Pelabuhan terakhirku

Pelabuhan terakhirku

Oleh:  Tanty Longa  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
60 Peringkat
77Bab
4.8KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Binar adalah seorang mahasiswa yang sangat pintar, ia terkenal cuek dan dingin. Ayahnya seorang nelayan yang sukses sedangkan ibunya seorang dokter. Kehidupannya dimata orang lain sangat sempurna tetapi pada kenyataannya sangat berbeda. Orang tuanya selalu sibuk dengan tugas mereka, sehingga Binar menjadi terbiasa hidup sendiri. Pertemuannya dengan dua pria di kampusnya berhasil mengubah hidupnya. Mereka ialah Amas dan Aras. Aras pria yang selalu berperang kata setiap bertemu dengannya. Mereka selalu bertengkar dan saling menjaili. Sedangkan Amas sosok pria yang pintar dan rapi, ia adalah kebanggaan kampus mereka. Tak jarang mereka pun selalu bertengkar setiap bertemu. Mereka sangat mirip, dari segi ciri fisik. Namun keduanya tidak menyadari itu. Kepergian ayah Binar dari rumah mengundang seribu tanya di benak Binar, di tambah kehadiran Amaz yang cukup mirip dengannya. Suatu hari Binar dan Amaz terlibat dalam sebuah tugas yang membuat keduanya menjadi dekat, hingga akhirnya saling jatuh cinta. Namun sebuah fakta dari Aras membuat mereka tidak bisa mengelak. Lantas apakah misteri dibalik fakta itu dan bagaimanakah kisah asmara Binar?

Lihat lebih banyak
Pelabuhan terakhirku Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Nata Natalia
the best story. i like this
2021-12-13 20:41:22
3
user avatar
Lunetha Lu
Binar sama Amaz ini mau nanya aja malah rebutan, hahahah
2021-11-30 12:11:32
1
default avatar
greyy2
bagus kak ceritanya,,
2021-11-27 18:43:57
1
user avatar
Antubanyu
Wow... menarik... aku menunggu plot twistnya... lanjut gannn...
2021-11-27 08:09:19
1
user avatar
ms huang
met mlm kk...aku mampir ini...smangat y kk...
2021-11-26 20:39:18
0
user avatar
Rai Seika
Menarik Kak ceritanya, Semangat ^^v
2021-11-21 10:46:09
0
user avatar
Cucu Suliani
Novelny keren, Kak. Lanjut!
2021-11-18 03:40:53
0
user avatar
Gadis Cantik
Keren banget kak novelnya..... semangaattt
2021-11-16 17:08:39
0
user avatar
Nila Zulkifli
Semangaattt
2021-11-16 17:05:25
0
user avatar
Safiia
Diksinya keren Kak,, Auto masuk rak ini.........
2021-11-16 13:20:12
0
user avatar
Vieneze
Wah, asik nambah lagi bacaan baru. Ceritanya menarik dan seru. oh iya diksinya juga bagus.
2021-11-13 14:00:56
0
user avatar
Humairah Samudera
Aku suka cerita ini. Diksi dan alurnya luar biasa. Semangat up, Thor. Good luck till the end.
2021-11-12 17:09:28
0
user avatar
Rindu Rinjani
kaya akan diksi
2021-11-12 08:46:48
0
user avatar
Marrygoldie
apakah Amas dan Aras ini sodara kembar ya? q jadi penasaran bacanya. wajib masuk list library kalian nih. semangat Kak
2021-11-12 06:46:02
0
user avatar
Purpelo
kira-kira endingnya sama siapa ya, Thor. aku sih milih amas O_o
2021-11-09 12:19:00
0
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
77 Bab
Sedingin Embun Pagi
Burung kecil terbang rendah di atas deru ombak yang memecah bibir pantai. Angin bertiup pelan, namun berhasil menerbangkan helaian rambut panjang milik Binar. Matahari sore ini begitu indah. Sekelompok anak kecil berlarian di tepi pantai. Ada yang bermain air, dan juga ada yang membangun istana pasir. Binar memperhatikan mereka satu per satu. Sebahagia itu dia dulu. Ayah Binar seorang nelayan yang sukses sedangkan ibunya seorang dokter. Keluarga mereka cukup berada. Keluarga mereka menjadi panutan bagi penduduk pesisir. Kini kehidupan Binar sangat jauh dari anggapan orang-orang. Banyak orang berpikir kalau Binar mempunyai kehidupan yang sempurna. Kuliah di kampus ternama, dan juga terlahir dari keluarga yang kaya raya. Nyatanya itu berbanding terbalik baginya. Ayahnya sibuk melaut walaupun kini ia menjadi pemilik perahu, sampan dan media penangkap ikan lainnya yang disewakan kepada para nelayan. Begitu pula ibunya, yang jarang kumpul dengan keluarga karena tugasnya. Dalam s
Baca selengkapnya
Aku mau kita selamanya
