Beranda / Urban / Transaksi Cinta Bersama Kolonel / Bab. 01. Luka Yang Mengejutkan

Share

Transaksi Cinta Bersama Kolonel
Transaksi Cinta Bersama Kolonel
Penulis: Kurnia

Bab. 01. Luka Yang Mengejutkan

Penulis: Kurnia
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-02 09:43:53

Sambutan meriah rakyat berikan pada Lukas, Duke baru Kadipaten Elysium. Pria tampan berusia 27 tahun itu mendapatkan gelar tertinggi setelah kakaknya, Tuan Julian meninggal akibat sakit.

Melihat Lukas menebar senyum, sembari melambaikan tangan kepada rakyatnya, membuatku ikut tersenyum senang.

Sebagai kekasih yang menemani Lukas selama 3 tahun, aku merasa sangat bangga dengan keberhasilannya. Namun ... Kebahagiaanku sirna begitu saja saat aku melihat wanita lain berdiri di samping Lukas, dan diperkenalkan sebagai calon Duchess, pendamping Lukas, wanita yang akan dinikahi oleh kekasihku.

Tanpa sadar, air mataku jatuh. Aku menyentuh dadaku yang terasa sesak. Lukas ... Tidak menganggapku? Ingin sekali aku menghampirinya, menginterupsinya. Tapi aku tak ingin menghancurkan hari istimewa Lukas. Hari yang telah lama dinanti olehnya.

Aku terdiam sambil menatap lurus kekasihku yang sedang bercanda gurau bersama wanita itu, dan ibunya yang sangat membenciku ...

Setelah perayaan berakhir, barulah aku berani menghampiri Lukas, menanyakan mengenai semua hal yang terjadi. Dan ... Jawaban darinya membuat hatiku terluka. Secara sepihak Lukas mengakhiri hubungan kami, seakan 3 tahun tak berarti apa-apa baginya.

“Setelah semua yang aku lakukan untukmu?” Aku tertawa getir.

“Aku sama sekali tidak pernah memintamu untuk membantuku. Kamu sendiri yang mengajukan diri,” papar Lukas tanpa ekspresi.

“Sungguh sial, kamu bisa menolakku, ‘kan?” sosorku melempar tatapan sinis pada Lukas.

“Menolakmu? Kamu terus mengejarku, memberiku perhatian, dan selalu melakukan apa pun yang aku perintah. Aku tak kuasa menolakmu," beber Lukas memandangku kecil.

Aku tak terima dengan perkataannya yang seolah-olah aku kecintaan sendiri. Padahal waktu itu dia dengan senang hati menerimaku.

"Tapi sekarang aku harus tegas. Karena aku akan menikahi wanita yang benar-benar aku cintai.” Lukas berdiri tegak, wajahnya tak menunjukkan sedikit pun penyesalan.

Pandanganku beralih pada sosok wanita yang kini tersenyum manis ke arahku, seakan tengah mengejekku.

“Anggap saja kita tidak pernah bertemu sebelumnya,” ucap Lukas tanpa emosi.

Kata-kata yang keluar dari bibir Lukas mampu menusuk lebih dalam daripada pisau.

“Kamu ingin menghapusku dari sejarah hidupmu?” Amarahku tiba-tiba tersulut, aku berteriak padanya, “Kamu lupa! Akulah yang membawamu sampai di sini?!”

Air mataku menggalir membasahi pipiku. Aku berusaha keras untuk tetap tegar, tapi tubuhku bergetar hebat.

“Di mana sopan santunmu! Berani sekali kamu berbicara keras pada Yang Mulia Duke!” sosor Nyonya Emilia, ibu Lukas.

Nyonya Emilia mendorongku hingga aku terjatuh. Wanita berusia 60 tahun itu memandangku rendah. Kakinya yang berbalut sepatu mahal menekan pundakku agar tidak bangkit.

“Apa yang kamu harapkan dari statusmu yang hanya gadis dari kalangan bawah? Menjadi Duchess of Elysium? Bangunlah dari mimpimu!” hina Nyonya Emilia menoyor kepalaku.

“Wanita yang cocok mendampingi anakku adalah putri dari seorang Hakim Agung Kadipaten Elysium. Bukan gadis yang tak jelas asal-usulnya seperti kamu,” imbuh Nyonya Emilia sebelum menendangku hingga aku tersungkur.

Refleks aku menyentuh bagian tibuhku yang sakit akibat tendangan Nyonya Emilia.

