Share

Bab 2

Tibalah di hari pernikahan Raisa dan Gibran yang dilaksanakan di apartemen mewah milik Gibran. Ayudia istri pertama Gibran juga ikut hadir dalam acara pernikahan itu. Pernikahannya digelar sederhana dan ala kadarnya. Bukan karena tidak mampu untuk menggelar pesta mewah tapi Gibran tidak ingin orang-orang tau jika dia menikah lagi. Raisa ia nikahi hanya untuk menjadi pemuas nafsunya saja.

"Saya nikahkan dan kawinkan engkau Gibran Wijaya bin Hadi Wijaya dengan Raisa Anggraini binti Alm. Reza Ardiansyah dengan mas kawin uang 100 ribu dibayar tunai!! " ucap penghulu.

"Saya nikahkan Raisa Anggraini binti Alm. Reza Ardiansyah dengan mas kawin uang 100ribu dibayar tunai!! " ucap Gibran dengan lantang.

"Bagaimana para saksi? " tanya penghulu.

"SAH!! " seru para saksi yang hadir disana.

"Alhamdulillahi rabbil alamin" ucap mereka bersamaan. Raisa mencium tangan Gibran dan Gibran mencium kening Raisa. Hal itu tak luput dari penglihatan Ayudia yang terlihat cemburu dan marah. Tapi dia harus menahannya demi kebahagiaan Gibran. Ia tak ingin Gibran mencari wanita lain yang lebih cantik dan berkelas dari dirinya. Raisa bisa dia atur dan ia setir semaunya karena Raisa adalah wanita miskin yang tak punya apa-apa.

Semua orang sudah pulang kerumah termasuk Ayudia. Sebelum pergi Ayudia mencium bibir Gibran singkat dan berbisik sesuatu di telinga Gibran. Setelah itu Gibran dan Raisa hanya berdua di apartemen. Gibran menuntun tangan Raisa untuk masuk ke dalam kamarnya. Ia sudah tak sabar untuk bercinta seharian penuh bersama dengan istri keduanya ini.

Saat Gibran ingin mencium bibir Raisa, wanita itu malah menolehkan kepalanya ke samping. Raisa belum siap karena ia tak pernah berciuman sebelumnya. Dia pernah berpacaran tapi pacaran yang sehat. Dulu dia dan pacarnya hanya saling bergandeng tangan dan berpelukan.

"Berani sekali kau menolakku?!" seru Gibran tersinggung. Ia mencengkram pipi Raisa agar melihat ke arahnya.

"Sekali lagi kau menolakku, aku akan berbuat kasar padamu!! " ancam Gibran. Rasia hanya diam saat Gibran mencium bibirnya. Jantungnya berdegup kencang saat Gibran melumat bibirnya. Raisa tidak tau harus berbuat apa karena ini adalah pertama kali untuknya. Ciumannya terkesan kaku hingga membuat Gibran kesal.

"Buka mulutmu dan julurkan lidahmu" perintah Gibran. Raisa tak bergeming. Ia malu melakukan hal itu di depan Gibran hingga membuat pria itu bertambah kesal saja. Gibran menarik rambut Raisa hingga wanita itu mengadu kesakitan

"Ayo lakukan!!" paksa Gibran. Raisa hanya menangis dan menuruti kemauan Gibran. Ia membuka sedikit mulutnya dan menjulurkan lidahnya. Gibran yang sudah turn on segera menyambut lidah wanita itu dan saling membelit di dalam ciuman mereka. Nafas Raisa terengah-engah akibat ciuman itu. Bibirnya sangat merah dan membengkak. Gibran menyentuh dan mencumbu setiap lekuk tubuhnya hingga saat Gibran melakukan penyatuan Raisa merasakan sakit yang amat sangat menyakitkan. Tubuhnya terasa terbelah menjadi dua bagian saat benda keras dan panjang milik Gibran menerobos keperawanannya.

"Ahkkk sakit!! hiks hiks hiks" teriak Raisa sambil menangis padahal barang milik Gibran baru masuk ujungnya saja. Gibran merasa kesulitan menerobos lubang sempit milik Raisa. Ia yakin jika Raisa masih perawan. Ia sungguh beruntung mendapatkan Raisa. Gibran menarik miliknya lalu dengan cepat menancapkan miliknya ke lubang hangat milik Raisa.

"Ahhhkkkkk!! " teriak Raisa lagi lebih keras hingga memekakkan telinganya. Gibran merasa sensasi dipijit dan dihisap saat miliknya tertanam sempurna di dalam sana. Ia maju mundurkan perlahan agar Raisa dapat menikmati juga percintaan ini.

