TEMAN TAPI MESRA

TEMAN TAPI MESRA

last updateLast Updated : 2022-09-24
By:  Ms. BloomwoodCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
8 ratings. 8 reviews
137Chapters
13.6Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Adilla Sasha Vanesha (28 tahun), si tulang punggung keluarga akhirnya menyerah pada idealisme anti nepotisme yang ia junjung tinggi-tinggi di dalam hidupnya. Ia memberanikan diri untuk menarik hati bos-nya Daniel Park hanya demi jabatan yang akan membuat pundi-pundi gajinya bertambah. Awalnya semua berjalan sesuai rencana hingga akhirnya segalanya berujung berantakan. Ada rasa cinta sungguhan yang berperan disana, bukan hanya antara Sasha dan Daniel tapi juga Raga, sahabat yang selalu ada bersamanya dalam suka dan duka. Kepada siapa akhirnya cinta Sasha akan berlabuh? Ingat, bahkan pernikahan bukan akhir dari segalanya....

View More

Chapter 1

Si Tulang Punggung

Sasha menghela nafas panjang, menatap dengan gusar catatan keuangan pengeluaran keluarga yang baru saja dikirimkan Omanya. Keningnya berkerut menghitung dalam hati total tagihan yang harus dibayarkannya. Emosinya langsung tersulut kala melihat satu garis catatan dengan tulisan, 

Arisan Mama: Rp. 2.200.000,-

Jarinya otomatis menekan tombol hijau di ponselnya dengan gusar, menghubungi Mamanya. 

"Ya Sha?" suara Mama terdengar tidak bersemangat seperti biasanya. 

"Ma, ini dua juta dua ratus arisan apaan?!" tanya Sasha sewot, 

ia menghentak-hentakan ujung sepatunya dengan cepat, cara yang biasa ia lakukan untuk menenangkan diri di saat gugup atau emosi. 

"Ya biasalah Sha arisan sama temen-temen Mama," Mama Sasha menjawab dengan nada datar, tanpa rasa bersalah. 

Sasha menjadi semakin gusar, 

"PENTING YA? Harus banget? Gak usah ikutan dulu deh Ma, aku kan mesti bayar uang pangkal Katia masuk SD! Cicilan utang Mama ke Tante Dian aja belum selesai, gak cukuplah Ma kalau masih harus bayar arisan segala!" oceh Sasha dengan intonasi yang sudah tidak terkontrol lagi. 

Seperti biasa Mama mengakhiri pembicaraan tanpa jawaban, hanya sambungan telepon dari Sasha yang diputus sepihak. 

Sasha nyaris melempar ponsel ke meja kerjanya, tapi urung. Jika ponselnya rusak ia mungkin harus menunggu beberapa bulan untuk membeli ponsel baru. Sebagai pelampiasan ia memukul-mukul keyboard komputer di meja dengan tangannya. 

"Rusak Woi!" 

suara Raga, Supervisor Graphic Design menghentikan Sasha.

Raga tampak berdiri di sebelah Sasha sambil menyeruput kopi panas yang baru saja ia buat di pantry kantor.

"Ngomel mulu Shaaa, sebat dulu kali biar selow!" ajak Raga sambil menunjukan sebungkus rokok yang baru saja dibelinya. Wajahnya yang menurut kebanyakan orang mirip dengan aktor Indonesia Junot Ali dibuat selucu mungkin supaya Sasha yang sedang kesal dapat tertawa. 

Sasha tidak tertawa dan hanya mengangkat kedua alisnya tanda ia mengiyakan, lalu mengekor dibelakang Raga yang berjalan lebih dulu menuju 'Smoking Room' kantor yang berada di lantai lima.

Raga, 30 Tahun, Graphic Design Supervisor, adalah sahabat terbaik Sasha di kantor. Ia tidak perlu bertanya mengenai kegusaran Sasha setiap tanggal dua puluh lima alias setiap gajian tiba, karena dia tahu betul apa yang pasti membuat Sasha gusar di hari itu. 

"Nih, ganjel perut!" Raga melempar sebungkus sandwich kepada Sasha yang sergap menangkap. Sambil menghisap rokok dalam - dalam Sasha memandangi sandwich yang diberikan Raga. 

