The Third King

The Third King

Oleh:  mahesvara  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
8
1 Peringkat
81Bab
3.1KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Arsyanendra Balakosa dinobatkan sebagai Raja Ketiga dari Negara Hindinia. Dengan membawa dendam dan tujuan menghancurkan sistem pemerintahan, Arsyanendra duduk di takhta dan mulai melancarkan aksi - aksinya membalaskan dendamnya dan menghancurkan kaum aristokrat yang menjadi sumber kehancuran negaranya. Ini adalah kisah Raja Ketiga yang dikenal kejam sekaligus penyayang. Yang dikenal sebagai musuh yang menakutkan bagi kaum aristokrat dan pahlawan yang dipuja oleh kaum proletar.

Lihat lebih banyak
The Third King Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Senja Rhizma
sebenarnya alur ceritanya menarik, cuma nama-nama tokohnya cukup membuat pusing kepala. Hampir mirip dan panjang-panjang. Bagi saya pribadi cukup sulit untuk menyimpan nama satu tokoh dalam kepala. Terlalu mirip.
2022-08-29 08:00:12
0
81 Bab
PROLOG
Tahun 2019, sebuah wabah datang dan melanda bumi, dikenal dengan nama Corona. Wabah Corona menyebar dengan cepat dan dalam hitungan beberapa bulan berhasil menyebar ke seluruh belahan bumi, baik itu selatan, utara, timur dan barat. Tak ada satu pun negara di bumi ini yang bisa terhindar dari wabah Corona. Karena keganasan wabah Corona, banyak nyawa manusia yang melayang dengan jumlah yang cukup besar, bukan hanya puluhan juta atau ratusan juta melainkan milyaran nyawa manusia berhasil direnggut wabah Corona dan membuktikan keganasan dari Corona dalam sejarah dunia. Pemerintah dari berbagai negara mulai mengalokasikan sebagian dananya dalam upaya memberantas wabah dan menyelamatkan nyawa rakyat – rakyatnya. Sayangnya. . . seberapa keras usaha yang dilakukan pemerintah di seluruh penjuru dunia, Wabah Corna tidak bisa diberantas dan terus merenggut nyawa manusia di seluruh penjuru dunia. Wabah Corona yang menyerang dalam jangka waktu hampir sep
Baca selengkapnya
1. RAJA KETIGA DI HARI PENOBATANNYA
Tahun 2050 Suara terompet terdengar dari tempat di mana Arsyanendra sedang mengganti pakaian tidurnya. Iring – iringan drum band milik istana pun juga sudah mulai terdengar suaranya oleh Arysanendra dari tempatnya mengganti pakaiannya. Dengan sedikit malas, Arsyanendra memanggil kepala pengawalnya yang sedang berdiri dari bilik pembatas di ruangan tempatnya sedang berganti pakaian. “Surendra. . .” Surendra, pria berusia 32 tahun yang selalu setia berdiri di sisi Arsyanendra sejak usia 12 tahun mengangkat kepalanya sedikit ketika mendengar panggilan Rajanya. “Ada yang bisa saya bantu, Yang Mulia?” Arsyanendra yang saat ini sedang mengganti pakaiannya dibantu dengan beberapa pelayan istana mulai bicara tentang sesuatu yang membuatnya merasa kesal. “Sepertinya aku mendengar pasukan drum band di luar?” “Ya, Yang Mulia. Sekretaris ist
Baca selengkapnya
2. RAJA KETIGA BERKELILING DI IBU KOTA
Berita mengenai penobatan Raja baru sudah didengar di seluruh penjuru negeri. Rakyat dari dua kaum yakni aristokrat dan proletar berbondong- bondong datang ke ibu kota yakni Kota Jako Arta. Terpisah jurang yang sangat besar, kerumunan rakyat dari dua kaum menjadi penonton dengan dua keadaan yang berbanding terbalik. Rakyat dari kalangan kaum aristokrat yang dikenal memiliki kedudukan di pemerintahan dan istana, duduk menjadi penonton dengan menyewa hotel – hotel dan kedai minuman di sepanjang jalanan yang nantinya akan dilewati oleh iring – iringan Raja yang baru. Sedangkan untuk kaum proletar yang dikenal sebagai rakyat kelas bawah, hanya bisa berdiri berkumpul di pinggir jalanan yang telah diberi batas oleh pasukan istana. Meski begitu, meski kondisi yang dimiliki oleh kaum proletar terkesan menyedihkan, bagi kaum proletar bisa berdiri menatap wajah Rajanya secara langsung adalah sebuah kebanggaan tersendiri. Ini perayaan kedua setelah dua pul
Baca selengkapnya
