keturunan shaman?ā€Sean mencibir mendengar jawaban Mandy.ā€œSikapmu malah membuat

  • Skandal Cinta Hot DudaĀ Ā Ā Kehidupan Yang Layak

    Peter telah menyelesaikan semua pekerjaannya. Ia merapikan semua peralatan yang biasa dibawa pulang ke dalam mobil. Ia sama sekali tidak peduli saat mendapati Mandy yang mengekori dirinya dengan tatapan mata.ā€œLaki laki itu semakin membuatku penasaran,ā€ ujar Mandy saat melihat mobil Peter meninggalkan halaman restoran itu.Peter terus membawa mobilnya menuju rumah. Ia menoleh sesaat ke arah rumah Tricia ketika selesai memasukkan mobil ke dalam carport rumahnya.ā€œApa yang sedang Tricia lakukan saat ini?ā€ tanya Peter, ia berdiri sebentar di depan pintu mobilnya.ā€œSial. Kenapa aku merindukannya? Apa aku ke rumahnya sekarang atau meneleponnya?ā€Peter memukul pelan badan mobilnya kemudian melangkah, hendak menuju ke rumah Tricia.ā€œDaad ...ā€Langkah Peter terhenti saat melihat malaikat kecilnya muncul dari balik pintu dan berlari ke arahnya.ā€œGreen,ā€ panggil Peter kemudian membungkuk dan merentangkan kedua tangan menyambut pelukan Emily.ā€œDad, aku mendapatkan bintang banyak sekali di sekola

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status