Sleeping with my Friend

Sleeping with my Friend

last updateLast Updated : 2021-08-09
By:  Zenny ArieffkaCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
9.8
23 ratings. 23 reviews
38Chapters
79.9Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Jessica Summer dan Steven Morgan merupakan teman dekat sejak mereka masih bayi hingga tumbuh dewasa. Keduanya memiliki sisi yang berbeda. Steve seorang playboy cap kakap yang hobby meniduri kebanyakan wanita muda di New York, tapi dia betah dengan kesendiriannya. Sedangkan Jessie, dia tak pernah sekalipun berhubungan ranjang bahkan dengan tunangannya sendiri. Kedekatan mereka berubah ketika keduanya memutuskan untuk berhubungan ranjang. Bagaimana kelanjutan hubungan mereka?

View More

Chapter 1

PROLOG

Jessica masih meremas kedua belah tangannya ketika ia sampai di halaman sebuah rumah. Rumah besar milik keluarga Morgan. Tetangga sekaligus teman dekat dari keluarganya. Ya, malam ini keluarga Morgan memang sedang mengadakan pesta kecil untuk merayakan keberhasilan Emily Morgan –putri bungsu keluarga Morgan, menyandang gelar sebagai Dokter spesialis kandungan. Dan pastinya, malam ini, Jessie akan bertemu dengan lelaki itu. Siapa lagi jika bukan Steven Morgan. Putera pertama keluarga Morgan.

Sebenarnya, Jessie tidak ada masalah apapun dengan lelaki itu. Bahkan bisa dibilang, hubungan Jessie dengan Steve adalah hubungan yang sangat unik. Keduanya menjalin pertemanan yang sangat kental bahkan hingga kini, ketika usia mereka sudah tidak remaja lagi.

Jessie menjadi seorang designer terkenal di New York, sedangkan Steve menjadi fotografer yang sukses. Keduanya sering bertemu dan menghabiskan waktu bersama di Apartmen masing-masing, karena mereka memang tinggal dalam satu gedung apartemen yang sama. Ya, karena mereka sudah tidak lagi tinggal di rumah keluarga masing-masing sejak keduanya memilih untuk mandiri dan bekerja jauh dari rumah mereka.

Tapi,  hubungan itu seakan berubah sejak Tiga bulan yang lalu. Ketika Jessie terbangun diatas tempat tidur Steve dalam keadaan telanjang bulat dengan seorang pria yang juga sama telanjangnya, pria tersebut bahkan merengkuh tubuh Jessie seakan tak ingin melepaskan Jessie dari pelukannya, ya, siapa lagi jika bukan Steve.

Hubungan baik mereka ternodai karena hubungan panas yang terjadi dimalam itu. Dan sejak saat itu, Jessie sadar, jika hubungan mereka tidak akan pernah kembali membaik seperti sebelumnya.

Pintu di buka dan mendapati Nyoya Morgan menyambut hangat kedatangan Jessie bersama ayahnya, George Summer.

“Jessie, astaga, kupikir kau tidak bisa datang.” Bibi Patty –Jessie memanggilnya, memeluk erat tubuh Jessie, seakan wanita itu sangat merindukan kedatangan Jessie di rumahnya.

Biasanya, Jessie akan pulang sebulan sekali, begitupun dengan Steve. Keduanya lalu menghabiskan waktu bersama dengan bersepeda bersama, dan lain sebagainya. Tapi sejak tiga bulan yang lalu, Jessie tidak lagi menjalankan aktivitas tersebut. Dia tidak pernah pulang hingga hari ini.

“Aku sibuk, Bibi. Dan hari ini, demi Lily, aku pulang. Dimana dia?”

“Lily di dalam. Kau hanya dengan George?” tanya Patty sembari melirik ke arah George Summer.

“Ya. Frank belum bisa pulang.” George yang menjawab.

“Tidak, maksudku, dimana Henry?” Patty bertanya pada Jessie tentang Henry, lelaki yang sudah menjadi kekasih Jessie Dua tahun terakhir.

