Share

WANITA YANG DIBAWA PULANG SUAMIKU
WANITA YANG DIBAWA PULANG SUAMIKU
Penulis: Puspita

Satu

"Mas, aku tak nyaman kalau ada orang lain di rumah kita," ucapku memprotes keputusan Mas Aryo.

"Mereka bukan orang lain, Dek. Mereka itu sudah seperti saudara bagiku," sahutnya santai seolah kecemasanku tak berarti.

"Tapi, Mas ... mereka kan bisa ngontrak atau ngekost," balasku yang masih berharap dia bisa mengerti kekhawatiran diri ini.

"Ya, memang mereka kan mau ngontrak, Dek. Berhubung belum dapat yang cocok, jadi untuk sementara biarlah di sini saja," pungkasnya kemudian berlalu meninggalkanku yang masih merasa kesal dengan keputusannya.

Bukan tanpa alasan aku seperti itu, saking seringnya membaca cerita di grup literasi F******k membuat diri ini menjadi khawatir.

Di beberapa cerita yang pernah kubaca, hadirnya orang ketiga sangat besar kemungkinannya membuat rumah tangga menjadi tidak harmonis lagi.

Hati ini benar-benar kesal dengan Mas Aryo, tak tahukah dia, begitu banyak bencana yang terjadi dalam rumah tangga hanya karena ada orang lain masuk ke dalamnya. 

Menurut ceritanya, suamiku pernah berhutang budi pada Agus, temannya yang mau numpang sementara itu. Jangankan cuma teman, ipar aja kadang bisa berubah menjadi maut. Ya kan?! Dan tak banyak pula orang tua juga bisa menjadi alasan kehancuran rumah tangga anaknya. "Naudzubillah min dzalik, kami berlindung kepada Allah dari hal (buruk) itu.

****

"Mereka jadi tinggal di sini?" tanyaku, ketika melihat Mas Aryo sibuk membersihkan ruangan yang sudah beralih fungsi menjadi gudang itu. Aku masih berdiri di ambang pintu sambil terus memperhatikannya yang masih sibuk mengeluarkan beberapa benda yang tertata rapi di dalamnya. 

"Iya, untuk sementara saja," jawabnya datar dengan keringat yang bercucuran di wajah dan badannya.

Aku berdecak mendengar jawabannya. Merasa jengkel dan kecewa. Aku pun berlalu begitu saja, meninggalkan lelakiku yang masih sibuk menata ruangan.

Katanya sih, mas Aryo sudah berusaha membantu temannya itu mencari tempat kos. Namun, mereka belum menemukan yang cocok. Ada saja alasannya, ada yang disukai, tapi sayang kamar mandinya di luar kamar. Ketika sudah menemukan yang sesuai selera mereka, eh katanya kemahalan, nah jadi bingung kan?!

****

"Assalamualaikum," ucap seseorang ketika aku sedang berada di dapur. 

"Wa'alaikumussalam," balasku sambil berjalan ke depan.

"Loh? Kok sudah pulang, Mas?" tanyaku sambil meraih tangan kekar suamiku, kemudian menciumnya dengan takzim.

"Iya, mas izin pulang cepat," sahutnya yang terus berlalu ke dalam. Aku menatap punggung suamiku hingga lenyap dari pandangan karena sudah masuk ke kamar. "Tumben? Apa dia sedang sakit ya?" gumamku keheranan, karena tak biasanya Mas Aryo bersikap begitu. Perlahan aku pun kembali menutup pintu tanpa menguncinya.

Semenjak masuk ke kamar, Mas Aryo sama sekali tak keluar. Saat kutengok tadi dia sedang khusuk menatap ponselnya sambil rebahan. 

Aku hanya memandanginya sesaat lalu kembali ke dapur melanjutkan acara masak yang belum selesai tadi.

"Alhamdulillah," ucapku, setelah selesai memasak dan beres-beres dapur. Kemudian melangkah ke kamar hendak mengambil ganti baju karena mau membersihkan diri yang terasa penat ini.

Kulihat mas Aryo sudah tertidur, "Mungkin dia lelah, semoga lelahmu menjadi berkah, Mas," ucapku. Sambil mengambil ponsel yang masih dipeganginya lalu meletakkan benda pipih itu di meja.

****

"Mau kemana, Mas?" tanyaku kaget, ketika tiba-tiba mas Aryo keluar dengan badan yang segar dan harum. 

Mas Aryo hanya memandangku sekilas. Lekas kumatikan kran dan  menaruh selang di tempatnya semula, berniat menghampirinya. Namun, suamiku itu malah berlalu menuju mobil milik bos-nya yang dikendarainya saat pulang tadi.

"Mau jemput Agus," jawabnya, "Dek, nanti kamu harus bersikap baik pada mereka," imbuhnya setelah sudah berada dalam mobil dan tanpa menunggu jawaban dariku, mobil yang dikendarainya sudah melaju pergi.

Aku bahkan lupa bernapas saat mendengar pesannya. "Ada apa dengan suamiku?" tanyaku entah pada siapa. Semenjak mas Aryo mengungkapkan rencana itu dan ketika aku kurang menyetujuinya, lelakiku itu seolah berubah.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status