Tenggelam Cinta Masa Lalu

Tenggelam Cinta Masa Lalu

By:  Silvia Dhaka  Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
5 ratings
86Chapters
10.8Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Dalam hidup, sebuah pertemuan dan perpisahan sudah menjadi hal yang wajar. Dipertemukan dalam ikatan cinta dan dipisahkan dengan patah hati, itulah siklus kehidupan yang harus dijalani takdir masing-masing manusia dalam hubungan percintaan. Rosaline dan Adhikari dipertemukan dalam sebuah hubungan percintaan. Saat keduanya memutuskan untuk menuju ke tahap hubungan yang lebih serius tiba-tiba Adhikari menghilang dan malah menikahi seorang perempuan yang baru dikenalnya. Merasa patah hati, Rosaline bertekad untuk melupakan Adhikari dengan menyibukan dirinya dengan pekerjaan. Hingga bertahun-tahun setelah perpisahan itu, Rosaline dan Adhikari kembali dipertemukan dalam situasi yang membuat mereka tenggelam dalam kisah cinta masa lalu. Hingga tanpa mereka sadari itulah yang membuat goresan takdir baru untuk kisah cinta mereka.

View More
Tenggelam Cinta Masa Lalu Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Ijong
nyesek jadi Rosalina..yg menemani dari nol siapa yang ditemani menikah siapa
2023-04-05 07:52:18
0
user avatar
Anggiria Dewi
mampir gegara gree
2022-12-17 12:31:48
0
user avatar
Silvia Dhaka
selamat membaca, semoga suka.
2022-05-12 08:19:57
1
user avatar
Mahen Mahen
bagussss.........
2022-03-26 09:28:44
0
user avatar
matriik rose
ohhh ini ada kelanjutannya ya?
2022-03-17 09:46:03
0
86 Chapters
1. Perbedaan yang Tak Sebanding
Seorang pria berkemeja biru muda duduk gelisah dengan sesekali melihat ke arah jam di pergelangan tangannya. Pria itu terus saja memperhatikan pintu masuk restoran tempatnya berada saat ini. Selang beberapa saat kemudian senyum di bibirnya mengembang kala pandangan matanya menangkap sesosok perempuan cantik dengan berbalut setelan pakaian formalnya berjalan cepat menghampirinya.“Sorry aku telat lagi. Kamu udah pesan makan?” Tanya perempuan itu yang langsung mendudukkan dirinya di kursi yang ada di hadapannya.“Belum. Aku nunggu kamu, Rose,” sahut pria itu.“Harusnya tadi kamu pesen dulu, jadi aku sampai sini tinggal makan,” sahut perempuan bernama Rose itu. Namun tiba-tiba Rose tersenyum, “nggak sih, aku cuma bercanda.”“Iya, aku tahu kamu memang suka bercanda kayak gitu. Ya udah aku pesenin dulu.” Pria itu memanggil pelayan untuk memesan menu makan siang mereka. Setelah semua pesanan mereka dic
Read more
2. Desakan Orangtua
Setelah menyelesaikan pekerjaannya kini Rosaline merasa lega, itu artinya besok ia bisa menghabiskan waktu liburnya bersama sang kekasih. Ia keluar dari kamarnya menuju dapur. Belum sampai dapur tapi ia sudah bisa mencium aroma sedap masakan mamanya.“Masakan Mama bikin laper. Aku mau makan ah,” ucap Rosaline. Ia mendudukkan dirinya di kursi yang ada di pantry.“Bentar lagi kan makan malam, masa sekarang udah mau makan aja. Nanti kamu gendutan gimana?” ucap Mardina.“Ya nggak gimana-gimana, Ma.” Rosaline menyomot satu bakwan lalu ia gigit perlahan karena masih dalam keadaan panas.“Gimana kalau Adhi lari gara-gara lihat badan kamu yang semakin gemuk,” ucap Mardina.“Mama nih jangan gitua ah. Kalau beneran, nanti Kak Rose jadi patah hati lhoh,” sambung Jasmine. Ia baru saja keluar dari toilet di samping dapur.“Lagian mana ada makan bakwan satu bisa jadi gendut,” ucap Ros
Read more
3. Cantik Berkilau
