Setelah rapat Dewan Komisaris usai, Khairen melangkah keluar dari ruang rapat dengan langkah tenang namun tegas. Wajahnya datar, nyaris tanpa ekspresi, tapi sorot matanya tetap tajam. Setelan jasnya jatuh sempurna, dan setiap gerakannya tampak seperti bagian dari sebuah rencana besar yang hanya ia sendiri yang tahu.Ia menuju lift, pikirannya masih dipenuhi strategi terutama mengenai Sunrise, yang kini secara teknis akan menjadi istrinya. Di atas kertas, sementara.Pintu lift terbuka dengan suara lembut. Di dalam, berdiri dua wanita yang tak lagi asing baginya, Sunrise dan Carmen.Carmen segera menyapa dengan senyum profesional. "Selamat siang, Tuan Khairen.”Sedangkan Sunrise hanya menunduk pelan, lalu mundur ke belakang, menjaga jarak aman. Jantungnya berdegup lebih cepat. Bukan karena takut. Tapi ada sesuatu yang berdesir dalam dadanya, gugup, canggung, dan entah begitu aneh.Khairen masuk tanpa berkata apa-apa, berdiri di depan mereka. Hening dan aroma maskulin yang memikat menyel
Huling Na-update : 2025-06-27 Magbasa pa