“Pergilah ... Jangan pernah menunjukkan wajahmu di depanku lagi. Aku akan segera menikahi Clara, dan menjadikannya Duchess.” Penuturan Lukas bagaikan perasan jeruk nipis yang sengaja dikucurkan ke lukaku yang menganga.

Aku sangat terpukul, gelar Duchess untukku yang dijanjikan Lukas hanya bualan semata. Aku tertipu olehnya. Nyatanya, sejak awal gelar itu akan ia berikan pada Clara, putri bangsawan terkenal yang selama ini dikenalkan padaku sebagai wanita yang dianggap adik oleh Lukas.

“Apakah aku hanya alatmu?” tanyaku lirih, suaraku tercekat.

Lukas menyeringai, lalu menjawab, “Jika itu yang kamu rasakan, maka kamu benar.” Ia berjongkok guna mensejajarkan posisinya denganku. “Ya, kamu hanya alatku untuk merebut posisi dan gelar kakakku." Lukas sengaja berbisik agar tak ada orang lain yang mendengar kalimatnya.

Aku menatap sengit Lukas dengan kedua tanganku yang terkepal. Sekarang, aku sangat ingin mencabik-cabiknya. “Aku ... Akan membuatmu menyesal,” desisku.

Seringai Lukas makin lebar. “Kamu tidak akan bisa membuatku menyesal. But, coba saja, semangat ya ....” balasnya menantangku sekaligus meremehkanku.

Lukas menjauhkan diri dariku, ia memerintah pelayan untuk mengusirku dari hadapanya. Tentu mereka langsung menjalankan perintah. Aku diseret keluar dari istana utama Keluarga Klaus.

Mataku menatap nanar pintu tinggi yang tertutup.

Selama 3 tahun aku mencurahkan hidupku untuk Lukas. Aku mengorbankan mimpi-mimpiku, masa depanku, dan seluruh tabungan yang aku miliki untuk membantunya merebut gelar Duke dari kakaknya, ahli waris pertama.

Aku menggunakan kecerdasan dan koneksiku, bahkan rela terlibat dalam permainan politik yang kotor, semua aku lakukan ... Demi ambisi Lukas. Aku rela menjadi bayangan, bekerja keras di balik layar, sementara Lukas menikmati pujian dan sorotan.

Dan lihat, apa yang aku dapat? Aku justru dibuang layaknya sampah. Apakah ini adil bagiku?

Setelah beberapa menit termenung, aku membangkitkan tubuhku. Aku berjalan pelan menuju gerbang keluar. Namun langkahku dihadang oleh seseorang. Otomatis aku mendongak untuk melihat siapa sosok yang berdiri di depanku.

“Marco?”

“Izinkan aku mengantarmu pulang,” pinta Marco, adik Lukas yang menjabat sebagai Kolonel Kadipaten Elysium.

“Tidak perlu, aku bisa pulang sendiri,” tolakku sopan.

Bukannya membiarkanku berlalu, Marco justru menggenggam pergelangan tanganku, ia menarikku masuk ke dalam mobilnya. Aku ingin melayangkan protes, tapi aku urungkan karena melihat wajah dingin Marco.

“Di mana kamu tinggal?” tanya Marco setelah sopir melajukan mobil. Aku pun memberitahu di mana tempat tinggalku sekarang.

Aku memberanikan diri melirik Marco yang terdiam. Situasi ini membuatku bingung. Aku mengetahui bahwa Marco anak terakhir di Keluarga Klaus, tapi aku sama sekali belum pernah berduaan dengannya seperti ini. Situasi ini ... Terlalu canggung bagiku.

“Aku melihat bagaimana Lukas memperlakukanmu, tapi aku tidak akan meminta maaf atas nama orang lain,” ujar Marco membuka perbincangan.

Tanpa sadar aku menggulung senyum. “Tuan ... Tidak perlu meminta maaf atas kesalahan yang tidak Tuan perbuat,” timpalku.

Suasana kembali hening. Aku memutuskan untuk memandang pemandangan dari balik kaca mobil. Ada sedikit ketenangan di hatiku saat melihat hamparan bunga di sepanjang jalan.

Beberapa menit berlalu, tak terasa, mobil berhenti tepat di depan rumahku yang sederhana. Saat aku ingin turun, Lukas turun terlebih dahulu, dan membukakan pintu untukku. Sikapnya membuatku tersentuh.

“Anda tidak perlu melakukan ini, Tuan,” ucapku sungkan.

Marco menggengam kedua tanganku, membuatku kebingungan.

