Share

Bab 115

Author: Bintu Hasan
last update Huling Na-update: 2025-09-18 07:37:37
"Mau iri soal apa, Kia? Aku juga nggak seberuntung yang kamu bayangin."

Kiara tersenyum. "Kelahiranmu sangat dinantikan. Begitu lahir, ada Ayah dan Bunda yang mencintaimu. Ada nenek dan tante yang menyayangimu, ada sepupu yang tersenyum melihatmu. Hingga kamu dewasa. Kamu mungkin kehilangan Ayah karena ulahnya sendiri, tapi kamu tetap punya Bunda dan kedua adikmu, bahkan sekarang punya tunangan. May, betapa beruntungnya jadi kamu. Sementara aku entah harus ke mana karena bagai hidup sebatang kara. Aku punya Ibu, punya Ayah, punya Nenek dan Tante, ada sepupu juga, tapi rasanya asing. Kukira Mama sudah berubah, ternyata tetap membuangku dengan cara yang berbeda."

Tangan Kiara mengepal di atas pangkuan. Getar suaranya menyelinap di sela bibir yang memucat.

Tatapan Ida melunak. Napasnya tertahan lalu pelan-pelan dia berujar, “Kia, masing-masing orang punya masalah sendiri. May kelihatannya beruntung, padahal kenyataannya tidak seindah itu. Tante pun pernah berada di titik yang kamu rasa
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • TEMAN WANITA AYAHKU   Bab 116

    Hening makin merayap di ruang tamu itu. Jam dinding berdetak pelan, menandai waktu yang terasa lebih panjang dari biasanya. Bau lembap dari halaman depan ikut terbawa angin, menambah kesan dingin yang sudah menggantung di dada masing-masing.Hanif melirik jam tangannya sekilas.“Aku ... sepertinya harus pamit sekarang,” ucapnya hati-hati, “hari ini aku harus ke kantor lebih awal.”Nada suaranya seolah minta maaf karena meninggalkan mereka di tengah kekacauan.May menoleh cepat, seakan baru ingat kalau calon suaminya ada di situ. “Oh iya.”Mata gadis itu sempat bergetar, antara ingin Hanif tetap tinggal atau mengizinkannya pergi. “Hati-hati di jalan,” tambahnya.Pria itu menatapnya lembut. “Kamu tenang dulu di sini. Nanti kalau butuh sesuatu, telepon aku.”Setelah itu, Hanif meraih tasnya di kursi, kemudian menyapukan pandangan ke yang lain. “Bun, Tante, aku pamit.”Wanita itu menahan sebentar sebelum mengangguk. “Iya, Hanif. Terima kasih sudah ikut membantu tadi.”Setelah pintu depan

  • TEMAN WANITA AYAHKU   Bab 115

    "Mau iri soal apa, Kia? Aku juga nggak seberuntung yang kamu bayangin." Kiara tersenyum. "Kelahiranmu sangat dinantikan. Begitu lahir, ada Ayah dan Bunda yang mencintaimu. Ada nenek dan tante yang menyayangimu, ada sepupu yang tersenyum melihatmu. Hingga kamu dewasa. Kamu mungkin kehilangan Ayah karena ulahnya sendiri, tapi kamu tetap punya Bunda dan kedua adikmu, bahkan sekarang punya tunangan. May, betapa beruntungnya jadi kamu. Sementara aku entah harus ke mana karena bagai hidup sebatang kara. Aku punya Ibu, punya Ayah, punya Nenek dan Tante, ada sepupu juga, tapi rasanya asing. Kukira Mama sudah berubah, ternyata tetap membuangku dengan cara yang berbeda." Tangan Kiara mengepal di atas pangkuan. Getar suaranya menyelinap di sela bibir yang memucat. Tatapan Ida melunak. Napasnya tertahan lalu pelan-pelan dia berujar, “Kia, masing-masing orang punya masalah sendiri. May kelihatannya beruntung, padahal kenyataannya tidak seindah itu. Tante pun pernah berada di titik yang kamu rasa

  • TEMAN WANITA AYAHKU   Bab 114

    "Kiara, apa mama kamu nggak pernah cerita soal hubunganku sama dia?" Hanan balik bertanya, wajahnya jelas sekali menunjukkan rasa frustrasi."Ayah dan Mama itu saudara sepupu. Mama dinikahi karena terpaksa, beliau bilang kalau dirinya hamil duluan, padahal nggak. Ayah menikahinya sehari sebelum nikah sama bunda May.""Nah, kamu sudah tahu, Kia. Kamu tahu perasaan Ayah ke mama kamu gimana. Ayah bukannya nggak sayang sama kamu, tapi tiap kali ngeliat atau ingat kamu, Ayah langsung ngerasa bersalah dan makin menyesal.""Kalau Ayah menyesal, kenapa selingkuh sama Tante Nanda, hum?" sela May sudah tersulut emosi."May, itu ... itu—""Itu apa, Yah? Dan nggak mungkin ada Kia kalau Ayah nggak pernah punya rasa sedikit pun ke Tante Tiara. Minimal perasaan sebagai suami istri. Lagian aku juga tahu, kok, kalau Ayah sebenarnya peduli ke Tante Tiara, makanya mau aja nikahin sebelum ada bukti dia hamil duluan.""Dan kalau memang Ayah nggak cinta sama Mama, apa nggak pernah mikirin perasaanku, Yah?"

