Share

Pengakuan Fahmi!

Author: Risya Petrova
last update Last Updated: 2025-10-13 23:17:54

Rina merasakan hawa dingin yang tiba-tiba merambat, bukan dari kopi, melainkan dari udara di sekeliling Fahmi. Nama 'Aqila' dan tatapan tajam Mina adalah kombinasi yang membuat naluri perempuannya berteriak.

“Jadi, kamu belum bilang apa-apa ke dia, ya, Fahmi?” Suara Mina terdengar seperti desisan, menusuk langsung ke telinga Rina.

Rina langsung menatap tajam pada Fahmi. “Dia siapa yang dimaksud, Mi?”

Mina tersenyum sinis sembari melipat kedua tangannya di depan dada. Ia hendak membuka mulut, siap menumpahkan kebenaran yang pahit, namun tiba-tiba lengan Yogi sudah melingkari pinggangnya. Pria berkemeja biru muda itu bergerak cepat, panik.

“Mina, sudah, ayo kita pergi,” bisik Yogi, suaranya tegang dan penuh paksaan.

Mina sontak menepis tangan suaminya. “Bentar, Gi! Aku cuma mau jelaskan sedikit aja, kalau—”

“Tidak perlu!” potong Yogi keras, menarik pergelangan tangan Mina. Ia bahkan tidak menoleh ke arah Fahmi atau Rina. Wajahnya hanya terfokus pada istrinya, yang kini memberontak. “Ayo
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Terjebak Hasrat Terlarang Tetanggaku   Pengakuan Fahmi!

    Rina merasakan hawa dingin yang tiba-tiba merambat, bukan dari kopi, melainkan dari udara di sekeliling Fahmi. Nama 'Aqila' dan tatapan tajam Mina adalah kombinasi yang membuat naluri perempuannya berteriak.“Jadi, kamu belum bilang apa-apa ke dia, ya, Fahmi?” Suara Mina terdengar seperti desisan, menusuk langsung ke telinga Rina.Rina langsung menatap tajam pada Fahmi. “Dia siapa yang dimaksud, Mi?”Mina tersenyum sinis sembari melipat kedua tangannya di depan dada. Ia hendak membuka mulut, siap menumpahkan kebenaran yang pahit, namun tiba-tiba lengan Yogi sudah melingkari pinggangnya. Pria berkemeja biru muda itu bergerak cepat, panik.“Mina, sudah, ayo kita pergi,” bisik Yogi, suaranya tegang dan penuh paksaan.Mina sontak menepis tangan suaminya. “Bentar, Gi! Aku cuma mau jelaskan sedikit aja, kalau—”“Tidak perlu!” potong Yogi keras, menarik pergelangan tangan Mina. Ia bahkan tidak menoleh ke arah Fahmi atau Rina. Wajahnya hanya terfokus pada istrinya, yang kini memberontak. “Ayo

  • Terjebak Hasrat Terlarang Tetanggaku   Mina memberitahu Rina!

    “Yakin kamu mau bantu aku? Cari ART itu agak ribet juga loh. Aku nggak mau ngerepotin kamu. Beneran ….”“Yakin. Aku punya kenalan agen ART resmi, dekat sini malah.”Rina akhirnya tersenyum tipis. “Aku gak tahu harus mulai dari mana kalau gak ada kamu.”“Tenang aja, aku kan ‘rekan darurat’ kamu,” candanya.Rina yang masih berwajah sedih karena ucapan Ervan barusan, kini terkekeh kecil. “Rekan darurat, ya?”“Iya. Fungsinya muncul cuma pas kamu butuh.”“Berarti kamu kayak ambulans dong?”Fahmi tertawa lirih. “Ya semacamnya lah, cuma bedanya aku gak punya sirine. Tapi aku punya cinta.”Tawa Rina nyaris pecah. Untung saja ia masih ingat saat ini berada di rumah sakit, jadi ia buru-buru menahan tawa itu.Rona merah di wajahnya menahan tawa, membuat Fahmi menjadi semakin cinta dan begitu terpesona. Rina begitu cantik dan manis dengan raut muka ceria seperti itu.***Setelah menitipkan Ratih pada perawat jaga, Fahmi dan Rina keluar dari rumah sakit. Hujan sudah reda sepenuhnya, menyisakan sis