Pertanyaan Binar bagaikan petir yang menyambar disiang bolong. Azerus terlihat tegang. Tatapan matanya seperti orang yang terpergok sedang melakukan kejahatan. Di dapur Bi Imba sedang membuatkan es kelapa kesukaan Binar. Minuman yang berbahan dasar air kelapa asli yang baru saja ia belah. Daging kelapa yang masih sangat muda itu ia kerok lalu dimasukan kedalam gelas yang berisi air kelapa dan beberapa keping es batu. Bi Imba menambahkan sedikit susu bubuk pada sentuhan terakhirnya. Jadilah segelas es kelapa asli minunan favorit Binar sejak dahulu kala. Setelah semua telah disiapkan  Bi Imba membawanya ke ruangan tempat majikannya duduk. Bi Imba kebingungan mendapatkan ekspresi majikannya yang sangat tegang. Yah kondisi mereka saat ini seperti sedang menunggu keputusan hakim agung di persidangan.“Ini Non minumannya,” ujar Bi Imba sembari menyodorkan gelas di depan Binar. Binar tersenyum menyambutnya. Bi Imba pun melakukan h
Baca selengkapnya
Dia berbahaya
Suasana kedai kembali lenggang. Aras pun pamit pulang kepada penjaga kedai. “Jangan lupa besok mampir lagi,” tawar penjaga kedai.“heem,  kapan-kapan,” ucap Aras sembari memasang tas ranselnya.Kedai kembali ramai, banyak mahasiswa yang menghabiskan waktu mereka untuk bersantai di kedai ini. Kedai yang sangat sederhana, bangunannya terbuat dari bahan dasar kayu, baik dinding maupun kursi dan mejanya. Di setiap sudut ruangan dan setiap meja selalu ada bunga, bunga yang berbeda-beda sehingga kesannya sangat natural dan hidup. Pemilik kedai ini sudah sangat tua, sekarang yang menggantikan mereka adalah anaknya. Binar adalah pelanggan setia kedai ini. Biasanya yang dominan nongkrong di kedai ini adalah anak jurnalis.  Tidak tahu apa alasannya.Binar berlari kecil untuk mengikuti kelas psikologi. Mata pelajaran ini tidak diwajibkan bagi materi mereka, Binar mengikutinya karena ia rasa itu perlu.Dosen yang m
Baca selengkapnya
Kita Adalah Dua Orang Asing
“Oke, pelajaran hari ini cukup sampai di sini, jangan lupa kirim tugasnya melalui email, saya terima lima menit setelah azan magrib.” Tegas sang dosen tanpa peduli dengan Amaz yang masih kesal.Beberapa saat setelah itu dosen keluar kelas yang disusul mahasiswa lainnya, kecuali Binar dan Amaz. Binar kembali ke mejanya dan mengambil tasnya. Begitu pula dengan Amaz. Ia menggendong tasnya dengan kesal. Mungkin tidak boleh ada kata kalah di hidupnya. Binar melangkah keluar kelas. Langkahnya terhenti ketika Amaz menarik rambutnya. Binar mendesis marah.  “Udahlah kalau kalah tinggal ngaku aja,” ejek Binar.“Eh loh harus tahu, gue enggak kalah, cuma tuh dosennya aja aneh,” balas Amaz membela diri.“Oh maksud loh beliau psikopat?” celah Binar.“Loh yang bilang, bukan gue!” serunya.Binar terlihat malas menanggapinya. Tidak ada waktu untuk berdebat dengan pria ane
Baca selengkapnya
Ego ku telah membuatmu terlantar
Hari sudah mulai gelap. Lampu jalan mulai menyilaukan mata, Binar kembali fokus setelah meninggalkan Aras yang tidak tahu lagi bagaimana keadaanya sekarang. Jalanan masih ramai. Di pertigaan jalan tepat menyala lampu merah Binar berhenti dan mengecek ponselnya. “ Wah udah lewat, tugas gue.” Desisnya sambil menepuk jidat.Binar mulai panik, ia tidak fokus lagi dengan kendaraannya. “Ah sial, enggak mungkin gue diberi toleransi setelah berulah di kelasnya tadi.” Desis Binar dalam hati. Waktunya tinggal tujuh menit, tugas yang di berikan cukup mudah, tetapi di situasi yang seperti sekarang rasanya untuk menjawab soal, satu tambah satu sama seperti memecahkan rumus logaritma. Binar masih mengendarai mobilnya, sambil sesekali matanya menatap layar ponsel dan juga memperhatikan sekitar jalan raya. Akhirnya ia sampai di tempat yang cukup sepih. Ia menepi dan menghentikan mobilnya. Beberapa
Baca selengkapnya
Bab 6
Chiara tertegun di ranjangnya. Nalurinya menyadari bahwa ucapannya telah menyinggung perasaan sang dokter, meskipun dokter tidak  menceritakan secara langsung kepadanya. Ia menatap sendu kepada Irishena.  Irishena masih dengan lamunannya, sehingga tanpa ia sadari setumpuk air mata hampir membanjiri pipinya. Waktu seakan berjalan sangat lambat dari pada biasanya. Dua orang perawat yang membantu Irishena tampak kebingungan dengan keadaan yang terjadi sekarang. Mereka saling menatap satu sama lain, memainkan alis, mempertanyakan arti semua ini. Yah jelas ini bukan drama. Akhirnya Chiara memberanikan diri untuk bertanya.“Dok,” ucap Chiara dengan suara yang masih serak, mungkin karena ia sehabis menangis dan teriak.Irishena tidak menggubris. Mungkin ia tidak mendengar karena konsentrasinya buyar.Sekali lagi Chiara mengulanginya untuk memanggil dokter.“Dok, dokter enggak apa-apa kan?” lanjut Chiara santun.
