Share

Bab 7

"Kamu kenapa, Nos? kok bikin aku deg degan aja tau!" 

"Kamu bangun dulu, duduk dulu, terus minum biar lebih rileks sebelum aku nanya ini sama kamu. Ok! ikuti saran aku." 

Aku semakin dibuat bingung sama sahabatku ini, ada apa sebenarnya. Tapi meskipun begitu aku tetap mengikuti apa yang dia perintahkan. 

"Kamu mau tanya apa sih, Nosa? jangan bikin aku deg degan tau, ih!" Aku masih saja mengomel di sini sembari berjalan ke dapur untuk mengambil minum. 

"Sudah, kamu jangan bawel dulu. Dengar dan ikuti apa yang aku perintahkan!"

"Iya-iya! bawel ih! udah kayak buser aja tegas amat." Celetukku dari sini. 

"Sindy! aku nggak lagi becanda ini. Aku serius, ini demi masa depan kamu! dengar nggak?" 

Seketika itu juga aku diam dan mencerna apa yang sahabatku ucapkan barusan. 

Ada apa ini, tidak biasanya Nosa sahabatku ini serius begini jika ngomong. Kami pasti akan banyak ngalur kidulnya jika sudah ngobrol ataupun sedang telponan. Jika sudah begini, itu tandanya dia memang sedang serius. Gelas ditanganku yang sudah terisi air dari dispenser, ku letakkan di atas meja makan, belum ku minum seteguk pun. 

"Nos, ada apa ini? apa yang ingin kamu sampaikan atau yang mau kamu tanya sebenarnya sama aku? Kamu kalau sudah begini berarti ini sudah benar-benar serius," tanyaku juga dengan mode yang sama, mode serius. 

Aku bisa mendengar helaan nafas Nosa di seberang sana melalui panggilan telepon kami yang saat ini sedang terhubung. 

"Sin, kabar kamu saat ini sama topan bagaimana? apakah baik-baik saja?"

aku mengerutkan keningku dengan pertanyaan Nosa. "Aku, alhamdulillah baik-baik saja kok, Nos, kenapa kamu tanya gitu?"

"Yakin kamu baik-baika aja? Atau kamu udah nggak mau cerita lagi sama aku?"

"Iya, Nos, baik-baik aja kok. Lagian kapan aku nggak pernah cerita sama kamu juga,"

"Oke! sekarang aku mau tanya kamu, lagi. Topan kemana? kerja?" 

"Iya, dia keluar kota hari ini, mungkin dia pulang agak larut karena dia keluar kota sama Bosnya juga ikut. Kenapa, Nosa?! please, jangan bikin aku bingung kamu langsung aja ngomongnya." Desakku pada Nosa, sebab aku sudah nggak sabar apa yang ingin Nosa katakan. 

"Kamu yakin? kalau, Topan, keluar kota urusan kerja?"

"Ya yakin lah, Nosa. Kan emang suamiku kerjanya ngampas keluar kota. Dari dulu juga gitu kerjanya kan? kamu kan juga tau itu." Protes ku. 

Aku jadi bingung dengan sahabatku ini. Dia ini amnesia atau gimana sih. 

"Kamu itu terlalu polos, Sin, makanya kamu gampang bangat dibohogin."

"Maksud kamu, Apa, Nos?"

"Kamu janji ya, apa pun yang aku beritahukan  sama kamu, kamu nggak boleh lemah! kami harus kuat! janji?"

Ya Allah, sebenarnya ada apa ini? kenapa hatiku menjadi semakin deg degan begini. 

bagaimana mungkin aku bisa berani untuk hal yang aku sendiri belum tau masalahnya apa? 

"Kamu jangan banyak mikir, Sin. Ikuti kata aku. Percaya deh. Jangan terlalu lembek jadi perempuan. Makanya aku tuh dari dulu suka gemes sama kamu tuh."

"Iya, Nosa, iya. Aku janji aku kuat dan nggak lemah. Sekarang cepat kasih tau aku, kamu mau bilang apa?"

"Bagus. Sekarang teleponnya aku matikan dulu. Kamu aktifkan paket data kamu ya. Buka pesan yang aku kirim. Ok!" 

"I-iya, Nos. Tapi apa dulu ini?" tanyaku gugup. Mendadak jantungku dilanda kegugupan yang begitu kuat. Detaknya berjalan terasa lebih cepat dari biasanya. 

"Sindy!"

"Iya, Nos. Maaf. Ok, aku janji nggak bawel dulu."

telpon langsung dimatikan oleh Nosa. Aku mengerutkan kening ku menatap hp ku yang sudah tidak lagi tersambung dengan Nosa. 

Tanpa menunggu lama, langsung kuaktifkan paket data ku. Aku segera masuk ke aplikasi hijau berlogo telepon itu. 

tak berselang lama, ada masuk beberapa pesan ke hp ku. 

Namun, Aku hanya fokus pada pesan yang dikirimkan sahabatku itu, Nosa. 

Aku langsung menyentuh untuk membuka apa yang dia kirim barusan. 

ternyata Nosa mengirim video. 'Unduh video'  tulisan yang tersemat di tanda panah tersebut. karena pengaturan yang aku buat tidak menyimpan dan menerima langsung berkas atau apapun yang dikirim melalui pesan itu. 

jantungku semakin tidak karuan saat menunggu unduhan video itu selesai. 

Sekitar satu menit lamanya, Akhirnya video itu berhasil kuunduh. 

Langsung ku klik, dan memutar apa isi video tersebut. 

Mataku seketika membulat, dadaku terasa kian sesak, jantungku seperti berhenti bekerja, persendianku seketika kehilangan tenaga. Kini Mata ini yang sedang menyaksikan video yang dikirimkan sahabatku, kian mengembun, memanas hingga siap untuk menumpahkan lahar panas itu membasahi pipiku. 

Ya Allah… apa ini? kenapa ini bisa terjadi? tanganku bergetar hebat, HP itu jatuh dari genggamanku. Sehingga aku pun ikut terjatuh terkulai tak bertenaga di atas lantai dapur saat ini. 

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Titik Handayani
lanjut thor....
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status