"Huh sandwich!" keluh Sasha sinis. 

Raga menatap bingung

 "Kenapa? Lo bukannya suka? Jangan sok deh Sha, lo roti isi ampas kopi aja lo makan hahaha!" ujar Raga sambil menoyor kepala Sasha. Sasha yang biasanya tertawa hanya mendengus. 

"Lo tau Sandwich Generation gak?" tanya Sasha sambil menatap kosong ke arah dinding kaca di Smoking Room tempat mereka merokok.

Raga mematikan rokoknya yang sudah nyaris habis terbakar, 

"Tau lah!" jawab Raga sombong. 

"Kayak lo gini kan? Generasi yang kena tanggung jawab buat biayain generasi di atas lo, diri lo sama generasi dibawah lo? Lo nanya-nanya mau ngetes gue? Buset Raga dilawan!" Raga mendengus sambil bergaya menyisir rambutnya dengan tangan. 

Sasha yang sedang badmood parah mau tidak mau tertawa, 

"Sialan emang lo! Iya Fuckin' Sandwich Generation, I gotta live my life like this forever!" Sasha bangkit dari duduknya, berjalan ke arah standing ashtray lalu mematikan rokoknya dengan gusar. 

Raga merangkul bahu Sasha sambil berujar "Santai bro, hidup masih panjang, jangan gerutu mulu, jelek muka lo!"

Sasha menyikut rusuk Raga sambil mengomel, "Berisik Lo!"

*****

Jam makan siang telah usai, meja-meja kantor mulai terisi penuh. Sasha kembali ke mejanya, berjanji dalam hati untuk fokus bekerja dan melupakan kekesalannya kepada Mama.

Sasha baru saja selesai memulas kan lipstick matte soft pink di bibirnya ketika telepon di meja kerjanya berdering.

"Halo, Sasha speaking!" 

"Mbak Sasha, ini Indi," suara Indi resepsionis kantor terdengar akrab ditelinga Sasha. 

"Yes, kenapa Di?" tanya Sasha santai. 

"Ada yang mau ketemu Mbak Sasha, namanya Ibu Wilhelmina, katanya belum ada janji sama Mbak Sasha," jelas Indi.

Sasha mengerutkan kening.

"Dari company mana Di?"

Indi terdengar sedang menanyakan hal yang sama kepada seseorang, lalu suaranya kembali terdengar jelas ditelepon.

"Bukan dari company Mbak, katanya personal, dia kerabat dari Ibu Katalina Iswandi," suara Indi terdengar jauh dan pelan, Sasha seketika lemas, ia meminta Indi untuk menempatkan tamunya ke ruang meeting yang kosong. 

Katalina Iswandi adalah nama Mama Sasha, siapapun yang datang dan mengatakan dirinya adalah kerabat, kenalan atau teman Ibu Katalina Iswandi, bisa dipastikan keperluannya adalah penagihan hutang. 

Sasha sudah berkali-kali menyelesaikan hutang Mamanya, namun hutang itu seperti tiada habisnya dan terus menerus bertambah. Sasha bukannya tidak pernah tegas dengan Mamanya, namun Mamanya acap kali menjadi depresi, murung dan melampiaskan kemarahannya kepada adik-adik Sasha jika keinginannya tidak dipenuhi. 

Mama Sasha adalah seorang penggila judi online, ia menjadi gila judi online setelah mencobanya pertama kali tepat satu bulan setelah Ayah Katia mencampakkannya dan dengan sengaja membawa istri barunya ke komunitas arisan yang biasa mereka datangi bersama. 

Ia beralasan judi online adalah pelampiasan kesedihannya, namun sialnya justru membuat ia terlilit hutang pada beberapa rentenir, yang bunganya jauh melebihi jumlah hutang itu sendiri. 

Lagi-lagi Sasha yang harus membereskan kekacauan itu, sama seperti hari-hari sebelumnya. 

Jam digital di meja kerja Sasha menunjukan pukul 17.20 sore, Sasha merenggangkan lengannya yang pegal karena mengetik press release yang harus diberikan kepada media di acara Konferensi Pers pembukaan cabang hotel Kencana di kawasan Dharmawangsa Jakarta Selatan pekan depan. 