“Aku bertugas selama dua tahun di perbatasan. Aku sama sekali tidak tahu mengenai kakak pertamaku yang mengalami sakit. Dan aku baru dikabari setelah kakakku telah menjadi mayat. Apa yang terjadi dengannya?”

Aku sudah menduga jika sikap baik Marco pasti ada alasannya. Ternyata ia ingin menanyakan perihal Tuan Julian yang meninggal karena sakit parah. Marco pasti mengira jika aku tahu sebab dan akibat kakak pertamanya sakit.

“Meski aku tahu, apa yang terjadi pada Tuan Julian, aku tidak ingin mengatakannya padamu,” lontarku.

“Kenapa? Karena aku oang asing bagimu?” sahutnya. Aku bisa merasakan genggamannya pada kedua tanganku mengerat. “Bagaimana caraku agar tak lagi menjadi orang asing bagimu? Haruskah kita menikah?”

“Huh? Apa semudah itu mengajak orang menikah?”

Bersambung ...

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Transaksi Cinta Bersama Kolonel   Bab. 06. Malam Panas di Hari Pernikahan

    Kami menikah dua hari kemudian, di sebuah gereja terbesar yang berada di wilayah Kerajaan Eldoria. Aku mengenakan gaun yang luar biasa indah. Bukan sekadar gaun pengantin, tapi sebuah karya seni. Saat aku memakainya, rasanya seperti mengenakan langit bertaburan bintang.Bunga-bunga kecil berkilauan, seperti embun pagi yang memantulkan cahaya matahari, tersebar di seluruh permukaan gaunku.Potongan V-neck yang elegan menonjolkan tulang selangkangku, sementara lengan panjangku memberikan sentuhan anggun dan klasik. Rok gaunku mengembang, seakan-akan aku melayang di atas awan, ringan dan bebas. Di hari pernikahanku ini, aku bukan hanya seorang pengantin wanita, tapi seorang putri dalam dongeng, bersinar dalam gaun yang tak terlupakan. Di hadapanku, Marco berdiri dengan gagah perkasa. Tidak bisa berbohong, aku sempat terpesona olehnya yang merupakan seorang Perwira dengan pangkat Kolonel.Marco menatapku dengan penuh cinta. Aku p

  • Transaksi Cinta Bersama Kolonel   Bab. 05. Restu dan Tekat Pewaris Asli

    “Sayang ... Sabarlah ....” Ayahku mengelus paha Ibuku, berusaha menenangkan Ibuku. “Cinta bisa datang kapan pun, tak memandang siapa, dan di mana. Sama seperti cinta kita,” terang Ayahku dengan nada rendah.Ibuku menundukkan kepalanya sejenak, lalu memandangku nanar. “Aku sangat takut anakku kesepian karena menikahi tentara,” ungkap Ibuku. “Tentara, selalu berada di garis depan ketika perang,” gumamnya masih bisa aku dengar.Aku memahami kekhawatiran ibuku.“Aku berencana untuk menikahkanmu dengan saudagar kaya. Menjauhkanmu dari kejamnya hierarki ini,” tutur Ibuku.Aku tersenyum. “Ibu ... Bagaimana mungkin aku bisa lari dari sistem? Aku lahir sebagai keponakan Kaisar. Sejak kecil, teman bermainku bukan orang biasa, melainkan putra mahkota,” tukasku. “Aku tidak ingin berpolitik, karena kerajaan melarang wanita ikut berpolitik. Aku hanya sekedar mempelajarinya saja.”Aku melihat Ibuku menautkan jemarinya, menandakan jika beliau cemas. Sedangkan Ayahku tampak bangga padaku. Sepertinya,

  • Transaksi Cinta Bersama Kolonel   04. Identitas Asliku

    Aku mengernyitkan dahi. “Kamu terpukau dengan kerajaan yang telah merebut kemerdekaan kerajaanmu?” Tentu aku heran, dan tercengang.“Ketika Kerajaan Eldoria menyerang Kerajaan Elysium yang dipimpin ayahku, aku berusia 5 tahun. Jadi, aku tidak merasakan dampak dari perang.” Marco tersenyum tipis, ia lanjut berbicara, “Aku bermain di dalam istana bersama pelayan.” Ia terkekeh sambil memainkan cincin yang ada di jari manisku. “Lantas, kenapa kamu bisa terpukau?” tanyaku mengalihkan pendanganku ke arah lain. Aku tak kuat dengan pesona Marco, lelaki berusia 25 tahun ini sangat menawan. “Kakak pertamaku, Julian. Yang waktu itu bergelar putra mahkota ikut berperang,” tutur Marco. “Setelah peperangan berakhir, kakak pertamaku menceritakan tentang kehebatan kekuatan militer Kerajaan Eldoria,” jelasnya.Aku mengangguk mengerti. Dengan kata lain, Marco sangat percaya dengan apa yang diceritakan Tuan Julian.“Sebagai penduduk asli Eldoria, aku merasa bangga. Yang Mulia Kaisar sangat hebat!” uj

