“Kenapa diam? Apa kau sedang mengenangkan setiap detail kenikmatan yang kita rasakan bersama semalam? Aku pikir, aku tidak keberatan untuk mengulang kembali semua rasa nikmat itu bersama mu.” "BOOM!!!" Dari sekian banyak penduduk bumi ini, mengapa pria itu yang harus kembali muncul di hadapan Olivia disaat dirinya jatuh ke dasar bumi? Pria yang pernah menghabiskan satu malam panas dengannya, kini muncul sebagai om nya. Meledak nggak tuh?! ikuti kisah Olivia dan Om Sexynya hanya di "Ternyata Pria Hot itu, Omku!!"
View MoreSuara desahan demi desahan bergema di dalam kamar VIP 991, menciptakan irama gairah yang semakin memuncak. Menandakan kalau pasangan yang ada di dalam kamar tersebut benar- benar bersemangat melakukan olahraga malam yang penuh gairah tersebut.
“Apa kau yakin?” tanya seorang pria, dengan matanya yang penuh dengan hasrat memandangi gadis muda yang berada di bawah kungkungannya. Suara berat pria itu serta deruaan nafasnya, terdengar begitu seksi hingga membuat sang gadis muda hanya bisa mengangguk di tengah sejuta rasa yang memenuhi dirinya.
“Jawab aku, cantik.” Seolah tidak puas dengan anggukan dari sang gadis muda, pria itu kembali bertanya.
“Ah.. Iya! Aku tidak pernah seyakin ini.” Gadis muda itu, menatap sayu wajah sang pria yang terlihat begitu tampan. Rasanya seluruh dunia pun siap dia berikan pada pria yang tengah menghimpit tubuhnya kini.
Pria itu tersenyum dan mendekat lebih dekat, menyentuh lembut wajah sang gadis muda yang terlihat semakin memerah. "Baiklah, kalau memang itu yang kau katakan. Aku tidak akan ragu untuk memerawani mu. Ingatlah, namaku Sam." bisiknya yang berhasil membuat seluruh bulu di tubuh sang gadis berdiri. Dan apa hal itu pun terjadi. Sang gadis hanya bisa memejamkan matanya dan menutup rapat mulutnya. Malam itu, harta yang paling berharga miliknya telah ia serahkan pada seorang pria yang tidak dia kenal sama sekali.
***
“Argh …” Suara Olivia terdengar serak di pagi itu, belum lagi ditambah dengan cahaya di sekelilingnya, membuat wanita itu merasa pusing dan mual.
Wanita itu menautkan alisnya, terheran ketika menyadari dirinya terbaring di sebuah tempat tidur hotel yang tidak dikenalnya. Manik hijau Olivia seketika membulat sempurna kala Olivia menoleh, dan melihat ada seorang pria dewasa yang tertidur di sampingnya. “S-siapa pria ini?”
Keterkejutan Olivia pagi itu tentunya tidak sampai di situ saja. Melihat pria dewasa itu tidak mengenakan pakaian sama sekali, tentu Olivia langsung mengarahkan kedua biji matanya ke arah tubuhnya. Dan seperti yang Olivia duga, dia pun saat ini tidak mengenakan apapun selain selimut tebal yang menutupi dirinya.
“Apa yang telah terjadi?” Pikir Olivia keras, berusaha mengingat apa yang terjadi semalam. Tapi mau sekuat apa dia berpikir, semuanya blur, tidak ada yang bisa dia ingat.
Satu-satunya yang Olivia ingat adalah, tadi malam dia berada di pesta perayaan prom kelulusannya. Di tengah pesta, mood Olivia berubah buruk karena sang pacar yang tidak kunjung kelihatan batang hidungnya, sehingga dia memutuskan untuk minum- minum sampai mabuk di sebuah club bersama para bestienya.