Ia melirik ponselnya dan iseng membuka aplikasi m-banking untuk mengecek saldo yang tersisa direkeningnya. 

Rp. 2.500.000,-

Angka dua juta lima ratus ribu rupiah terpampang jelas di layar ponsel Sasha. 

Gaji Sasha sebagai Public Relation Supervisor di kantornya sebenarnya lebih dari cukup untuk perempuan lajang seperti Sasha. Namun kebutuhannya seringkali melebihi gajinya.

Biaya kehidupan Oma tidak seberapa, tapi hutang Mama Sasha, biaya sekolah Jasmine dan Katia, serta kebutuhan Sasha sendiri, membuat gaji Sasha bukan hanya pas-pasan tapi juga minus. 

Siang tadi ia berdebat hebat dengan Ibu Wilhelmina yang meminta hutang Mama Sasha sebesar tiga puluh enam juta rupiah diselesaikan hari itu juga. Sasha keberatan dan sempat mengucap segala sumpah serapah karena ia merasa tidak berkewajiban untuk membayar hutang tersebut. 

Namun Ibu Wilhelmina dengan santai mengancam akan membuat huru hara di kantor Sasha agar semua orang tau mengenai masalah hutang Mama Sasha. 

Akhirnya Sasha melunak dan berjanji akan membayar hutang Mama nya dengan cara dicicil tiga tahap. Ibu Wilhelmina mengiyakan dan meminta hutang Mama Sasha diselesaikan dalam tempo satu bulan dengan pembayaran tiga tahap. 

Dengan berat hati, siang tadi Sasha mentransfer cicilan pertama kepada Ibu Wilhelmina sebesar dua belas juta rupiah yang dengan seketika langsung membuat rekening Sasha mengempis drastis. 

Sasha menghela nafas, menepuk wajahnya agak keras, lalu duduk tegak kembali menatap layar komputer didepannya dan siap melanjutkan pekerjaannya. Dalam hati ia berhitung. 

"Sisa utang Tante Wilhelmina dua puluh empat juta, uang pangkal Katia belum, uang daftar ulang Jasmine juga belum, cicilan tante Dian juga huffft," otak Sasha berputar mencari jawaban, apa yang harus dilakukannya untuk menyelesaikan masalah kali ini. 

Ia sudah merancang kata-kata panjang penuh amarah yang akan ia ucapkan ke Mamanya nanti, dadanya sampai sesak saking kesalnya. Namun satu notifikasi chat di ponselnya membuat Sasha sedikit terhibur. 

Satu chat dari kontak bernama My Jasmine, 

"Kak, aku masuk seleksi lomba debat bahasa Inggris tingkat provinsi dong!"

Senyum kecil tersungging di bibir Sasha, ada rasa syukur dihatinya karena memiliki dua adik perempuan yang baik dan menyenangkan. Jasmine dan Katia tidak tahu apa-apa, mereka hanya korban dari keegoisan orang tua sama seperti dirinya. Ia berjanji dalam hati akan berjuang sekuat tenaga untuk membesarkan Jasmine dan Katia dengan baik, tidak peduli seberat apapun beban yang harus dipikulnya. 

Tiba-tiba satu ide muncul di kepala Sasha, dengan terburu-buru ia mencari kontak teman SMA nya. 

"Halo, Rian?" sapa Sasha tergesa setelah telepon diangkat.

"Iyaaaa, kenapa Shaa? tumben amat!" jawab Rian dengan suara yang bersemangat.

Sasha terdiam sejenak, lalu dengan agak ragu ia bertanya "Ummm akun Taxi Online yang waktu itu lo tawarin masih ada?"

Rian memang sempat menawarkan kepada Sasha untuk memakai akun Taxi Online nya karena Rian sedang sibuk mengurus bisnis impor barang unik dari Cina yang belum lama ini ia jalankan. 

Sasha dan Rian berteman dekat sejak SMA, sampai beberapa tahun lalu mereka masih sering bertemu untuk bertukar cerita, namun semenjak Sasha dipromosikan menjadi Supervisor Public Relation dikantornya dan kesibukannya bertambah padat mereka jadi jarang bertemu lagi.

