Semua Bab Pelayan Kecil Idaman Tuan Majikan: Bab 11 - Bab 20

Keyla menghabiskan masa liburan dengan tenang. Sepulang kuliah dia menjadi guru private anak-anak dan berusaha menghindari Jun. Gadis itu menolak mengajar remaja dan dewasa untuk melindungi dirinya. Tidak ada gangguan dari Kai karena pria itu pun melakukan perjalanan dinas ke luar negeri.“Kenapa paman menghilang begitu saja? Padahal aku sudah mengirim pesan dan mengatakan peringkat kamu turun,” ucap Jia menghempas tubuh di kasur Jun.“Peringkatku turun, tetapi tidak dengan nilai, Jia. Jadi, tidak masalah,” tegas Jun.“Benar.” Jia segera duduk.“Bagaimana dengan Keyla? Apa kamu berhasil menjadikannya kekasih?” tannya Jia.“Apa kamu bertemu dengannya?” Jun balik bertanya.“Tidak.” Jia menggeleng lemas.“Gadis itu seakan hilang dari peredaran. Dia sengaja menghindari semua orang dan tidak punya teman,” ucap Jia kembali merebahkan tubuh ke kasur.“Tuan muda, Nona. Tuan Kai sudah kembali.” Bibi mengetuk pintu yang terbuka.“Yeaaay.” Jia berlari menuruni tangga untuk menyambut Kai yang sela

Yanti berada di sebuah club. Wanita itu menikmati waktu liburan bersama teman-teman TKW yang berasal dari Indonesia. Kehidupan bebas di negeri Tiongkok. Bermain dengan model-model negara tirai bambu. Para pria muda dan tampan menjual diri untuk mendapatkan uang dari perempuan yang butuh hiburan.“Tampan sekali. Kemari, Sayang.” Yanti memeluk seorang pemuda tampan dan muda. Ibu Keyla cukup cantik dan terawat. Dia menjadi sangat menarik di mata para pria. Apalagi setelah berdandan dan melepaskan pakaian pelayan. “Nyonya, apa malam ini kamu akan bermain denganku di kamar?” tanya seorang pemuda mencium leher Yanti.“Tentu saja. Nafsu ini sudah memuncak karena merindukan kamu.” Tangan Yanti melingkar di leher pemuda yang merupakan pelayan tamu wanita.“Apa kamu bersih?” tanya Yanti.“Ini adalah club Premium di kota Shenzen. Kami bersih untuk harga yang mahal.” Pemuda itu tanpa ragu melahap bibir Yanti. Dia tidak rugi melayani wanita yang lebih tua darinya karena masih cantik dan seksi.“Aa

Keyla masih terdiam. Dia tidak ingin menjadi kekasih Jun. Apalagi ada Kai yang merupakan majikannya karena ada utang yang harus dibayar.“Kenapa kamu menolakku?” tanya Jun.“Karena aku tidak mau ada hubungan apa pun dengan pria. Aku tidak pernah berpacaran,” jawab Keyla.“Bagus. Berarti kita sama dan ini menjadi yang pertama.” Jun tersenyum lebar.“Kita banyak kesamaan. Sama-sama tidak pernah berpacaran dan memiliki kecerdasan di atas rata-rata. Pasti akan cocok.” Jun terus menatap Keyla dengan senyuman.“Kita berbeda. Aku mohon. Tolong lepaskan aku. Aku harus segera masuk ke dalam kelas.” Suara Keyla terdengar pelan.“Aku akan mengantarkan kamu ke kelas,” ucap Jun.“Tidak. Aku tidak bisa,” tolak Keyla.“Kenapa kamu harus khawatir? Kamu pantas berada di sisiku. Mereka tidak akan berani bersaing dengan kamu. Lihat nama dan wajah kamu yang masih terpampang di layar digital itu. Siapa yang berani?” tanya Jun.“Hah!” Keyla menunduk.Menjadi cantik dan cerdas juga memberikan masalah untukny

Chen pulang lebih awal. Biasanya duda anak satu itu sering lembur, tetapi sejak ada Keyla. Dia lebih suka berada di rumah.“Bao,” sapa Chen pergi ke kamar putranya.“Tuan muda di taman bersama Nona Key.” Seorang pelayan menyambut kepulangan Chen.“Apa yang mereka lakukan di taman?” tanya Tuan Chen melepas jas dan melonggarkan dasi. Dia berjalan menuju taman dan melihat Bao yang sedang bermain bersama Keyla.“Mereka berdua terlihat bahagia.” Tuan Chen tersenyum.“Gadis itu sangat menyukai anak-anak.” Tuan Chen duduk di sofa ruang tengah yang menghadap ke taman.“Dan Bao juga menyukainya.” Chen melihat Bao dan Keyla berlari ke arahnya. “Papa.” Bao memeluk Chen.“Hahhhh!” Keyla menghentikan langkah kakinya. Dia hampir menabrak Chen.“Bao lari dengan kencang.” Keyla duduk di sofa depan Chen.“Nona Key. Ponsel Anda terus berdering.” Bibi membawa ponsel Keyla yang sengaja ia tinggalkan di kamar.“Oh terima kasih.” Keyla melihat panggilan dari ibunya.“Permisi.” Keyla kembali keluar ke taman

“Kekasih.” Keyla tersenyum tipis. Dia lebih baik jadi pelayan dari pada kekasih karena di negara luar sepasang kekasih bisa melakukan hubungan layaknya suami istri.“Apa pilihan kamu?” tanya Kai.“Aku jadi karyawan perusahaan Anda saja,” jawab Keyla.“Itu pilihan lain,” ucap Kai.“Kamu tetap bisa menjadi karyawan perusahaanku sekaligus menjadi pelayan atau kekasih.” Kai tersenyum.“Aku pilih jadi pelayan,” tegas Keyla.“Kenapa?” tanya Kai.“Menjadi kekasih Anda sama rendahnya dengan pelayan,” jawab Keyla tersenyum dan Kai terdiam.“Saya harap Anda tidak akan menyentuh seorang pelayan kecil seperti saya.” Keyla beranjak dari kursi. Dia mengambil piring kotor dan mencucinya.“Hm.” Kai memperhatikan Keyla. Pria itu benar-benar tidak mengerti bahwa pertanyaan dan kalimatnya telah merendahkan harga diri seorang wanita.“Kenapa dia lebih memilih menjadi pelayan dari pada kekasihku?” tanya Kai bingung.“Semua wanita pasti akan lebih memilih menjadi kekasihku dari pada pelayan. Gadis ini benar