Terlibat Skandal dengan Aktor Brengsek

Terlibat Skandal dengan Aktor Brengsek

Oleh:  ChoAra  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
1 Peringkat
15Bab
1.1KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Quin yang tak pernah berhasil mendapat peran utama dalam sebuah film akhirnya mendapatkan kesempatan untuk main di sebuah series besar berjudul ‘Woman Diary’ dengan peran yang diidamkannya sejak lama. Namun untuk mendapatkan peran tersebut Quin harus mau bersandiwara menjadi kekasih pura-pura serang aktor tampan, Lucas Alexander King untuk menutupi skandalnya yang kepergok paparazi saat mengunjungi sebuah Gay Bar di Californa. Lucas yang enggan dan kerap bersikap seenaknya membuat Quin awalnya enggan sampai semua masalah menghampiri gadis ini sampai dirinya tak punya pilihan untuk menolak. Dan disinilah kisah keduanya dimulai. Apakah yang terjadi seteleah mereka tinggal bersama ? Benarkah Lucas berubah dari womanizer menjadi seseorang yang menyukai sesame jenis ? “Apa kau benar-benar gay ?” napas mereka terasa dekat satu sama lain. Bahkan Lucas dapat mencium dengan jelas aroma manis yang menguar dari tubuh gadis dalam dekapannya ini. “Bagaimana kalau kau mencaritahunya sendiri senorita ?”

Lihat lebih banyak
Terlibat Skandal dengan Aktor Brengsek Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
patricia.alodie
ceritanya menarik, semangat dek nulisnya
2022-03-16 15:38:58
0
15 Bab
Gay?
"Hey... Sudah berapa kali ku bilang, hati-hati dengan gerak-gerik mu bodoh! Lagi-lagi kau berhasil membuat semua orang sibuk membicarakanmu dan sukses menjadi headline di seluruh media cetak dan online." laki-laki dengan perawakan tinggi dan berkulit putih menggerutu kesal dengan lawan bicara yang masih berlagak acuh."Bukan salah ku untuk menjadi terlalu terkenal," kelakar laki-laki yang lain—sang bintang berwajah tampan dengan kulit tan-nya yang eksotis dan sexy.Mendengar jawaban yang sama sekali tidak kooperatif dari lawan bicaranya, Charlie—lelaki yang jauh lebih ramping—memukul keras kepala Lucas dengan kertas berisikan bukti-bukti foto yang terekam lewat lensa kamera paparazi."Hmm... Lalu katakan padaku sejak kapan kau—Lucas Alexander, tertarik dengan seseorang yang memiliki penis?" mata Charlie kini memincing lebih tajam, seperti seorang penyidik yang tengah mendikte tersangka di meja interogasi."Wow
Baca selengkapnya
Berada Di Neraka
Ruangan mister Bhanks yang didominasi warna hitam dengan paduan putih dan abu selalu membuat Lucas takjub melihatnya. Laki-laki ini terkenal begitu pelit untuk mengeluarkan dana bagi para aktris dan aktor ya, justru terlihat tidak keberatan untuk merogoh jutaan dolar untuk biaya renovasi dan pembelian-pembelian furniture tidak terlalu penting di ruangannya.Lucas agak sangsi kalau ingat, dia menjadi salah satu budak agensi yang tenaga dan keberadaannya serius diperas habis oleh lelaki keturunan Perancis ini. Laki-laki yang suka bertindak semaunya ini suka membuatnya naik darah tapi Lucas juga tak akan menapik kalau dia nyaman bekerja di bawah naunga agensi milik Bhanks."Apa kau sudah punya solusi untuk masalahmu Luc?" meski memberikan pertanyaan tanpa nada intimidasi tapi Lucas tetap merasa sedang di pojokan, oleh atasan ini. Lihat saja bibirnya yang menampilkan senyum mencurigakan, belum lagi sorot mata teduh tapi sarat akan kemarahan, lalu Lucas harus menja
Baca selengkapnya
Quin Blossom