Dini datang ke rumah sesaat setelah sarapan selesai. Rosaline mendengus melihat temannya datang ke rumahnya sepagi ini.“Masih jam delapan. Emang kamu mau berangkat ke kantor?!” ketus Rosaline. Ia menatap sebal Dini seraya melipat kedua tangannya di depan dada.“Ya kan kita juga butuh banyak waktu, Rose.” Tanpa dipersilakan masuk, Dini sudah memasuki rumah.“Hai, Kak Dini,” sapa Jasmine. Sifatnya yang ceria dan humble membuat ia cepat kenal dengan orang. Apalagi dengan Dini yang sering datang ke rumahnya.“Hai, Jas. Kamu mau ikut ke salon sama kita nggak?” tawar Dini.“Jangan panggil aku jas dong. Emangnya aku jas hujan,” dengus Jasmine membuat Dini dan Rosaline tertawa.“Iya deh iya, nanti aku manggil kamu Jasmine. Btw kamu mau ikut kita berdua ke salon nggak?” tanya Dini sekali lagi.“Mau dong. Apalagi kalau dibayarin,” sahut Jasmine dengan
Read more
4. Tercabiknya Harga Diri
Rosaline membelitkan tangan kanannya ke tangan kiri Adhikari. Mereka berjalan memasuki gedung di mana diadakannya acara reuni. Dari luar sudah terlihat betapa banyaknya orang yang hadir, terlihat dari banyaknya mobil dan motor yang terparkir di depan gedung ini.“Ramai ya, Rose,” bisik Adhi. Jujur saja ia merasa sangat grogi menghadiri acara kekasihnya ini.“Iya, aku juga nggak nyangka teman-teman aku akan seantusias ini datang ke acara reunian. Padahal kita juga baru wisuda lima tahun yang lalu,” sahut Rose.“Hai Rose,” sapa salah seorang teman perempuan Rosaline. Kebetulan saat ini temannya itu menjadi salah satu penerima tamu.“Hai, Arini!” seru Rosaline.                              “Gimana kabar kamu?”“Baik. Kamu jadi pene
Read more
5. Permintaan Maaf
Rosaline mengawali hari ini dengan tak bersemangat setelah semalam ia sempat beradu mulut dengan Adhikari. Masalah yang menurutnya sepele ternyata malah membuat Adhikari semarah itu padanya.“Rose, kenapa sih? Ada masalah?” tanya Dini.Rosaline menggelengkan kepalanya untuk menjawab pertanyaan temannya itu.“Terus kenapa dari tadi tuh makanan cuma kamu aduk-aduk aja? Kalau tuh makanan bisa ngomong dia pasti marah. Soalnya makanan itu pasti udah pusing dari tadi amu aduk puter-puter tanpa kamu makan,” ucap Dini.“Adhi marah sama aku, Din,” sahut Rosaline lesu.“Loh kenapa?”“Gara-gara semalam.”                                       “Semalam kenapa?”    
Read more
6. Mempersiapkan Diri
Rosaline tersenyum malu saat mengingat kejadian di kamar Adhikari tadi. Ia tak menyangka bila Adhikari ternyata menginginkan hal yang lebih padanya sebagai seorang kekasih. Ini bukan kali pertamanya Adhikari memegang tangannya tapi entah mengapa suasana tadi membuatnya susah bernafas, terlebih mereka tadi hanya berdua di dalam kamar. Beruntungnya tadi ia bisa berfikir cepat untuk segera menghindar saat Adhikari akan menciumnya. Tentu saja ia merasa cangung dan bingung karena dirinya memang belum pernah berciuman.“Ya ampun, Rose! Berhenti mikirin yang tadi deh,” seru Rosaline pada dirinya sendiri. Karena semakin ia mengingat kejadian tadi, maka ia akan semakin malu. Bahkan kini wajahnya pun memanas.Rosaline memasukkan mobilnya ke halaman rumah. Sebisa mungkin ia harus menormalkan suasana hatinya kembali. Ia tak ingin bila siapapun mengetahui kejadian tadi karena jika sampai ada orang yang tahu bisa dipastikan orang itu pasti akan menggodanya.Berunt
Read more
7. Semakin Dekat