Baca selengkapnya
Bab 7
Jalanan masih cukup ramai, banyak kendaraan roda empat yang masih lalu lalang. Binar masih jauh di belakang. Targetnya melaju dengan cepat. Binar tidak menyerah, meskipun samar-samar Binar melihat orang yang sudah melempari rumahnya, namun ia belum kehilangan jejak. Binar menambah laju kendaraannya. Ia melesat, menyalib banyak mobil yang memadat di jalan raya. Dalam sekitar lima menit posisi Binar sudah dekat dengan orang asing itu. Hingga sampailah mereka di jalanan yang sepih. Binar berusaha menyalib motor orang itu, ia menambah kecepatan hingga akhirnya ia berada di samping orang itu. Mereka terus mengadu nyali di jalanan, orang asing itu berusaha menghindar sedangkan Binar tidak menyerah untuk mendapatkannya.  Binar sudah habis kesabaran. Orang itu mengendarai motornya dengan zig-zag di depan Binar. Hingga di tikungan Binar menendang orang itu dari samping. Orang asing itu terpental dari motornya, ia jatuh berguling-guling di aspal. Roda motor Binar mengikis aspal, karena i
Baca selengkapnya
Bab 8
Binar menyusuri setiap anak tangga, ruangan itu masih gelap. Ia menyalahkan senter pada ponselnya. Setelah menapaki hampir tiga puluhan  anak tangga, sampailah Binar di lantai dasar, ruangan itu. Sebuah ruangan yang luasnya hampir empat puluh delapan meter persegi. Setelah berjalan beberapa langkah ke arah kiri ia menekan sebuah tombol yang  menempel di tembok. Ruangan seketika menjadi terang. Ruangan bernuansa keemasan itu tampak megah dan mewah. Satu meter dari langit-langit ruangan di bagian barat tampak jelas sisi samping dekat ujung bawah kolam renang. Ruangan itu terletak sedikit lebih rendah dari kolam renang. Binar meletakan makanannya di atas sebuah meja kayu. Di hadapannya ada komputer. Binar mulai mengutak atik komputer tersebut, rupanya ia melihat rekaman beberapa jam yang lalu, ketika rumahnya di serang.  Lantas menyesuaikan ciri yang ada di komputer itu dengan orang yang ia foto tadi di jalan. Ternyata keduanya sesuai. Ia menghempaskan
Baca selengkapnya
Bab 9
Binar mendorong Trea menjauhi dirinya. Trea tidak bisa melawan, sesuatu seperti telah menghantam bokongnya. Binar kembali kedalam mobil. Sebelum masuk ia mengacungkan jari tengahnya, melambangkan fuck. “Heh Keura loh udah gila ya, cepat hapus postingan loh!” bentak Trea geram. Keura menurut, ia segera memasukkan ponselnya ke dalam tas, tapi terlambat seisi kampus sudah melihat semuanya. Drama yang mereka pentaskan siang ini telah mencuri waktu banyak penonton. Bahkan  video berdurasi beberapa menit itu sudah beredar viral di sosial  media. Perbuatan Trea kembali kepada dirinya. Ini sama halnya ketika kita menunjuk menyalahkan orang lain. Kita tidak menyadari, kepal tangan kita beberapa jarinya kembali kepada diri sendiri, ini mengingatkan kita bahwa semua yang kita perbuat akan timbal balik. Perbuatan yang baik akan menuai baik begitu pula sebaliknya. Para kreator konten mengedit video itu seapiknya, sehingga dalam beber
Baca selengkapnya
Bab 10
Binar tidak berani menanyakan siapa orang itu kepada Amaz, karena ia tidak ingin Amaz berprasangka yang tidak-tidak tentang dirinya. Ia takut bakalan di ledeki abis-abisan oleh Amaz.  “Mending gue selidiki diam-diam dari pada entar  citraan gue hancur karena dituduh kecentilan sama cowok itu,” gumamnya dalam hati. Amaz membuka pintu, sebelum keluar ia mengucapkan terima kasih kepada Binar. Hujan mulai reda. “Eh loh enggak masuk dulu,” tawar Amaz.“Enggak usah, gue ada urusan.” Tolak Binar.Binar pun kembali tancap gas, ia tidak ingin kehilangan jejak orang itu.  “Apa hubungan orang itu dengan Amaz ya?” tanya Binar dalam hati. Mobilnya melaju dengan kecepatan tinggi, jalanan masih sepih. Setelah beberapa menit ia masih belum menemukan apa-apa tentang orang itu. Binar tidak menyerah, ia terus m
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status