"Ahhh sttt lubangmu hangat dan sempit sekali ouhh" desah Gibran lalu mulai mempercepat hujamannya.

"Ahkk sakit berhenti cepat berhenti hiks hiks hiks" tangis Raisa yang malah tidak dipedulikan oleh Gibran Ia sibuk menjemput kenikmatannya sendiri. Sungguh nikmat rasa lubang milik Raisa ini berbeda dengan milik istrinya yang sudah tidak mengigit dan menjepit seperti milik Raisa.

Gibran membalik tubuh Raisa hingga membelakanginya. Ia masukkan kembali miliknya ke dalam lubang hangat Raisa hingga membuat Raisa mendongakkan wajahnya ke atas karena menahan sakit dan perih di dalam miliknya.

"Ahhhhh" desah Raisa membuat Gibran makin bersemangat menghujam dirinya. Raisa akhirnya mendapatkan pelepasannya hingga lubangnya terasa bergetar memberi sensasi geli pada milik Gibran di dalam sana.

Gibran pun sebentar lagi akan keluar. Ini adalah durasi tercepat dia akan keluar saat bercinta. Biasanya dia bisa tahan lama saat bermain tapi hanya 30 menit dia ingin cum.

"Ahhh Raisa... terima ini " Gibran mengeluarkan benih-benih premium nya ke dalam rahim istri keduanya itu. Raisa merasakan hangat pada rahimnya. Ia sedikit meringis saat Gibran mencabut miliknya dari dalam dirinya.

Raisa pikir semua sudah berakhir tapi dia salah. Tak lama kemudian Gibran kembali menegang lalu menyetubuhinya lagi dan lagi hingga pagi menjelang.

***

Raisa terbangun pukul 12 siang. Ia tak mendapati Gibran di sampingnya. Ia menatap nanar bekas darah keperawanannya di atas sprei. Keperawanan yang sudah ia jaga selama 20 tahun harus terenggut oleh orang yang tak ia cintai. Air mata Raisa mengalir deras. Ini semua ia lakukan untuk Rangga adiknya. Ia rela berkorban dan melakukan apa saja demi Rangga karena hanya Rangga yang ia punya di dunia ini setelah orang tua mereka meninggal akibat kecelakaan 5 tahun yang lalu.

Raisa mengusap air matanya dan ingin berdiri. Tapi intinya sangat sakit dan perih akibat digempur semalaman oleh suaminya.

CEKLEK

Gibran masuk ke dalam apartemen. Dia membawa makanan dan baju ganti untuk Raisa pakai. Gibran mendekati Raisa lalu menyerahkan bungkusan yang berisi baju dan makanan itu.

"Ambillah" Raisa mengambil bungkusan itu. Ia melirik sedikit ke dalam bungkusan itu dan melihat ada baju dan makanan disana. Perutnya memang lapar sekali karena semalam dia belum makan.

Raisa langsung memakannya dengan lahap. Gibran tidak memperdulikan Raisa. Baginya Raisa adalah alat untuk memuaskan nafsunya. Dia sedang video call dengan Ayudia istri pertamanya.

"Sayang maaf aku baru bangun" sapa Gibran pada istrinya itu.

"Hemm enak ya sudah becocok tanam semalaman. Pasti wanita itu sangat enak ya sampai bangun sesiang ini?!" ucap Ayudia cemburu.

"Kamu lebih enak sayang tapi kamu kan gak bisa memuaskan nafsuku sepanjang waktu. Hari ini belanjalah sepuasnya ya sayang. Aku sudah mentransfer uang di rekeningmu" Ayudia langsung membuka m-banking nya dan benar saja Gibran sudah mengirim dia uang 1 milyar.

"Terima kasih sayangku. Hari ini bersenang-senanglah dengan istri mudamu. Awas ya jaga hati dan perasaan. Kamu tidak boleh jatuh cinta sama dia paham!! "tekan Ayudia.

" Iya sayang aku akan selalu mencintaimu. I love you"

"I love you so much sayang"

Setelah puas video call Gibran melirik Raisa yang tak bergeming di atas ranjangnya. Dia berinisiatif mendekati Raisa.

"Kamu tidak mau mandi? " tanya Gibran.

"Sakit... aku tidak bisa berjalan" jawab Raisa malu.

"Bilang dong dari tadi" Gibran langsung mengangkat tubuhnya dari atas ranjang hingga membuat Raisa kaget.

"Ahkk turunkan aku!! " teriak Raisa malu karena Gibran melihat tubuh polosnya lagi. Nafsu Gibran kembali naik. Dia tak mengindahkan teriakan Raisa dan membawa Raisa ke kamar mandi untuk bercinta kembali disana.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status