Share

Terperangkap Cinta Tuan Muda Dingin
Terperangkap Cinta Tuan Muda Dingin
Author: Ayesha Razeeta

Bab 1

last update Last Updated: 2025-07-18 23:23:35

“Itu pakaianmu!” Topan melempar kotak berwarna merah dengan merek ternama ke atas ranjang.

Wanita dengan piyama berbahan sutra itu menoleh ke samping dan mengangguk pelan. “Untuk apa?”

Tidak terima dengan pertanyaan Helena yang terkesan tidak menghargainya, Topan mendekat dan mencengkram dagu istrinya kuat. “Jangan banyak tanya. Nanti malam, supir akan menjemputmu. Ingat jangan ada alasan untuk tidak menghadirinya.”

“Lepaskan!” Helena menyingkirkan tangan Topan dan berdiri, ia mendengus dan mengusap dagunya yang terasa panas.

Dengan tangan berada di kantong, Topan menatap malas pada wanita di hadapannya, “Andai saja buka ibu yang memaksa untuk mempertahankan pernikahan ini, aku tidak tersiksa melihatmu berkeliaran di rumahku,” makinya sinis.

“Topan, aku ini istrimu tidak bisakah kau bersikap sedikit lembut padaku?” kesal Helena selalu saja dianggap tidak penting.

Mereka telah menikah selama dua tahun, tetapi Topan tidak sekalipun menjadikannya istrinya, bahkan di malam pertama mereka, Topan sudah mencacinya dan mengatakan bahwa dirinya bukan wanita baik-baik.

Mendengus kasar, Topan menatap remeh padanya, “Jangan bermimpi menjadi bagian dari hidupku. Aku tidak akan tunduk meski kau adalah wanita terkaya pun.

“Tapi, Topan—”

Sebelum menyelesaikan ucapannya, Topan telah berlalu dengan ponsel yang sudah melekat di telinga.

“Dia benar-benar tidak menganggapku ada,” desah Helena menatap hampa kepergian lelaki yang dicintainya.

Ia melirik ke atas ranjang, sebuah kotak bermerek telah terbungkus rapi. “Apalagi rencananya sekarang?

Helena menghela napas pelan, ia kembali mendudukkan diri dengan nyaman di pinggir ranjang seraya tersenyum tipis. “Ini yang kamu inginkan, Helena, jalani saja.”

Ia melirik ponselnya yang berdering, sebuah nama yang mengembalikan rasa sakitnya menjadi senyum yang manis.

“Aku akan datang,” jawabnya dengan sumringah.

“[Ajak juga suamimu, Ibu sudah menghubunginya, tetapi sepertinya dia sedang sibuk sampai tidak bisa menerima panggilan,]”

“Topan memang ada proyek baru, Ibu, setelah ini aku akan periksa apakah putra ibu memiliki waktu untuk menyapa atau tidak.”

Terdengar desahan panjang, “[Kalian sudah menikah lama, cobalah untuk memintanya jangan terlalu lelah, kau bisa minta seseorang untuk menggantikan pekerjaannya sebentar, kan? Ibu sudah ingin memiliki cucu dari kalian.]”

Helena meremas ponselnya, bayangan bagaimana Topan menghinanya kembali terbayang di pelupuk mata. Bagaimana bisa memiliki seorang anak, mereka bahkan belum pernah bersama.

“[Halo Helena, kau mendengar Ibu?”

“Ah, ya Bu. Aku tutup dulu, tunggu aku di rumah.”

__________________

“Mau kemana?” Topan menyingkirkan tangan Hani yang tangan meraba dadanya dengan sensual. Ia berdiri dan menahan Helena yang tampak berbeda.

“Pakaian apa yang kau pakai?” tanyanya, ia bisanya melihat Helena dengan penampilan bisa, tetapi wanita yang telah menikah dengannya itu mendadak berubah.

Hani berdiri, ia merangkul tangan Topan dengan erat. “Sayang, aku pikir dia ingin menggodamu dengan pakaian itu?”