Aroma mentega bercampur susu menguar dari arah dapur, Quin tau kalau Bella—housemate sekaligus manajernya tengah membuat penekuk untuk sarapan mereka pagi ini."Hai babe..."sapa nya basa-basi, bahkan tangannya kini sudah melingkar santai di pinggang Bella. Terlalu romantic untu sepasang sahabat yang bahkan selalu bertengkar setiap hari. Dan benar, tidak bertahan begitu lama, Bella gadis yang lebih tinggi beberapa centimeter, dengan kejam melepas paksa pelukannya yang tulus meski ada maksud tersembunyi sedikit."Quin, kita benar-benar harus belanja setelah ini! Isi kulkas kita bahkan hanya tersisa air mineral saja kau tahu?" kata Bella datar dan masih sibuk membolak-balik penekuk yang sudah berwarna keemasan, sudah saatnya untuk diangkat.Quin belum menyahuti, dirinya masih berkutat menyusun piring diatas meja makan dan menyiapkan teh untuk mereka berdua. Meski dirinya adalah penggemar berat minuman ber-kafein, tapi Bella menjadi semakin c
Baca selengkapnya
Tergiur oleh tawaran gila
"APA KAU SUDAH GILA?" Quin memekik nyaring setelah tahu renacana yang disiapkan Ms Evans untuknya. "Kecilkan suaramu Quin!" Bella memberi peringatan. Berteriak di dengan dinding flat yang tipis bisa mengundang para tetangganya datang kemari karena berpikir mereka sedang bertengkar hebat, belajar dari pengalaman dulu. Mereka sempat mengalami kejadian seperti itu. "I can't believe this. Aku tau, aku belum menghasilkan banyak untuk kantor Ms Evans tapi menjualku untuk menutupi skandal gay milik seorang aktor, aku jelas menolak." Quin dengan cepat membalikkan badannya ke arah dapur, untuk sekarang dia butuh setidaknya menjenguk segelas air putih. Tiba-tiba saja dia merasa dehidrasi. "Oh ayolah Quin,dia bukan menjualmu! Kau bahkan tidak harus tidur dengan laki-laki ini, kau hanya perlu berakting layaknya sepasang kekasih di hadapan kamera dan publik tentu saja." ujar Bella yang ternyata menyusul ya ke dapur. Quin berbalik menghadap Bella y
Baca selengkapnya
Pertemuan Pertama yang Kacau
"Kau yakin gadis itu sudah setuju?" Lucas bertanya sambil sesekali melihat arloji ditangan ya yang masih bergerak konstan.Benar-benar menyebalkan, bagaimana mungkin dia sudah menunggu selama setengah jam tapi batang hidung seseorang yang ditunggunya bahkan belum muncul."Mereka pasti akan datang, kita tunggu saja. Lagi pula perempuan menghabiskan lebih banyak waktu untuk bersiap." kata Charlie santai menanggapi kegelisahan Lucas yang tak habis-habis sejak tadi. Kenapa artisnya menjadi lebih cerewet malam ini. Seperti seseorang yang akan melakukan kencan buta saja.Lucas menoleh ke arah Charlie dengan sensi, "Tapi aku tidak suka dengan seseorang yang tidak tepat waktu.""Baiklah mister tepat waktu, bagaimana kalau kita mulai memesan saja, sekalian untuk mereka berdua." usul Charlie sambil membolak-balik buku menu yang sudah lumayan familiar untuknya."Maaf kami terlambat." suara yang bercampur napas tesengal-sengal membuat Lucas danCharlie
Baca selengkapnya
Arogansi Lucas
Mengambil langkah lebar, gadis itu tampak masih diliputi kemarahan yang hebat. Bella, sang sahabat bahkan tertinggal jauh di belakang tanpa dipedulikan. Bahkan dinginnya suhu malam itu tak membuat Quin goyah, rasanya dia ingin segera sampai di flatnya dengan segera. Quin tidak habis pikir kalau emosinya bisa terpancing semedikian hebatnya hanya karena seorang lelaki asing yang baru dia kenal malam ini. Sampai matipun Quin tidak akan pernah sudi berhubungan kembali dengan yang namanya Lucas Alexander.  Gay brengsek yang penuh keangkuhan hanya karena merasa memiliki segalanya. Beraninya lelaki itu menginjak harga dirinya dan sahabatnya hanya karena penampilan mereka yang menurutnya memalukan. 
