LOGINTimotheo Batobalani with the famous nickname 'Theo Basagulero' is the lost heir of the Frouch family. The sin of the father made Theo despise the Frouch family and fled at a young age. Luckily, Theo was found by the cousin of his late mother and they lived a simple life somewhere far from the Frouch family. But Theo was once again left alone with a tragedy that opened a chance to join Foedus, an organization led by the notorious men. Theo became a brute neophyte member of Foedus who never fear death. His best defense and offense are martial arts. He finally embraced a dark life, but even being a fearless man, his clumsy funny side never fades. Boisterous... Quarrelsome... Until he met Hestia Flores, a timid young lady with an astonishing beauty. Is Hestia will be his light to his dark world or will be his destruction as his secret is finally about to reveal?
View More“Dira, istrimu, dia berhasil ditemukan.”
Ethan mematung. Mendengar nama itu disebutkan hanya membuat kemarahannya tersulut. Ia mengangkat kepala, menatap pengacaranya dengan mata menyipit. “Kalian berhasil menemukannya?” tanyanya ragu. Selama 5 tahun menghilang tiba-tiba saja wanita itu muncul? Bagian dirinya yang selalu bersikap sinis dengan kejam mengatakan kalau sesuatu pasti terjadi. Dira menghilang dan itu keputusannya, Ethan sama sekali tidak berminat mencarinya. Untuk apa? untuk memberi wanita itu kepuasan karena berhasil membuatnya bertekuk lutut? Itu tidak akan pernah terjadi. “Ingat pabrik roti yang waktu itu kita kunjungi?” Ethan mengangguk kaku. Beberapa waktu lalu ia memang mengunjungi pabrik roti yang baru saja resmi didirikan. Tempatnya di pelosok, jauh dari kehidupan perkotaan. Bukan pilihan yang akan dibuat siapapun yang terbiasa dengan kehidupan kota dan ia tahu Dira bukan wanita yang terbiasa dengan kehidupan desa. “Dia ada di sana.” “Dia apa?” tanyanya, memastikan pendengarannya tidak bermasalah. Jack mengangguk, meyakinkan keraguan Ethan. “Dia ada di sana Ethan, tinggal di sebuah ruko sederhana bertingkat dua yang dijadikan sebagai tepat tinggal sekaligus tempat usaha.” Ethan terhenyak di kursinya. Jadi wanita itu sengaja menghilang demi tinggal di pedesaan? Itu keputusan yang buruk dan sama sekali tidak seperti Dira. Ethan mengusap-usap dagunya. Kenapa? Pertanyaan itu menari-nari di kepalanya dan tanpa mampu mencegah kemarahan menggelegak memenuhi darahnya. Harga dirinya terluka. Setelah semua yang ia lakukan untuknya, wanita itu membalas kebaikannya dengan pengkhianatan dan jika Dira pikir ia akan memaafkan dan melupakan semua penghinaan yang dilakukanya, Dira jelas tidak mengenalnya dengan baik. “Kenapa dia tinggal di sana?” Jack menyuarakan apa yang sekarang bersarang di benaknya. “Maksudku, dia benar-benar tahu memilih tempat untuk menghilang. Kita mencari semua tempat yang mungkin dikunjunginya kecuali tempat kumuh dan terpencil seperti itu. Siapa sangka,” gumam Jack mengangkat kedua tangannya ke udara. “Aku ingin lokasinya, Jack,” ucap Ethan setelah hening beberapa saat. Jack menatapnya dengan alis melengkung. “Tentu, tapi boleh aku bertanya apa yang akan kau lakukan begitu berhasil menemukannya?” “Ouh, itu sesuatu yang tidak ingin kau ketahui, percayalah,” seringai Ethan. Ia berjalan keluar meninggalkan Jack yang melongo. *** “Ini lezat sekali Mbak, bahkan lebih lezat dari toko kue yang baru saja berdiri itu.” Dira tertawa renyah mendengarnya. “Aku senang ada yang menganggap seperti itu,” ujarnya dengan mata berbinar. Dira mulai memajang kue-kue yang baru dikeluarkan dari pemanggang dan menyusunnya rapi dalam etalase. Aroma yang membuat