  • Terjebak Hasrat Terlarang Tetanggaku   Semakin memupuk

    “Kopi kamu udah benar-benar dingin, Rin.” Suara Fahmi pelan, tapi cukup membuat Rina mendongak dari lamunan.Sudah dua puluh menit Rina duduk membisu setelah kembali dari ruang observasi. Jika sebelumnya ia dipanggil ke ruang dokter spesialis kejiwaan, kali ini giliran dokter penyakit dalam yang ingin bicara dengannya tentang kondisi sang ibu.Wajah Rina tampak lelah. Rambutnya sedikit berantakan, dan mata yang biasanya lembut kini kosong, seperti ada sesuatu di dalam dirinya yang padam. Ia menarik napas panjang, mengambil gelas kopi di tangan Fahmi tanpa berkata apa pun, lalu meneguknya cepat.Fahmi hanya diam, memperhatikan. Ia tahu bukan saatnya memaksa Rina bicara. Perempuan itu terlihat rapuh, seolah satu kata saja bisa membuatnya pecah.Beberapa detik berlalu dalam keheningan yang canggung. Suara langkah dokter dan roda brankar di lorong rumah sakit terdengar samar, bercampur dengan bunyi mesin infus dari kamar sebelah. Di antara mereka hanya tersisa aroma kopi yang menua—pahit,

  • Terjebak Hasrat Terlarang Tetanggaku   Mengakui masih menjadi suami orang

    Fahmi duduk di kursi ruang tunggu dengan kedua tangan menutupi wajah. Aroma kopi yang ditinggalkan Rina masih terendus di hidungnya. Tapi kopi itu tak lagi terasa hangat, melainkan getir. “Kenapa susah banget buat jujur, Mi?” gumamnya pelan, menatap layar ponsel yang masih gelap. “Kamu pengecut banget.” Meyakinkan diri untuk menyalakan kembali handphonenya itu.Ia menekan tombol power. Layar menyala, dan dalam hitungan detik, puluhan notifikasi muncul. Pesan dari Aqila. Beberapa panggilan tak terjawab. Suara hati yang terus menuntut penjelasan.Aqila: “Mi, kamu di mana sih? Kekey nyariin kamu.” Aqila: “Aku tahu kamu sibuk, tapi setidaknya kasih kabar.” Aqila: “Fahmi, aku gak mau berantem. Aku cuma pengen kamu jawab pesanku!”Rentetan pesan Aqila menerornya. Fahmi memejamkan mata. Hatinya mencelos. Satu sisi dirinya ingin menekan tombol “call back”, tapi sisi lain merasa belum siap menghadapi kenyataan yang harus ia buka. Ia tahu, setiap menit yang ia diamkan hanya membuat semuanya

  • Terjebak Hasrat Terlarang Tetanggaku   Kejujuran

    Rina memejamkan mata, suaranya bergetar halus. “Kamu tahu … semakin lama kita membiarkan perasaan kita larut semakin dalam, kelak kita sendiri yang akan kesulitan.”“Iya,” jawab Fahmi cepat. “Tapi rasa ini juga nyata.”Ia menunduk sedikit, mencari tatapan Rina yang masih menghindar. “Aku gak minta kamu balas, aku cuma pengen kamu tau kalau aku memang jatuh cinta sama kamu. Bahkan pada pandangan pertama aku melihat kamu ... Malam-malam berenang di kolam renang itu ...."Rina sedikit terkejut. "Jadi malam-malam aku berenang telanjang itu, kamu lihat?"Fahmi mengangguk. "Iya. Aku pikir ... Siapa orang gila yang berenang di tengah malam begini?"Rina tertawa. "Dasar ...."Fahmi ikut tertawa renyah. "Aku benar-benar jatuh cinta sama kamu, Rin. Perempuan aneh yang unik. Cantik dan rapuh ... Tapi aku suka ...."“Mi …,” bisik Rina. “Kalau kamu terus ngomong gitu, aku gak tau bisa sejauh apa aku kuat nahan diri.”“Berarti kamu juga ngerasa hal yang sama?” tanya Fahmi, separuh berbisik, separuh

  • Terjebak Hasrat Terlarang Tetanggaku   Harus ingat batasan di perasaan

    Fahmi menatap layar ponselnya seperti menatap bara api yang siap membakar hidupnya kapan saja. Nama Aqila — Video Call berkedip terang di tengah layar, disertai getaran halus yang terasa seperti palu godam di dada.Ia menelan ludah. Napasnya pendek, cepat, tak beraturan. “Jangan sekarang, please jangan sekarang …,” gumamnya pelan, hampir seperti doa.Di luar rumah sakit, hujan kembali mengguyur deras, menampar kaca jendela rumah sakit dengan ritme yang membuat pikirannya semakin bising. Bau kopi hangat yang dibawa Rina dari vending machine seharusnya menenangkan, tapi bagi Fahmi, justru menambah tekanan di dadanya.Ia menatap layar yang terus bergetar itu. Jempolnya melayang di atas tombol “decline”, namun tak juga menekan. Detik terasa seperti menit. Ketika panggilan itu akhirnya berhenti, ia sempat menarik napas lega, tapi hanya dua detik.Ponselnya kembali bergetar. Aqila — Video Call (lagi).“Ya Tuhan …,” desisnya, memejamkan mata dan menahan napas.“Mi?” suara Rina terdengar sem

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status