Baca selengkapnya
Bukan Pilihan dan Harga Diri
Bab 7 Bukan Pilihan "Ku dengar kau membuat masalah di pertemuan itu Luke?"  Sialan Charlie, dia pasti sudah mengadukan apa yang terjadi saat makan malam itu pada Bhanks. Bukannya menjawab Lucas justru memberi tatapan tajam pada Charlie yang tampak acuh—justru sibuk dengan ipad di tangannya. Dan lebih menyebalkan lagi, Charlie benar serius saat mengatakan akan membiarkan dirinya sendiri menyeselaikan semuanya dengan Bhaks. "Jadi bisa kau jelaskan, kenapa kau mengacau lagi disaat aku sudah berbaik hati memberikanmu sebuah solusi?" Bhanks kembali mendesak Lucas dengan wajah datarnya yang menurut banyak orang bisa selalu berhasil membuat merinding da
Baca selengkapnya
Demi Bella
Quin masih menunggu Bella yang sibuk menelpon keluarganya yang ada di Seatle, berdasarkan penjelasan singkat yang diberikan Bella padanya. Penyakit jantung mr Robert—ayah Bella—kambuh setelah para debt collector berusaha menghancurkan pabrik percetakan milik keluar Bella. Bella merasa sangat menyesal karena dia tak mau apapun tentang utang ataupun masalah yang dihadapi oleh keluarganya. Setiap kali dia berkomunikasi dengan orang tua maupun adiknya, tak pernah sedikitpun keluarga Bella berkeluh kesah tentang permasalahan yang mereka alami. Sebaliknya mereka justru meminta Bella untuk tidak memikirkan apapun dan fokus pada mimpinya. Inilah yang paling membuat manajer Quin itu kec
Baca selengkapnya
Permohonan untuk membantu
"Apa kau sudah hilang kewarasan?" Lucas menatap tak percaya pada kedua iris Quin yang terlihat cukup serius untuk orang yang hanya ingin main-main.   "Wow aku masih tidak percaya? Apakah kau sama dengan orang yang tempo hari menolak untuk bersandiwara dengan ku?" Lucas berkata takjub sembari menunjuk-tunjuk dirinya sendiri dengan bangga.   Benar. Tidak ada yang bisa lepas dari jeratnya. Awalnya Lucas mengira gadis ini cukup aneh dengan menolak tawaran untuk menjadi kekasih pura-puranya. Sebuah peran yang pasti diinginkan semua perempuan di dunia.    Ternyata Quin bukan pengecualian, dia tidak berbeda dari perempuan lain, begitu pikir Lucas.   "Jadi apa kau mau?"  
Baca selengkapnya
Tinggal Bersama
"Jadi, katakan padaku Quin, apa yang membuatmu akhirnya setuju?"  Setelah pertemuannya dengan Lucas malam itu, akhirnya terbuatnya suatu persetujuan tak tertulis yang sudah disepakati Lucas dan Quin.  Malam ini mereka mengadakan pertemuan dengan pihak-pihak yang memiliki andil dengan sandiwara mereka berdua, Mr Bhanks, Ms Evans, juga Charlie. Meskipun Bella harusnya juga ada di sini mengingat statusnya sebagai manajer Quin. Tetapi karena Bella harus pulang ke Seatle untuk ayahnya yang sedang sakit. "Aku hanya berpikir tidak akan ada kesempatan sebaik ini untuk karir ku. Aku sudah terlalu lama membuang waktuku untuk menjadi peran pendamping dalam sebuah judul, jadi kesempatan ini tak akan akun buang begitu saja." 
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status