“Cih, bahkan jika dia tak mengenakan kain sehelai pun, aku tidak akan tergoda,” ejek Topan.

Hani terkekeh, ia semakin mengeratkan pegangan pada lengan Topan untuk membakar cemburu Helena. “Ada baiknya kau sadar diri. Topan hanya mencintaiku, nyonya Helena.”

Tertawa pelan, Helena melipat tangan di dada, ia maju selangkah ke arah Topan dan Hani. “Kalau begitu, minta dia menceraikan aku dan menikahimu.”

“Apa maksudmu?” Topan mendorong Helena karena tidak suka dengan perkataan istrinya.

“Jangan pernah berpikir aku akan menceraikanmu, karena kau ditakdirkan untuk mengabdi pada keluarga Mahendra seumur hidup, mengerti.”

“Sayang, lalu aku bagaimana?” Hani menghentakkan kaki, ia kesal dengan ucapan Topan yang enggan menceraikan istrinya.

“Kau egois,” hardik Helena, “seharusnya jika tidak tahan denganku, kau nikahi selingkuhanmu dan kita berpisah.”

Helena menutup mata tatkala tamparan keras kembali ia dapatkan. Ia menatap Topan yang terlihat marah padanya, “Kau puas?”

“Kau ….”

“Sayang sudahlah, biarkan saja dia,” kata Hani menarik Topan agar tidak kembali terpancing, “lebih baik kita lanjutkan yang semalam, bagaimana?”

Helena mengepalkan tangan, kedua orang tidak tahu malu itu bahkan dengan berani bermesraan di rumahnya di siang hari.

“Aku berjanji akan membuatmu menyesal, Topan.”

_______________________

Di kediaman keluarga besar Mahendra, Helena disambut dengan baik oleh semua orang. Ia bahkan sudah seperti seorang putri di rumah itu.

“Selamat siang, Ibu.” Helena memeluk Dewi—ibu kandung Topan dengan hangat.

“Senang karena akhirnya kamu datang menemui Ibu, Helena,” balas Dewi dengan senyum hangat, “duduklah, Nak.”

Helena mengangguk dan duduk tidak jauh dari ibu mertuanya. “Bagaimana kabar Ibu? Kudengar beberapa hari Ibu sakit?”

Dewi meraih tangan menantunya dan menepuknya pelan. “Ibu ini sudah tua, Helena. Kapan kamu dan Topan memberikan penerus untuk keluarga Mahendra?”

Helena tersenyum kecil, menepuk tangan mertuanya dengan salah satu tangannya. “Bu, bukankah Ibu sudah tahu bagaimana putramu, dia tidak mencintaiku.”

“Kamu menyerah?” tanya Dewi yang seperti tidak terima dengan keluhan Helena, “dia itu dijebak oleh wanita murahan itu. Ibu adalah wanita yang melahirkannya, jelas sekali terlihat jika dia mencintaimu, Helena.”

‘Kenapa Ibu Dewi tidak melihat dari sudut pandang yang benar?’ batin Helena mulai jenuh.

“Ibu akan minta Topan memecat sekretarisnya, setelah itu tolong bujuk dia agar mau memberikan penerus untuk keluarga, ya,” mohon Dewi dengan sungguh-sungguh.

“Kenapa tidak Ibu yang mengatakannya?” Helena melepas pegangan mertuanya dan mulai serius dengan obrolan mereka.

Dewi mendengus dingin, ia berdiri dari duduknya dan berdiri ke tengah ruangan. “Bagaimana cara membujuk anak nakal itu. Dia bahkan dengan tega memutuskan hubungan denganku.”

“Ibu.” Helena mendekati Dewi dan mencoba menenangkan mertuanya. Ia tahu hubungan antara Dewi dan Topan memang tidak sebaik yang orang lain lihat. Mereka hanya tampak harmonis jika mengadakan pertemuan atau tak sengaja bertemu dengan orang lain di luar rumah.