“Uuum,” Jessie tidak tahu harus menjawab apa.

“Apa semuanya baik-baik saja, sweetheart?” tanya Patty lagi. Setahu Patty, hubungan Jessie dengan Henry sangat serius, keduanya bahkan akan melangsungkan pernikahan awal musim semi tahun depan.

“Patty, mereka sudah putus.”

“Dad.” Jessie meminta sang ayah untuk tidak banyak bercerita. Apalagi tentang alasan putusnya hubungan mereka.

“Oh, aku turut bersedih.” Patty membungkam bibirnya. Ia tidak menyangka jika Jessie akan mengalami hal ini. “Mari, masuklah, lebih baik lupakan semuanya dan mari kita berpesta.” Ajak Patty dengan ceria, dan Jessie hanya mengangguk sembari menyunggingkan senyuman lembutnya.

Patty menggiring Jessie dan George masuk ke dalam rumahnya. Mereka melewati ruang tengah lalu segera menuju ke arah kebun tepat di samping rumah keluarga Morgan. Pesta kecil tersebut memang dirayakan di kebun yang sudah dihias dengan banyak sekali lampu-lampu kecil hingga membuatnya tampak begitu indah.

“Steve juga sudah datang, dengan kekasihnya.” Tubuh Jessie menegang seketika saat setelah mendengar kalimat Patty. “Hei, lihat siapa yang datang.” Patty berseru keras hingga semua orang yang berada di sana menolehkan kepalanya ke arah Patty, Jessie dan juga George.

Tubuh Jessie semakin menegang saat mendapatkan tatapan itu, tatapan mengintimidasi dari seorang pria yang dulu menjadi sahabatnya, tapi tidak sekarang. Oh Steve, apa yang harus ia lakukan pada pria itu? Haruskah ia menceritakan semua yang terjadi dengannya? Tidak! Bahkan membayangkannya saja membuat Jessie mual. Ya, Steve tidak boleh tahu, lelaki itu tak boleh tahu jika ia sudah mengandung bayi dari lelaki itu.

