Panggil Aku ALUNA

Panggil Aku ALUNA

Oleh:  M.Y. Daechwita  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
23 Peringkat
18Bab
6.3KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Terlihat seorang pria dengan rahang yang tegas tengah duduk santai sambil membaca koran, tiba-tiba... "Plak!" satu tamparan keras berhasil mendarat di pipinya. Namun, dirinya tetap tenang dan fokus melihat ke depan sambil membenahi kemejanya. "Kau bahkan tak pantas di sebut sebagai seorang ayah!" teriak orang yang menamparnya tadi. Seketika pria itu mengerutkan dahinya "Apa yang kau maksud?" "Jangan pura-pura tidak tau!" tangannya mencekik leher pria itu. "Padahal kau sudah tau konsekuensi nya jika bertindak seperti ini padaku. Ck! Dasar gadis yang bodoh!" umpatan itu sukses membuat cengkraman di lehernya semakin kuat. "Jangan pernah panggil aku dengan sebutan itu! Aku punya nama! Panggil aku ALUNA!"

Lihat lebih banyak
Panggil Aku ALUNA Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Jajaka
Semangat terus kak ( ╹▽╹ ) makin nggak sabar sama kelanjutannya nih.
2021-09-09 19:30:50
1
user avatar
Azled
Semangat kak, baru baca bab 1, simpan di perpus dulu ah
2021-08-18 07:47:09
2
user avatar
Senja Kelabu
keren ceritanya say,............
2021-08-17 14:13:40
1
user avatar
The Morning Star
saya belum baca novel ini, tapi saya vote diamond saya untuk anda. terima kasih. ...
2021-08-16 00:58:54
11
user avatar
Marscyapada
Di tunggu kelanjutanya Thor. Terimakasih untuk upnya, Semangat ..
2021-08-15 20:44:07
10
user avatar
M.Y. Daechwita
Hai kak untuk bab 14 sampai 17 tolong jangan buka yah karena ada masalah jaringan di tempat saya... saya sudah minta Editor saya untuk menghapus babnya. Terima kasih atas pengertiannya dan selamat malam ♡
2021-08-15 20:26:15
8
user avatar
Rosyidah Kholil
waduh bikin koin bonus abis, yaudah isi koin aja karena seru
2021-08-14 20:03:31
5
user avatar
KhunDK
Keren banget ceritanya Gue sampai kehabisan kata kata Semangat berkarya kak
2021-08-14 13:18:49
4
user avatar
Syatizha
semangat kak. lanjutt
2021-08-13 00:27:30
3
user avatar
yani ramadani
Covernya keren banget:* cerita nya apalagi, udah deh fix ini jadi novel favorit:* di lanjut ceritanya thor, semangat...
2021-08-12 13:46:33
2
user avatar
Jajaka
semangat terus kak updatenya ( ╹▽╹ )
2021-08-12 11:40:28
2
user avatar
Ailana Misha
Bagus ceritanya, kak... Alur nya runtut, karakteristik aluna jg dideskripsiin dg baik...
2021-08-12 09:21:15
3
user avatar
Bella
mama Aluna, jahat. masa anak dibilang beban, sih! btw, semangat update, kak!!
2021-08-11 21:24:47
2
user avatar
Ele Storie
Aku pikir horor awalnya ... menarik thor ceritanya lanjutkan..
2021-08-11 21:24:24
2
user avatar
A.jay
cerita menarik lanjut thor
2021-08-11 21:24:21
2
  • 1
  • 2
18 Bab
Bagaimana dia bisa tau?