Olivia menoleh lagi ke pria yang tidak dikenalnya itu. Dia masih memikirkan kenapa dia bisa berakhir dalam keadaan polos seperti ini di dalam sebuah kamar bersama seorang pria dewasa.
Helaan nafas panjang dan berat pun akhirnya keluar disaat dia menyerah untuk mengingat apa yang terjadi semalam. “Terserahlah!” ujarnya pasrah, karena ya memang tidak ada hal lain yang bisa dia lakukan saat ini.
Tiba-tiba saja Olivia terpikir, bagaimana kalau pria ini ternyata seorang psikopat. Secepat kilat Olivia berdiri dan di saat dia berdiri dia merasa ngilu dan sakit di sekitar area kewanitaannya. Dan disaat itu lah Olivia ingat semua yang terjadi semalam. Kilasan memori disaat dirinya di unboxing oleh pria dewasa ini pelan- pelan namun pasti mulai muncul di dalam otaknya.
Seketika itu pulalah Olivia terbelalak sambil menutup mulutnya, saat semua kebringasan dan keliaran yang terjadi semalam antara dirinya dan pria dewasa itu telah utuh dalam kepala nya. “Ah, sial!” gerutunya kemudian.
“Kenapa aku bisa menarik sembarangan pria di club tadi malam! Mana aku juga yang menempel padanya semalaman! Sial! Sial! Sial!” teriak Olivia sambil terus memeluk erat selimut yang ia jadikan penutup tubuhnya. Setelah ingatannya kembali, semua malah membuktikan kalau kebodohan serta kecerobohannya lah yang menariknya ke dalam masalah ini.
“Mau sampai berapa kali kau akan berteriak “sial” seperti itu? Pertemuan kita tidak sepenuhnya sial.” Ujar Samuel sontak membuat Olivia auto melihat ke belakang. Mata Olivia membulat sempurna disaat dia melihat pria itu berbaring sambil menyandar dengan santai di kepala tempat tidur. Tentu saja yang membuat mata Olivia membulat sempurna bukan posisi baring santai si pria, tapi lebih ke senjata milik si pria yang seolah-seolah siap menantang Olivia untuk kembali berduel.
“Sejak kapan kau bangun?” Tanya Olivia tersedat- sedat saking shocknya mendapati pose sevulgar itu secara live di depannya.
“Aku? Hmm sejak kau menarik selimut itu, lalu berdiri bengong di sana, aku rasa aku sudah bangun.” Jawab si pria dewasa dengan santainya.
Olivia buru- buru mengambil bantal dan melemparkannya ke pangkuan pria itu. “Jangan coba- coba untuk bergerak! Diam di tempat mu dan jangan pernah berpikir untuk melakukan sesuatu yang gila!” Olivia memperingatkan sambil mengarahkan jari telunjuk nya ke pria itu.
“Melakukan sesuatu yang gila? Memang nya ada yang lebih gila dari pada apa yang kau dan aku lakukan tadi malam?” Senyum smirk penuh kelicikan yang perlahan muncul di wajah pria itu membuat Olivia sadar bahwa dirinya telah jatuh dalam sebuah masalah yang besar.
Memang benar, tidur dan lepas perawan dengan pria yang lebih dewasa yang entah dari antah berantah bagian mana saja, sudah merupakan sebuah masalah. Lalu ditambah lagi firasatnya saat ini ketika melihat senyuman brengsek di wajah pria itu, Byuuuss! Keyakinannya semakin bertambah bahwasanya dirinya saat ini benar- benar dalam sebuah masalah.
Olivia sebisa mungkin menyembunyikan semua rasa takutnya. Jangan sampai pria dewasa ini melihat dirinya ketakutan. “Ayo Olivia!! Kau pasti bisa keluar dari masalah ini.” Seru Olivia dalam hati menyemangati dirinya sendiri.
“Kenapa diam? Apa kau sedang mengenangkan setiap detail kenikmatan yang kita rasakan bersama semalam? Aku pikir, aku tidak keberatan untuk mengulang kembali semua rasa nikmat itu bersama mu.”