Rosaline menerima email yang menyatakan bahwa Adhikari diterima kerja di perusahaan kenalannya itu. Tentu saja ia merasa sangat senang. Pulang dari kantor buru-buru ia menuju ke rumah Adhikari untuk menyampaikan kabar baik ini. Namun sebelum itu, ia mampir dulu ke sebuah toko pakaian untuk membelikan hadiah untuk kekasihnya yang sebentar lagi akan mulai bekerja di tempat yang baru.“Tante,” sapa Rosaline saat ia melihat ibu dari kekasihnya sedang menyiram tanamannya di depan rumah.“Rose?!” seru Ruwina. Ia senang sekali melihat calon menantunya itu mengunjungi rumahnya.“Ayo masuk,” ajak Ruwina.                     “Adhi-nya ada, Tante?” tanya Rosaline.“Ada di dalam.” Ruwina menggiring Rosaline memasuki rumahnya. “Kamu duduk dulu, biar Tante panggilkan Adhi dulu.” Ruwina b
Read more
8. Makan Malam
Hari ini hari pertama Adhikari memulai harinya di kantor yang baru. Pagi tadi ia sudah langsung tanda tangan kontrak. Ia tak menyangka bila jabatannya sekarang jauh dari kata lumayan dan tentu saja jabatanya yang sekarang juga berdampak pada gaji yang nantinya ia dapat.“Ini semua berkat Rose,” gumam Adhikari.“Pulang dari sini nanti aku akan mampir ke rumah Rose,” imbuh Adhikari.Ponsel Adhikari bergetar.“Rose?” gumam Adhikari saat ia menatap layar ponselnya.“Halo, Rose?” sapa Adhikari.      “Hai, gimana hari ini? Lancar kan?”“Lancar banget. Kayaknya aku bakal betah kerja di sini deh. Makasih ya, Sayang. Ini semua berkat kamu,” ucap Adhi.“Syukurlah kalau kamu nyaman kerja di sana. Aku dari tadi pagi udah deg-degan loh, aku takut kamu nggak nyaman kerja di sana,” ucap Rose.“Nggak
Read more
9. Pertemuan Dua Keluarga
Satu bulan telah berlalu, Adhikari begitu senang karena telah mendapatkan gaji pertamanya dari tempat kerjanya yang baru. Seperti yang sudah ia katakan pada Rosaline saat itu bahwa ia akan segera membawa kedua orangtuanya berkunjung ke rumah Rosaline untuk saling mengenalkan keluarga masing-masing.Hari ini Ruwina begitu antusiasnya menyiapkan apa saja yang akan dibawa ke rumah calon besannya.“Mama sibuk banget?” Panji menghampiri Ruwina.“Kita mau bawa apa lagi ya, Pa?” tanya Ruwina.“Kan kita cuma bertamu biasa, Ma. Kita baru tahap perkenalan jadi Mama nggak perlu bawa banyak barang,” ucap Panji.“Ihh ... Papa. Paling enggak kita kan bawa oleh-oleh apa gitu, Pa. Masa pergi ke rumah calon besan pergi dengan tangan kosong?!” ucap Ruwina.“Emang Mama mau bawa apa aja?” tanya Panji.“Mama udah siapin beberapa kue bikinan mama sendiri sama ada beberapa makanan yang pesan
Read more
10. Sama-sama Sibuk
Setelah hari di mana Adhikari mengajak keluarganya berkenalan dengan keluarga Rosaline hingga kedua belah pihak keluarga memutuskan untuk segera melaksanakan acara pertunangan, kini Adhikari semakin giat bekerja. Tunangan lalu menikah bukanlah hal yang sepele, semua itu dibutuhkan pertanggung jawabannya entah dari segi hati dan jiwanya ataupun dari segi financialnya. Terlebih lagi Adhikari sangat mengetahui bagaimana gaya hidup Rosaline selama ini. Sedari kecil Rosaline sudah terbiasa hidup dengan berkecukupan harta dan setelah Rosaline kerja pun wanita itu mendapatkan posisi dan pekerjaan yang bagus hingga sudah bisa langsung dipastikan kalau Rosaline tak akan bisa bila hidup sedikit kekurangan. Sebagai lelaki kelak Adhikari harus bisa menjadi kepala rumah tangga yang baik, sebisa mungkin ia tak akan membuat keluarganya nanti sampai hidup kekurangan.Enam bulan kerja di perusaan besar tempat Adhikari bekerja, atas kegigihan, kepandaian dan kerja keras kini Adhikari sudah aka
Read more
DMCA.com Protection Status