“Babe … .”Seketika Thea bangkit dan menghampiri Alvan. Alvan hanya diam, tapi langsung menarik tangan Thea mendekat ke arahnya. Tarikannya sangat kuat dan sedikit kasar membuat Thea tersentak kaget.Erwin hanya diam, menggaruk kepalanya yang tidak gatal sambil menatap Alvan.“Tadi itu … tidak seperti yang kamu pikirkan, Van,” ucap pria manis itu.“Memang kamu tahu apa yang kupikirkan?” ketus Alvan.Erwin tidak menjawab, tapi jakunnya naik turun usai menelan ludah. Thea yang berdiri di samping Alvan ikut merasa bersalah.“Tadi aku kepleset, Babe dan Erwin menolongku.”Alvan pura-pura tidak mendengar. Ia memalingkan wajah dari Thea, tapi menatap tajam Erwin.Erwin hanya diam tidak mencoba membela diri. Ia hapal betul sifat sahabatnya. Nanti kalau sudah reda, Alvan baru bisa diajak bicara.“Aku boleh masuk, gak. Ada banyak hal yang mau aku omongin sama kamu.”Setelah hening beberapa saat, akhirnya Erwin bersuara. Alvan mendengkus kasar, tanpa suara ia membuka pintu ruangannya dan masuk
Last Updated : 2025-11-30 Read more