Arka yang tidak tahu kalau Yixin akan kembali ke inggris, tidak ada melakukan pergerakan apapun. Dia senang Yixin masuk kerja seperti biasanya.Melihat Yixin dari kejauhan merupakan kesenangan baru bagi Arka saat ini."Apa yang sebenarnya kau lihat disana? Sampai kau tidak menyadari ayah mu masuk sedari tadi sempat mengambil foto mu beberapa kali." Ujar Samuel sambil menyilangkan kaki nya setelah ia duduk di sofa yang berada di tengah ruangan kerja Arka."Daddy? Kapan datang?" tanya Arka menyembunyikan kepanikannya."Sejak perang dunia kedua,." Jawab Samuel asal.Arka mengatur mimik wajahnya setenang mungkin. Jangan sampai ayahnya tahu kalau dia tidak kerja sedari tadi. Satu-satunya hal yang dia lakukan hanya mengintip dari gorden dan melihat Yixin beraktivitas."Daddy aku sangat sibuk hari ini. Jika kedatangan daddy ke kantor hanya untuk membuat ku mendengarkan semua sarkasme daddy itu, sebaik nya aku lanjut kerja saja." Ungkap Arka, dengan wajah no ekspresinya seperti biasa sambil m
"Aku tidak bisa menjanjikan apapun. Tapi aku sangat yakin, Tian tidak akan bersedia menemui mu bila ada hubungannya dengan hal tersebut. " Jawab Tang Shuya semakin membuat perasaan Yixin semakin buruk."Baiklah. Aku paham. Aku akan kembali ke Inggris satu minggu lagi kak. Akan aku selesaikan pekerjaan ku dulu di sini. Baru setelah nya aku akan pulang ke Inggris. Kakak pulang lah lebih dulu. Jangan khawatirkan aku. Adik mu ini tidak akan bunuh dirihanya karena hal itu." Ujar Yixin kemudian berdiri dari duduknya.Dia pergi meninggalkan Tang Shuya."Aku antar." Ucap Tang Shuya yang lebih mirip dengan perintah yang wajib untuk di taati."Apa aku boleh menolak?" tanya Yixin, sambil tersenyum."Tentu saja tidak." Jawab Tang Shuya dan kemudian berjalan bersama Yixin.***Dari kejauhan Bee mengernyitkan dahinya. Dia tentunya tidak salah orang. Toh wajah gadis yang ada di ujung sana, sama persis dengan wajah gadis di foto yang di tunjukan oleh Arka. "Kenapa gadis itu bisa bersama Shuya? Apa j
"Mau sampai kapan kau menunggunya di sini Tang Yixin?" Panggil Tang Shuya pada adik nya, yang sedang duduk bermenung di sebuah taman."Sampai dia datang kak." Jawab Yixin, pelan dan sangat kental dengan rasa harapan yang memudar."Christian tidak akan datang. Sudah! Sudahi saja semua ini Yixin. Pulanglah ke Inggris. Tidak ada gunanya lagi kau mengejar Tian hingga kemari." Bujuk Tang Shuya.Selama ini Tang Shuya memang terlihat tidak peduli pada adik perempuan satu-satunya itu. Tapi jauh di dalam hatinya, dia sangat menyayangi Yixin. Selain itu, tanpa Yixin ketahui, Tang Shuya acap kali membantu Yixin. Yixin tersenyum mendengar apa yang dikatakan oleh kakaknya. Dia tahu benar, bahwa setiap kata yang kakaknya katakan, tidak ada yang salah. Tapi Christian adalah crush landing cintanya. TIdak ada pria lain yang mampu menghapus nama Christian Cook itu hingga saat ini. TIdak ada.Lalu, bagaimana bisa kakak nya memintanya untuk berhenti? Disaat dirinya tahu persis dia tidak tahu bagaimana c
