Share

Tumbal Pernikahan
Tumbal Pernikahan
Author: Wiwiend (Minwie)

Prolog

last update Last Updated: 2022-02-08 12:29:25

Suara pintu terbuka membuatnya langsung tersadar dari lamunan, dia menoleh dan mendapati wajah lelah dari laki-laki yang telah dia tunggu kepulangannya. Jika biasanya dia bersikap tak peduli, tetapi tidak untuk saat ini. Semua kejadian demi kejadian yang telah dilihatnya sendiri harus mendapatkan penjelasan.

"Bisa kita bicara dulu, Mas." Wanita yang tengah memakai kimono tidur itu memulai pembicaraan ketika sang suami berjalan di depannya tanpa menegur dirinya lebih dulu.

Laki-laki berkemeja kotak-kotak biru itu menghentikan langkahnya dan menghela napas dengan berat. "Aku capek, Yang. Kita bicara nanti saja."

"Aku maunya sekarang bukan nanti!"

Laki-laki itu mendongak dan menatap wajah polos sang istri dengan tatapan dinginnya. Sekuat tenaga ia mencoba menahan supaya tak sampai membentak wanita itu.

"Oke. Aku ganti baju dulu setelah itu kita bicara," putusnya karena tak ingin berdebat dengan sang istri malam-malam.

***

Helaan napas berulang kali laki-laki itu embuskan ketika mendengar semua perkataan sang istri. Hal yang telah ia takutkan kini telah terjadi. Namun, ia sendiri tak mampu berbuat lebih selain hanya diam, mengingat tentang perjanjian yang telah ia sepakati sebelumnya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Tumbal Pernikahan   Mencoba Move On

    Di lain sisi, di tempat yang tidak jauh dari Amanda berada, seorang pria dengan kemeja yang lengannya dilipat sampai siku juga sedang menikmati indahnya matahari terbenam di bibir pantai. Beberapa kali juga dia menghela napasnya dengan pelan saat semua penderitaan yang telah dia perbuat muncul silih berganti. Penyesalan itu memang datang di akhir dan kini hanya bisa meratapi semua penyesalan itu sendiri."Andai aja kamu masih di samping aku, Yang. Pasti sekarang kita bisa menikmati matahari terbenam bersama seperti yang kamu inginkan," lirihnya sambil terus menatap sang mentari yang perlahan pulang ke peraduan.Angga mendesah lagi saat semua bayangan penyesalan itu muncul secara bergantian. Dia benar-benar telah menyesali keputusannya yang salah hari itu dan kini menyesal telah tidak ada artinya lagi. "Aku benar-benar minta maaf sama kamu, Amanda. Aku juga nggak berharap kalau hubungan kita akan seperti dulu lagi, tapi seenggaknya seharusnya kamu ngasih aku waktu supaya bisa tahu

  • Tumbal Pernikahan   Detik-Detik Bertemunya Dua Hati

    "Miii!""Iya ... ada apa, Sayang?" tanya Amanda tanpa menatap anak semata wayangnya itu karena sibuk mengemasi barang bawaannya agar tak tertinggal saat kembali ke kota tempat tinggalnya."Papa mana? Bukannya tadi pergi bersama." Atensi Amanda langsung fokus ke arah bocah itu karena kembali sendirian tanpa Daejung."Papa lagi ngobrol sama oom," jawab Shadam polos sambil duduk di dekat sang ibu.Kening Amanda mengernyit mendengar jawaban Shadam. Pria itu tak mengatakan bila memiliki janji dengan orang di waktu liburan mereka. "Oom siapa maksudnya, Nak? Mami udah kenal belom sama oomnya?"Shadam yang tadinya sedang menjilat es krim kini menghentikan aktifitasnya itu dan mulai mendongak untuk mengingat sesuatu. "Kayaknya belum, soalnya papa belum pernah ajak oom itu ke rumah. Kan, baru beberapa hari yang lalu ketemunya waktu Shadam sama papa jalan-jalan di mall." Shadam menjelaskan dengan wajah polosnya membuat Amanda mengangguk beberapa kali sebagai isyarat mengerti."Oomnya baik loh,