"Masih ada Sha, lo mau pake?" tanya Rian santai. "Berapa sewa nya?" suara Sasha menjadi lebih pelan karena ada staf lain yang berdiri di dekat cubicle kerjanya.

Rian tertawa "emang lo mau bayar? punya duit lo?" canda Rian. Sasha tertawa kecil "Jangan kayak upil lo Nyet! Bercanda mulu, serius nih gue! Gue mau sewa akun lo sekalin sama mobilnya!" tukas Sasha serius. 

Hening. 

Rian terdengar seperti sedang berpikir.

"Woi Nyet! kok diem sih!" omel Sasha tidak sabar.

"Lo pake deh Sha gratis! Kasian gue sama lo, takut ga bisa makan," ujar Rian setengah bercanda. Sasha yang sudah kenyang dengan candaan Rian hanya tertawa. 

"Gak lucu Nyet, gue serius nih!" gerutu Sasha sebal. 

Tapi Rian memang serius dengan perkataannya, ia sangat mengerti kondisi seorang Sasha, ia dengan sukarela meminjamkan akun taxi online dan mobilnya kepada Sasha dengan syarat Sasha bersedia mengembalikan semua kapan saja jika Rian membutuhkan.

Malam itu di kantor setelah mengakhiri pembicaraan dengan Rian, Sasha merayakan sendiri profesi paruh waktu barunya sebagai Supir Taxi Online dengan membeli segelas besar Ice Caramel Machiato Extra Whipped Cream kesukaannya. Ia bersiap untuk hari esok yang pasti akan lebih melelahkan dari hari ini. 

"Ngapain lo senyum-senyum sendiri?" tiba-tiba saja Raga sudah berada di belakangnya. Sasha menyeruput kopinya dengan acuh, "Rahasia!" ujarnya seraya menggandeng tangan Raga yang menatap dengan terkejut.

"Mau kemana sih?" 

"Ngeringanin beban hidup!" sahut Sasha ringan, ia menyeringai lebar pada Raga yang langsung tergelak. 

"Asik! Bir lah yuk, gue yang traktir!" ujar Raga sambil menggerakkan satu alisnya.

"Bir apaan? Birahi?" canda Sasha sambil tertawa.

"Bener-bener lu! Otak lo kotor kayak toilet terminal!" 

Sasha tertawa terbahak-bahak, mereka berjalan bersebalahan menuju 'Smoking Room' hal yang biasa mereka lakukan sebelum pulang kerja.

Tanpa Raga yang selalu menghiburnya, semuanya mungkin akan berbeda bagi Sasha, ia tidak tahu bahwa esok hari akan ada seseorang yang berdiri di antara merek...

