Pada akhirnya, mau tidak mau, Alina dan Revan berangkat bersama, dan Revan sendiri yang mengendarai mobil mereka.Begitu tiba di kantor, beberapa pegawai Alina yang baru datang mendadak heboh melihat Alina turun dari mobil yang dikemudikan Revan. Namun, tak ada yang berani untuk langsung menyapa.Alina berusaha mengabaikan itu semua. Ia ingin kembali fokus pada pekerjaannya. Setelah melunasi hutang itu, ia benar-benar merasa lega dan bebas untuk bekerja. Ia bisa kembali fokus merancang, berdiskusi dengan timnya, dan membangun kembali Cipta Ruang Estetika. Untuk pertama kalinya dalam waktu yang lama, ia merasa punya kendali atas dunianya sendiri."Pagi, Bu Alina," sapa Deni, arsitek juniornya, dengan senyum canggung. "Selamat... atas pernikahannya, Bu."Sinta, yang duduk di meja administrasi, ikut menimpali dengan suara pelan. "Iya, Bu. Kaget banget kami dengar beritanya. Tiba-tiba sekali."Alina hanya bisa tersenyum tipis. "Terima kasih. Memang semuanya serba mendadak." Ia tidak ingi
Terakhir Diperbarui : 2025-06-25 Baca selengkapnya