  • Tumbal Pernikahan   Kembalinya Masa Lalu

    "Maaf, Amanda. Angga udah tahu semuanya, dia tahu kalau kamu pergi dalam keadaan hamil dan nggak ngasih tahu dia soal kabar bahagia itu.""Maksud Kak Althan apa?""Angga udah tahu semuanya, dan aku juga nggak mungkin sembunyiin keberadaan kamu lebih lama lagi."Amanda mengembuskan napasnya dengan berat berulangkali, ketakutan yang selama ini dia rasakan kini telah terjadi dan dia malah tidak mampu berbuat apa-apa. "Apa Kak Althan juga ngasih tahu keberadaanku di mana? Kakau misalkan dia datang ke sini gimana ... rebut Shadam dari aku dan ...." Amanda menggeleng beberapa kali dan membuang pikiran buruknya tersebut. Dia tidak mau terlalu berpikiran buruk dan nantinya yang dia takutkan malah benar-benar terjadi."Dia cuma masa lalu, dan soal rahasiaku itu. Aku bisa berkilah dari dia."Amanda selalu menyibukkan dirinya di rumah dan juga butik supaya tak lagi mengingat ucapan Althan hari itu. Dia lebih sering menghabiskan waktunya dengan merancang mode-mode terbaru. Bermain dengan Shadam d

  • Tumbal Pernikahan   Fara dan Yuda

    ADA ADEGAN 21++ HARAP BIJAK DALAM MEMBACA YA, BAGI YANG TIDAK SUKA HARAP DI SKIP!!Fara menghela napasnya dengan pelan saat µelihat Yuda yang sedang µelaµun di teras belakang dengan sebatang rokok yang terselip antara jari telunjuk dan tengahnya. Yuda µerasa kesal dan dongkol karena hasratnya yang harus tak terselesaikan gara-gara baby Bina yang tiba-tiba saja µenangis. Seharusnya sejak awal dia µeµinta jasa baby sitter saja tetapi Fara sendiri yang µenolak itu seµua dengan alasan dia ingin µerawat sendiri dan µenjadi ibu yang selalu ada untuk anaknya. Naµun, kini µalah dirinya yang sangat dirugikan karena sikap Fara tersebut.Eµbusan napas terus Yuda keluarkan dan berharap rasa kesal sekaligus hasratnya bisa ikut menghilang, tetapi nyatanya tidak semudah itu."Aahh, sial banget sih!!" umpat Yuda sambil kembali menyalakan batang rokok kelima yang sudah dia hisap malam itu.Fara hanya geleng-geleng kepala saat melihat Yuda yang begitu frustrasi seperti itu. Ini adalah kali pertamanya Y

  • Tumbal Pernikahan   Papa Biologis Shadam

    Angga mengembuskan napasnya dengan kasar. Dia memang sudah tahu semua kebenarannya tetapi saat ini ia tidak mengungkapkan kebenaran itu. Namun, reaksi Shadam malah terkejut seperti itu."Oom nggak bilang kalau Papa Jung itu bukan papa kamu, tapi oom nanya ... kalau misalkan itu terjadi bagaimana?" tanya Angga sambil menahan diri supaya tidak sampai mengatakan kebenaran itu saat ini juga.Shadam terdiam sambil memikirkan apa yang telah oom baik di sampingnya itu katakan. "Berarti Shadam punya dua papa dong, ya?"Angga mengngguk sebagai isyarat akan jawabannya. "Ya, kalau seandainya itu memang benar, apa yang akan Shadam lakukan? mencari tahu soal papa kandung Shadam itu atau nggak peduli?" Pancing Angga karena dia sangat ingin tahu apa jawaban yang akan bocah SD itu utarakan."eumm ... Shadam nggak tahu."Angga mengembuskan napasnya dengan berat dan kembali berdiri, lalu membawa Shadam ke dalam gendongannya. "Shadam tahu ... alasan terbesar oom hanya diam ya karena dia sama sekali

  • Tumbal Pernikahan   Pertanyaan Shadam

    "Jadi ... kapan Oom baik mau kembali ke Indonesia? kenapa nggak tinggal lebih lama aja, Oom," usul shadam yang saat ini sedang berjalan bersisian dengan Angga.Keduanya akhirnya jalan-jalan bersama meski sebenarnya Amanda sangat menolak dengan keras kedekatan anak dan ayah itu. Amanda juga sangat tidak setuju dengan kedekatan keduanya, tetapi dia juga tidak mungkin memberikan larangan yang sangat keras dan nantinya akan membuat Daejung semakin curiga saja dengan sikapnya yang kian berubah. "Beberapa bulan lagi, Sayang. Kerjaan oom di sana juga banyak jadi harus segera kembali. Shadam juga tahu benar kan kalau pekerjaan oom itu tidak sedikit." Angga menghentikan langkahnya, lalu berjongkok untuk mensejajarkan tubuhnya dengan bocah lucu tersebut. "Berarti Oom juga sama sibuknya ya kayak Papa. Malahan Papa sering nggak pulang dari rumah sakit." Shadam menatap ke atas karena sedang mengingat bahwa Daejung yang memang kerap sering menginap di rumah sakit sehingga sering mengabaikan Shad

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status