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Yunia Rina
Sungguh kisah cinta segitiga yg rumit, tapi lega akhirnya happy ending dg Raga. Bagus bgt nih kalo dibikin filmnya. Cuman sayangnya penuh dg adegan merokok, minum bir, dan seks diluar nikah dari pemeran tokoh utamanya. Terus berkarya ya thor! Suka bgt sama novel mu yg ini...
2023-03-17 04:51:06
1
user avatar
Berliana Hutabarat
suka bgt ceritanya
2023-03-10 17:23:26
0
default avatar
arysya
cinta sekantor ada dimana-mana, kadang ada horor, kotor dan bisa lebihi roman drakor.
2022-08-30 14:10:28
0
default avatar
arysya
setelah reunian, kayanya bakal makin seru, ada lebih kocaknya juga. tapi yang trio ini, Rian Gendis dan Sasha, jangan sampai ada cerita saling suka jatuh hati lagi lah.
2022-06-28 17:56:54
0
user avatar
keyrara
karyamu keren bgt thor! diksi, alur, semuanya so damn perfect for me. keep it up for u, ditunggu bab selanjutnyaa...
2022-06-23 09:37:20
3
user avatar
Jillian
Suka ceritanya, gak alay kayak yang lainnya ... Next thor!
2022-04-06 21:21:10
0
user avatar
Titin M Saleh
gua suka semangat loe sha
2023-06-06 08:37:57
0
user avatar
Titin M Saleh
dilema, jangan sampai salah pilih ya sha
2023-05-16 00:37:03
0
137 Chapters
Si Tulang Punggung
Sasha menghela nafas panjang, menatap dengan gusar catatan keuangan pengeluaran keluarga yang baru saja dikirimkan Omanya. Keningnya berkerut menghitung dalam hati total tagihan yang harus dibayarkannya. Emosinya langsung tersulut kala melihat satu garis catatan dengan tulisan, Arisan Mama: Rp. 2.200.000,-Jarinya otomatis menekan tombol hijau di ponselnya dengan gusar, menghubungi Mamanya. "Ya Sha?" suara Mama terdengar tidak bersemangat seperti biasanya. "Ma, ini dua juta dua ratus arisan apaan?!" tanya Sasha sewot, ia menghentak-hentakan ujung sepatunya dengan cepat, cara yang biasa ia lakukan untuk menenangkan diri di saat gugup atau emosi. "Ya biasalah Sha arisan sama temen-temen Mama," Mama Sasha menjawab dengan nada datar, tanpa rasa bersalah. Sasha menjadi semakin gusar, "PENTING YA? Harus banget? Gak usah ikutan dulu deh Ma, aku kan mesti bayar uang pangkal Katia masuk SD! Cicilan
last updateLast Updated : 2022-03-03
Read more
Si Supir Taxi Online
"Goodie Bag buat Media aman semua kan Mbak Sha?" suara Vero Staf Marketing Communication mengagetkan Sasha yang sedang sibuk memeriksa kesiapan Konferensi Pers di Ballroom Hotel Kencana Dharmawangsa yang baru saja diresmikan. "Aman, anak-anak gue udah cek semua satu persatu," jawab Sasha sambil mengintip kedalam salah satu goodie bag yang tertata rapi di atas meja penerima tamu. Anak-anak yang dimaksud oleh Sasha adalah tiga staf Public Relation yang bekerja dibawahnya langsung, ada Gita, Stevi dan si ceroboh Lala. "Mbak Sha, udah denger gosip terbaru belum?" tanya Vero sambil sedikit terkekeh.Sasha menggeleng,"Gossip apaan?" tanyanya sambil lalu. Vero mendekat ke arah Sasha, lalu menjawab dengan suara agak berbisik "Bu mirza mendadak resign!" Sasha terkejut, Bu Mirza adalah General Manager Marketing Communication yang membawahi seluruh marketing team termasuk didalamnya Public Relation. "Menurut lo siapa yang bakal gantiin posisi bu Mirza Ver?" tiba-tiba Gita staf Public Relat
last updateLast Updated : 2022-03-12
Read more
Si Orang Asing
Hujan lebat di pagi hari ini menyisakan hawa dingin yang menusuk tulang.Suara tukang roti keliling terdengar lantang menawarkan dagangannya kepada para penghuni perumahan.Sasha mematut diri di kaca, melihat bayangan yang menatap balik ke arahnya. Terlihat disana gadis cantik tinggi semampai dengan setelan kerja yang modis menyapa. Rambut panjang lurusnya yang sudah ditata rapi ia biarkan tergerai begitu saja membuat aroma wangi shampo dan kondisioner dapat tercium siapapun yang berada di dekatnya. "Kamu mau sarapan dulu gak Sha?" teriak Oma dari ruang makan. "Gak Oma, aku sarapan di mobil aja," jawab Sasha sambil berjalan ke ruang makan menghampiri Omanya.Ruang makan tampak sepi, hanya ada Oma yang sedang mengoleskan selai cokelat crunchy di atas roti panggang yang akan dibawa Sasha. Sasha celingak - celinguk mencari penghuni rumah lainnya."Pada kemana Oma?" tanyanya penasaran."Jasmine sama Katia udah berangkat, tadi jemput