"Hiks...hiks...hiks..." terdengar suara orang yang sedang menangis. Bertepatan dengan itu, ada seorang gadis berambut panjang yang sedang asyik membaca buku di teras depan rumah itu. "Perasaan rumah ini udah lama nggak ada penghuninya deh" ungkap gadis itu seraya membalikkan badan dan menatap ke arah rumah yang kini berada tepat di hadapannya. "Kalau ada orangnya, pasti rumah ini bersih. Tapi, kok rumah ini malah kotor? Ada tanaman rambat liar di temboknya pula. Mungkin aku salah dengar" si gadis mencoba bersikap biasa saja. Lima belas menit pun sudah berlalu, namun suara itu masih saja tak berhenti.Gadis yang sedang membaca buku itu pun menjadi agak terganggu dengan suara tangisan itu, hingga Ia memutuskan untuk pergi meninggalkan rumah itu. Di saat ia ingin pergi tiba - tiba terdengar suara jeritan orang yang sangat keras. Saking kerasnya suara itu bisa saja memecahkan gendang telinga seseorang."Suara apa itu? Apa memang ada orang di dalam
Baca selengkapnya
Maafkan anakmu ini
Burung-burung mulai berkicau dengan indah, ditemani juga dengan beberapa ayam jago yang sedang berkokok dengan nada yang begitu nyaring di telinga. Tak lupa juga semburat sinar fajar yang hangat sedang menerpa dedaunan dengan beberapa gumpalan air yang berada tepat di atas permukaanya.Jam sudah menunjukkan pukul 06.00 pagi, tapi gadis itu masih saja belum bangun dari tidurnya. Seorang wanita bertubuh sedikit gempal masuk ke kamar dan menghampiri gadis itu sambil mengoceh tak jelas, hingga ia mengeluarkan suara bentakan keras."Bangun Aluna! Udah pagi! Kerjaannya molor terus! Katanya mau sekolah? Eh..dari pada sekolah mending cari duit aja sana! Kamu itu beban keluarga! Tau nggak?!" dengan suara yang sangat tinggi seperti sedang mengikuti Kontes Nyanyian Lagu Seriosa, tanpa pikir panjang satu ember air ia tumpahkan ke badan gadis itu. Hingga sang gadis itu menggigil dibuatnya. "Iya..iya..Mah" masih dengan kondisi yang menggigil, gadis itu menjawab dengan l
Baca selengkapnya
Mencari sesuatu
"Bayar donk neng." Ungkap sang Sopir bus. "Sebentar pak" Aluna merogoh satu persatu saku di baju dan juga tas nya, namun ia tak menemukan uang atau apapun di dalamnya. "Sial! Uang saku ku ketinggalan.""Boleh ngutang nggak pak? boleh yah, boleh yah, pliss." ucap Aluna memohon kepada sang sopir sambil menangkupkan kedua tangan ke atas langit."Nggak bisa neng, kemarin aja saya dimarahin sama bos gara - gara banyak orang yang ngutang." "Ya udah klo nggak boleh ngutang saya bayar besok aja yah 3 kali lipat deh. Gimana?!""Woilah. Nggak bisa neng... Valid no debat!" "Wow! bapak sudah sangat menjiwai trend anak - anak muda zaman sekarang yah?! Klo anak zaman sekarang tuh suka nya ngutang pak, maka dari itu saya..." Aluna dengan excitednya menjelaskan kepada Pak Sopir dengan kalimat yang singkat, panjang, lebar kali tinggi tak lupa juga dengan rumus volume balok dan kubus. (Eh apa hubungannya? skip!)Aluna
Baca selengkapnya
Cepat keluar, aku menunggumu