-TBC-

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

10
96%(22)
9
0%(0)
8
0%(0)
7
0%(0)
6
4%(1)
5
0%(0)
4
0%(0)
3
0%(0)
2
0%(0)
1
0%(0)
9.8 / 10.0
23 ratings · 23 reviews
Write a review
user avatar
Citra Fulmukotin
bagus ceritanya ...
2025-02-26 00:59:09
0
default avatar
n.manis
support penuh karya ini. ...️
2024-11-25 09:12:09
0
user avatar
Christine Sianipar
sukaaaaaaaaaaaaaaa...........
2024-06-10 15:03:48
0
user avatar
Julee
🫶🫶🫶🫶🫶
2024-03-22 05:18:27
0
user avatar
Julee
Lope it….🫶
2024-03-20 22:52:38
0
user avatar
Rahwi
syukak syekali......️
2024-03-01 17:03:03
1
user avatar
Sofie Huang
good story..
2023-10-01 04:50:17
0
default avatar
Zunaidah Razali
Cerita yang bagus
2023-08-29 23:38:27
0
default avatar
annoor rosydhiyah
Ceritanya oke gak perlu byk koin
2023-06-04 23:06:43
0
user avatar
Susanti Santi
Like...like..
2022-11-25 16:16:41
0
user avatar
Julee
ceritanya tdk bertele2...♡♡♡♡♡
2022-09-03 08:20:05
0
user avatar
Kimberlin Tan
bagus simple ceritanya
2022-08-14 15:12:05
0
user avatar
Futotteimasu Fitri
novel kak zenny selalu the best
2022-07-31 06:02:44
0
user avatar
dreamrunner
this is good, and I have a good cup of tea for reading this novel
2021-12-30 23:22:20
0
default avatar
cupangdotkom
cerita bagus tidak banyak drama,
2021-10-01 12:28:04
0
  • 1
  • 2
38 Chapters
PROLOG
Jessica masih meremas kedua belah tangannya ketika ia sampai di halaman sebuah rumah. Rumah besar milik keluarga Morgan. Tetangga sekaligus teman dekat dari keluarganya. Ya, malam ini keluarga Morgan memang sedang mengadakan pesta kecil untuk merayakan keberhasilan Emily Morgan –putri bungsu keluarga Morgan, menyandang gelar sebagai Dokter spesialis kandungan. Dan pastinya, malam ini, Jessie akan bertemu dengan lelaki itu. Siapa lagi jika bukan Steven Morgan. Putera pertama keluarga Morgan.Sebenarnya, Jessie tidak ada masalah apapun dengan lelaki itu. Bahkan bisa dibilang, hubungan Jessie dengan Steve adalah hubungan yang sangat unik. Keduanya menjalin pertemanan yang sangat kental bahkan hingga kini, ketika usia mereka sudah tidak remaja lagi.Jessie menjadi seorang designer terkenal di New York, sedangkan Steve menjadi fotografer yang sukses. Keduanya sering bertemu dan menghabiskan waktu bersama di Apartmen masing-masing, karena mereka memang tinggal dalam sa
last updateLast Updated : 2021-07-11
Read more
Bab 1 - Memukul Tunangan Jessie
Tiga bulan sebelumnya….Kriiiiiingggggggggggggg Suara jam weker yang berisik itu membuat Steve bangun seketika. Ingin sekali ia mengumpat keras karena merasa jika belum saatnya ia bangun. Tapi ketika sebuah jemari menjewer telinganya, ia baru sadar jika kini dirinya tidak sedang berada di dalam apartemennya sendiri.“Hei, bangung, dasar pemalas!” seruan itu membangunkannya. Bahkan si pemilik suara tidak tanggung-tanggung menjewernya membuat Steve mengerang kesakitan.“Jess, apa yang kau lakukan? Sial! Kau membuat pagiku sangat buruk.”“Mr. Morgan, kau pun membuat hariku sangat buruk.” Jessie berkacak pinggang. “Apa kau lupa jika semalam kau datang kemari dalam keadaan mabuk? Lalu memuntahkan isi dalam perutmu diatas karpetku? Dan apa kau juga lupa jika saat ini kau sedang telanjang bulat di atas ranjangku? Bangun dan angkat bokongmu dari tempat tidurku.” ucap
last updateLast Updated : 2021-07-12
Read more
Bab 2 - Bertengkar