last updateLast Updated : 2022-03-12
Read more
Interaksi Pertama
Jakarta yang selalu macet dan semrawut di pagi hari bertambah kacau karena hujan yang tak kunjung reda. Beberapa pengendara motor tampak meneduh dibawah jembatan penyeberangan untuk mengenakan jas hujan yang baru dikeluarkan dari bagasi motor mereka. Sasha menguap dibalik kemudinya, membunyikan klakson berkali-kali agar mobil di depannya maju walau selangkah. Dengan gelisah ia melihat jam digital di ponselnya yang sudah menunjukan pukul 09.02 pagi. Hari ini tepat satu bulan sejak Sasha dipromosikan menjadi Manager Public Relation di kantornya. Ia dijadwalkan untuk menghadiri rapat internal rutin pada pukul 9.30 pagi ini. Rapat tersebut akan dihadiri oleh seluruh manager dan direktur Kencana Hotel Group termasuk Sasha. Dengan tergesa Sasha berlari ke lift segera setelah mobil pinjamannya terparkir di parking area. Ia membuka ponselnya dan mengirim pesan singkat ke Caroline Manager Marcom untuk menyampaikan keterlambatannya. Hari ini
last updateLast Updated : 2022-03-12
Read more
Getaran Aneh
Food court di lantai dasar tampak sepi, hanya ada beberapa orang yang nampak sedang menikmati makan siang mereka yang terlambat. Sasha dan Daniel memilih tempat duduk diluar ruangan karena mereka sama-sama perokok. Baik Sasha maupun Daniel sama-sama terlihat agak canggung, tidak seperti tadi saat membahas urusan pekerjaan. "Sasha, kamu gak kelihatan seperti orang Indonesia pada umumnya, kamu ada turunan luar ya?" Daniel memulai percakapan, berusaha memecah kecanggungan antara mereka.Sasha mengangguk, "Indonesia - Rusia sir!" jawab Sasha dengan nada pasukan yang melapor pada komandannya, membuat Daniel tertawa kecil."Ah, tebakan saya benar! I thought you were Ukrainian!" cetus Daniel bangga pada tebakannya. "Tetap beda Pak, Russian is not Ukrainian!" ujar Sasha sambil mematikan rokoknya yang sudah habis terbakar. "Well they look the same though hahaa!" Daniel membela diri yang dibantah habis-habisan oleh Sasha. 
last updateLast Updated : 2022-03-12
Read more
Rasa Yang Berbeda
"Kak Sha! Banguuuuuun! Alarm nya bunyi melulu tuh berisik!!!" Katia menepuk-nepuk pipi Sasha dan menggoyangkan tubuh Sasha yang tertidur pulas dengan mulut setengah terbuka.Sasha membuka mata dengan enggan, tangannya meraba-raba kasur mencari ponsel yang masih meneriakkan alarm bangun paginya. "Lagian hari Sabtu gini mau kemana sih Kak? udah nyalain alarm pagi aja! Kakak mau kerja?" Katia dengan cerewet menginterogasi Sasha.Cahaya matahari pagi menelusup masuk lewat jendela kamar Sasha yang sudah dibuka lebar oleh Katia si gadis kecil 6 tahun dengan rambut kriwil yang cerewet minta ampun. Katia yang perkataannya selalu lebih dewasa dari usianya. Katia si adik bungsu kesayangan Sasha, yang setiap Sasha pulang kerja selalu minta oleh-oleh dari Sasha. Walau kadang oleh-olehnya hanya berupa permen kaki yang murah harganya."Bawel banget sih kriwil!" Sasha mencubit pipi Katia yang belakangan mulai berkurang bobot badannya karena mulai padat
last updateLast Updated : 2022-04-06
Read more
Hati Ke Hati