3. RAJA KETIGA DAN PERTEMUAN YANG TIDAK DIHARAPKAN
  “Yang Mulia, baik – baik saja?”  Surendra segera berbalik dan bertanya ketika menyadari sesuatu yang tidak terduga terjadi dalam iring – iringan yang membawa Rajanya.  Arsyanendra yang baru saja tersadar dari lamunannya, menarik napas panjang dan beberapa kali mengedipkan matanya memastikan apa yang sedang dilihatnya saat ini.  “Yang Mulia. . .” panggil Surendra untuk kedua kalinya. “Apakah Yang Mulia terluka?”  Surendra hendak meminta beberapa pengawal istana mendekat namun dengan cepat tindakannya itu dihentikan oleh Arsyanendra dengan jawabannya.  “Aku baik – baik saja, Surendra. Aku hanya sedikit terkejut saja. Tidak lebih. Apa yang terjadi?”  “Sepertinya anak laki – laki itu terdorong oleh kerumunan proletar dan terlempar masuk ke dalam jalur yang Yang Mulia lewati.”  “Lalu gadis itu?” tanya Arsyanendra masih tidak bisa melepaskan pandangannya dari gadis yang memeluk tubuh
Baca selengkapnya
4. RAJA KETIGA DAN PESTA PERAYAAN
“Yang Mulia Raja Arsyanendra memasuki aula. . .” Pengumuman kencang yang diucapkan oleh pembawa acara yang tidak lain adalah juru bicara istana berhasil membuat aula istana yang ramai berubah menjadi hening dalam waktu singkat. Sorotan lampu yang tadinya menyebar ke seluruh bagian aula kini menyorot hanya satu arah saja, yakni ke arah Arsyanendra yang berdiri dengan pesonanya dan senyumannya yang menawan. Para hadirin dan tamu undangan dengan segera berbalik menghadap ke arah datangnya Arsyanendra dan segera menundukkan kepalanya memberikan penghormatan mereka kepada Arsyanendra. “Selamat malam, Yang Mulia. . .” Dengan serentak seluruh tamu undangan dalam pesta besar yang diadakan di aula istana segera mengucapkan salam mereka menyambut kedatangan Sang Raja Ketiga. Dan seperti biasanya, dengan senyuman Arsyanendra menjawab salam dari seluruh tamu undangannya, “Selamat malam, para tamuku.” 
Baca selengkapnya
5. RAJA KETIGA DI PESTA PERJAMUAN MAKAN
Seusai pesta dansa yang menakjubkan dan membuat para tamu undangan terpesona, para tamu undangan di bawa ke meja besar untuk menikmati hidangan khusus yang telah disiapkan oleh istana. Ini adalah kebiasaan yang dimulai sejak Jahan Balakosa memimpin Hindinia sebagai Raja Kedua. Kebiasaan buruk yang banyak menghabiskan banyak uang negara dan rakyat proletar dalam perjalanannya. Memaksa kaum proletar yang hidup serba kekurangan untuk membayar pajak dan menghabiskan keringat mereka hanya untuk makan bersama dengan kaum aristokrat yang sudah hidup penuh dengan kemewahan.  Kalian semua busuk. Arsyanendra yang tersenyum melihat canda tawa kaum aristokrat yang duduk bersama dengannya di meja makan yang sama. Arsyanendra benar – benar menyembunyikan amarahnya, kebenciannya dan juga rasa ingin membunuhnya di balik senyuman dan pesona yang dimilikinya. Dengan mudahnya, Arsyanendra bahkan ikut bercanda bersama dengan beberapa kepala keluarga kaum aristok
Baca selengkapnya
6. RAJA KETIGA MENYUSUN RENCANA
Tiga hari kemudian. . .Selama tiga hari setelah pesta penobatannya, Arsyanendra disibukkan dengan beberapa kegiatan barunya sebagai Raja Hindinia. Selama tiga hari, banyak kunjungan penting yang dilakukan oleh Arsyanendra sebagai seorang Raja. Dari berkunjung ke beberapa sektor yang berhubungan dengan pemerintahannya seperti sektor hukum, ilmu pengetahuan dan pendidikan lalu ke sektor pertahanan di ibu kota. Tidak hanya berkunjung ke tempat di mana kaum aristokrat, Arsyanendra pun juga berkunjung ke tempat para kaum proletar. Melihat kondisi yang sangat menyedihkan dari kaum proletar, Arsyanendra berniat memperbaiki lingkungan hidup kaum proletar dan berusaha membantu kaum proletar untuk mendapatkan hak yang sama dengan kaum aristokrat. Sayangnya. . . apa yang diinginkan oleh Arsyanendra tidak semudah membalikkan tangan. Rencananya itu akan sangat sulit dilakukan saat ini dan bahkan akan banyak memicu pertikaian dari kaum aristokrat. 
