Di ruang tamu rumah yang remang, hanya cahaya lampu berdiri di sudut yang menemani Naila. Ia duduk di sofa dengan tubuh sedikit membungkuk, jemarinya sibuk menggulir layar ponsel. Nama Galih muncul di layar, membuat napasnya tersendat.Sesaat ia ragu, ibu jarinya menggantung di atas tombol panggil, seolah menimbang beratnya langkah yang akan ia ambil. Akhirnya, dengan keberanian yang dipaksakan, ia menekan.Nada sambung terdengar panjang, seperti menggantungkan waktu yang tak kunjung bergerak. Lalu, klik. Panggilan tersambung, namun yang terdengar hanya helaan napas di seberang sana. Sunyi, tebal, penuh isyarat yang tak terucap.“Om Galih,” suara Naila keluar lirih, hampir bergetar, “kau pernah bilang kalau aku ingin cerai, aku bisa hubungi kapan saja. Aku ingin cerai dari Rama sekarang. Bisa bantu aku?”Hening sejenak. Napas Galih terdengar berat, nyaring lewat pengeras ponsel. “Kenapa tiba-tiba? Apa ini karena ulah Rama bel
Last Updated : 2025-09-25 Read more