“Tolong, Helena. Anggap saja ini adalah permintaan terakhir Ibu darimu. Setelah kalian memberikan keturunan untuk keluarga Mahendra, Ibu berjanji tidak akan memaksa kalian untuk sama-sama bertahan,” pungkasnya panjang lebar.

Helena akhirnya mengangguk untuk menyelesaikan obrolan yang mulai tidak disukainya.

“Ibu, aku harus kembali,” katanya, “malam nanti Topan akan membawaku ke pesta, doakan saja yang terbaik untuk kami berdua.”

Dewi mengangguk senang. “Lihatlah, Nak. Dia itu sebenarnya peduli padamu, pulanglah dan buat dia jatuh cinta dengan riasanmu nanti malam.”

Helena meninggalkan kediaman Mahendra dengan tatapan datar, ia tidak akan bersusah payah membuat Topan peduli padanya, karena mulai hari ini, dia akan menjalani hidupnya seperti yang diinginkan.

“Sudah kuputuskan, aku tidak akan termakan oleh kata-kata lembut ibu Dewi lagi. Dia bahkan tidak bertanya dari mana aku mendapatkan luka di wajahku,” desah Helena merasa hidupnya benar-benar hancur setelah menikah dengan Topan.

“Kita lihat, pesta apa yang kau ingin tunjukkan padaku, Topan.”

"Helena, bersiaplah!"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Terperangkap Cinta Tuan Muda Dingin    Bab 5

    “Jangan berani menyentuhku!" Helena mendorong keras tubuh Topan menjauh darinya, ia segera meraih pakaiannya yang sempat ditarik dan menghindar, tetapi sebelum dia berhasil mendekati pintu, Topan kembali menangkapnya. “Mau kemana, hah!’ Topan menarik tubuh itu dan kembali melemparnya ke atas ranjang, ia melangkah seperti, apalagi ketika sebagian tubuh istrinya terlihat. “Jangan berani mendekat Topan, atau aku berteriak!” “Hahaha,” tawanya, ia menarik tangan Helena dan mencengkramnya kuat. “Bukankah ini yang kau inginkan? Kita memiliki anak dan–” “Jangan bermimpi.” Helena melepas tangannya paksa dan berdiri kembali. Ia menatap Topan dengan tajam. “Jangan bermuka dua, Helena. Aku tahu, kau sangat ingin bersamaku, dua tahun tak disentuh seharusnya kau senang?” Topan meraih tangan Helena lagi dan mencoba menciumnya, tetapi lagi-lagi wanita itu menjauh darinya. “Simpan semua khayalanmu, Topan. Benar jika aku pernah mencintaimu selama bertahun, tapi itu dulu,’ kata Helena, ‘sekarang,

  • Terperangkap Cinta Tuan Muda Dingin    Bab 4

    Helena duduk seorang diri, menyaksikan para tamu undangan yang terlihat mencari muka satu sama lain. “Ch, aku tahu, mereka semua hanya berdusta,” gumamnya menatap malas lada semuanya. Tatapannya tertuju ke arah Topan—suaminya yang tampan dan berkarisma. Pria itu, adalah cinta pertamanya, tetapi dia bukan cinta pertama bagi Topan. “Sangat miris sekali,” desahnya memikirkan nasibnya yang malang. Helena menyesap pelan minuman di tangannya ketika Hani datang mendekatinya dengan wajah palsu. “Selamat malam, Nyonya,” sapanya, “jika tidak keberatan, aku bisa menemanimu di sini.” “Jangan pura-pura baik padaku, Hani. Pergilah, wangi parfummu membuatku mual.” “Kau!” Hani memejamkan mata, ia mendekat ke arah Helena dan duduk di sebelahnya. “Dengar, ya. Topan itu tidak mencintaimu, jadi tolong sadar diri dan bercerai saja darinya,” bisik Hani mencoba terlihat tenang di antara banyak tamu. Ia menatap Helena lagi, tatapan wanita itu tetap sama—datar dan tidak berperasaan padanya, “Jangan ki