Baca selengkapnya
7. RAJA KETIGA DAN UNDANGAN UNTUK RAVANIA
“Ingat Surendra ketika gadis itu nantinya datang, ambil sampel dari gelas minumannya dan periksa DNA nya. Wajah yang dimilikinya terlalu mirip dengan Indhira dan sebelum aku tahu identitasnya dengan benar, aku akan tidak akan bisa membuatnya menjadi salah satu pionku menghadapi kaum aristokrat.” Dua hari kemudian dengan wajahnya yang selalu tersenyum, Arsyanendra duduk menunggu di ruangannya kedatangan gadis yang sedang ditunggu dan berhasil menarik perhatiannya sejak pertama kali mereka bertemu. Mungkin karena kesamaan wajah yang dimiliki oleh Ravania dengan Indhira, cinta pertamanya membuat Arsyanendra untuk sesaat membuat harapan kecil yang telah hilang dan kandas sepuluh tahun yang lalu. Kehilangan ayah dan kehilangan Indhira di saat yang nyaris bersamaan sepuluh tahun yang lalu membuat Arsyanendra berdiri di tempatnya saat ini, mengenakan pakaian kerajaan yang begitu dibencinya dan juga tinggal di istana yang begitu menyesakka
Baca selengkapnya
8. RAJA KETIGA DAN KEDATANGAN RAVANIA KE ISTANA
Arsyanendra yang duduk di ruang kerjanya sembari menatap langit malam yang dihiasi oleh sinar rembulan mendengar ketukan pintu ruangannya. Tok. . . tok. . .“Yang Mulia.” Arsyanendra mengenali suara kepala pengawalnya. “Masuklah.” “Nona Ravania sudah menunggu di ruang tunggu yang telah dipersiapkan, Yang Mulia.” “Baiklah, aku akan segera ke sana. Lalu perintahkan pelayan istana untuk mengantarkan jamuan makan malam ke tempat pertemuanku dengan Ravania.” “Saya mengerti, Yang Mulia.” Surendra kemudian memberikan perintah kepada pelayan yang berjaga di dekat ruang kerja Arsyanendra sebelum akhirnya mengawal Arsyanendra ke ruangan di mana Ravania sedang menunggu kedatangannya. Pintu ruang tunggu terbuka. Arsyanendra masuk dan langsung menyapa tamu yang sangat dinantikannya. “Selamat malam, Nona Ravania.”&nb
Baca selengkapnya
9. RAJA KETIGA DAN TAWARAN YANG DIBERIKAN KEPADA RAVANIA
Ravania memandang tepat ke arah mata Arsyanendra dengan harapan dapat menemukan bahwa apa yang baru saja didengar oleh indra pendengarannya sesaat tadi adalah sebuah candaan semata. Sayangnya bagaimana pun Ravania menatap ke arah mata Arsyanendra, dirinya tidak menemukan sedikit tanda candaan di mata coklat keemasa Arsyanendra.  Arsyanendra menangkap pandangan Ravania yang diarahkan kepadanya dan tersenyum lagi membalas tatapan Ravania pada dirinya.  “Yang Mulia tersenyum?”  “Tidak bisakah aku tersenyum, Nona Ravania?” Arsyanendra membalas pertanyaan Ravania dengan pertanyaan lain. “Saat ini Nona Ravania sedang memandangku dengan harapan bahwa perkataanku sebelumnya hanyalah sebuah candaan, bukan?”  Ravania tersentak. Dengan segera kepalanya berusaha mengalihkan pandangannya ke arah lain ketika menyadari Raja Muda yang duduk di hadapannya dapat dengan jelas membaca pikirannya hanya dengan melihat raut wajahnya.  “Aku a
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status