air liur meleleh dalam sekejap memenuhi ruangan. “Kubilang juga apa, tangan Mbak itu ajaib. Gen heran, bagaimana bisa Mbak membuat kue selezat ini padahal tidak pernah sekolah secara khusus. Apa itu yang dinamakan bakat alami?” Dira mengulum senyum. Ia mungkin tidak pernah mengikuti sekolah resmi secara khusus, tapi tahun-tahun penuh kesepian yang dilaluinya telah membuka pikirannya. Ia harus melakukan sesuatu sebelum menjadi gila dan saat itu pilihannya jatuh pada kursus memasak. Dira belajar langsung dari ahli terbaiknya meski keputusan itu akhirnya menjadi perdebatan panjang yang hanya menjelaskan betapa berbedanya mereka berdua. “Mbak melamun lagi.” Dira tersentak, ia memaksa senyumnya. “Tolong ambil kue-kue yang ada di dapur. Kurasa hari ini kita akan sibuk melayani pelanggan jika yang kau katakan benar,” ujarnya menggoda, membuat gadis remaja itu tertawa. “Siap Bos!” “Terima kasih, Gen.” Dira kembali sibuk dengan pekerjaannya. Ia begitu terhanyut dalam kegiatannya sampai-sampai tidak mendengar suara mobil yang meraum dan saat ia menyadarinya semua sudah terlambat. Dira mengeluarkan suara tercekik saat menyadari siapa pemilik mobil sport merah yang berhenti tepat di depan tokonya. Waktu seolah berhenti. Udara seolah ditarik paksa dari paru-parunya. “Jadi kehidupan seperti inikah yang kau inginkan begitu meninggalkanku?” Dira nyaris menjerit. Wajahnya pucat pasi mana kala sepasang visual tajamnya menatap nanar tubuh tinggi berotot dengan wajah teramat tampan dan tatapan tajam mengintimidasi itu berjalan ke arahnya. Tubuhnya bereaksi terhadap kehadiran pria itu, tapi Dira mengusirnya dengan ganas. Sejak dulu yang diinginkan pria itu hanyalah hubungan fisik, tidak lebih. Baginya Dira tidak lebih dari seorang istri pajangan yang sesekali harus ditunjukkan. Mengabaikan detak jantungnya yang berdentam mengerikan Dira memasang wajah dinginnya. Kedua tangannya terkepal erat di sisi tubuh saat memaksa bibirnya terbuka. “Apa yang kau lakukan di sini?” tanyanya ketus. “Kau tidak mungkin datang hanya untuk menemui mantan istrimu bukan?” Ethan tersenyum, tapi senyum itu tidak menyentuh matanya. Mata yang dulu selalu berhasil membuat Dira terpesona. “Apa kau tidak merindukan suamimu ini, Sayang?” “Kau bukan suamiku, kita sudah bercerai!” Semua keriangan yang mewarnai wajah Ethan menguap. Matanya berkilat-kilat. “Kau masih istriku entah kau menyukainya atau tidak!” “Tidak, pengacaraku sudah—“ Ethan mengibas tangannya acuh. “Tidak ada perceraian selama aku belum menandatangani suratnya.” Kemarahan dengan mudah menguasai Dira. Selama 5 tahun dia berusaha bangkit dan menata hidupnya yang hancur. Tidak mudah, tapi Dira berhasil bertahan. Jadi, dia tidak akan pernah membiarkan dominasi pria itu kembali menguasainya. “Aku bukan istrimu, aku hanya porselen yang sesekali kau hias dan kau gunakan dan aku sudah muak dengan peran itu jadi sebaiknya kau pergi dari sini!” Ketakutan merambati pembuluh darahnya saat ingat rahasia yang dengan sengaja ia sembunyikan. Dira mulai berdoa dalam hati semoga Ethan tidak akan pernah mengetahuinya. Namun, alam seolah berkonspirasi mengejeknya karena rahasia yang ia sembunyikan mendadak menunjukkan diri. “Mommy!” Tiba-tiba sepasang tangan mungil sudah memeluk erat kakinya. Mengabaikan tatapan tajam yang ditunjukkan Ethan Dira berhasil menunduk dan tersenyum pada putranya. “Hai Sayang, Mommy sedang punya tamu apa kau mau bermain bersama auntie Gen sebentar?” Gadis itu muncul, tersenyum pada Noah. “Ayo, Noah, ada kue lezat menunggumu.” Ethan memandang Noah dan melihat mata biru itu membelalak. Ia tidak harus menunduk