Emosinya tak dapat ia kontrol. Steve melayangkan pukulannya lagi dan lagi pada wajah Henry. Sungguh, Steve sebenarnya tak mengerti apa yang terjadi dengannya. Ia hanya tidak bisa membayangkan ketika Jessie akan melepas kehormatannya dengan laki-laki bajingan ini. Padahal Steve sadar, jika itu bukanlah urusannya.Jessie sudah dewasa, jadi ia tidak bisa melarang Jessie untuk tidak melakukan hal tersebut.Saat Steve tak juga berhenti memukuli wajah Henry, pada saat bersamaan pintu dibuka dan menampilkan Jessie yang baru kembali dari apartmen Steve dengan membawa baju ganti untuk lelaki itu.Jessie sempat terkejut dengan apa yang terjadi. Ia melihat Henry terkapar diatas lantai dengan Steve yang berada di atasnya dan memukuli Henry berkali-kali. Jessie memekikkan nama Steve dan segera berlari menuju ke arah dua orang lelaki tersebut.“Steve! Apa yang sudah kau lakukan?” Jessie menarik tubuh Steve agar lelaki itu bangkit meninggalkan Henry yang sud
last updateLast Updated : 2021-07-12
Read more
Bab 3 - Teman Minum
Jessie tidak bisa menghilangkan degup jantungnya yang semakin menggila. Masalahnya, hari ini ia sudah memutuskan untuk melepas kehormatannya dengan Henry, lelaki yang ia cintai. Disisi lain, ia merasa takut jika Henry akan kecewa dengan dirinya yang tak tahu apapun tentang seks.Jessie mencoba menenangkan diri dengan meminum anggur yang tadi memang dibawakan Henry untuk mereka. Saat ini, keduanya sedang menonton film bersama di ruang tengah apartmen Jessie. Tak ada suara diantara mereka. Henry tampak menikmati jalannya film yang sedang mereka putar, sedangkan Jessie tampak sedang berusaha mengendalikan dirinya agar tak tampak salah tingkah.“Sepertinya, kau sedang tidak nyaman.” Ucap Henry kemudian.“Maaf, aku hanya tidak bisa mengendalikan degup jantungku.” Jawab Jessie dengan jujur.Henry tertawa lebar. Jemarinya terulur mengusap lembut puncak kepala Jessie. “Kalau kau belum siap, aku tidak akan memaksa.”&ldqu
last updateLast Updated : 2021-07-12
Read more
Bab 4 - Dimabuk Gairah
“Kau hanya perlu bilang jika kau butuh minum, maka aku akan mengajakmu berpesta dengan wanita-wanita tadi.” Ucap Steve saat ia sudah mempersilahkan Jessie duduk di bar kecilnya dan menuangkan minuman beralkohol untuk Jessie.“Kau gila? Aku tidak akan mau berpesta dengan kalian. Apalagi sampai melihat kalian telanjang satu sama lain.”“Itu keterlaluan, Jess. Aku tidak mungkin telanjang di hadapanmu.”“Tapi kau melakukannya kemarin.” Jessie menjawab cepat sembari menenggak minuman yang dituangkan Steve hingga tandas.“Wow, wow, wow, Hei, apa yang terjadi denganmu, gadis biara? Kau tak pernah minum sampai seperti ini.”“Aku benar-benar butuh minum, Steve.” Ucap Jessie lagi kali ini yang sudah menuangkan minuman kembali pada gelasnya. Secepat kilat, Steve menghalangi Jessie hingga mata Jessie menatap ke arah lelaki itu.“Apa kau sudah gila? Apa yang terjadi denganmu?&r
last updateLast Updated : 2021-07-12
Read more
Bab 5 - Tanpa Pengaman
Pagi sialan yang sangat canggung.Sebenarnya, Jessie ingin sekali pergi dari meninggalkan kamar Steve saat lelaki itu masih tidur pulas. Tapi nyatanya, lelaki itu seakan tak membiarkan dirinya pergi karena ketika Jessie bergerak, Steve seakan mengeratkan pelukannya pada tubuh telanjang Jessie.Kini, Jessie merasa terjebak dalam suasana sialan yang tak pernah ia rasakan sebelumnya. Ia merasa sangat canggung saat berhadapan dengan Steve. Bayang-bayang panas kejadian semalam membuatnya tak dapat berkutik. Tapi kenapa Steve seakan tak canggung sedikitpun?Saat ini, Steve sedang sibuk membuat sesuatu di dapurnya. Lelaki itu bahkan tak malu bertelanjang dada di hadapannya.Malu? Ayolah Jess, bukankah kau tahu bahwa temanmu itu memang tak punya malu? Kau saja yang terlalu terbawa suasana.Jessie sempat berpamitan pulang tadi, tapi Steve memaksa dirinya untuk sarapan bersama sebelum pergi. Karena Steve begitu santai, maka Jessie tak bisa menolak d
last updateLast Updated : 2021-07-12
Read more
Bab 6 - Meminta Maaf