“Kau ini benar-benar…” Arka menghela napas panjang, mencoba menahan amarahnya. “Baiklah, lakukan apa yang kau mau. Tapi ingat, jangan sampai berita ini sampai ke telinga orang tua kita.”Bee tertawa kecil, menunjukkan ekspresi kemenangan di wajahnya. “Tenang saja kak, aku tahu apa yang harus aku lakukan. Lagipula, ini kan demi kebaikanmu juga. Siapa tahu gadis ini bisa membuatmu lebih manusiawi.”Arka hanya bisa mendengus kesal mendengar ucapan adiknya. Dia tahu Bee hanya bercanda, tapi entah kenapa, kali ini leluconnya terasa begitu menyakitkan. Mungkin karena objek leluconnya adalah perasaannya, atau mungkin karena objek leluconnya adalah Yixin, gadis yang entah kenapa berhasil membuatnya merasa tidak nyaman dan nyaman dalam waktu yang sama.“Baiklah, aku akan pergi sekarang. Jangan khawatir, aku akan menyelesaikan tugas ini secepat mungkin.” Bee berdiri dari kursinya, mempersiapkan diri untuk pergi.“Dan satu lagi,” tambah Bee sebelum benar-benar meninggalkan ruangan. “Jangan terla
"Ini, selidiki semua tentang nya." Arka melempar foto Yixin ke atas meja. Gayanya yang bossy sama sekali tidak pilih pilih orang. Bahkan pada adiknya Bee sekalipun dia tidak mengecualikannya. "Apa ini?" tanya Bee penasaran, kemudian mengambil foto Yixin. "Seorang gadis?" Serunya diikuti dengan tatapan mata penuh kecurigaan. "Apa dia adalah gadis yang dari pagi hingga malam mommy selalu cerita kan di rumah? Kau tahu, topik tentang seorang gadis yang mandi berdua dengan mu tenang malam sedang hangat di mansion ayah dan ibu. Jangan bilang ini dia orang nya." Ujar Bee panjang kali lebar dengan nada menggoda. "Siapa pun dia kau tidak perlu tahu. Kau cukup mencari tahu tentang dirinya dan latar belakangnya. Serta kemana dia saat ini. Dia sudah beberapa hari tidak masuk kerja. Dan tidak ada kabar sama sekali darinya." Jelas Arka. "Nah! Nah! Nah! Benar kan? Dia adalah gadis yang buat kan mengusir mommy dan daddy tengah malam. Wah kau sungguh seorang anak yang durhaka Arka Ruiz. Tapi tida
"Joy? Yixin kemana?" tanya Arka pada salah satu managernya yang merupakan sahabatnya Yixin. Semenjak pulang dari rumah Arka waktu itu, Yixin tidak kelihatan batang hidungnya sama sekali. Dia tidak masuk kantor tiga hari, termasuk hari ini. Tidak mungkin dia sakit kan? Arka cukup terganggu akan hal itu."Yixin? Dia-.." Joy yang tadinya ingin menjelaskan kemana pergi nya si makhluk ajaib bernama Tang Yixin itu, malah tidak meneruskan kalimatnya. Dia memandang Arka dengan pandangan penuh curiga. Seingat Joy, hubungan Arka tidak lah seharmonis itu sehingga Arka sampai bersusah payah menanyakn yixin di mana pada dirinya."Ada bos mencari si biang onar?" Tembaknya tanpa basa basi."Ehm! Dia kan adalah salah satu karyawab ku. Aku rasa bukan hal yang aneh bila aku menanyakan keadaannya." Jawab Arka gelagapan. Dia mau jawab apa lagi coba kalau bukan jawaban diplomatis seperti itu."Ooh.." Bukan nya melanjutkan kalimat nya yang tadi, Joya malah hanya ber- Oo ria saja, seolah sengaja menungg
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments