Share

6

Maira terdiam mendengar pertanyaan Bapaknya, ia menarik nafas dan menghembuskannya dengan kasar.

"Bapak udah minum obat belum?" tanya Maira.

Wanita itu mengelak tidak menjawab pertanyaan Bapaknya. Membuat lelaki tersebut menghela napas lalu memilih untuk tidak bertanya lagi.

"Allhamdulillah udah, lagian Bapak udah agak enakan, nanti kalau udah pagi mau berangkat nguli," ucap lelaki itu.

Semua langsung terkejut mendengar ucapan lelaki itu mereka dengan kelompok menggeleng.

"Jangan kerja dulu lah, Pak! Nunggu sehat aja, jangan maksain," seru Maira.

"Iya benar apa kata Maira, Mas. Mendingan kamu izin dulu," lontar sang istri.

Terlihat lelaki itu menghela nafas.

"Kalau nanti Bapak gak kerja kita makan apa, Bu! Sedangkan David cuma ngadelin duit ngojek," lirih lelaki itu.

Maira yang mendengar itu memegang lengan cinta pertamanya. Senyuman kecil terlukis di bibir wanita tersebut.

"Tenang aja kalau cuma buat makan, mah, Pak. Kami akan usahakan cari uang, sekarang Bapak cukup fokus ke kesehatan," seru Maira.

David yang mendengar itu mengangguk.

"Iya, Pak. Lagian sekarang David gak ngojek dulu, ada temen yang minta David bantuin jadi kuli bangunan," timpal lelaki itu.

Lelaki itu mengangguk mengiyakan kalau mendengar ucapan kedua anaknya.

"Maafin Bapak yang ngerepotin kalian ya," kata lelaki itu dengan suara pelan.

Kedua orang itu langsung membela yang mendengar ucapan sang Bapak.

"Bapak ini bilang apa sih, masa ngerepotin kami! Enggak lah," omel David.

Maira mengangguk setuju ucapan sang Kakak.

"Iya ini Bapak ngomong ngawur aja. Masa ngerepotin kami, kita itu keluarga. Gak ada kata ngerepotin saat membantu," timpal Maira.

Lelaki itu memandang terharu ke arah kedua anaknya. Sedangkan istri pria tersebut tersenyum melihat kekompakan buah hati mereka.

"Makasih, Dav, Ra," cicit sang Ibu.

Mendengar ucapan Ibu mereka, Maira langsung memeluk wanita itu. Sedangkan David ikut mendekap bapaknya.

"Ya udah, kamu istirahat gih!"

Maira mengangguk, wanita itu melangkah pergi ke kamarnya. Sedangkan David tidak keluar dari ruangan tersebut.

"Bu, sepertinya anak kita ada masalah dengan suaminya ya," celetuk lelaki yang terbaring di ranjang.

Sedangkan sang istri yang mendengar celetukan suaminya hanya diam. Ia bingung harus menyahuti gimana, karena dia pun tidak tau tentang hal tersebut.

"Gak tau, Pak. Ibu juga bingung, tapi hati Ibu tidak tenang memikirkan Maira, apalagi dia datang bukan dengan suaminya," seru wanita itu.

Kini David yang dipandang wanita itu. Karena saat membuka pintu dia ada bersama sang adik.

"Kenapa ngeliatin David kaya gitu, David juga gak tau, Bu. Dia tiba-tiba nelepon minta di jemput, saat nelepon David menebak kalau dia nangis, Bu," ucap David.

Mereka langsung menghela napas mendengar itu. David mengingat-ingat percakapannya saat di motor tadi.

"Eh iya, David pernah nanya sama dia soal suaminya. Dia malah jawab gini, udahlah, Bang. Gak usah ngomong dia, cowok brengsek!" jelas David.

Lelaki itu meniru gaya Maira saat menjawab pertanyaan. Membuat kedua orang tua tersebut kini saling pandang, memikirkan keadaan putrinya.

"Kayanya Reyhan buat anak kita kecewa, tapi gak tau soal apa," seru wanita yang melahirkan Maira.

Anak lelaki dan suaminya itu mengangguk mengiyakan seruan wanita tersebut.

"Ya sudah, nanti kalau dia udah tenang kita tanya pelan-pelan," lontarnya lagi.

Kedua lelaki itu mengangguk, lalu David pamit untuk pergi membersihkan diri. Sedangkan di kamar Maira, ia kini menangis meratapi nasibnya.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Tri Sulistyorini
ceritanya bagus
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status