  • TEMAN WANITA AYAHKU   Bab 113

    “Maaf, Nek. Malam ini juga kita udah harus pulang karena….” May menoleh pada Ida dan Hanif bergantian, suaranya serak. “ Semoga lain waktu bisa ketemu Nenek lagi.”Pintu depan tiba-tiba terbuka. Hanan berdiri di ambang, wajahnya pucat dan matanya merah. Napasnya terengah seolah habis berlari. Semua pandangan serentak tertuju padanya.“Ida….” Suaranya bergetar. Dia maju beberapa langkah lalu berlutut di depan perempuan itu. “Aku mohon, beri aku kesempatan sekali lagi.”Tak ada jawaban. Ida hanya memandanginya dengan tatapan yang datar.“Aku menyesal,” lanjutnya terbata, “menyesal menikahi Tiara dulu dan selingkuh sama Nanda. Aku bodoh. Aku hancurkan rumah tangga sendiri. Aku kerja apa saja sekarang, gajiku kecil, tapi aku janji akan berusaha menghidupi kalian seperti dulu. Aku akan setia, aku bersumpah.”May spontan bangkit, tapi Hanif menahan lengannya. Ruangan jadi sunyi, hanya terdengar denting jam yang menempel di dinding..“Mas Hanan, kamu pun mungkin masih ingat kalau sejak dulu,

  • TEMAN WANITA AYAHKU   Bab 112

    Suasana di rumah Bu Siti sedikit mereda setelah prosesi pemakaman. Bau kayu basah bercampur aroma teh panas memenuhi ruang tamu. Kursi-kursi plastik yang berjajar tampak dipenuhi para tetangga. May duduk di sudut bersama Hanif, menunduk menatap gelasnya.“Eh, nggak nyangka ya. Bundanya May masih mau sama Mas Hanan, padahal udah diselingkuhin. Kirain kemarin talak tiga? Gimana ceritanya bisa barengan lagi?” Suara Bu Diah sengaja dinaikkan, membuat beberapa kepala menoleh.Bu Nur langsung mendekat, pura-pura membetulkan kerudungnya. “Iya lho. Bukannya setelah talak tiga nggak bisa rujuk, kecuali ada muhallil, ya? Apa Mbak Ida ini udah pernah nikah sama pria lain, terus cerai demi balikan sama mantan suami?”Beberapa ibu-ibu di belakang mereka saling pandang, sebagian menutup mulut, sebagian lagi mengangkat alis. Bisikan kecil terdengar makin riuh, seperti bara yang disiram angin.“Kalau bener begitu, wah … berani juga ya.” Bu Dina menimpali sambil tersenyum miring. “Aku malah mikir, jan

  • TEMAN WANITA AYAHKU   Bab 111

    “Bunda yakin, May. Yok, kita berangkat sebelum telat!” Suara Ida terdengar mantap walau wajahnya letih.May tersenyum singkat, kemudian mengikuti langkah wanita itu menuju mobil yang terparkir di depan rumah.“Aku saja yang nyetir, Bun. Bunda istirahat saja,” ujarnya sambil membuka pintu kemudi.Belum sempat mesin dinyalakan, seseorang muncul dari sisi jalan.“Hanif?” Suara May tercekat.Laki-laki itu mencondongkan tubuh ke jendela. “Aku udah tahu semuanya, May. Biar aku yang antar kalian.”May menoleh ke bundanya. Ida hanya mengangguk pendek.“Kalau Hanif mau, kita bareng saja. Perjalanan jauh ini pasti butuh tenaga,” katanya pelan.“Bunda mau ikut pulang sekalian ke kampung?” tanya Hanif memastikan.“Iya,” jawab Ida tenang. “Sekalian mengantar jenazah Husna dan menemui Bu Siti.”Mendengar itu, Hanif mengangguk. “Aku bisa cuti, jadi kerjaan bisa kuselesaikan di luar. Nggak usah khawatir.”May menarik napas lega lalu menatap Hanif. “Makasih, ya. Aku sempat bingung mau nyetir sendiri.”

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status