  • Terperangkap Cinta Tuan Muda Dingin    Bab 3

    Helena terbangun dengan rasa nyeri di kepala. “Di mana aku?” Ia terpaku, ketika mendengar suara napas seseorang masuk ke dalam telinganya. Helena menoleh pelan dan menemukan seorang pria tanpa baju tertidur di sebelahnya. “Ya ampun, apa yang terjadi?” Helena membeku, ia menatap dirinya ragu dan yang ditakutkan terjadi. “Ba-bagaimana ini terjadi? Aku ti-tidur dengan pria lain?” Helena tergagap, setelah dua tahun menikah, ia melepas diri untuk pria asing. Perlahan, ia menurunkan kaki dan memungut pakaiannya yang entah bagaimana bisa tercecer di atas lantai. “Bagaimana mungkin minum dua gelas bisa lupa diri.” Helena mengenakan pakaiannya dengan cepat, setelah itu keluar terburu menahan sakit yang didera. Saat itulah, Reygan membuka mata dan melihat ke arah tempat tidur Helena yang meninggalkan jejak merah. “Dia benar-benar pemula yang manis.” Reygan meraih ponselnya dan menelepon seseorang untuk mengantar pakaian untuknya. __________ Sampai di rumah, Helena masuk dengan cara meng

  • Terperangkap Cinta Tuan Muda Dingin    Bab 2

    Helena tersenyum kecut ketika menyaksikan Topan dan Hani berdansa bersama sambil berpelukan. Tidak lupa dengan sorak para tamu yang mendukung hubungan keduanya. Helena kembali tersadar, jika pesta mewah dengan biaya besar ini bukan untuknya, tetapi untuk Hani. Yang lebih menyakitkan, pakaian mereka bahkan terlihat mirip dari segi model. Seorang wanita lain mendekati Helena dengan minuman di tangan kanannya. Ia seperti mengejek nasib buruk Helena yang tidak bisa mendapatkan Topan meski dengan pernikahan. “Kalau aku jadi kamu, lebih baik tinggal di rumah dan menghabiskan waktu dengan kekayaan,” ejeknya, “ternyata meski kau orang kaya, mendapatkan hati Topan tidak bisa,” sambungnya sambil tertawa mengejek. “Lebih baik pikirkan saja nasibmu, aku tahu selama ini kau berdiri di depan toko untuk menghitung seberapa banyak uang untuk sepotong gaun,” sindir Helena kemudian. Wanita tadi mengepalkan tangan, ia segera pergi sebelum terjadi kekacauan akibat ulah Helena yang terlalu sombong.

  • Terperangkap Cinta Tuan Muda Dingin    Bab 1

    “Itu pakaianmu!” Topan melempar kotak berwarna merah dengan merek ternama ke atas ranjang. Wanita dengan piyama berbahan sutra itu menoleh ke samping dan mengangguk pelan. “Untuk apa?” Tidak terima dengan pertanyaan Helena yang terkesan tidak menghargainya, Topan mendekat dan mencengkram dagu istrinya kuat. “Jangan banyak tanya. Nanti malam, supir akan menjemputmu. Ingat jangan ada alasan untuk tidak menghadirinya.” “Lepaskan!” Helena menyingkirkan tangan Topan dan berdiri, ia mendengus dan mengusap dagunya yang terasa panas. Dengan tangan berada di kantong, Topan menatap malas pada wanita di hadapannya, “Andai saja buka ibu yang memaksa untuk mempertahankan pernikahan ini, aku tidak tersiksa melihatmu berkeliaran di rumahku,” makinya sinis. “Topan, aku ini istrimu tidak bisakah kau bersikap sedikit lembut padaku?” kesal Helena selalu saja dianggap tidak penting. Mereka telah menikah selama dua tahun, tetapi Topan tidak sekalipun menjadikannya istrinya, bahkan di malam pert

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status