Siang itu, Jessie menyibukkan diri di dalam butiknya. Hari itu akan ada seorang pelanggan yang memang dijadwalkan mencoba gaun pengantin rancangannya. Miranda, asisten peribadinya juga sibuk membantu Jessie, ketika tiba-tiba telepon di meja Jessie berdering.“Kau tidak mengangkatnya?” tanya Miranda pada Jessie yang sibuk memberi tanda pada gaun yang sedang ia benarkan.Jessie hanya menggelengkan kepalanya.Sudah dua hari berlalu, dan Miranda tak pernah melihat Jessie seperti saat ini. Atasannya itu tak berhenti bekerja jika tidak sedang waktunya makan siang atau pulang. Miranda tahu jika butik Jessie memang ramai pengunjung, tapi biasanya, Jessie hanya akan fokus pada rancangan-rancangannya, bukan menyibukkan diri dengan hal-hal yang bisa dikerjakan oleh bawahannya seperti saat ini.“Kau ada masalah, Jess?” tanya Miranda secara terang-terangan.Jessie memang meminta Miranda dan bawahannya yang lain untuk menganggapnya sebaga
last updateLast Updated : 2021-07-12
Read more
Bab 7 - Mengacaukan Pertemanan
Jessie bersedekap dan bertanya “Untuk apa? Karena kau sudah ‘membaptisku’ malam itu? Atau karena kau tidak menggunakan kondom?” Jessie bahkan ikut menggunakan istilah itu untuk menyebutkan kejadian panas yang sudah mereka lakukan malam itu.“Untuk semuanya.” Ucap Steve dengan penuh sesal.“Kau bukan satu-satunya yang salah, Steve. Ingat, aku menggodamu.”“Tapi aku yang meluncurkan ide gila itu.”“Dan aku yang menyetujuinya.”“Tapi aku tak mengingatkanmu kembali tentang resikonya.”“Aku yang datang padamu, Steve! Astaga, apa bisa kita lupakan saja malam itu?!” Jessie berteriak frustasi. “Aku tidak suka melihat penyesalan dan rasa bersalahmu.”Steve berjalan satu langkah ke arah Jessie. “Aku tidak pernah menyesal.” Ucapnya penuh penekanan.Jessie menatap tepat pada mata Steve, dan lelaki itu benar. Tak
last updateLast Updated : 2021-07-12
Read more
Bab 8 - Bayangan Malam yang Panas
Jessie belum pulang ketika waktu sudah menunjukkan pukul delapan malam. Hal itu membuat Miranda menunda kepulangannya hingga sang bossnya itu pulang. Saat Jessie keluar dari dalam ruang kerjanya, ia melihat lampu butiknya masih menyala dan tampak Miranda sedang merapikan sebuah lemari yang penuh dengan renda-renda.Jessie mengerutkan keningnya dan berjalan menuju ke arah bawahannya tersebut. “Miranda? Kau belum pulang?” tanya Jessie sembari mendekat.“Ya. Kupikir kau butuh teman.” Miranda menjawab. Selama ini, mereka memang sudah seperti teman baik.“Tidak, aku baik-baik saja. Seharusnya kau sudah pulang sejak beberapa jam yang lalu.”“Aku tidak bisa membiarkanmu sendiri, Jess. Tidak setelah apa yang kulihat.”“Kau, melihatnya?” Tanya Jessie dengan sedikit malu. Jika yang dimaksud Miranda adalah pertengkarannya dengan Steve, maka Jessie benar-benar tak dapat menahan rasa malunya.&l
last updateLast Updated : 2021-07-25
Read more
Bab 9 - Orang yang Profesional
Steve yang melihatnya dari belakang hanya bisa ternganga. Tubuh Jessie sangat indah jika dilihat dari belakang. Lekukannya menggoda, dan permukaan kulitnya tampak halus dan kencang. Dengan spontan, kaki Steve berjalan mendekati Jessie. Lengannya terulur begitu saja melingkari perut Jessie. Steve memeluk tubuh Jessie dari belakang, menyandarkan dagunya pada pundak Jessie, hingga mau tak mau membuat Jessie menghentikan pergerakannya seketika.“Kau sangat indah, Jess.” Steve berbisik dengan serak. Bahkan dengan berani, jemarinya sudah menggapai sebelah payudara Jessie. Jessie tak meronta, wanita itu bahkan tampak menahan kenikmatan, memejamkan matanya karena sentuhan Steve.Jessie melemparkan kepalanya ke belakang, hingga Steve dengan leluasa bisa menikmati leher jenjang wanita tersebut. “Ohh Steve…” dengan spontan Jessie mengerang, menyebutkan nama Steve dengan begitu merdu.Steve kemba
last updateLast Updated : 2021-07-25
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status