  • Transaksi Cinta Bersama Kolonel   Bab. 03. Tak Butuh Restu Tuan Duke

    Kesepakatan telah terjalin, kami memutuskan untuk menikah. Namun, sebelum itu, kami membutuhkan restu dari keluarga kami.Selepas pesta pernikahan Lukas dan Clara, setelah semua tamu undangan pulang, lebih tepatnya pada jam 10 malam, Marco meminta Nyonya Emilia dan Lukas untuk berkumpul di ruang keluarga utama. Melihatku, Lukas mendengus kesal, menunjukkam ketidaksukaannya terhadapku."Kami akan menikah," tegas Marco. Tentu pernyataan lantang Marco mengejutkan mereka berdua. Lukas langsung mencemooh Marco dengan mengatakan bahwa Marco gila, dan bodoh. "Anakku Marco ... Tidak ada wanita lain, kah? Kenapa kamu ingin menikahi wanita dari kalangan bawah?" cecar Nyonya Emilia memandang nyalang ke arah Marco. "Kakakmu saja tak sudih bersama wanita ini," imbuhnya menatapku sinis. "Lantas?" tantang Marco. "Aku hanya memberitahu kalian, bukan meminta izin atau restu kalian," tuturnya santai. Aku terkejut, tak menyangka jika Marco berani bertingkah tak sopan pada ibu dan kakaknya. Aku jadi

  • Transaksi Cinta Bersama Kolonel   Bab. 02. Tawaran Pernikahan Dari Kolonel

    "Pernikahan demi kepentingan tidak lah buruk," timpal Marco membuatku tercengang bercampur heran. Aku tergelitik. Seorang Kolonel, mengajakku menikah hanya untuk mengetahui, apa yang terjadi dengan kakak pertamanya. Padahal Marco bisa mencari tahu sendiri, tanpa bantuanku. "Tuan Marco kaku sekali, sampai menikah tanpa cinta pun tak masalah." Aku mencoba mencairkan suasana. "Cinta bisa datang kapan saja," sahut Marco. Dia pasti mengira jika candaanku barusan adalah sesuatu yang serius.Aku ingin masuk ke dalam rumahku, tapi Marco sama sekali tak membiarkanku untuk beranjak. Sebenarnya, apa yang ada di kepala Marco? Kami berdua saling diam dan hanya memandang satu sama lain cukup lama, sampai akhirnya Marco bersuara. Ia mengatakan bahwa kematian Tuan Julian tak masuk akal, ibunya dan Lukas juga tak menjelaskan apa-apa. Aku menghembuskan napas panjang, sudah terlalu lelah dengan hari ini. Aku ingin melepas penat dengan rebahan di kasurku yang mungil dan empuk. Kapan Marco mau melepa

  • Transaksi Cinta Bersama Kolonel   Bab. 01. Luka Yang Mengejutkan

    Sambutan meriah rakyat berikan pada Lukas, Duke baru Kadipaten Elysium. Pria tampan berusia 27 tahun itu mendapatkan gelar tertinggi setelah kakaknya, Tuan Julian meninggal akibat sakit.Melihat Lukas menebar senyum, sembari melambaikan tangan kepada rakyatnya, membuatku ikut tersenyum senang.Sebagai kekasih yang menemani Lukas selama 3 tahun, aku merasa sangat bangga dengan keberhasilannya. Namun ... Kebahagiaanku sirna begitu saja saat aku melihat wanita lain berdiri di samping Lukas, dan diperkenalkan sebagai calon Duchess, pendamping Lukas, wanita yang akan dinikahi oleh kekasihku.Tanpa sadar, air mataku jatuh. Aku menyentuh dadaku yang terasa sesak. Lukas ... Tidak menganggapku? Ingin sekali aku menghampirinya, menginterupsinya. Tapi aku tak ingin menghancurkan hari istimewa Lukas. Hari yang telah lama dinanti olehnya.Aku terdiam sambil menatap lurus kekasihku yang sedang bercanda gurau bersama wanita itu, dan ibunya yang sangat membenciku ... Setelah perayaan berakhir, barul

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status