untuk mengetahui kalau sekarang mata polos putranya juga pasti tengah menatap Ethan dengan mata biru yang persis sama. Ethan menatap Noah untuk waktu yang terasa selamanya. Dia mengerutkan dahi terlihat seolah-olah ditinju... terlihat kebingungan, kemudian dia memandang Dira mulai mencerna situasi yang terjadi. Mata Dira terpejam, wajahnya sepucat mayat. Panik. Bersalah. Dalam sekejap, sesuatu di mata Ethan berubah menjadi dingin dan Dira pun tahu kalau pria itu tahu.Hestia Metro Manila“Sigurado ka na ba talaga sa desisyon mo?” tanong ni Lucy.Kakatapos ko lamang na ayusin ang mga gamit sa tatlong may kalakihang bag, “Oo, ito na lang nakikita ko paraan para makatulong kay Tita Cess.”Tinulungan ako ni Lucy na ibaba ang mga dalang gamit at pagdating sa sala ay may kumatok sa pintuan.“Sino ‘yan?” tanong ni Lucy na lumapit sa pinto.“Ako ‘to, si Cess!” boses ni Tita Cess ang narinig namin.Binuksan kaagad ni Lucy ang pintuan upang makapasok si tita, “Sobrang aga niyo naman Tita Cess, madalang araw pa lang.”“Sinadya ko talaga na maaga makapunta rito dahil nag-aalala ako na hindi madatnan si Hestia,” tugon ni tita.“Maupo po kayo, tita. Tama lang naman ang oras ng pagpunta niyo at huwag niyo ng pansinin si Lucy,” wika ko. Nais ko talagang makasama si Tita Cess bago sumama kay Mr. Batobalani.Nag-usap kami ni tita tungkol sa perang kakailanganin ni Cara upang maituloy na ang kanyang operasyon at gamutan. Nang makuha ang detalya ng bank account ni ti
Theo Metro ManilaDahil walang magawa sa hapon kaya nagpasya ako mag-swimming. Tumalon ako sa swimming pool upang lumangoy papunta sa kabila at pabalik. Nang pag-ahon ko ay nasa harapan ko na si Samara at hindi maipinta ang mukha, “What?”“You need to see this,” tugon nito na hawak ang isang envelope.Lumapit ako sa sunlounger upang kunin ang tuwalya at ibinalot sa aking baywang bago muling harapin ito, “What is that?”Iniabot sa akin ni Samara ang envelope at binuksan ito. Laking gulat na lamang nang mabasa ang unang pahina ng papel na nakapaloob dito.“Kahit ako ay nagulat,” wika ni Samara sabay upo sa kabilang sunlounger, “Sino nga ba ang mag-aakalang siya ang nag-iisang anak ni Raul.”Sa pagbanggit ni Samara sa pangalan ni Raul ay muling nabuhay ang galit sa aking puso. Alam ko matagal ng patay ang lalaki at ako mismo ang kumitil sa buhay nito. Naupo ako kasabay ng paglukot sa papel at envelope, napapikit ang mga mata dahil hindi makapaniwala sa nalaman.“Anong balak mo ngayon? W
TheoMetro Manila “Theo?!” gulat na salubong sa aking ni Betchay. Hindi nito inasahan na magkikita kami muli.“Ako nga,” nakangiti ko tugon sabay abot ng kaniyang mga kamay.Mangiyak-iyak itong pinagpipisil ang aking mga palad dahil sa magkakahalong emosyong nararamdaman, “Akala ko ay hindi na tayo magkikita.”“Hindi puwedeng mangyari ‘yon. Si Nitoy nga pala?”“Mamayang hapon pa darating ‘yon dahil inutusan ko siya magtungo sa supplier upang kunin ang mga orders ko pampaganda,” nakangiting wika ni Betchay, “Halika sa opisina ko at para makapagkuwentuhan tayo ng masinsinan.”Hawak ni Betchay ang kaliwang kamay ko at hinayaan siyang dalhin ako sa sinabing lugar.“Stay outside,” utos ko kay Felix.“Puwede naman siyang pumasok sa opisina,” wika ni Betchay.“Ayos lang siya maghintay sa labas,” tugon ko at isinara ang pintuan ng opisina ni Betchay. “Umaasenso ka, ang laki ng salon na ito.”“Jusko! Kung alam mo lang,” sambit ni Betchay na itinirik pa ang mga mata, “Maupo ka nga muna.”Naupo