Puncak bogor di malam minggu pukul 01.00 pagi terlihat masih agak ramai. Raga menepikan mobilnya, mencari tempat yang strategis untuk melihat pemandangan lampu-lampu yang terlihat indah dari Puncak Pass. Ia menoleh dan mendapati Sasha masih tertidur pulas dengan mulut setengah terbuka, nampak begitu kelelahan. Raga enggan membangunkan Sasha dan memilih untuk keluar dari mobil. Ia menghirup nafas dalam-dalam, merasakan hawa segar pegunungan memenuhi dadanya yang belakangan sering sesak tanpa sebab. Sesak bukan karena penyakit dalam, namun sesak karena seorang Sasha. Entah sejak kapan rasa dihatinya berubah, tapi semenjak Raga menyadari rasa itu ada, dadanya jadi sering sesak saat memikirkan perasaannya pada Sasha. Mungkin sesak karena dia sadar rasanya tak akan berbalas rasa yang sama. Karena Raga terlalu mengenal Sasha, lebih dari siapapun di dunia. Raga menghembuskan nafasnya keras-keras melepas rasa sesak aneh yang tidak ia pahami. 
last updateLast Updated : 2022-04-06
Read more
Di Bawah Hujan
Gedung Kencana Hotel Group terletak di kawasan perkantoran Jl. Jend Sudirman Jakarta Pusat. Gedung setinggi 56 lantai itu dilantai bagian bawahnya difungsikan untuk ballroom, restaurant dan coffee shop, sementara seluruh lantai sisanya digunakan untuk kegiatan perkantoran Kencana Hotel.Lantai paling tinggi, yaitu lantai 56 ditempati oleh CEO, komisaris dan Direktur Utama. Sementara Departemen Marketing tempat Sasha bekerja berada di lantai 45.CEO Kencana Hotel yang bernama Muchtar Hartono adalah seorang pria keturunan tionghoa yang sudah berusia 61 tahun. Ia adalah seorang pria yang rendah hati dan sering menyapa para karyawannya walaupun ia seringkali tidak dapat mengingat nama karyawan yang ia sapa.Daniel Park, Direktur Utama yang baru saja bergabung di perusahaan Kencana Hotel Group dirumorkan memiliki hubungan yang sangat baik dengan CEO Kencana Hotel Group Muchtar Hartono. Rumor mengatakan bahwa Daniel Park merupakan anak angkat dari Muchtar Hartono, bah
last updateLast Updated : 2022-04-06
Read more
Pangeran Negri Dongeng
Hujan deras masih mengguyur Jakarta, angin bertiup kencang menggoyangkan pohon-pohon yang tertata rapi di tepi jalan. Sasha meringis merasakan kesakitan di kakinya. Daniel meraba jok belakang mengambilkan handuk kecil lalu menyodorkannya pada Sasha membiarkan dirinya sendiri kebasahan. "Kaki kamu gimana Sha?" tanyanya khawatir sambil melirik kaki Sasha. "Agak sakit sedikit pak, cuma keseleo kayaknya," jawab Sasha sambil mengeringkan rambutnya yang basah. "Saya antar kamu pulang ya," tukas Daniel tanpa menoleh pada Sasha. Ia juga tidak bertanya kenapa Sasha berada di trotoar dan tidak mengendarai mobilnya. Membuat Sasha jadi malu sendiri karena telah berbohong. "Saya turun di stasiun MRT depan aja pak," ujar Sasha sambil menunjuk stasiun yang terlihat tidak jauh dari mereka. "No way, pertama kaki kamu sakit, kedua kamu basah kuyup, there's no way kamu pulang naik MRT with that condition!" Daniel menggelengkan kepalanya sa
last updateLast Updated : 2022-04-06
Read more
Lagi-lagi Hutang
Pagi yang mendung, langit tampak gelap dengan yang angin dingin berhembus kencang. Sasha meringkuk dibalik selimutnya, merasakan keinginan kuat untuk kembali memejamkan mata. Suara ketukan diluar membuatnya terjaga. "Sha... Shaa.." panggil Oma sambil mengetuk pintu kamar Sasha. Sasha membuka selimutnya, nampak Oma yang masih mengenakan daster tidur berdiri di pintu kamarnya. "Hai Oma!" Sapa Sasha sambil mengucek matanya. Ia duduk bersandar pada dipan mencoba untuk mengumpulkan nyawa. Oma masuk kedalam lalu duduk di ranjang tempat tidur Sasha. "Oma mau ngomong," tukas Oma sambil memegang tangan Sasha. Sasha menatap Omanya penasaran. "Sha, kemarin sore ada yang dateng..." terang Oma, ia berhenti sebentar sebelum melanjutkan. "Cari mama mu..." lanjut Oma. Sasha yang sudah mengerti arah pembicaraan Oma menghela nafas. Ia menegakkan tubuhnya segera, "Pasti tukang tagih deh!" serunya kesal. 
last updateLast Updated : 2022-04-06
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status