"Beneran kamu tadi bantuin nenek - nenek nyebrang?!" Ucap Pak Darpo  menginterogasi. Ia sebenarnya tau klo Aluna sedang berbohong, namun Ia memilih untuk ber pura - pura saja dan menunggu apa yang akan Aluna katakan selanjutnya."Be- bener kok pak... nggak bo'ong. Suwer deh" jawab Aluna seraya menunjukkan dua jari pas di depan muka guru itu. "Nggak usah nunjukin dua jarinya di depan muka bapak juga kali,Lun. Ihh.. pengen tak cubit deh ginjalnya." Ucap Pak Darpo berlagak seperti seorang banci."Hehehh.. iya maaf yah pak." tukas Aluna salah tingkah."Yaudah bapak maafin kamu.. Tapi, kamu harus janji nggak boleh telat lagi yah. Pasalnya kamu udh sering telah, klo kamu telat terus begini, ini bisa mempengaruhi nilai raport mu loh Lun." Ucap Pak Darpo menasihati.Aluna yang mendengar nasihat dari Pak Darpo itu hanya menunduk dan mengangguk pelan. Sedangkan sang pria yang sedari tadi mendengar obrolan antara Aluna dan gurunya itu
Baca selengkapnya
Kelangsungan hidupnya
Kenzo yang membaca pesan itu langsung terdiam. Ia dengan cepat membasuh kedua tangannya dengan air yang mengucur keras dari keran, yang menimbulkan suara seperti air terjun di hutan. Aluna yang sedari tadi mengepel lantai, dengan gesit langsung memperhatikan gerak - gerik Kenzo yang tampak aneh. Ia menemukan hal yang ganjil dari diri Kenzo, seperti ada yang salah dengan sikapnya.Jika Aluna memilih jalan untuk bertanya kepada Kenzo, mungkin Kenzo akan marah karena sebelumnya Ia sempat bertengkar hebat dengannya. Walaupun Aluna tak tau apa yang sebenarnya Kenzo rasakan? Namun, Ia bisa mencium aroma kegelisahan dari diri Kenzo. Ia pun mulai mendekat dan mematikan keran wastafel. Menatap Kenzo dengan tenang sembari menarik satu per satu tangannya yang basah dengan lembut. Kenzo yang mendapat perlakuan baik dari Aluna langsung mengubah minside buruk terhadap dirinya. Ia baru tau ternyata Aluna adalah gadis yang baik dan pengertian.Ta
Baca selengkapnya
Menentukan pilihan : berciuman
Si gadis tak memperdulikan perlakuan darinya. Fokusnya sekarang hanya pada gudang yang harus cepat ia bersihkan. Kenzo hanya menatap Aluna datar, sia - sia saja ia memperlakukannya dengan baik, klo akhirnya ia hanya di gantungkan saja. (Ehem kang ghosting nih ceritanya)"Lun, udh kelar belum bersih - bersihnya?" Tanya Kenzo."Kelar... belum... kelar... belum Lo kira gue babu lo apa?! Lo aja nggak ngebantuin gue, malah bersantai - santai ria. Klo gitu gue juga bisa kali!" protes Aluna, melempar tongkat bulu ayam ke sang pria. "Ckk! Ealah kayak gitu doank marah!" seru Kenzo mengambil tongkat yang tadi di lempar oleh Aluna, tapi tak sampai kepada dirinya. Aluna berdecak kesal, dirinya mulai lelah karena sedari tadi hanya ialah yang membersihkan gudang yang seluasnya melebihi kamar di rumahnya. Ia pun mulai turun dari meja, lalu menepuk - nepuk rok nya yang kotor karena debu yang di singkirkan di sudut gudang itu membuat roknya sediki
Baca selengkapnya
Sakit Bego! Pelan-Pelan Napa?