HestiaMetro manila“Tita, ano po ba ang dahilan ng pagparito niyo?” tanong ko nang mapansin kalmado na si Tita Cess.Magkatabi kami sa mahabang upuan ni tita at bumaling ito ng tingin sa akin, “A-ang pinsan mo.”“Ano po ang nangyari kay Cara?” nagtataka ko tanong. Lumapit naman sa amin si Lucy upang makiusyoso.“Dinugo na naman siya at sinugod ko ulit sa hospital,” naiiyak na tugon ni Tita Cess.Hinawakan ko ang isang kamay ni Tita Cess upang damayan ito, “Ano po ang sabi ng doctor?”“May tumubong myoma sa pinsan mo at kailangan maoperahan siya. Wala akong pagkukuhanan ng pera kaya nagtungo rito dahil nagbabakasakali matulungan mo ako,” paliwanag ni tita.“Aba! Ang hirap ng ganiyan at baka hindi na kayo magkaapo,” sabat ni Lucy sa usapan.Umiling si Tita Cess, “Wala kaso sa akin kahit hindi na ako magkaapo kay Cara. Ang mahalaga sa akin ay ang gumaling siya.”“Ano po ba ang sabi ni Jason?” tanong ko.“Wala, hindi na nagpakita pa ang lalaking ‘yon simula nang lumabas si Cara sa hospit
HestiaMetro Manila“Ayos ka lang?’ tanong ni Lucy sa akin nang magkita kami sa labas ng building.Umiling ako dahil hangga ngayon ay iniisip ko pa rin ang naging interview ko kanina. Pakiramdam ko ay hindi ko nasagot ng maayos ang mga tanong. Isa pa bumabagabag sa akin ay ang tungkol sa hindi ko pagpasok sa isang unibersidad. Marahil kung buhay lang si papa ay nakapag-aral sana ako sa isang magandang paaralan tulad dati.“Hoy!” tawag pansin sa akin ni Lucy, “Huwag mo ng isipin ‘yon, baka hindi para dito ang kagandahan natin.”Ngumiti ako bilang pagsang-ayon sa sinabi ni Lucy, “Uwi na tayo?”“Mamaya na, pahinga muna tayo at mag-picture taking,” tugon ni Lucy na kinuha sa bulsa ang cellphone upang mag-selfie, “Lapit ka pa sa akin.”May katagalan na rin kami sa harapan ng building at dinig ko nagbubulungan ang mga nakasabay namin sa interview. Nagtataka ang mga ito na wala pa natatawag ni isa sa amin para sa final interview. Ang karamihan sa kanila ay mukhang may kaya sa buhay dahil sa
TheoMakatiInilapag ni Wilson na siyang Executive Assistant ko sa Frouch INC. ang mga files ng mga applikanteng nagsumite ng kanilang mga portfolio.Habang tinitignan isa-isa ang mga files ay napapakunot ang aking noo, “Is this all?”Umayos ng tindig si Wilson bago sumagot, “Yes, sir. It seems that you are dissatisfied with the selections.”Inilapag ko sa mesa ang mga hawak na papel at sumandal sa swivel chair. Tumingin ako kay Wilson mula ulo hangga paa, “Are you the one who selected them?”“No, sir. It was the HR department,” mabilis na tugon ni Wilson.“Leave me,” wika ko sabay senyas sa kanya na umalis sa harapan ko.Pagkaalis ni Wilson ay muli ko tinignan ang mga files at para ba ‘di mapakali. Bumaling ako ng tingin kay Felix na nagbabasa ng magazine sa gilid ng opisina, “Ehem…”Napatingin sa akin si Felix at tumayo upang lumapit, “You need something?”“Yes,” tugon ko sabay tayo, “let’s go back to the mansion.”Lumabas na kami ng opisina at naglakad sa hallway. Habang naglalakad


















Maligayang pagdating sa aming mundo ng katha - Goodnovel. Kung gusto mo ang nobelang ito o ikaw ay isang idealista,nais tuklasin ang isang perpektong mundo, at gusto mo ring maging isang manunulat ng nobela online upang kumita, maaari kang sumali sa aming pamilya upang magbasa o lumikha ng iba't ibang uri ng mga libro, tulad ng romance novel, epic reading, werewolf novel, fantasy novel, history novel at iba pa. Kung ikaw ay isang mambabasa, ang mga magandang nobela ay maaaring mapili dito. Kung ikaw ay isang may-akda, maaari kang makakuha ng higit na inspirasyon mula sa iba para makalikha ng mas makikinang na mga gawa, at higit pa, ang iyong mga gawa sa aming platform ay mas maraming pansin at makakakuha ng higit na paghanga mula sa mga mambabasa.
Comments