Kenzo masih teringat jelas, saat gadis itu yang secara tiba - tiba menonjok wajahnya dengan sangat keras saat Ia sedang memegangi wajah cantik itu mendekat ke wajahnya. Rupanya pilihan itu hanya di gunakan sebagai candaannya saja. Kenzo yang mengira itu adalah pilihan yang sesungguhnya merasa sedang di permainkan olehnya. Ia pun mengambil ponsel di saku dan mulai berkaca di depan layarnya, terlihatlah sudut bibirnya yang agak membiru dengan sedikit darah yang mulai agak mengental.Aluna hanya memainkan jari - jari tangganya, merasa tak bersalah dan pergi dengan tenang menuju ke rak yang tak jauh dari tempatnya berada. Masih dalam keadaan yang tak memungkinkan, Ia malah menyuruh Kenzo untuk cepat - cepat membantunya merapikan buku. Dan berkata bahwa pilihannya sudah di tentukan dan juga di kabulkan. Mata Kenzo bergerak cepat ke arah kiri dan kanan, masih bingung. Ternyata pilihan itu adalah sebuah tonjokan dekat bibir yang tadi ia berikan
Baca selengkapnya
Sepenggal Kenangan Yang Hilang
Pintu terbuka dan menampakkan sesosok bayangan hitam. Bayangan itu berjalan mendekatinya dan menempelkan jari telunjuknya ke hidung gadis itu. Sosok itu menghembuskan nafas lega. Ia mengira bahwa Aluna sudah mati karenanya. "Kenzo Mahendra! Ngapain lo ke sini?" Ucap Aluna tiba - tiba yang membuat Kenzo tersentak kaget dan mundur beberapa langkah."Udah tau aja ternyata. Gue nyariin lo dari tadi. Dan baru nemu lo di sini. Klo mau sembunyi itu yah ke taman, ke perpus atau nggak ke kelas gitu? Lah, ini malahan ke gudang. Aneh!" Cerocos Kenzo panjang lebar dan memandangi sekitar tempatnya berada. "Terserah gue! Lagian kita kan masih belum selesai ngebersihin gudangnya pe'ak." Jawab Aluna kesal.Kotak P3K tergeletak di samping badan Aluna. Ia mengeryitkan dahi, seakan bertanya 'Siapa yang menaruhnya di sini?' Kenzo menarik kursi dari tengah ruangan sampai ke dekat Aluna. Memegang tangan nya dan mulai mengobati luka Aluna dengan obat yang ada di kot
Baca selengkapnya
Pabo Boy
'Darah' itulah yang ia lihat di kaki mungil Aluna. Kenzo bergegas menanyakan hal ini kepadanya, namun belum sempat Ia bertanya Aluna lebih dulu mengatakannya. "Kaki gue kayak gini karena lo tau nggak! Saat lo lagi deketin kursi itu ke gue, Lo terlalu mepet sampe nggak nyadar klo kaki gue malah jadi tumpuan di kursinya itu tau!" amarah Aluna kini makin memuncak."Makannya tadi gue nangis itu bukan gara - gara terharu lihat lo ngobatin tangan gue, tapi karena hal itu." Sambung Aluna yang masih merintih kesakitan dengan jari telunjuk ia hadapkan ke wajah pria itu. Sakit. Sangat sakit. Itulah perasaan yang Kenzo alami saat ini. Kenapa hari pertama sekolah, ia harus di hadapkan dengan banyaknya masalah? Padahal di hari pertama, Ia sudah membayangakan akan bertemu dengan para gadis cantik yang akan digoda nya nanti. Namun, hal itu tidak terjadi dan malah berbanding terbalik dengan pemikiranya. Naas, ia harus bertemu dengan gadis c
Baca selengkapnya
Tempat*******
"Brengsek!" cetus Keysha sambil melihat punggung Raden yang semakin menjauh darinya.***Raden tiba di tempat perjanjian, tapi tidak ada siapapun disana. Ia pergi lagi mencari temannya itu, sampai baju seragam sekolahnya menjadi basah. Raden yang kelelahan akhirnya hanya bisa pasrah. Berkeliling sudah, melepon juga ia sudah ia lakukan. Namun, tak ada juga kabar dari teman yang ditunggu nya.Seakan usaha yang di buatnya membuahkan hasil, Guntur pun tiba - tiba datang menyelonong di hadapannya dengan napas yang masih tersengal sengal. "Den.. Raden.. lu di tungguin dari tadi kenapa nggak dateng - dateng sih?! Malah enak enakan di sini!" protes Guntur kepada Raden yang tengah duduk di bawah pohon hijau yang rindang. "Iih malah nyolot ni anak! Gue tuh yah... udah nungguin elo dari tadi! Lo nya aja yang nggak dateng ke sini!" Sarkasnya dengan tegas."Malahan Gue yang nyariin lo, tapi lo nya aja yang ngilang entah kemana?!"
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status